Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Geologi Daerah Penelitian

4.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian

Daerah penelitian Analisis Stratigrafi daerah Rantepao, Makale dan

sekitarnya. Geomorfologi pada daerah penelitian ini terbentuk oleh jenis batuan

dan proses geologi muda yang bekerja seperti erosi dan pelapukan, erosi yang

bekerja cukup tinggi sehingga membentuk perbukitan, pegunungan dan sebagian

dengan pedataran dan lembih yang sempit.

4.1.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Pembagian dan penamaan satuan batuan didasarkan pada litostratigrafi

tidak resmi, berdasarkan pada ciri - ciri litologi yang diamati di lapangan, meliputi

jenis batuan dan gejala–gejala lain pada tubuh batuan dilapangan (Sandi

Stratigrafi, 1996).

Berdasarkan litostratigrafi tidak resmi, pembagian satuan batuan daerah

penelitian dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan batuan yang diurutkan dari muda

ke tua yaitu :

1. Batuan terobosan.

2. Satuan batugamping bioklastik.

3. Satuan batugamping terumbu.

4. Satuan filit.

Pembahasan dan uraian urutan satuan stratigrafi daerah penelitian dari tua

ke muda adalah sebagai berikut:

24
4.1.2.1 Satuan Filit

Satuan filit pada daerah penelitian terdiri atas 1 (satu) jenis litologi yaitu

litologi filit yang berada pada daerah pinggir jalan perbatasan antara Tana Toraja

dan Palopo.

Litologi filit memperlihatkan ciri fisik berupa warna hitam pada kondisi

segar dan coklat pada kondisi lapuk, tekstur berupa kristoblastik (lepidoblastik),

bentuk mineral: anhedral, struktur foliasi (slaty) dengan arah foliasi 51oE/N250oE,

komposisi mineral mineral lempung. Nama batuan filit (Travis,1955) (foto 4.1).

Gambar 4.1 Kenampakan singkapan batuan filit pada daerah daerah pinggir

jalan perbatasan antara Tana Toraja dan Palopo stasiun 4,

difoto ke arah N250oE .

25
Penentuan lingkungan pengendapan dan umur pada satuan filit ditentukan

secara relative dan disebandingkan umur batuan secara regional. Berdasarkan

penentuan umur secara relative dan kesebandingan regional umur satuan filit

adalah Kapur dan terbentuk di daerah subduksi.

Satuan batuan ini merupakan satuan batuan yang paling tua pada daerah

penelitian. Berdasarkan interpretasi peta geologi hubungan stratigrafi dengan

batuan yang lebih muda yaitu kontak tektonik.

4.1.2.2 Satuan Batugamping Bioklastik

Satuan batugamping bioklastik pada daerah penelitian terdiri atas 3 (tiga)

jenis litologi yaitu litologi batugamping bioklastik, batupasir kasar dan napal

yang berada pada jalan poros menuju ke perbatasan Palopo.

Litologi batugamping bioklastik pada kondisi segar berwarna kehitaman

dan pada kondisi lapuk berwarna kecoklatan, sortasi baik, kemas tertutup,

mempunyai kandungan fosil berupa nummulites, kompisi kimia CaCO3, nama

batuan batugamping bioklastik (foto 4.2).

26
Gambar 4.2 Kenampakan singkapan batuan batugamping bioklastik pada

jalan poros menuju ke perbatasan Palopo stasiun 5, difoto ke

arah N170oE .

Litologi batupasir kasar pada kondisi segar berwarna coklat dan pada

kondisi lapuk berwarna abu – abu, tekstur berupa ukuran butir pasir kasar, sortasi

baik, kemas tertutup, struktur graded bedding (berlapis) dengan arah strike

N278oE/59oE, nama batuan batupasir kasar (Wentworth, 1922) (foto 4.3).

27
Gambar 4.3 Kenampakan singkapan batuan batupasir kasar pada jalan

poros menuju ke perbatasan Palopo stasiun 1, difoto ke arah

N220oE .

Penentuan lingkungan pengendapan dan umur pada satuan batugamping

bioklastik ditentukan berdasarkan kandungan fosil foraminfera besar yang

terdapat batugamping menunjukkan umur Eosen – Miosen (Budiman , 1981

dalam Simandjuntak, dkk., 1993). Satuan ini terbentuk pada laut dangkal.

Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Mamuju dan Bagian Barat Palopo

menujukkan kesamaan pada Formasi Toraja.

Hubungan stratigrafi satuan batuan ini dengan satuan batuan filit adalah

kontak tektonik. Hubungan stratigrafi dengan satuan yang muda yaitu satuan

batugamping terumbu adalah menjemari atau keselaran.

28
4.1.2.3 Satuan Batugamping Terumbu

Satuan batugamping terumbu pada daerah penelitian terdiri atas 1 (satu)

jenis litologi yaitu litologi batugamping terumbu yang berada pada daerah

perbatasan antara Toraja dan Enrekang.

Litologi batugamping terumbu memperlihatkan ciri fisik berupa Pada

kondisi segar berwarna kehitaman dan pada kondisi lapuk berwarna kecoklatan,

sortasi jelek, kemas terbuka, mempunyai kandungan fosil berupa foraminifera

besar, kompisi kimia CaCO3, struktur berlapis dengan arah strike N25oE/75oE

nama batuan batugamping terumbu (foto 4.4).

Gambar 4.4 Kenampakan singkapan batuan batugamping terumbu pada

daerah perbatasan antara Toraja dan Enrekang stasiun 3, difoto

ke arah N325oE .

29
Penentuan lingkungan pengendapan dan umur pada satuan batugamping

terumbu ditentukan berdasarkan kandungan fosil foraminfera besar yang diduga

berumur Miosen Awal dan – Miosen Tengah. Satuan ini terbentuk pada laut

dangkal. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar Mamuju dan Bagian Barat

Palopo menujukkan kesamaan pada Formasi Makale.

Hubungan stratigrafi dengan satuan batugamping bioklastik adalah

menjemari atau keselaran. Hubungan stratigrafi dengan satuan yang muda yaitu

batuan terobosan yaitu ketidakselarasan.

4.1.2.4 Batuan Terobosan

Batuan terobosan pada daerah penelitian terdiri atas 1 (satu) jenis litologi

yaitu litologi granodiorit yang berada pada jalan poros menuju ke perbatasan

Palopo.

Litologi granodiorit pada kondisi segar berwarna abu – abu dan pada

kondisi lapuk berwarna coklat, tekstur berupa kristalinitas (holokristalin),

granularitas (faneritik), fabrik (inequigranular), bentuk kristal euhedral –

subhedral, komposisi mineral kuarsa, plagiklas, feldspar, biotit, struktur masif,

nama batuan Granodiorit (Fenton, 1940) (foto 4.5).

30
Gambar 4.5 Kenampakan singkapan batuan granodiorit pada jalan poros

menuju ke perbatasan Palopo stasiun 2, difoto ke arah N30oE .

Umur dari batuan terobosan ini diperkirakan berumur Pliosen karena

menerobos Batuan Gunungapi Walimbong yang berumur Mio – Pliosen serta

berdasarkan kesebandingan dengan granit di Lembar Pasangkayu yang berumur

3,35 juta tahun (Djuri, 1998). Batuan ini merupakan batuan terobosan.

31
4.2 Deskripsi Batuan

No. Urut : 1
Warna : Putih
Jenis Batuan : Batuan sedimen klastik
Struktur : Perlapisan
Tekstur : - Ukuran besar butir : Pasir sedang/-mm

- Derajat pemilahan : Pemilahan baik

- Derajat pembundara : Membulat baik

- Kemas : Tertutup

Komposisi : - Fragmen : -
Mineral
- Matrik : Pasir halus

- Semen : Silika

Nama Batuan : Batu pasir Kasar

Foto 4.1 Singkapan Batupasir Kasar

32
No. Urut : 2

Warna : Abu-abu terang

Sifat Batuan : Intermediet

Tekstur : Porfiroafanitik

Struktur : Masif

Komposisi Mineral : Fenokris, lagioklas Na, Ground mass : Piroksen,

Kuarsa 15-20%, Feldspar 60%, Biotit atau

Hornblende 10-20%

Genesa Batuan : Intrusif dangkal

Nama Batuan : Granodiorit

Foto 4.2 Singkapan Batuan Beku Granodiorit

33
No. Urut : 3

Warna : Coklat

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Struktur : Masif

Tekstur : - Ukuran besar butir : Pasir kasar/ 2-1 mm

- Derajat pemilahan : Pemilahan buruk

- Derajat pembundaran : Membundar

- Kemas : Terbuka

Komposisi Mineral : - Fragmen :

- Matrik : Pasir sedang

- Semen : Carbonat

Nama Batuan : Batugamping Terumbu

Foto 4.3 Singkapan Batugamping Terumbu

34
No. Utut : 4

Asal : Metamorfisme shale

Warna : Merah kehijauan

Ukuran butir : Halus

Struktur : Foliatid

Komposisi : Mika, kuarsa

Derajat Metamorfisme : Rendah – Inteemediate

Ciri Khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang.

Jenis Batuan : Batuan Metamorf

Nama Batuan : Filit

Foto 4.4 Simgkapan Batuan Filit

35
No. Urut : 5

Warna : Coklat

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Struktur : Masif

Tekstur : - Ukuran besar butir : Pasir kasar/ 2-1 mm

- Derajat pemilahan : Pemilahan buruk

- Derajat pembundaran : Membundar

- Kemas : Terbuka

Komposisi Mineral : - Fragmen : Fosil

- Matrik : Pasir sedang

- Semen : Carbonat

Nama Batuan : Batugamping Bioklastik

Foto 4.5 Singkapan Batugamping Fosil

36
4.3 Kolom Stratigrafi

Gambar 4.6 Kolom Stratigrafi Daerah Penelitian

37
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari fieldtrip lapangan yang dilakukan di daerah Rantepao Toraja Utara

sampai perbatasan Daerah Palopo didapatkan lima singkapan batuan yang diamati

dilapangan. Lima lintasan lapangan yang dilakukan di daerah toraja, pada lintasan

pertama terdapat jenis batuan sediman klastik dengan nama batuan batu pasir

kasar dan bertekstur berlapis, Pada lintasan kedua terdapat jenis batuan beku

dengan nama batuan granodiorit dan berstruktur masif, Pada lintasan tiga terdapat

jenis batuan sedimen klastik dengan nama batuan batugamping terumbu dan

berstuktur masif, Pada lintasan keempat terdapat jenis batuan metamorf dengan

nama batuan filit dan bertekstur foliatid, dan Pada lintasan kelima terdapat jenis

batuan sedimen klastik dengan nama batuan batugamping fosil dan berstuktur dan

bertekstur masif.

Dari keenam lintasan terdapat tiga formasi yaitu formasi latimojong (Kls)

yang berumur kapur dengan satuan batuan filit , formasi toraja (Tels) yang

berumur Eosen – Miosen dengan satuan batuan sedimen bioklastik, formasi

Makale (Tomm) yang berumur Miosen Awal – Miosen Akhir dengan satuan

batuan batugamping terumbu, dan batuan trobosan yang berumur pliosen

5.2 Saran

Adapun saran untuk makalah ini agar lebih baik ke depannya Diharapkan

agar mahasiswa lebih memahami keadan geologi regional daerah toraja dan lebih

memahami bagaimana cara menganalisis statigrafi suatu daerah.

38
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Lapangan Teknik Eksplorasi - [PDF Document].html

Duri, Sudjatmiko, 1974. Peta Geologi Lembar Majene Dan Bagian Barat Palopo,

Sulawesi Selatan.

Rab Sukamto 1982. Peta Geologi Lembar Pangkajene Dan Watampone Bagian

Barat Sulawesi Selatan.

Rab Sukamto 1982. Peta Geologi Lembar Malili dan Lembar Mamuju Sulawesi

Selatan.

39

Вам также может понравиться