Вы находитесь на странице: 1из 8

PENGARUH KEBIJAKAN, KESADARAN, PELAYANAN DAN INFORMASI

TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA


KPP PRATAMA SURAKARTA

Nanda Aricha Pratami 1)


Sri Hartono 2)
Eny Kustiyah 3)
1, 2, 3)
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta
e-mail: 1) nandarichapra@gmail.com,
2)
hartonosri61@@gmail.com
3)
kustiyah_uniba@yahoo.com

ABSTRACT

This research is motivated by the new policy the tax amnesty program, one of the
policy objectives namely to encourage taxpayer who previously did not obey be obedient
in the future. Then the purpose of this study was to determine the effect of policy tax
amnesty, awareness, information and services tax amnesty on tax compliance together,
knowing the effect of policy tax amnesty on tax compliance, determine the effect of
awareness of taxpayers on tax compliance, determine the effect services on tax
compliance and tax amnesty determine the effect of information on tax compliance. The
study population was 3,475 taxpayers to follow tax amnesty program on STO Surakarta.
A sample of 100 taxpayers with accidental sampling technique. Analysis of the data used
in this study using multiple regression analysis, validity, reliability test, classic
assumption test, the coefficient of determination (R2 test), regression test stimultan (F
test), and partial regression test (t test). The results showed that the tax amnesty policy,
awareness, information and services tax amnesty jointly influence on tax compliance on
STO Surakarta. Based on the results of data analysis known that the tax amnesty policy
and no significant negative effect on tax compliance.Awareness of the taxpayer does not
have a significant effect on tax compliance. Services and significant positive effect on tax
compliance. Information tax amnesty positive and significant impact on tax compliance.

Keywords: tax amnesty policy, awareness, services, information tax amnesty, tax
compliance.

PENDAHULUAN yang dibayar sebagaimana ditentukan dalam


Pajak merupakan sumber penerimaan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
yang dominan dalam struktur Anggaran Pen- Untuk mengejar penerimaan pajak, per-
dapatan dan Belanja Negara (APBN).Hampir lu didukung situasi sosial ekonomi politik
70 persen penerimaan berasal dari sektor pa- yang stabil, sehingga masyarakat juga bisa
jak.Peraturan perundang-undangan perpajak- dengan sukarela membayar pajaknya. Peme-
an selalu mengalami perubahan, tetapi tidak rintah tentu diharapkan dapat mempertim-
merubah ciri dan corak sistem pemungutan bangkan kembali kebijakan perpajakan yang
pajak yang berlaku, yaitu sistem self assess- bisa menarik minat masyarakat menjadi wajib
ment, yang artinya Wajib Pajak (WP) diwa- pajak seperti sunset policy.
jibkan menghitung, memperhitungkan, dan Demikian juga, salah satu kebijakan
membayar sendiri jumlah pajak yang seharus- yang perlu dipertimbangkan adalah diberikan-
nya terutang sesuai dengan ketentuan peratur- nya tax amnesty atau pengampunan pajak. Ke-
an perundang-undangan pajak yang berlaku. bijakan ini diharapkan dapat meningkatkan
Wajib pajak berkewajiban untuk melaporkan subjek pajak maupun objek pajak. Subjek pa-
secara teratur jumlah pajak yang terhitung dan jak dapat berupa kembalinya dana-dana yang

300 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 17 No. 2 April 2017: 300 – 307
berada di luar negeri, sedangkan dari sisi ob- harapkan pelayanan publik yang dilakukan
jek pajak berupa penambahan jumlah wajib Ditjen Pajak dapat ditingkatkan.
pajak. Sebelumnya penerapan tax amnesty be- Dengan adanya kebijakan baru tentang
lum dilandasi payung hukum berupa undang- program tax amnesty yang mempunyai dam-
undang dan kejelasan syarat dan tujuannya pak yang sangat berpengaruh terhadap masya-
yang menyebabkan keraguan pada wajib pa- rakat. Hal ini penting mengingat tujuan dari
jak dan calon wajib pajak, saat ini tax amnes- kebijakan transisi ini adalah untuk mendorong
ty sudah berlandasan hukum yang diatur da- Wajib Pajak yang sebelumnya tidak patuh
lam UU Nomor 11 tahun 2016 tentang peng- menjadi patuh di masa yang akan datang. Ke-
ampunan pajak. Peningkatan sikap atau kesa- mudian dengan adanya kesadaran wajib pajak
daran masyarakat di bidang perpajakan harus mengenai tax amnesty diharapkan wajib pajak
ditunjang dengan informasi yang mendukung menyadari atas kewajibannya. Selanjutnya
peningkatan peran aktif masyarakat serta pe- adanya pelayanan dan informasi yang baik
mahaman akan hak dan kewajibannya dalam mengenai tax amnesty diharapkan wajib pajak
melaksanakan peraturan perundang-undangan merasa terbantu oleh pelayanan dan menda-
perpajakan.Kebijakan Amnesti Pajak adalah patkan informasi yang dibutuhkan, guna me-
terobosan kebijakan yang didorong oleh sema- ningkatkan kepatuhan wajib pajak.
kin kecilnya kemungkinan untuk menyembu- Hasil penelitian Susmita dan Supadmi
nyikan kekayaan di luar wilayah Negara Ke- (2016) mengungkapkan bahwa kualitas pela-
satuan Republik Indonesia karena semakin yanan, sanksi perpajakan, dan penerapan e-
transparannya sektor keuangan global dan me- filing berpengaruh positif dan signifikan pada
ningkatnya intensitas pertukaran informasi an- kepatuhan WP OP, sedangkan biaya kepatuh-
tarnegara. Kebijakan amnesti pajak juga tidak an pajak berpengaruh negatif dan signifikan
akan diberikan secara berkala. Setidaknya, hing- pada kepatuhan WP OP, dan hasil penelitian
ga beberapa puluh tahun ke depan, kebijakan Ngadiman dan Huslin (2015) mengungkapkan
Amnesti Pajak tidak akan diberikan lagi. bahwa sunset policy berpengaruh negatif dan
Penyelenggaraan pelayanan yang dapat tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pa-
memberikan kepuasan optimal bagi wajib pa- jak, Tax amnesty dan sanksi pajak berpenga-
jak.Pelayanan kepada wajib pajak sebagai pe- ruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
langgan dikatakan bermutu bila memenuhi wajib pajak. Berdasarkan penelitan sebelum-
atau melebihi harapan wajib pajak, atau sema- nya dengan menggunakan beberapa variabel
kin kecil kesenjangannya antara pemenuhan yang hasilnya bepengaruh terhadap kepatuhan
janji dengan harapan pelanggan adalah sema- wajib pajak, maka peniliti merancang kerang-
kin mendekati ukuran bermutu.Seiring de- ka pemikiran sebagai berikut:
ngan upaya optimalisasi penerimaan pajak di-

Kebijakan tax amnesty (X1)

Kesadaran tax amnesty (X2)


Kepatuhan Wajib Pajak
(Y)
Pelayanan tax amnesty (X3)

Informasi tax amnesty (X4)

Gambar: Skema Kerangka Pemikiran

Pengaruh Kebijakan, Kesadaran, Pelayanan dan Informasi Tax … (Nanda AP., Sri H., & Eny K.) 301
Berdasarkan skema kerangka pemikiran 2. Sampel
tersebut, maka dalam penelitian ini terdapat Menurut Sugiyono (2013: 149) Sampel
dua variabel yaitu: adalah bagian dari jumlah karateristik
1. Variabel Bebas dalam penelitian ini ada- yang dimiliki oleh populasi tersebut,
lah kebijakan, kesadaran, pelayanan dan sedangkan menurut Istiatin (2016: 38)
informasi tax amnesty. menyebutkan bahwa sampel adalah
2. Variabel terikat dalam penelitian ini ada- sebagian anggota populasi yang diambil
lah kepatuhan wajib pajak. dengan menggunakan teknik tertentu yang
disebut teknik sampling.
Perumusan Hipotesis 3. Teknik Pengambilan Sampel
1. H1: Diduga ada pengaruh simultan dan Teknik sampling yang digunakan adalah
signifikan kebijakan, kesadaran, pelayan- teknik accidental sampling. Metode ini
an dan informasi tax amnesty terhadap merupakan teknik penentuan sampel
kepatuhan wajib pajak. berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja
2. H2: Diduga ada pengaruh positif dan sig- yang secara kebetulan bertemu dengan
nifikan kebijakan tax amnesty terhadap peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
kepatuhan wajib pajak.
3. H3: Diduga ada pengaruh positif dan Definisi Operasional Variabel
signifikan kesadaran tax amnesty terhadap 1. Kepatuhan Wajib Pajak
kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan
4. H4: Diduga ada pengaruh positif dan sig- dimana wajib pajak memenuhi semua
nifikan pelayanan tax amnesty terhadap kewajiban perpajakan sesuai aturan yang
kepatuhan wajib pajak. sudah ditetapkan atau jangka waktu yang
5. H5: Diduga ada pengaruh positif dan sig- sudah diberikan kepada wajib pajak dan
nifikan informasi tax amnesty terhadap melaksanakan hak perpajakannya.
kepatuhan wajib pajak. 2. Kebijakan tax amnesty
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan
METODE PENELITIAN asas tax amnesty yang menjadi pedoman
Lokasi dan Objek Penelitian dan dasar rencana dalam pelaksanaan,
Objek dalam penelitian ini adalah wajib kepemimpinan, dan cara bertindak.
pajak KPP Pratama Surakarta. Lokasi peneli- 3. Kesadaran
tian ini dilakukan di lokasi KPP Pratama Su- Kesadaran adalah merasa, tahu atau ingat
rakarta yang berada di alamat: Jl. Kyai H. (kepada keadaan yang sebenarnya), tahu
Agus Salim No. 1 Sondakan Laweyan Sura- dan mengerti tentang apa yang harus dila-
karta. kukan atas kewajibannya terhadap sesuatu
yang akan dilakukan dan sedang dilaku-
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan kan.
Sampel 4. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urut-
1. Populasi an kegiatan yang terjadi dalam interaksi
Menurut Sugiyono (2010: 59) menyebut- langsung antara seseorang dengan orang
kan bahwa populasi adalah wilayah gene- lain dan menyediakan kepuasan pelanggan.
raliasi yang terdiri atas objek/subjek yang 5. Informasi tax amnesty
mempunyai karakteristik tertentu yang Informasi adalah adalah pesan (ucapan
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang
dan kemudian ditarik kesimpulan. Popu- berhubungan dengan tax amnesty.
lasi dalam penelitian ini adalah wajib pa-
jak yang mengikuti program tax amnesty Jenis Data
pada KPP Surakarta yang berjumlah 3.475 Jenis data dalam penelitian ini adalah
wajib pajak. sebagai berikut:

302 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 17 No. 2 April 2017: 300 – 307
1. Data primer yaitu data yang diperoleh alat dalam mencerminkan perbedaan yang
langsung dari objek penelitian, data ini sesungguhnya di antara para responden
diperoleh secara langsung dari sumber yang diukur. Pengujian validitas dilakukan
utama dan diperoleh melalui kuesioner untuk mengakui ketepatan pengukuran
yang diperoleh dari wajib pajak orang variabel atau instrumen yang digunakan
pribadi pada KPP Surakarta. dalam penelitian, yaitu mampu mengukur
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh apa yang akan diukur dalam penelitian.
dari objek penelitian secara langsung dari Instrumen dikatakan valid bila item yang
sumber utama dan diperoleh melalui data digunakan benar-benar mewakili konstruk
pada KPP Surakarta. yang akan diukur. Apabila instrumen di-
nyatakan valid berarti alat ukur yang digu-
Teknik Pengumpulan Data nakan dalam penelitian sudah tepat. Uji
Pengumpulan data dilakukan dengan validitas dalam penelitian ini mengguna-
beberapa cara yaitu observasi, wawancara, kan teknik korelasi product moment.Suatu
dan kuesioner. item dikatakan valid jika nilai probabilitas
1. Observasi atau pengamatan < 0,05 (Ghozali, 2005: 35).
Dalam hal ini peneliti langsung menga- b. Uji Reliabilitas
mati keadaan secara langsung di KPP Pra- Reliabilitas dari suatu pengukuran men-
tama Surakarta untuk mendapat gambaran cerminkan apakah suatu pengukuran ter-
secara nyata. bebas dari kesalahan (error) sehingga
2. Interview atau wawancara memberikan hasil pengukuran yang kon-
Pengumpulan data dengan cara melaku- sisten pada kondisi masing-masing butir
kan tanya jawab secara langsung dengan dalam instrumen. Dalam hal ini, reliabili-
pihak perusahaan mengenai data yang tas instrumen diukur dengan alat ukur
berhubungan dengan masalah yang diba- Cronbach’s Alpha. Apabila nilai Cron-
has atau proses memperoleh keterangan bach’s Alpha > 0,60, maka instrumen
dalam penelitian dengan Tanya jawab tersebut reliabel (Nunnaly dalam Ghozali,
langsung antara pewawancara dengan 2005: 33).
yang diwawancarai.
3. Kuesioner atau angket Uji Asumsi Klasik
4. Berisi sejumlah pertanyaan secara tertulis 1. Uji Normalitas
yang ada kaitanya dengan masalah yang Uji normalitas dimaksudkan mengetahui
sedang diteliti yang diajukan kepada wa- normalitas data. Uji statistik yang diguna-
jib pajak. Di mana penyebaran angket ini kan untuk mengetahui normalitas adalah
diberikan kepada 100 responden atau wa- uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang
jib pajak di KPP Pratama Surakarta. Hal digunakan adalah dengan melihat proba-
tersebut bertujuan untuk mengetahui res- bilitas, jika nilai probabilitas > 0,05 berarti
ponden terhadap kepuasan wajib pajak sebaran data dalam distribusi adalah se-
pribadi. Angket tersebut digunakan seba- suai kurve normal, sehingga lolos uji nor-
gai instrument penelitian merupakan ang- malitas, (Ghozali, 2005: 114).
ket tertutup yaitu pertanyaan-pertanyaan 2. Multikolinearitas
yang jelas dengan menggunakan skala Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk
sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), menguji apakah model regresi ada tersebut
tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju terdapat korelasi antar variabel bebas,
(STS). dengan memperhatikan nilai tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Sebagai
Teknik Analisis Data prasarat model regresi harus mempunyai
a. Uji Validitas nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,
Validitas adalah untuk menguji sejauh maka tidak terjadi multikolinearitas (Gho-
mana perbedaan yang didapatkan melalui zali, 2005: 92).

Pengaruh Kebijakan, Kesadaran, Pelayanan dan Informasi Tax … (Nanda AP., Sri H., & Eny K.) 303
3. Heteroskedastisitas den terhadap variabel dependen secara
Heteroskedastisitas bertujuan menguji bersama-sama. Nilai F hitung diperoleh
apakah dalam model regresi terjadi keti- kemudian dibandingkan dengan Ftabel
daksamaan variance dari residual satu apabila Ho ditolak berarti ada pengaruh
pengamatan ke pengamatan yang lain antara variabel independen dengan varia-
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan bel dependen.
jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regesi yang baik adalah homoske- c. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
dastisitas atau tidak terjadi heteroskedas- Uji signifikan parameter individu (uji t)
tisitas. Untuk menguji ada tidaknya hete- pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
roskedastisitas di dalam penelitian ini pengaruh satu variabel independent secara
menggunakan uji Glejser yaitu dengan individual dalam menerangkan variabel
cara meregresikan nilai absolute residual dependent. Langkah-langkah uji t menen-
terhadap variabel independen. Ada tidak- tukan hipotesis nol (0) dan hipotesis alter-
nya heteroskedastisitas diketahui dengan natif dengan level of significance = 0,05.
melihat probabilitasnya terhadap derajat
kepercayaan atau p value > 0,05 maka d. Koefisien Determinasi
tidak terjadi heteroskedastisitas, (Ghozali, Koefisien determinasi (R²) pada intinya
2005: 72). mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi varia-
Uji Hipotesis bel terkait. Besarnya nilai koefisien deter-
a. Analisis Regresi Linear Berganda minasi adalah di antara nol dan satu (0 ≤
Analisis ini digunakan untuk mengetahui adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila ad-
pengaruh dari variabel bebas (kebijakan justed R² = 0 menunjukkan tidak adanya
tax amnesty, kesadaran wajib pajak, pela- pengaruh antara variabel independen
yanan dan infomasi tax amnesty) terhadap terhadap variabel dependen, bila adjusted
variabel terikat (kepatuhan wajib pajak). R2 semakin besar mendekati 1, menunjuk-
Rumus yang digunakan adalah: kan semakin kuatnya pengaruh variabel
Rumus: independen terhadap variabel dependen
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3 + e dan bila adjusted R2 semakin kecil mende-
(Sugiyono, 2010: 278) kati 0, maka dapat dikatakan semakin ke-
Keterangan: cilnya pengaruh variabel independen ter-
Y = Kepatuhan wajib pajak hadap variabel dependen.
a = konstanta
b1 = koefisien regresi kebijakan tax HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
amnesty DATA
b2 = koefisien regresi kesadara wajib Uji Validitas
pajak Berdasarkan hasil uji validitas dapat
b3 = koefisien regresi pelayanan disimpulkan bahwa butir pertanyaan untuk
b4 = koefisien regresi informasi tax variabel kebijakan tax amnesty, kesadaran,
amnesty pelayanan, informasi tax amnesty dan kepa-
x1 = Kebijakan tax amnesty tuhan wajib pajak mempunyai r hitung > r
x2 = Kesadaran wajib pajak tabel dengan signifikansi < 0,05, sehingga
x3 = Pelayanan butir pertanyaan dari semua variabel adalah
x4 = Informasi tax amnesty valid.
e = Error
Uji Reliabilitas
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F) Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dari
Uji ini untuk mengetahui ada tidaknya pe- nilai Cronbach Alpha menunjukkan bahwa
ngaruh yang signifikan variabel indepen- instrumen penelitian (kuesioner) yang diguna-

304 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 17 No. 2 April 2017: 300 – 307
kan dalam penelitian ini dapat diandalkan ka- Berdasarkan dari hasil analisis menunjuk-
rena nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6. kan grafik tidak terdapat pola yang jelas,
melainkan titik-titiknya menyebar di atas
Uji Asumsi Klasik dan di bawah angka 0 pada sumbu y,
1. Uji Normalitas maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji normalitas, menun-
jukan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z Pengujian Hipotesis
> 0,05 (1,074 > 0,05) dan nilai Asymp. 1. Anaslisis Regresi Linear Berganda
Sig. (2-tailed) > 0,05 (0,199), sehingga Berdasarkan persamaan regresi dapat dike-
data tersebut berdistribusi normal. tahui (tabel 2):
2. Uji Multikolinearitas a. Nilai konstanta 5,349 berarti jika selu-
Uji multikolinearitas seperti tabel 1 beri- ruh variabel independen dianggap kon-
kut: stan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak
akan sebesar 5,349.
Tabel 1: Hasil dari Uji Multikolinearitas b. Nilai koefisien regresi kebijakan tax
amnesty sebesar -0,065 berarti bahwa
Collinearity Statistics jika terjadi kenaikan 1% kebijakan tax
Model Tolerance VIF amnesty (variabel kesadaran, pelayanan
X1(kebijakan tax dan informasi tax amnesty dianggap
amnesty) 0,888 1,126 konstan), maka nilai Kepatuhan Wajib
X2 (kesadaran) 0,646 1,548 Pajak akan turun 0,065 atau 6,5%.
X3 (pelayanan) 0,615 1,626 c. Nilai koefisien regresi kesadaran sebe-
X4 (informasi) 0,949 1,054 sar 0,028 berarti bahwa jika terjadi ke-
Sumber: Data primer diolah, 2016 naikan 1% kesadaran (variabel kebijak-
an tax amnesty, pelayanan dan informa-
Berdasarkan uji multikolinearitas, menun-
si tax amnestydianggap konstan), maka
jukkan bahwa nilai Tolerance > 0,10 dan
nilai kesadaran akan naik 0,028 atau
Variance Inflation Factor (VIF) < 10 se-
2,8%.
hingga data tersebut tidak terjadi multiko-
d. Nilai koefisien regresi pelayanan sebe-
linearitas.
sar 0,180 berarti bahwa jika terjadi ke-
3. Uji Heteroskedastisitas
naikan 1% pelayanan (variabel kebijak-
an tax amnesty, kesadaran dan informasi
tax amnesty dianggap konstan), maka ni-
lai pelayanan akan naik 0,180 atau 18%.
e. Nilai koefisien regresi informasi tax am-
nesty sebesar 0,691 beararti bahwa jika
terjadi kenaikan 1% informasi tax am-
nesty (variabel kebijakan tax amnesty,
kesadaran dan pelayanan dianggap kon-
stan), maka nilai informasi tax amnesty
akan naik 0,691 atau 69,1%.

Tabel 2: Rangkuman Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Koefisien Nilai t signifikansi


(Constant) 5,349 2,019 0,046
Kebijakan tax amnesty -0,65 -0,678 0,499
Kesadaran 0,28 2,96 0,768
Pelayanan 0,180 2,019 0,046
Informasi tax amnesty 0,691 5,692 0,000
Sumber: Data primer diolah, 2016

Pengaruh Kebijakan, Kesadaran, Pelayanan dan Informasi Tax … (Nanda AP., Sri H., & Eny K.) 305
2. Uji F dan diketahui t tabel sebesar 0,05:2;
Dari hasil analisis uji F dengan program 100-5-1= 1,980 (t hitung > t tabel),
SPSS, diperoleh hasil Fhitung sebesar atau terlihat bahwa nilai signifikansi t
9,893 sedangkan nilai Ftabel sebesar 2,70. sebesar 0,000 (sig < 0,05). Dengan
Jadi, Fhitung> Ftabel, sehingga Ho ditolak demikian variabel informasi tax am-
berarti ada pengaruh secara simultan nesty(X4) terbukti berpengaruh signi-
antara variabel kebijakan tax amnesty fikan terhadap kepatuhan wajib pajak
(X1), kesadaran (X2), pelayanan (X3) (Y).
dan informasi tax amnesty (X4) terha-
dap kepatuhan wajib pajak (Y). 4. Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan untuk nilai
3. Uji t R2 diperoleh dalam analisis regresi ber-
a. Pada level of significance sebesar ganda diperoleh angka koefisien determi-
0,05, dan dengan bantuan komputer nasi dengan nilai R2 sebesar 0,264. Hal
SPSS diperoleh t hitung untuk kebi- ini berarti bahwa persentase sumbangan
jakan tax amnesty (Xl) sebesar -0,678 pengaruh variabel kebijakantax amnesty,
dan diketahui t tabel sebesar 0,05:2; kesadaran, pelayanan dan informasi tax
100-5-1= 1,980 (t hitung > t tabel), amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak
atau terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 26,4%, sedangkan sisanya 73,6%
t sebesar 0,499 (sig < 0,05). Dengan dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
demikian variabel kebijakan tax am- model yang diteliti. Faktor-faktor lain di-
nesty (Xl) terbukti tidak berpengaruh luar penelitian ini seperti faktor kualitas
signifikan terhadap kepatuhan wajib pelayanan, sanksi pajak, sunset policy
pajak (Y). yang di mana peniliti tidak meneliti fak-
b. Pada level of significance sebesar tor tersebut.
0,05, dan dengan bantuan komputer
SPSS diperoleh t hitung untuk kesa- KESIMPULAN
daran (X2) sebesar 0,296 dan diketa- Dari deskripsi hasil analisis dan pemba-
hui t tabel sebesar 0,05:2; 100-5-1= hasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
1,980 (t hitung > t tabel), atau terli- kebijakan tax amnesty, kesadaran, pelayanan
hat bahwa nilai signifikansi t sebesar dan informasi tax amnesty pajak berpengaruh
0,768 (sig < 0,05). Dengan demikian secara simultan dan signifikan terhadap terha-
variabel kesadaran (X2) terbukti ti- dap kepatuhan wajib pada KPP Pratama Sura-
dak berpengaruh signifikan terhadap karta. Kebijakan tax amnesty tidak berpenga-
kepatuhan wajib pajak (Y). ruh positif dan tidak signifikan berpengaruh
c. Pada level of significance sebesar positif signifikan terhadap kepatuhan wajib
0,05, dan dengan bantuan komputer pada KPP Pratama Surakarta, kesadaran tidak
SPSS diperoleh t hitung untuk pela- berpengaruh positif signifikan terhadap
yanan (X3) sebesar 2,019 dan diketa- kepatuhan wajib pada KPP Pratama Surakarta,
hui t tabel sebesar 0,05:2; 100-5-1= pelayanan berpengaruh positif signifikan ter-
1,980 (t hitung < t tabel), atau terli- hadap kepatuhan wajib pada KPP Pratama
hat bahwa nilai signifikansi t sebesar Surakarta dan informasi tax amnesty berpe-
0,046 (sig <0,05). Dengan demikian ngaruh positif signifikan terhadap kepatuhan
variabel pelayanan (X3) terbukti ber- wajib pada KPP Pratama Surakarta. Hasil
pengaruh signifikan terhadap kepa- koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar
tuhan wajib pajak (Y). 0,264 yang berarti kemampuan menjelaskan
d. Pada level of significance sebesar dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari
0,05, dan dengan bantuan komputer produk-produk fisik, kehandalan, daya tang-
SPSS diperoleh t hitung untuk infor- gap, jaminan dan empati sebesar 26,4%.
masi tax amnesty (X4) sebesar 5,692

306 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 17 No. 2 April 2017: 300 – 307
DAFTAR PUSTAKA
Pawenang, Kustiyah. 2011. PengantarEkonometrika, Idea Press.Yogyakarta.
Istiatain, 2016. Modul Metodologi Penelitian. Arial Black. Surakarta.
Burton, 2014. Kajian Perpajakan dalam Konteks Kesejahteraan dan Keadilan, Mitra Wacana
Media.
Widyawati, R . 2013. Pengaruh Program Sunset Policy terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan di
Surakarta, dari http://eprints.ums.ac.id/26017/
Ngadiman, Huslin D. 2015.Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kembangan), dari http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/jakt/article/view/2292/2036.
Susmita, P. R, Supadmi, N. H. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan, Biaya
Kepatuhan Pajak, dan Penerapan E-Filing pada Kepatuhan Wajib Pajak, dari
http://download.portalgaruda.org/article
Fitriana, S. Pengaruh Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Persepsi Efektifitas Sistem
Perpajakan dan Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahan dan Hukum terhadap
Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan
Bebas, dari http://download.portalgaruda.org/article
Susanti, C. Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah
Kpp Pratama Jember), dari http://repository.unej.ac.id/
Sherly, 2017, Amnesti Pajak belum Mampu Dongkrak Jumlah Wajib Pajak
https://pengampunanpajak.com. Diakses tanggal 28 Desember 2016.
Haryo Budi Wibowo, Filosofi dan Proyeksi Tax Amnesty.http://www.hwp-law.com/articles/
106-filosofi-dan-proyeksi-tax-amnesty. Diakses pada tanggal 02 November 2016
Adven Sarbani, 2015, Strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak. http://www.pajak.go.id/
content/strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak. Diakses pada tanggal 14 November
2016
Bambang Haryanto, 2012, Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak. http://www.bambanghariyanto.
com/2012/06/pengertian-kepatuhan-wajib-pajak.html. Diakses tanggal 12 September 2016
http://www.pajak.go.id/amnestipajak
Suaramerdeka.com, 2016, Urus tax amnesty KPP Solo Siagakan Petugas.
http://berita.suaramerdeka.com/urus-tax-amnesty-kpp-solo-siagakan-petugas/. Diakses
tanggal 1 Desember 2016

Pengaruh Kebijakan, Kesadaran, Pelayanan dan Informasi Tax … (Nanda AP., Sri H., & Eny K.) 307

Вам также может понравиться