Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan
pembangunan. Pimpinan satuan pendidikan sebagai salah satu ujung
tombak dalam penyelenggaraan pembangunan pendidikan memiliki
posisi yang sangat strategis. Ia dituntut untuk lebih mencurahkan
perhatian pada organisasi yang dipimpinnya dalam rangka mencapai
tujuan secara efektif dan efisien (Hendyat Soetopo, 2003:166). Tuntutan
seperti itu akan menguat sejalan dengan berbagai perubahan global yang
semakin kom-pleks dan syarat dengan tantangan.
Pelaksanaan pembangunan pendidikan termasuk pada tingkat
satuan pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah menengah kejuruan
memang tidak mudah. Banyak faktor yang menentukannya, antara lain:
satuan pendidikan sebagai organisasi didukung dengan komponen
sumber daya yang heterogen, anggotanya memiliki latar belakang,
kepentingan dan bidang tugas yang cukup bervariasi. Lingkungannya
sangat luas diwarnai dengan persaingan yang kurang wajar,
individualistik dan terkadang disintegrasi. Selain itu pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi juga memiliki dampak pada perubahan sosial
dan pertumbuhan yang tidak sama dari kebudayaan (Kartini Kartono,
1991:212).
Berbagai situasi dan kondisi yang ada ikut mewarnai cara pandang,
perilaku, interaksi, komunikasi para anggota maupun pimpinan dalam
penyelenggaraan satuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pimpinan
dan seorang ekskutif kependidikan dihadapkan kepada berbagai aktivitas
persekolahan yang harus diselesaikannya setiap saat baik dalam
kaitannya urusan-urusan administratif yang sifatnya rutin maupunaka-
demik yang memerlukan perhatian khusus dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Aktivitas-aktivitas yang dihadapi itu perlu

1
di-tangani dan dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan sebaik-
baiknya agar benar-benar menunjang keberhasilan pelaksanaan program
pendidikan dan tercapainya sistem pendidikan yang bermutu.(Bambang
Setyadin, 2003:133). Secara garis besar, hal ini mengisyaratkan betapa
perlunya seorang kepala sekolah menerapkan suatu strategi manajerial.
Para pakar pendidikan seringkali menegaskan bahwa guru
merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan
pendi-dikan. Menurut mereka, apapun yang telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang pasti peningkatan mutu pen-
didikan tidak mungkin ada tanpa adanya kualitas performansi guru
mutlak harus dilakukan secara terus menerus dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Penegasan tersebut mengisyaratkan betapa
pentingnya keberadaan guru yang mampu mengelola proses belajar
mengajar di sekolah (Ibrahim Bafadal, 2003:85).
Pada era globalisasi seperti sekarang ini kualitas sumber daya
manusia yang handal sangat diperlukan sebab tanpa tersedianya sumber
daya manusia yang berkualitas pembangunan pembangunan di segala bi-
dang akan mengalami hambatan. Sebagai penggerak dalam membentuk
dan menciptakan sumber daya manusia yang handal adalah pendidikan.
Pen-didikan merupakan suplayer yang menjadi garda terdepan untuk me-
realisasi harapan tersebut. Jadi pendidikan harus mampu menjadi suatu
kekuatan yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa guna menjawab
segala kebutuhan masyarakat serta dapat mengantisipasi tantangan masa
depan.
Pemerintah telah berupaya banyak untuk meningkatkan kualitas
pendidikan salah satunya upaya peningkatan kompetensi para guru
melalui pelatihan-pelatihan, workshop-workshop, musyawarah guru
bidang studi bahkan dengan cara memberikan bea siswa kepada guru-
guru yang ber-prestasi agar mereka menjadi guru-guru profesional. Hal
ini diharapkan agar para guru dapat meningkatkan kualitas proses
instruksional sehingga akan menghasilkan outcome yang benar-benar

2
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara produktif.
Namun upaya ini belum mendapat pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan kualitas instruksional yang berlangsung dikelas. Hal ini
bukan saja disebabkan oleh kondisi masing-masing sekolah dan kelas
yang heterogen tetapi ketram-pilan dan kemampuan para guru yang
masih belum optimal pada tataran operasional pengelolaan intruksional
di dalam kelas.
Ketrampilan mengajar ternyata tidak cukup dibekali seperangkat
pengetahuan dan ketrampilan tetapi mengajar itu seni (teaching is art)
dan gaya yang terkait dengan kekayaan perbendaharaan metode yang
dimiliki serta kemampuan untuk membangun yang berhubungan fisik
dan psikis dengan para peserta didik. Untuk itu setiap proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan seorang guru harus direncanakan,
dilaksanakan dan dieva-luasi secara sungguh-sungguh agar didapat
feedback yang akurat untuk dijadikan acuan di dalam memperbaiki
setiap kegiatan pembelajaran dari waktu ke waktu.
Disamping upaya-upaya peningkatan proses pembelajaran di atas
diperlukan pula bantuan para supervisor untuk lebih mengutamakan pro-
fesionalitas para guru di dalam mengelola proses belajar mengajar di
kelas. Untuk merealisasi harapan tersebut di atas, maka kepala sekolah
sebagai supervisor dengan gaya dan kepemimpinannya harus mampu
melayani para guru dengan cara menfasilitasi, membimbing, memotivasi
mereka sehingga kehadirannya akan mengakses para guru ke tingkat
kualitas sumber daya yang memadai.Namun kenyataannya di lapangan
bahwa guru hadir dengan segala kelebihan dan kekurangan walaupun
upaya-upaya peningkatan profesionalitas para guru seudah dilakukan
dengan maksimal.
Dikarenakan masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran sangat kompleks, maka sudah pasti sejumlah kendala yang
menyulitkan itu ada yang dapat terselesaikan dan masih banyak yang
tidak mampu diselesaikan. Masalah-masalah tersebut sangatlah beragam

3
mulai dari yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus yang berada
diluar jangkauan guru. Masalah ini sangat membutuhkan perhatian
ekstra dari kepala sekolah sebagai supervisor karena masalah-masalah
yang tidak terselesaikan itu justru merupakan masalah kronis dan
spesifik yang memiliki potensi besar dapat menghambat tercapainya
tujuan pem-belajaran. Kepala sekolah harus bertanggung jawab dalam
menyelesaikan persoalan hambatan dan kesulitan tersebut dengan
program supervisi klinis, untuk dapat meningkatkan kemampuan guru
yang bersifat khusus. Guru dapat bercerita atau kepala sekolah yang
aktif untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi oleh guru
seputar kinerja yang dilak-sanakannya. Kepala sekolah dapat
memberikan saran dan masukan mengenai permasalahan yang terjadi.
Jika permasalahan terjadi dikelas ke-pala sekolah dapat ikut
mendampingi selama proses pembelajaran ber-langsung dan disana dapat
dilihat kekuarangan-kekurangan apa saja yang perlu diperbaiki. Semua
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, ke-mampuan dan
keprofesionalan dan seorang guru untuk memperbaiki kinerjanya.
Supervisi mempunyai arti suatu proses bimbingan yang bertujuan
membantu pengembangan kemampuan profesional guru atau ca-lon guru,
khususnya dalam penampilan mengajarnya, berdasarkan hasil observasi
dan analisis data secara teliti dan obyektif (Danim dan Khairil, 2010:78).
Kegiatan supervisi melalui tahap-tahapan: (1) praobservasi,
berisikan pembicaraan dan kesepakatan antara supervisor (kepala
sekolah) dengan guru mengenai permasalahan apa yang dihadapi oleh
guru atau apa yang akan diamati dan diperbaiki dari pengajaran yang
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejah mana permasalahan
yang dialami oleh guru selama melakukan pengajaran di kelas yang
nantinya dilakukan per-baikan untuk menambah atau memperbaiki
metode pengajaran yang dila-kukan di kelas,(2) observasi yaitu kepala
sekolah mengamati guru menga-jar sesuai dengan fokus yang telah
disepakati. Kepala sekolah mengikuti langsung jalannya pembelajaran di

4
kelas dengan membawa instrumen su-pervisi yang telah disepakati
bersama, (3)analisis permasalahan yang dilakukan secara bersama oleh
kepala sekolah dengan guru terhadap hasil pengamatan.Setelah
melakukan analisis kepala sekolah memberikan masukan dan saran
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dengan hasil sesudah
dilakukannya supervisi apakah masih ada kekurangan dalam pengajaran
dan pengelolaaan di kelasnya, (4) perumusan langkah-langkah perbaikan
dan pembuatan rencana perbaikan.Tahapan terakhir yaitu memberikan
alternatif penyelesaian yang akan dilakukan untuk pengajaran
selanjutnya.
Semua hal tersebut di atas dapat dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru. Tentunya untuk mencapai
tujuan tersebut dibutuhkan gaya kepemimpinan dan kualitas supervisi
ke-pala sekolah, sehingga ada kenyamanan dan keharmonisan hubungan
dan komunikasi. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik tentunya
sangat berdampak pada tercapai tidaknya tujuan sekolah sebagai suatu
organisasi. Kepala sekolah memiliki pengaruh terhadap guru.
Kemampuan kepala sekolah mempengaruhi guru untuk mencapai tujuan
merupakan bagian dari kepemimpinan. Gaya kepemimpinan kepala
sekolah adalah sikap, gerak-gerik atau lagak yang dipilih oleh seorang
kepala sekolah selaku pemimpin dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan meru-pakan norma perilaku
dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain.
Berdasarkan uraian masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah 1). Adakah pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kualitas terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 probolinggo, 2) Adakah
pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kualitas kinerja terhadap guru SMK
Negeri 1 Probolinggo dan Adakah pengaruh secara simultan gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi terhadap kualitas kinerja guru
SMK Negeri 1 Probolinggo.

5
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini ada-lah
ingin mengetahui dan menginformasikan kepada pembaca tentang : 1).
Pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kualitas kinerja guru
SMK Negeri 1 kota probolinggo. 2). Pengaruh supervisi klinis kepala sekolah
terhadap kualitas kinerja guru SMK Negeri 1 probolinggo dan 3) ,Pengaruh
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi klinis terhadap kualitas
kinerja guru SMK Negeri 1 Probolinggo. Penelitian ini sangat penting karena
dapat memberikan kontribusi pemikiran serta manfaat : 1). Secara teoritis
hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmu penge-tahuan yang ada
relevansinya dengan persepsi terhadap gaya kepemimpinan, supervisi kepala
sekolah dan kualitas kinerja guru. Secara praktis hasil penelitian ini dapat
memberi manfaat bagi : 1). Manajer sekolah (kepala sekolah), dapat
memperoleh masukan yang ada relevansinya dengan gaya kepemimpinan dan
supervisi dengan kualitas kinerja guru hasil belajar siswa, sehingga dapat
digunakan sebagai acuan dalam membantu guru dalam menyelesaikan
permasalahan proses belajar mengajar di kelas. 2). Guru, dapat memperoleh
masukan agar dapat meningkatkan kualitas kinerjanya dengan menciptakan
suasana proses belajar mengajar yang re-presentatif dan menarik memudahkan
siswa untuk menguasai materi pela-jaran sehingga mampu mengantarkan siswa
untuk berprestasi. 3). Komite sekolah, dinas pendidikan, dapat memperoleh
informasi yang bersifat referensi dan dapat digunakan acuan untuk
meningkatkan mutu pen-didikan melalui peningkatan dan pengembangan
kualitas kinerja guru. 4). Pihak terkait, agar dapatnya menindak lanjuti hasil
penelitian ini dengan prosedur dan metodologi penelitian yang sesuai, supaya
keberadaannya eksis, relevan, dengan kompetensinya, tidak selalu disudutkan
atau diru-gikan akibat kualitas kinerja guru yang tidak memenuhi harapan
semua pihak.

Вам также может понравиться