Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis desain penelitian true

experiment dengan rancangan pretest-posttest dengan kelompok kontrol

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan terhadap mencit yang diberi

beban glukosa. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian sari Psidium

guajavadengan tiga variasi dosis bertingkat dan variabel dependent yang

diamati yaitu kadar glukosa darah puasa.

Pre test Perlakuan Post test


01 X1 02

01 X2 02
R
01 X3 02

01 X 02

Gambar 3.1Rancangan penelitian

R = Randomisasi

01 = Pengukuran kadar glukosa darah sebelum perlakuan pada

kelompok perlakuan (X, X1, X2, dan X3)

02 = pengukuran kadar glukosa darah setelah perlakuan pada

kelompok perlakuan

34
X1 = kelompok perlakuan ke-1, yaitu pemberian pakan standar,

gula sukrosa 10%, dan sari Psidium guajava

0,25ml/20gBB/hari

X2 = kelompok perlakuan ke-2, yaitu pemberian pakan standar,

gula sukrosa 10%, dansariPsidium guajava 0,50ml/20gBB/hari

X3 = kelompok perlakuan ke-3, yaitu pemberian pakan

standar,gula sukrosa 10%, dansari Psidium guajava

1,00ml/20gBB/hari

X = kelompok kontrol negatif yang diberi pakan standar, gula

sukrosa 10%, dan aquadest.

B. Kerangka Konsep

Variabel bebas (Independent) pada penelitian ini adalah sari

Psidium guajava dengan tiga dosis bertingkat (0,25 g/20gBB; 0,50

g/20gBB; 1,00 g/20gBB), dan variabel terikat (Dependent) adalah kadar

glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian

sari buah jambu biji terhadap kadar glukosa darah mencit hiperglikemia

yang diinduksi beban sukrosa.

Sari buah Psidium guajava


Kadar glukosa darah
dosis 0,25 ml/20gBB;0,50
mencit yang diberi
ml/20gBB; 1,00 ml/20gBB
beban sukrosa
mencit

35
Gambar 3.2 Kerangka konsep

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium SBIH Ruyani.

Pemeliharan hewan coba dan pembuatan sari dari buah Psidium guajava

dilakukan di laboratorium tersebut. Waktu penelitian akan dilaksanakan

pada bulan April tahun 2017.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah mencit jantan Mus musculus berusia

2 – 3 bulan dengan berat 20 – 40 gram.

2. Sampel

Penetapan jumlah sampel pada penelitian ini berdasarkan

WHO (1993) tentang Research guidelines for evaluating the safety and

efficacy of herbal medicinesyang menyatakan bahwa penggunaan

hewan coba setidaknya terdiri dari 5 hewan coba setiap kelompok

perlakuan.Jumlah kelompok pada penelitian ini adalah empat

kelompok, sehingga mencit yang digunakan sebanyak 20 ekor.

Penambahan sampel sebagai cadangan dilakukan untuk mengantisipasi

apabila mencit sakit atau mati sebelum penelitian berakhir, sampel

ditambahkan 2 ekor mencit untuk setiap kelompok perlakuan sehingga

jumlah mencit dalam penelitian ini adalah 28 ekor.

a. Kriteria inklusi

36
1) Mencit berjenis kelamin jantan

2) Galur Mus musculus

3) Umur mencit 2 – 3 bulan

4) Berat badan mencit 25 – 40 gram sebelum perlakuan

5) Tidak terdapat kelainan anatomis pada mencit

6) Sehat dan aktif selama masa adaptasi (7 hari)

b. Kriteria eksklusi

1) Sakit selama masa adaptasi (7 hari) atau gerakan mencit tidak

aktif

2) Mencit mati sebelum penelitian berakhir

E. Variable Penelitian

1. Variable bebas (Independent variable)

Sari Psidium guajava dengan tiga tingkatan dosis

(0,25ml/20gBB; 0,50 ml/20gBB; 1,00 ml/20gBB).

2. Variable terikat (Dependent variable)

Kadar glukosa darah puasa mencit.

F. Definisi Operasional

1. Sari Psidium guajava dengan tiga dosis bertingkat (0,25 ml/20gBB;

0,50 ml/20gBB; 1,00 ml/20gBB), yaitu sari dari daging dan kulit buah

jambu biji yang diperas menggunakan Juicer tanpa penambahan bahan

apapun, kemudian disaring dengan menggunakan kain kasa hingga

diperoleh sari buah jambu biji tanpa ampas. Buah Psidium guajava

yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah yang masak dan

37
daging buah berwarna merah. Sari buah Psidium guajava tersebut

diberikan setiap hari dengan tiga dosis bertingkat kepada mencit

selama 7 hari. Skala ordinal.

2. Kadar glukosa darah puasa, yaitu kadar glukosa darah mencit yang

diperiksa sebelum dan sesudah perlakuan untuk melihat perubahan

kadar glukosa darah puasa dalam darah mencit. Skala rasio.

G. Tahapan Penelitian

1. Determinasi Psidium guajava

DeterminasiPsidium guajavaL. yang akan digunakan untuk

penelitiandilakukan di FKIP Biologi Universitas Bengkulu.

Determinasi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan

penggunaan bahan penelitian.

2. Pemberian dosis

Pemberian dosis sari buah Psidium guajava pada penelitian ini

mengacu pada penelitian Achmad dan Jenie (2012) yang menggunakan

jus buah Morinda citrifolia untuk menurunkan kadar glukosa darah

tikus diabetes. Penelitian tersebut menyatakan bahwa dosis yang

paling efektif dari jus buah Morinda citrifolia untuk menurunkan kadar

glukosa darah tikus putih jantan diabetes adalah 9 g/kgBB. Dosis

tersebut disesuaikan dengan berat tikus 200 gram sehingga diperoleh

dosis 1,8 g/200gBB tikus, kemudian dosis tersebut dikalikan dua

dengan mempertimbangkan kadar flavonoid pada mengkudu dua kali

38
lipat lebih tinggi dari buah Psidium guajava sehingga diperoleh dosis

3,6 g/200gBB tikus.

Dosis 3,6 g/200gBB tikus tersebut dikonversikan ke mencit

dengan faktor konversi 0,14 sehingga diperoleh dosis 0,50 g/20gBB

mencit. Dosis dinyatakan dalam satuan milliliter (1 g = 1 ml), yaitu

0,50 ml/20gBB. Dosis tersebut kemudian dinaikkan dengan kelipatan

dua untuk mendapat dosis tinggi (1 ml/20gBB), dan kemudian di

turunkan dengan kelipatan dua untuk mendapat dosis rendah (0,25

ml/kgBB).

39
3. Alur kerja penelitian

Adaptasi selama 7 hari


Penimbangan Mencit (Mus musculus) berat badan 20 – 40 gram
Kriteria eksklusi Kriteria inklusi

Randomisasi

Pemberian gula 10% pada hari ke 8 – 18

Pemeriksaan glukosa darah awal pada hari ke 19

Klp X1 Klp X2 Klp X3


Klp X
Sari Psidium guajava Sari Psidium guajava Sari Psidium guajava
Aquadest, pakan dengan dosis dengan dosis 0,50 dengan dosis 1,00
standar 0,25ml/20gBB selama ml/20gBB selama 7 ml/20gBB selama 7
7hari, pakan standar hari, pakan standar hari, pakan standar

Pemeriksaan glukosa darah akhir pada hari ke 27

Euthanasia

Gambar 3.3Alur kerja penelitian

40
Keterangan alur kerja penelitian:

a. Total mencit yang digunakan sebagai sampel sebanyak 24 ekor

dengan berat badan 20 – 40 gram, diadaptasikan selama 7 hari

dengan diberi pakan standar ad libitum di kandang mencit

b. Mencit yang telah diadaptasikan selama seminggu kemudian

dibagi menjadi 4 kelompok dengan metode acak sederhana. Setiap

kelompok diberikan gula sukrosa 10% dan diberikan secara ad

libitumsebagai pengganti air minum.

c. Pemeriksaan glukosa darah puasa awal dilakukan pada hari ke 19

setelah mencit dipuasakan selama 10-12 jam melalui vena di ekor

mencit dengan memotong sedikit ujung ekor, kemudian setiap

kelompok diberikan sariPsidium guajavadengan dosis

0,25ml/20gBB; 0,50 ml/20gBB; dan 1,00 ml/20gBB mencit selama

tujuh hari. Pada hari ke 27, dilakukan pengukuran glukosa darah

kembali.

H. Prosedur Kerja

1. Prosedur pembuatan sariPsidium guajava

Buah Psidium guaja yang digunakan dalam penelitian ini

adalah buah yang telah matang. Pembuatan sari Psidium guajava

dilakukan dengan cara memotong buah dengan ketebalan 0,5 – 1 cm.

kemudian potongan buah dimasukkan kedalam Juicerhingga diperoleh

sari yang terpisah dari ampas. Sari buah disaring dengan kain kasa,

41
kemudian disimpan dalam Beaker glass dan ditutup dengan

menggunakan kertas alumunium foil. Pembuatan sari buah Psidium

guajava dilakukan setiap hari. Sari buah Psidium guajava diberikan

dengan cara pencekokan dengan menggunakan sonde/spuit.

2. Gulasukrosa 10% (Sucrose from sugarcane)

Gula yang diberikan pada mencit adalah gula yang berasal dari

tebu dengan kadar 10%, yaitu 10 gram gula tebu dilarutkan kedalam

100 ml air minum dan diberikan kepada mencit secara ad

libitum(Ruyani et al., 2014).

3. Euthanasia

Dislokasi serviks telah digunakan selama bertahun-tahun untuk

euthanasia dan, bila dilakukan oleh individu terlatih pada hewan yang

tepat, Metode ini telah digunakan untuk mengeliminasi burung kecil,

unggas, tikus, tikus muda (<200 g), dan kelinci. Untuk tikus, prosedur

yang dilakukan adalah ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan di kedua

sisi leher di dasar tengkorak atau sebaliknya, batang ditekan di dasar

tengkorak. Dengan sisi lain, bagian dasar ekor atau tungkai belakang

cepat ditarik, menyebabkan pemisahan vertebra serviks dari tengkorak.

Data menunjukkan bahwa aktivitas listrik di otak bertahan selama 13

detik setelah dislokasi serviks pada tikus (American Veterinary

Medical Association, 2013).

Keuntungan pemilihan metodedislokasi serviks adalah metode

ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara cepat dan tidak

42
mengontaminasi jaringan hewan dengan bahan kimia. Selain itu,

hewan akan mati dengan lebih cepat.Kekurangan metode dislokasi

serviks ini adalah secara estetika tidak menyenangkan bagi orang yang

melakukan metode tersebut. Dislokasi serviks memerlukan

keterampilan teknis untuk memastikan hilangnya kesadaran dengan

cepat pada hewan yang di euthanasia. Mereka yang bertanggung jawab

atas penggunaan metode ini harus memastikan bahwa orang yang

melakukan dislokasi serviks telah terlatih dengan benar dan secara

konsisten menerapkannya secara efektif (American Veterinary Medical

Association, 2013).

4. Pemeriksaan glukosa darah puasa mencit

a. Sebelum pemeriksaan dilakukan, mencit terlebih dahulu

dipuasakan selama 10-12 jam. Pemeriksaan dilakukan dengan

mengambil cuplikan darah dari vena di bagian ekor mencit dengan

cara memotong sedikit bagian ujung dari ekor tersebut

b. Tetesan darah yang pertama dibuang, tetesan darah berikutnya

diperiksa dengan menggunakan alat pengukuran kadar glukosa

darah digital Multisure. Sampel darah yang telah diambil

diteteskan ke strip reagen gula darah Multisure, kemudian

dimasukkan kedalam alat Multisure, tunggu hasilnya muncul pada

layar selama kurang dari 30 detik. Nilai yang muncul adalah kadar

glukosa darah dalam satuan mg/dl.

43
c. Pemeriksaan glukosa darah puasa dilakukan setelah mencit

diinduksi sukrosa 10% selama 10 hari untuk mengetahui

menentukan keberhasilan induksi gula sukrosa dalam mengganggu

toleransi glukosa mencit, dan setelah diberikan intervensi

menggunakan sari buah jambu biji untuk mengetahui efek sari

buah jambu biji untuk menurunkan kadar glukosa darah mencit.

I. Alat, Bahan, dan Reagen Penelitian

1. Alat

a. Alat pembuatan sari buah Psidium guajava

Beaker glass 100 ml, alumunium foil, Juicer, timbangan, pisau,

kain kasa.

b. Alat pembuatan larutan gula 10%

Timbangan, gelas ukur, spatula/pengaduk.

c. Alat pemeliharaan mencit

Kandang, sonde/spuit1 ml, timbangan, botol minum, sekam.

d. Alat pemeriksaan kadar glukosa darah

Glukometer Multisure, kit pemeriksaan glukosa darah multisure

2. Bahan

Buah Jambu biji (Psidium guajava L), pakan standar

(pellet)Goldfish, gula tebu (Sukrosa), aquadest.

J. Analisis Data

Tahapan analisis data yang dilakukan untuk uji hipotesis adalah

pemeriksaan kelengkapan data, koding, dan data ditabulasi lalu

44
dimasukkan ke komputer. Untuk penyajian data, apabila data terdistribusi

normal maka digunakan mean dan standar deviasi sedangkan bila

distribusi data tidak normal maka digunakan median dan minimum-

maksimum (Dahlan, 2012).

Uji normalitas distribusi data menggunakan uji Saphiro

wilkdikarenakan jumlah sampel kecil (< 50 sampel). Bila diperoleh data

berdistribusi normal maka gunakan uji one way ANOVA untuk melihat

perbedaan bermakna antar kelompok, tetapi bila data tidak terdistribusi

normal maka digunakan uji non-parametrik yaitu Kruskal-Wallis. Nilai

signifikan dalam penelitian ini apabila variabel yang dianalisis memiliki

nilai p<0,05 (Dahlan, 2012).

K. Kode Etik Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel mencit (Mus musculus) yang

dikondisikan menjadi hiperglikemia. Hiperglikemia pada mencit

dikarenakan induksi sukrosa dari gula tebu yang diberikan secara ad

libitum selama 10 hari dengan konsentrasi 10%. Variable dependen yang

diteliti adalah kadar glukosa darah puasa pada mencit tersebut setelah

diberikan perlakuan sari buah Psidium guajava dengan tiga dosis

bertingkat (0,25 ml/20gBB; 0,50 ml/20gBB; 1,00 ml/20gBB). Kodeetik

penelitian di keluarkan oleh Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan

(FKIK) universitas Bengkulu. Proses pembuatan kode etik penelitian

diawali dengan mengirim surat permohonan dari institusi Poltekkes

Kemenkes Bengkulu ke FKIK universitas Bengkulu yang kemudian

45
dilanjutkan dengan pengisian formulir persyaratan kode etik penelitian

untuk hewan coba.

46

Вам также может понравиться