Вы находитесь на странице: 1из 9

Hubungan Pengetahuan Tentang Penyakit Difteri terhadap Keinginan

Vaksinasi Difteri pada Mahasiswa Kedokteran Fakultas Universitas Syiah


Kuala

PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
PadaBagian/SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Unsyiah/RSUD dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh

Oleh:
Ashari Zuprin
Ayu Azrina
Anastasia
Annisa Bakri
Boy Tri Janpiter
Cut Muliani
Jose Asmara
Hendra Dwitanto
Nasiha
Ramadani
Yunianna Sari HSB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh karena
toxin dari bakteri dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa dan
penyebarannya melalui udara. Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium Diphteriae,
dimana manusia merupakan salah satu reservoir dari bakteri ini. Infeksi biasanya terdapat pada
faring, laring, hidung dan kadang pada kulit, konjugtiva, genitalia dan telinga.

Walaupun difteri sudah jarang di berbagai tempat di dunia, tetapi kadang-kadang masih
ada yang terkena oleh penyakit tersebut. Difteria merupakan yang jarang terjadi, biasanya
menyerang remaja dan orang dewasa. Di Amerika Serikat selama tahun 1980-1996 terdapat 71%
kasus yang menyerang usia kurang dari 14 tahun. Pada tahun 1994 terdapat lebih dari 39.000
kasus difteria dengan kematian 1100 kasus sebagian besar menyerang usia lebih dari 15 tahun.

Di Indonesia difteri banyak terdapat di daerah berpenduduk padat dan keadaan


lingkungan yang buruk dengan angka kematian yang cukup tinggi, 50% penderita difteri
meninggal dengan gagal jantung. Kejadian luar biasa ini dapat terjadi terutama pada golongan
umur rentan yaitu bayi dan anak . Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sampai
dengan November 2017, ada 95 Kab/kota dari 20 provinsi melaporkan kasus Difteri. Sementara
pada kurun waktu Oktober November 2017 ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya KLB
Difteri di wilayah kabupaten/kota-nya, yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera
Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa
Timur.
Pencegahan utama Difteri adalah dengan imunisasi. Indonesia telah melaksanakan
Program imunisasi termasuk imunisasi Difteri sejak lebih 5 dasawarsa. Vaksin untuk imunisasi
Difteri ada 3 jenis, yaitu vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td yang diberikan pada
usia berbeda. Munculnya KLB Difteri dapat terkait dengan adanya immunity gap, yaitu
kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah. Kekosongan
kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap Difteri, karena
kelompok ini tidak mendapat imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya. Akhir-akhir ini, di
beberapa daerah di Indonesia, muncul penolakan terhadap imunisasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Pengetahuan Penyakit Difteri dan Keinginan Vaksinasi pada Mahasiswa
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah
Pengetahuan Penyakit Difteri dan Keinginan Vaksinasi pada Mahasiswa Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Untuk memberikan gambaran pengetahuan penyakit difteri dan keinginan vaksinasi pada
mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan tentang penyakit pada mahasiswa
kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
2. Untuk mengetahui seberapa besar keinginan vaksinasi pada mahasiswa kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
terutama di bidang pendidikan kedokteran dan praktik kedokteran.
1.4.2 Manfaat praktis
Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang gambaran pengetahuan penyakit difteri
dan keinginan vaksinasi pada mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian analisa observasional dengan pendekatan
crosssectional yaitu dimana variabel terikat dan variable bebas diobservasi sekaligus pada saat
yang sama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2018 dengan perencanaan jadwal kegiatan dapat
dilihat pada lampiran 1.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh angkatan 2012

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala klinik
angkatan 2012 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.3 Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa klinik angkatan 2012 yang sudah menjalani klinik


2. Mahasiwa klinik angkatan 2012 yang sudah menjalani klinikal di stase ilmu kesehatan
anak
b. Kriteria Ekslusi

1. Mahasiswa yang belum menjalani pre klinik dan klinik


2. Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian

3.3.4 Besar Sampel

Besar sampel ditentukan oleh peneliti yaitu berjumlah 135 subyek

3.4 Alat/Instrumen Penelitian


Pengumpulan data dilakukan dengan angket kuisoner sebagai alat ukur untuk mengukur
setiap variabel. Kuisioner tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti dan modifikasi dari
beberapa kuisoner yang telah baku. Kuisioner tersebut terdiri dari :

1. Alat pengumpulan data bagian A merupakan lembar permohonan kesediaan mahasiswa


Fakultas Kedokteran sebagai responden.
2. Alat pengumpulan data bagian B merupakan identitas dari mahsiswa yang terdiri dari
pertanyaan yang meliputi: umur dan jenis kelamin,
3. Alat pengumpulan data bagian C berisi petunjuk pengisian kuisoner.
4. Alat pengumpulan data bagian D berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk gambaran
pengetahuan,dan keinginan vaksinasi.

Menetapkan populasi dan sampel

Kriteria Inklusi dan eksklusi

Penejelasan mengenai penelitian dan informed


consent kepada responden
3.5Alur Penelitian

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisa data

Laporan penelitian
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala angkatan 2012

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Kami selaku Dokter Muda di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala akan melakuan survei yang berjudul Gambaran Pengetahuan
Penyakit Difteri dan Keinginan Vaksinasi pada Mahasiswa Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran pengetahuan penyakit difteri dan
keinginan vaksinasi pada mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang
tertera pada kuesioner terlampir untuk disertakan dalam data penelitian. Adapun data individu
dalam penelitian ini tidak akan dipublikasikan.

Inisial :

Umur :

Jurusan : Mahasiswa Kedokteran

Dengan ini menyatakan setuju/ menolak (*) untuk menjawab pertanyaan yang tertera pada
kuesioner-kuesioner yang tertera untuk disertakan dalam data penelitian.

Banda Aceh, Februari 2018


Yang membuat pernyataan

( )

Catatan:
*Coret yang tidak perlu
KUESIONER DIFTERI
I. KARAKTERISTIK

Usia :
Jenis Kelamin :

Apakah anda mengetahui tentang penyakit difteri ?


Ya/Tidak

Apakah ada anggota keluarga anda yang pernah terjangkit penyakit difteri ?
Ya/Tidak

Apakah Anda pernah memperoleh vaksin saat Anda berusia >18 tahun?
Ya/Tidak

II. PENGETAHUAN

1. Penyebab dari penyakit difteri adalah Corynebacterium diphtheriae.


Benar/Salah

2. Penyebaran difteri dapat melalui kontak kulit dan udara.


Benar/Salah

3. Bakteri difteri dapat memiliki masa inkubasi antara 2-7 hari sebelum menginfeksi manusia.
Benar/Salah

4. Gejala-gejala yang dialami pada penderita yang terkena Difteri biasanya berupa demam disertai
dengan nyeri tenggorokan, terlihat selaput tebal berwarna putih keabuan di rongga tenggorokkan.
Benar/Salah

5. Difteri merupakan penyakit serius dan dapat menyebabkan kematian jika tidak dideteksi sedini
mungkin.
Benar/Salah

6. Komplikasi yang paling sering terjadi dari penyakit difteri yaitu peradangan di jantung.
Benar/Salah

7. Diagnosis difteri dapat ditegakkan dengan pengambilan sampel dari swab tenggorokan.
Benar/Salah

8. Pengobatan difteri dapat dilakukan dengan pemberian Antitoksin Difteri.


Benar/Salah

9. Pemberian vaksin difteri dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.


Benar/Salah

10. Penyuntikan vaksin difteri dapat dilakukan dibagian otot deltoid.


Benar/Salah
11. Efek samping yang sering terjadi dari pemberian vaksin ini yaitu demam, kemerahan dan
bengkak pada area yang disuntik, dan rasa nyeri pada saat disuntikan.
Benar/Salah

12. Vaksin difteri dapat diberikan pada ibu hamil


Benar/Salah

III. KEINGINAN VAKSIN


1. Apakah anda mau untuk diberikan vaksinasi DPT?
a. Ya, vaksinasi ….
b. Tidak, karena :
 Tidak tahu guidelines
 Beranggapan pasien-pasien memiliki imunitas yang kuat
 Pasien menolak
 Tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang difteri
 Harganya yang tidak efisien
 Lain-lain, : ……………………………………………
2. Apakah Anda bersedia diberikan vaksin ulangan difteri jika terdapat KLB?
Ya/tidak
3. Apakah Anda bersedia diberikan vaksin ulangan dewasa setiap tahun walaupun tidak ada KLB?
Ya/tidak

Interpretasi Hasil

1. Pengetahuan
Sangat Tahu : 10-12
Tahu : 3-9
Tidak Tahu : <3

2. Keinginan vaksin
Bersedia : 2-3
Tidak bersedia : <2

Вам также может понравиться