Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang terus meningkat di
Indonesia. Kegemukan dan obesitas akibat asupan energy lebih tinggi dari
energy yang dikeluarkan(Kementerian Kesehatan RI, 2012) .
Angka kejadian kegemukan dan obesitas secara global meningkat dari
4,2 % pada tahun 1990 menjadi 6,7 % pada tahun 2010. Kecenderungan ini
diperkirakan akan mencapai 9,1 % atau 60 juta di tahun 2020. Di Indonesia
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) 2013 secara nasional
menunjukkan bahwa masalah kegemukan dan obesitas pada anak umur 5 sampai
12 tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%, sudah mendekati perkiraan
angka dunia di tahun 2020. Peningkatan
obesitas tersebut di sertai dengan peningkatan ko-morbiditas yang berpotensi
menjadi penyakit degeneratif di kemudian hari misalnya penyakit jantung
koroner, hipertensi, DM Tipe 2, dll (Obesitas, 2014).
Masalah kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energy lebih
tinggi daripada energy yang dikeluarkan. Asupan energy tinggi disebabkan oleh
konsumsi makanan sumber energy dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran
energy yang rendah disebabkan karena kurangnya akfitas fisik dan sedentary life
style (Kementerian Kesehatan RI, 2012).
Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua
kelompok umur dan pada semua strata sosial ekonomi. Pada anak sekolah,
kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius karena akan
berlanjut hingga usia dewasa. Pada anak, kegemukan dan obesitas juga dapat
mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang sangat merugikan kualitas
hidup anak seperti gangguan pertumbuhan tungkai kaki, gangguan tidur, sleep
apnea (henti napas sesaat) dan gangguan pernafasan lain (Kementerian
Kesehatan RI, 2012).
Hasil RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi
kegemukkan dan obesitas pada anak sekolah di Jawa Tengah adalah 10, 9 %
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang alternative tindakan untuk deteksi dini
resiko kegemukan dan obesitas anak sekolah di RW 7 Kelurahan Pedalangan
Wilayah Kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Kota Semarang
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang :
1. Pengumpulan data dari hasil pengkajian dengan pendekatan Promosi
Kesehatan Nola J Pender untuk deteksi resiko kegemukan dan obesitas
anak sekolah di RW 7 Kelurahan Pedalangan Wilayah Kerja Puskesmas
Padangsari Banyumanik Kota Semarang
2. Menganalisis data menjadi sebuah diagnose komunitas sesuai NANDA
untuk deteksi resiko kegemukan dan obesitas anak sekolah di RW 7
Kelurahan Pedalangan Wilayah Kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik
Kota Semarang
3. Memberikan alternative intervensi sesuai dengan data dan masalah
keperawatan komunitas untuk deteksi resiko kegemukan dan obesitas
anak sekolah di RW 7 Kelurahan Pedalangan Wilayah Kerja Puskesmas
Padangsari Banyumanik Kota Semarang
4. Mengimplementasikan intervensi yang ditetapkan untuk deteksi resiko
kegemukan dan obesitas anak sekolah di RW 7 Kelurahan Pedalangan
Wilayah Kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Kota Semarang
5. Mengevaluasi proses keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
keperawatan untuk deteksi resiko kegemukan dan obesitas anak sekolah di
RW 7 Kelurahan Pedalangan Wilayah Kerja Puskesmas Padangsari
Banyumanik Kota Semarang
A. Kerangka Model
Pendekatan pengkajian yang digunakan menggunakan teori
Health Promotion Model Nola J Pender. Health Promotion Models
merupakan model pendidikan kesehatan yang telah dimodifikasi,
karakteristik, pengalaman, status kognisi dan afeksi seseorang dapat
menjelaskan perilaku kesehatannya.
Karakteristik individu terkait dengan usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status psikologis dan suku bangsa. Karakteristik individu
bersama-sama dengan pengalaman individu sebelumnya mempengaruhi
perilous sehat dengan terlebih dahulu membentuk perilous spesifik kognisi
dan afeksi. Perilous spesifik kognisi terdiri dari pemahaman terhadap
manfaat tindakan, pemahaman terhadap upaya pencegahan, pemahaman
terhadap efektifitas tindakan dan pengaruhnya terhadap tindakan. Perilous
spesifik afeksi bersumber dari interaksi seseorang dengan faktor
interpersonal ( dukungan social termasuk dukungan keluarga, norma dan
model perilous) dan faktor social (pilihan, karakter dan estetika).
3. Pendidikan kesehatan
merupakan strategi intervensi keperawatan melalui proses
pemberian informasi sebagai tindakan sosial dengan cara mengarahkan
masyarakat untuk memperoleh kemampuan dalam mengontrol
kehidupannya dan sumber komunitas (Anderson & McFarlane, 2000).
Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan komunitas
adalah :
4. Proses kelompok
Suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan
bersamaan dengan masyarakat melalui pembentukan peer atau
dukungan sosial berdasar kondisi dan kebutuhan masyarakat. Pengaruh
proses kelompok yaitu membangun harapan ketika anggota kelompok
menyadari bahwa ada orang lain yang telah berhasil menghadapi atau
mengatasi masalah yang sama, universalitas diwujudkan dengan
menyadari bahwa dirinya tidak sendirian menghadapi masalah yang
sama, sarana berbagai informasi dengan anggota kelompok lain,
altruisme diwujudkan dengan saling membantu sesama anggota
kelompok, sarana koreksi berantai antar sesama anggota kelompok,
sarana pengembangan teknik sosialisasi dan ketrampilan sosial yang
dibituhkan, perilaku imitatis anggota kelompok terhadap pemimpin
kelompok, pembelajaran interpersonal, chatarsis ditunjukkan dengan
b. Fisik Activity
Ada hubungan antara perilous kurang aktifitas (menetap) dan
kegemukan. Saat anak menonton televisi atau bermain video game ,
mereka mengalami sedikit pengeluaran energi . Anak-anak dengan
televisi di kamar tidur , terbukti memiliki tingkat aktivitas fisik rendah
dibandingkan dengan anak-anak tanpa televisi di kamar tidur mereka ,
dan mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menjadi kegemukan.
A. Analisa Situasi
Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan petugas
Puskesmas Padangsari, Kader RW VII, Keluarga dengan anak sekolah dan
anak sekolah dengan resiko kegemukan.
Karakteristik RW VII kelurahan Pedalangan Banyumanik Kota
Semarang terdiri dari 6 RT merupakan daerah perumahan yang mempunyai
akses mudah untuk kesemua fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, dokter
praktek swasta, pusat perbelanjaan dengan masyarakat sudah terorientasi
kehidupan modern.
Data yang hasil angket yang diberikan pada 11 keluarga didapatkan
bahwa 91 % pendapatan rangtua diatas UMR kota Semarang yaitu Rp.
1.685.000, 00 ( Satu Juta Enam Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah), 82 %
pekerjaan orangtua anak sekolah adalah swasta, 55 % bendidikan orangtua
adalah pendidikan menengah, 82 % keluarga menyediakan sayur setiap hari,
100 % keluarga menyediakan lauk setiap hari, 73 % keluarga menyediakan
buah setiap hari, 73 % keluarga menyarankan minum air putih minimal 8 gelas
setiap hari, 100 % keluarga menyediakan sarapan pagi bagi anak sekolah, 64 %
orangtua menyediakan uang saku bagi anak sekolah, orangtua tua mendapatkan
paparan tentang hidup sehat yang meliputi 100 % waktu untuk cuci tangan,
makan 3 kali dengan nutrisi seimbang, 27 % aktifitas minimal setengah jam /
hari, 64 % tidur kualitas, Paparan orangtua terhadap pentingnya aktifitas fisik
pada anak adalah 18 %, 82 % waktu senggang keluarga diisi dengan menonton
acara TV, bermain gadget atau duduk di depan computer , 36 % keluarga
menyediakan alat olah raga, 45 % keluarga mempunyai waktu untuk
beraktifitas bersama, 100 % keluarga mempunyai sarana transportasi, 45 %
keluarga mengatakan menyediakan TV di kamar anak, 91 % keluarga
mempunyai aturan untuk menonton TV, 73 % keluarga mengajak atau
menganjutkan anak untuk beraktifitas fisik, 55 % keluarga menyediakan
minuman manis, 91 % keluarga menyediakan camilan di rumah.
Masalah keperawatan :
64 % orangtua menyediakan
Tidak ada data prevalensi angka kegemukan uang saku bagi anak 1) Resiko Berat Badan
status gizi anak dan obesitas Jawa Tengah sekolah
45 % keluarga mempunyai
berlebih pada anak
lebih dari kelas 2 10,9 % berada diatas
waktu untuk beraktifitas sekolah di RW 7
prevalensi nasional bersama Pedalangan Banyumanik
Daerah perumahan di Kota Semarang dengan
kota, akses ke semua Paparan orangtua terhadap 55 % keluarga menyediakan faktor resiko IMT anak
pelayanan mudah pentingnya aktifitas fisik minuman manis
sekolah normal didukung
pada anak adalah 18 %
oleh faktor konsumsi dari
minuman manis dan
bersoda, anak makan
82 % waktu senggang keluarga diisi
dengan menonton acara TV, cemilan saat waktu
45 % keluarga 91% keluarga
bermain gadget atau duduk di senggang, konsumsi
mengatakan menyediakan menyediakan camilan di
depan computer snack (wafer, roti dll),
TV di kamar anak
rumah. adanya perilous
sedentary.
2) Perilous kesehatan ☻
89 % anak sekolah dengan perilous 44 % anak suka minum cenderung berisiko
sedentary 28 % anak mengatakan minuman bersoda berhubungan dengan
malas untuk beraktivitas kurang pemahaman
☻ karena tidak mau
berkeringat dan capek
keluarga pada resiko
kegemukan pada anak
67 % anak makan buah dan sayur
setiap hari 67 % anak makan diluar sekolah di RW 7
rumah atau jajan 78 % anak ngemil Pedalangan Banyumanik
atau makan saat
82 % anak makan cemilan Kota Semarang.
nonton TV
yang disediakan dirumah
61 % anak jajan setiap
hari