Вы находитесь на странице: 1из 15

METODE PENELITIAN AKUNTANSI

“RESEARCH IN BUSINESS ; ETHICS IN BUSINESS & RESEARCH,


THINKING LIKE A RESEARCHER”.
( CHAPTER 1 – 3 )

KELOMPOPK III :

1. I GEDE SUDIARTHA (1781621009)


2. I KOMANG TIRTA ARIMBAWA (1781621010)
3. IDA BAGUS PUTRA YOGI SMARA (1781621011)
4. ERVIN SAPUTRA (1781621012)

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
CHAPTER I
RISET DALAM BISNIS
(RESEARCH IN BUSINESS)

 Pengertian Riset Bisnis


Riset Bisnis adalah proses perencanaan, pemerolehan,
penganalisaan dan penyebaran, informasi dan wawasan data yang relevan
kepada pengambil keputusan dengan penyelidikan sistematis yang
memberikan informasi untuk menuntun keputusan manajemen, mengambil
tindakan yang tepat untuk memaksimumkan kinerja bisnis. Para pengambil
keputusan dapat ditemukan di semua jenis organisasi : bisnis, organisasi
nirlaba dan badan-badan umum.

 ROI (Return on Investment)


Banyak perhatian yang diberikan pada pengukuran dan
peningkatan laba atas investasi, ketika mengukur ROI kita menghitung
keuntungan keuangan untuk semua pengeluaran. Para manajer menyadari
bahwa mereka memerlukan pemahaman yang lebih baik mengenai
karyawan, pemegang saham dan perilaku pelanggan. Pengeluaran riset
bisnis tidak hanya membantu manajer memilih strategi dan taktik yang
lebih baik, tetapi juga semakin diperiksa dengan cermat untuk melihat
kontribusinya pada ROI.

 PERENCANAAN MENGGERAKKAN RISET BISNIS


Manajer mempunyai akses ke informasi lain selain yang dihasilkan oleh
riset bisnis. Memahami hubungan antara riset bisnis dan sumber informasi lain
yaitu sistem pendukung keputusan dan intelijen bisnis penting untuk memahami
bagaimana informasi menggerakkan keputusan yang berhubungan dengan misi,
sasaran, strategi dan taktik informasi.
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) adalah
seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan
efektif,yang bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan yang merupakan
hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh. DSS juga bisa disebut
bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. DSS juga disebut
sebagai elemen data yang disusun secara kolektif, elemen data merupakan setiap
pertukaran (pembelian, pemilihan suara, kehadiran dalam suatu acara atau
sumbangan untuk amal) bersama dengan aktivitas strategis dan taktis yang
didesain untuk melengkapinya. Kemajuan teknologi komputer memungkinkan
adanya pembagian elemen data transaksi ini dikalangan pengambil keputusan
suatu organisasi, baik melalui intranet atau ekstranet.
Intranet adalah jaringan privat yang terbatas di dalam sebuat perusahaan.
Tujuan utamanya adalah untuk membagikan informasi, rahasia-rahasia dan suber
daya perhitungan perusahaan di kalangan internal atau di dalam perusahaan.
Ekstranet adalah jaringan privat yang menggunakan protokol internet dan sistem
telekomunikasi umum utuk membagikan informasi, data atau operasi organisasi
dengan pemasok, penjual atau pelanggan luar. Melalui intranet dan ekstranet, para
pihak dapat mengakses basis data relasional milik perusahaan yang berisikan
informasi yang terkait keputusan manajerial. Sistem Intelijen Bisnis (Business
Intelligence System/BIS) dirancang untuk menyediakan informasi-informasi
aktual tentang kejadian dan kecendrungan dalam arena teknologi, ekonomi, politik
dan hukum, demografi, budaya, sosial dn yang paling penting persaingan.

Sasaran
Semua perusahaan pastinya mempunyai sasaran yang berhubungan dengan
penjualan, pangsa pasar, laba atas investasi, kemampulabaan, akuisisi pelanggan,
kepuasan pelanggan, rentesi pelanggan, produktivitas karyawan, efisiensi mesin,
maksimalisasi harga saham.
Untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang semakin kompleks
mengenai sasaran, strategi dan taktik, manajer akan lebih dahulu menggunakan
informasi yang diambil dari sistem pedukung keputusan, yang digabungkan
dengan informasi yang dihasilkan oleh itelijen bisnis atas aktivitas pesaing dan
lingkungan.

Strategi
Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai sasaran
perusahaan, strategi dibuat berdasarkan suatu tujuan. Beberapa perusahaan
mungkin empunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai
tujuan tersebut dapat berbeda.

Taktik
Taktik adalah tahapan atau langkah-langkah tertentu yang dipakai untuk
melaksanakan strategi, jika manajemen sudah merumuskan tujuan dan strateginya,
maka ia berada dalam posisi untuk menentukan taktik. Riset bisnis juga
memberikan sumbangan yang berarti pada desain dan pemilihan taktik, aktivitas
spesifik dengan pengaturan waktu untuk pelaksanaan suatu strategi. Riset bisnis
sering digunakan untuk membantu seorang manajer memutuskan taktik mana
yang memiliki kemungkinan paling besar untuk menghasilkan kesuksesan strategi
yang diinginkan.

Tujuan Dari Riset Bisnis


1) Untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan peluang dan masalah
2) Untuk mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan strategi
3) Untuk mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan taktik
4) Untuk meningkatkan pemahaman kita akan berbagai bidang manajemen
 CARA INDUSTRI RISET BEKERJA
Pemasok Riset Internal
Tidak semua pengambil keputusan mengandalkan riset untuk mengambil
keputusan. Perusahaan - perusahaan yang melakukannya kemungkinan besar
mempunyai departermen riset internal atau individu yang mengkoordisasi inisiatif
riset. Struktur dan cakupan operasi ini sama bervariasinya dengan dilema
manajemen yang mereka teliti. Mereka berkisar dari operasi satu orang, dimana
orang tersebut terutama mengkoordinasi penyewaan pemasok riset eksternal,
hingga operasi dengan staff kecil yang melakukan survei atau studi kualitatif,
hingga divisi dengan staf besar yang lebih mendekati struktur perusahaan riset.

Pemasok Riset Eksternal


Perusahaan Riset
1. Perusahaan Layanan Penuh (Full-service researchers) mencangkup beberapa
dari perusahaan riset terbesar di dunia dan beberapa yang terkecil. Perusahaan
seperti ini biasanya mempunyai keahlian dalam metodologi kuantitatif
maupun kualitatif, dan mereka sering menyediakan fasilitas multisegi yang
mampu melayani berbagai desain riset, termasuk kerja lapangan dan operasi
laboratorium
2. Periset Sesuai Pesanan (Customresearcher) merupakan perusahaan riset
dengan layanan penuh berdasarkan pesanan. Pada dasarnya, perusahaan riset
seperti ini memulai tiap proyek dari titik nol.
3. Periset Metodologi Pemilik (proprietary research) adalah program atau teknik
riset yang dimiliki oleh satu perusahaan. Metodologi ini bisa memiliki sedikit
perbedaan dengan metodologi yang sudah mapan atau memang suatu metode
yang dikebangkan oleh perusahaan tersebut.
4. Perusahaan Riset Bidang Khusus (specialty researcher) mewakili jumlah
terbesar perusahaan riset dan cenderung mendominasi perusahaan riset kecil
yang dijalankan oleh satu periset atau dengan jumlah staff yang kecil.
5. Penyedia Data Sindikasi ( syndicated data provider) melacak perubahan satu
atau lebih ukuran pada data tersebut seiring dengan berjalannya waktu,
biasanya dalam industri tertentu. Ketika manajer menginginkan kinerja
pembanding dan data opini untuk membandingkan diri dengan pesaing
mereka, dalam hal penjualan, pangsa pasar, bagian suara, citra sebagai
perusahaan atau pemberi kerja , atau tingkat gaji dan tunjangan yang
diberikan, mereka berpaling pada periset yang merupakan penyedia data
sindikasi.
6. Periset Omnibus menangani studi riset dengan survei, pada interval tetap
yang sudah ditentukan sebelumnya. Studi Omnibus menggabungkan satu atau
berbagai pertanyaan dari beberapa pengambilan keputusan yang memerlukan
informasi dari populasi yang sama.
7. Biro Komunikasi, sulit bagi biro iklan untuk merekomendasikan iklan dimedia
tertentu (misalnya televisi) atau program tertentu (misalnya, Survivor atau
CSI) tanpa memahami sepenuhnya demografi dan gaya hidup audiens yang
menonton acara tersebut. Ini menjelaskan mengapa biro iklan, hubungan
masyarakat, promosi penjualan dan penjualan langsung adalah pengguna
terbesar dari data riset sindikasi, khususnya dari pemasok industri media.
Didalam lingkungan biro ini, ada perdebatan tentang apakah divisi riset
didalam suatu biro dapat mempertahakan objektivitas yang diperlukan untuk
mengerjakan riset pesanan atau apakah dengan permintaan yang bertentangan
dengan banyak klien,suatu operasi riset dapat efisien dan tepat waktu,
sehingga klien kadang kadang meminta agar riset yang diperlukan oleh
spesialis komunikasi dikerjakan oleh pemasok luar
8. Konsultan, konsultan bisnis memberikan jajaran luas layanan pada tingkat
strategis dan taktis. Semua terlibat dalam pengerjaan riset data sekunder yang
ekstensif untuk klien mereka. Konsultan seperti ini mungkin pula merupakan
pemberi pengaruh besar dalam desain riset, baik riset pesanan maupun seleksi
modal pemilik. Bahkan ketika mereka tidak mengerjakan pengumpulan data
aktual sendiri mereka sering terlibat dalam penafsiran hasil.
9. Asosiasi Perdagangan. Umumnya asosiasi perdagangan mempunyai tujuan
mempromosikan, mendidik, dan melobi untuk kepentingan anggota
mereka.Walaupun banyak yang memesan riset murni yang memajukan
kepentingan perdagangan,tidak semuanya yang menjalankan atau memasok
layanan riset

 RISET YANG BAIK


Riset yang baik menghasilkan data yang dapat dipercaya yang diperoleh
dari praktek yang dijalankan secara profesional dan yang dapat digunakan
secaraandal untuk mengambil keputusan. Riset yang baik dilakukan dengan
meengikuti standar metode ilmiah. Metode ilmiah adalah prosedur berbasis
empiris yang sistematis untuk menghasilkan riset yang dapat direplikasi.
Karakteristik metode ilmiah
1. Tujuan yang didefinisikan secara jelas, masalah yang terlibat atau
keputusan yang diambil harus mendefinisikan dengan jelas dan
digambarkan dengan terinci dalam istilah yang sedapat mungkin tidak
memiliki arti lain.
2. Proses riset yang dirinci, prosedur riset yang digunakan harus
diuraikandalam rincian yang memadai agar memungkinkan periset lain
mengulang riset yang bersangkutan.
3. Desain riset direncanakan secara tuntas, desain prosedural riset harus
direncanakan secara cermat untuk memberikan hasil yang seobjektif
mungkin. Ketika dilakukan pengambilan sampel dari populasi, laporan
harus mencakup buki bahwa sampel tersebut sudah mewakili populasi.
4. Standar etika yang tinggi diterapkan, sebuah desain riset yang
mencakuppengamanan aas dampak riet terhadap mental atau fisik peserta
riset tersebut atau yang menjadikan integritas data sebagai prioritas utama
harus sangat dihargai. Masalah etika dalam riset mencerminkan
keprihatinan moral yang tinggi mengenai praktek perilaku yang
bertanggung jawab didalam masyarakat.
5. Keterbatasan riset diungkapkan secara terus terang, periset harus
melaporkan dengan terus terang cacat dalam desain prosedural dan
mengestimasi efek cacat tersebut pada temuan.
6. Analisis yang memadai untuk kebutuhan pengambil keputusan, analisis
data harus cukup ekstensif untuk mengungkapkan signifikansinya, apa
yang manajer sebut wawasan. Keabsahan dan keandalan data harus
diperiksa dengan cermat. Data harus diklasifikasikan dengan cara-cara
yang membantu periset dalam mencapai kesimpulan yang releva dan jelas
mengungkapkan temuan yang telah menuntun pada kesimpulan itu
7. Temuan disajikan tanpa ambigu, presentasi data harus lengkap, mudah
dimengerti oleh pengambil keputusan dan disusun sedemikian rupa supaya
pengambil keputusan dapat dengan mudah menemukan temuan-temuan
yang kritis.
8. Kesimpulan dibenarkan, periset yang baik selalu memberikan spesifikasi
kondisi di mana kesimpulan mereka tampak absah.
9. Pengalaman periset direfleksikan, kepercayaan lebih besar atas suatu riset
akan terjamin apabila periset sudah berpengalaman, mempunyai reputasi
yang baik dalam riset dan memiliki integritas.

Niai dari sebuah riset bisnis yang baik adalah pada kemampuan riset ini untuk
membantu manajemen mengambil keputusan yang lebih baik demi membantu
mencapai sasaran perusahaan.
CHAPTER 2
ETIKA DALAM PENELITIAN BISNIS
(ETHICS IN BUSINESS)

 Definisi Etika Penelitian


Etika adalah norma-norma atau standar-standar perilaku yang menjadi
pedoman dalam menentukan pilihan moral sebagai seorang individu dan dalam
hubungannya dengan orang lain. Tujuan etika dalam penelitian adalah untuk
menjamin bahwa aktivitas riset tidak merugikan pihak mana pun. Isu-isu yang
dihadapi dalam setiap tahapan proses penelitian, baik oleh sponsor, periset,
maupun partisipan adalah sbb.

Isu-isu Etika
Tahapan Riset
Sponsor Periset Partisipan
Eksplorasi  Ketidakterbukaan
menyesuaikan menyesuaikan
Sponsor
Penyusunan Proposal  Hak terhadap kualitas
Riset hasil riset
 Hak atas kerahasiaan
 Hak atas ketiadaan menyesuaikan menyesuaikan
Paksaan
 Hak atas ketiadaan
Kecurangan
Penyusunan Strategi  Hak atas kualitas hasil  Hak atas ketiadaan  Kecurangan partisipan
Desain Riset (Desain Riset paksaan dari sponsosr  Permintaan persetujuan
Pengumpulan Data – terhadap periset partisipan
Desain Sampling –  Hak partisipan atas
Pengembangan kerahasiaan
Instrumen) (penolakan)
Persiapan dan  Hak sponsor atas  Hak periset untuk  Hak partisipan atas
Pengumpulan Data Kerahasiaan memperoleh keamanan privasi
 Kecurangan partisipan
Analisis dan Interpretasi  Hak sponsor atas  Hak periset atas  Hak partisipan atas
Data serta Pelaporan Kerahasiaan ketiadaan paksaan dari kerahasiaan
 Hak sponsor atas sponsor
kualitas hasil riset

 Etika Terkait Dengan Para Partisipan


1. Penginformasian Manfaat Riset
Dalam pelaksanaan riset, periset harus menjelaskan kepada partisipan terkait
manfaat-manfaat yang akan diperoleh. Penjelasan tersebut harus memberikan
gambaran apa adanya dari manfaat yang diharapkan. Secara teknis, penjelasan
tersebut dimulai dengan perkenalan diri, perkenalan nama organisasi tempat
periset bernaung, untuk kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat dari
riset tersebut. Namun, terkadang tujuan dan manfaat dari sebuah riset harus
dirahasiakan untuk menghindari adanya data yang bias. Perlu diperhatikan
bahwa periset tidak diperkenankan untuk membujuk para partisipan, baik
dengan uang maupun yang lainnya.
2. Penyembunyian Sebagian Informasi oleh Periset
Dalam hal ini, kecurangan yang dimaksud adalah bahwa periset
menyembunyikan sebagian informasi dari para partisipan atau dapat juga
berupa perisat melakukan kompromi tertentu dengan partisipan. Namun, ada
kondisi yang membolehkan dirahasikannya sebagian informasi, yaitu
(1) untuk menghindari data yang bias dan
(2) untuk menjaga kerahasiaan pihak ke tiga.
3. Permintaan Persetujuan Partisipan
Persetujuan yang dimaksud di sini adalah persetujuan tertulis. Namun,
sebelum persetujuan tersebut dibuat, periset perlu menjelaskan kepada
partisipan terkait desain riset yang akan dilaksanakan. Dalam hal harus ada
informasi yang disembunyikan karena tujuan tertentu maka periset harus
memberitahukannya kepada partisipan setelah aktivitas riset selesai
dilaksanakan.
4. Penjelasan Atau Pembekalan kepada Partisipan
Penjelasan kepada partisipan, dalam hal ini, meliputi: (1) penjelasan terkait
hal-hal yang sebelumnya dirahasiakan, (2) penjelasan terkait hipotesis dan
tujuan riset, (3) rencana distribusi hasil riset, dan (4) rencana tindak lanjut
medis/psikologis untuk menanggulangi konsekuensi yang ditimbulkan oleh
aktivitas riset.
5. Hak atas Privasi Partisipan
Jaminan atas privasi partisipan diberikan dalam rangka mendorong partisipan
untuk memberikan data yang benar. Beberapa cara dapat ditempuh dalam
melindungi kerahasiaan partisipan yaitu (1) membuat persetujuan tertulis, (2)
membatasi akses atas identitas partisipan, (3) meminta persetujuan tertulis
terlebih dahulu sebelum mengungkapkan iformasi dari partisipan, (4)
membatasi akses terhadap instrumen-instrumen yang dapat mengidentifikasi
identitas partisipan, (5) tidak melakukan publikasi data penelitian.
Akan tetapi, privasi lebih dari sekadar kerahasiaan. Untuk itu, cara-cara yang
perlu dilakukan dalam menjaga privasi partisipan antara lain (1)
memberitahukan kepada partisipan bahwa mereka memiliki hak untuk
menolak dilibatkan dalam riet atau untuk tidak menjawab sebagian pertanyaan
yang diberikan, (2) selalu meminta izin sebelum melakukan interviu, (3)
menyusun jadwal rencan interviu, (4) mendiskusikan durasi waktu penelitian,
dan (5) membatasi riset pada perilaku-perilaku publik saja.
6. Pengumpulan Data Di Dunia Maya
Pengumpulan data melalui dunia maya semakin marak dilaksanakan. Sarana
yang digunakan juga semakin bervariasi. Potensi terabaikannya privasi
semakin meningkat. Namun demikian, privasi tetap menjadi masalah etika
yang harus dilindungi dalam segala keadaan.

 Etika Terkait Sponsor

1) Kerahasiaan
Sponsor memiliki hak atas kerahasiaan beberapa hal, yaitu identias sponsor,
tujuan, dan hasil penelitian.
2) Hubungan Antara Periset dan Sponsor
Untuk dapat melaksanakan riset dengan sukses, baik sponsor maupun periset
harus melaksanakan peran masing-masing. Sponsor harus mampu
menjelaskan masalah yang ingin diselesaikan disertai dengan informasi-
informasi lain yang relevan. Adapun periset harus mampu mendesain riset
yang mampu menyelesaikan persoalan sponsor. Dalam fase selanjutnya,
dimungkinan terjadi konfik-konfik antara periset dengan sponsor, antara lain:
- Kesenjangan pengetahuan di antara periset dan sponsor
- Kesenjangan status (periset dianggap sebagai saingan manajemen internal)
- Ketidaktepatan riset
- Kesenjangan kualitas riset dengan yang diharapkan
3) Etika Bagi Sponsor
Sponsor tidak boleh meminta periset untuk melakukan hal yang tidak etis,
yaitu (1) membongkah rahasia partisipan, (2) memanipulasi data, (3)
mengubah interpretasi data, (4) menginterpretasai data secara bias, dan (5)
membuat rekomendasi yang bertentangan dengan data-data yang
dikumpulkan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan (1) mengedukasi
sponsor akan tujuan riset, (2) menjelaskan peran periset sebagai pencari fakta
dan peran sponsor sebagai pengambil keputusan, (3) menjelaskan dampak dari
mencurangi partisipan, dan (4) dalam kondisi terburuk, periset dapat
memutuskan hubungan dengan sponsor.

 Etika Terkait Para Periset


A. Kemanan Periset dan Aisten Riset
Periset bertanggung jawab untuk mendesain riset yang aman bagi semua
pihak yang terlibat, tidak terkecuali periset dan asisten-asistennya.
B. Prilaku Etis Asisten Riset
Perilaku etis harus ditunjukkan oleh periset maupun asisten-asisten
risetnya.
C. Perlindungan Kerahasiaan Nama
Dalam kondisi-kondisi yang telah dibahas sebelumnya, periset harus
mampu menjaga kerahasiaan sponsor maupun partisipan. Periset harus
membuat perjanjian atas hal tersebut.
CHAPTER 3
BERPIKIR SEPERTI SEORANG PERISET
(RESEARCH, THINKING LIKE A RESEARCHER)

 Peristilahan-Peristilahan Dalam Riset


1. Konsep
Konsep adalah sekumpulan arti atau karakteristik yang diterima secara umum
dari suatu peristiwa, objek, kondisi, situasi, atau perilaku tertentu.
Contoh: ketika kita melihat seseorang lewat di depan kita maka kita akan
dapat mengidentifikasi orang tersebut sedang berlari, berjalan, melompat, atau
pun merangkak. Berlari, berjalan, melompat, dan merangkak tersebut
merupakan contoh konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari. Konsep
dapat berasal dari pengalaman atau pun mengadopsi dari terminologi dari
berbagai cabang ilmu yang ada. Konsep merupakan sebuah kunci sukses
dalam pelaksanaan riset. Kesuksesan sebuah riset ditentukan oleh (1)
seberapa jelas kita menjelaskan sebuah konsep dan (2) sebarapa paham orang
lain terhadap konsep yang kita jelaskan. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan adalah melakukan pembatasan-pembatasan atas konsep- konsep
tersebut.
2. Konsepsi/Gagasan
Konsep merujuk pada sesuatu yang memiliki bentuk seperti misalnya meja.
Namun seringkali kita temui sesuatu yang abstrak seperti
kepribadian. Konsep yang merujuk sesuatu yang abstrak dinamakan
konsepsi. Dalam sebuah riset, konsepsi yang paling susah untuk
diobservasi/diukur dinamakan konsepsi hipotesis. Adapun konsep dan
konsepsi dalam sebuah riset yang saling berhubungan dinamakan skema
konseptual.
3. Definisi
Definisi dapat diklasifikasikan sebagai definisi menurut kamus atau pun
definisi operasional. Berdasarkan kamus, konsep dapat diartikan sebagai
sinonim. Adapun definisi operasional adalah sebuah definisi yang
dinyatakan dalam sebuah kriteria khusus untuk pengujian atau pengukuran
yang merujuk pada standar tertentu.
4. Variabel
Dalam praktik sehari-hari, variabel disamakan artinya dengan
konsepsi atau sesuatu yang sedang dipelajari. Namun, dalam konteks ini,
variabel adalah sebuah simbol dari suatu peristiwa, perbuatan, krakteristik,
atau atribut yang bisa diukur. Untuk keperluan entri data dan analisis,
variabel dapat dibedakan menjadi variabel dikotomi, variabel diskrit, dan
variabel kontinyu. Variabel dikotomi adalah variabel yang hanya memiliki 2
nilai, misalnya hidup-mati, pria-wanita, dll. Variabel diskrit adalah variabel
yang memiliki katagori tertentu. Adapun variabel kontinyu adalah
variabel yang memiliki rentang tertentu dan dalam kasus tertentu
bersifat tak terbatas, misalanya pendapatan, temperatur, umur, dan nilai
ujian. Variabel independen (variabel prediktor) adalah variabel yang dapat
dimanipulasi oleh periset sehingga dapat mempengaruhi variabel dependen
(kriterion variabel). Dengan demikian, variabel dependen adalah
variabel yang diukur, diprediksi, maupun dimonitor dan diharapkan
dipengaruhi oleh manipulasi yang dilakukan terhadap variabel independen.
Variabel moderator (variabel independen kedua) adalah variabel
yang mempengaruhi (memperkuat/memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Variabel intervening
adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen menjadi hubungan tidak
langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.
5. Proposisi dan Hipotesis
Proposisi merupakan instrumen untuk menilai benar salahnya relasi
diantara fenomena-fenomena yang diamati. Adapun hipotesis adalah relasi di
antar beberapa fenomena tersebut.
6. Teori
Teori adalah sekumpulan konsep-konsep yang saling berhubungan,
definisi, dan preposisi yang digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi suatu fenomena tertentu.
7. Model
Model adalah analogi atau representasi atas beberapa aspek dari sebuah
sistem keseluruhan. Model digunakan untuk mendeskripsikan,
memprediksi, dan mengendalikan.

 Metode Ilmiah

Penyelidikan ilmiah didasarkan pada proses inferensi. Proses ini


digunakan untuk mengembangkan dan menguji berbagai macam proposisi
melalui pergerakan ganda dari pemikiran yang reflektif. Pemikiran yang
reflektif tersebut terdiri atas sederetan induksi dan deduksi untu menjelaskan
secara induktif (dengan hipotesis) sebuah kondisi yang membingungkan.
Sebaliknya, hipotesis digunakan dalam sebuah deduksi dari fakta-fakta
yang lebih dalam untuk dapat menentukan kebenaran dari hipotesis
tersebut.
Periset berfikir bahwa ilmu pengetahuan merupakan serangkaian proses
yang teratur yang terdiri dari induksi, deduksi, observasi, dan pengujian
hipotesis. Meskipun metode ilmiah tidak terdiri dari tahapan-tahapan
yang berurutan maupun independen, proses pemecahan masalah yang
dihasilkannya menyediakan sebuah jalan untuk dilaksanakannya sebuah riset.

Вам также может понравиться