Вы находитесь на странице: 1из 8

NOTULENSI KAJIAN STUDENT LOAN

JUMAT, 27 APRIL 2018


DEPARTEMEN SOSIAL POLITIK BEM KEMA POLBAN
DAN
DEPARTEMEN KEILMUAN HIMPUNAN MAHASISWA ADMINISTRASI NIAGA
POLBAN
DEPARTEMEN RISET DAN PENGEMBANGAN HIMPUNAN MAHASISWA
AKUNTANSI POLBAN
KELOMPOK KAJIAN ISU HIMPUNAN MAHASISWA KEUANGAN PERBANKAN &
KEUANGAN SYARIAH POLBAN

1. HMAK
Tahun 1980-an, program student loan sudah pernah diterapkan di Indonesia, namun gagal
karena tingkat pengembalian dana yang buruk.
Student loan sendiri merupakan proses peminjaman uang kepada mahasiswa yang digunakan
untuk membayar biaya pendidikan.
Student loan sudah diterapkan di beberapa negara seperti Korea, Inggris, dan Amerika. Program
ini meamng membantu untuk melanjutkan pendidikan, namun di Amerika, pernah ada masalah
terkait program ini, karena terjadi kemacetan dalam pembayaran.
Pada tanggal 15 Maret 2018, pemerintah Indonesia mengadakan pertemuan dengan pihak dari
bank dan bekerjasama dengan beberapa bank (BRI dan BTN) terkait student loan. Dari hasil
pembicaraan, diterapkan bunga sebesar 6,5% per tahun di BTN dan 0,65% per bulan di bank
BRI untuk kredit student loan.
Student loan sendiri merupakan kredit tanpa agunan/jaminan, dari situ dapat diambil
kesimpulan bahwa program ini memiliki resiko cukup tinggi.
Selain bank, adapula yayasan yang mengadakan student loan dengan bunga 0%, yaitu:
1. Yayasan Putra Sampoerna
2. Bina Sejahtera
3. Surya University

Kredit bisa saja dilakukan tanpa bunga, namun lebih perketat seleksi pengaju kredit.
Melihat tingginya resiko pada kredit pendidikan, kami melihat bahwa jika diterapkan di
program S1 akan ada tantangan dalam perancangan regulasi. Karena saat ini lulusan perguruan
tinggi belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus, selain itu persaingan global
juga memperketat pencarian lapangan pekerjaan.

Bila dikaji berdasarkan keilmuan akutansi, student loan ini sedikit menyinggung materi
perpajakan yang menyatakan bahwa “semakin banyak yang melakukan kredit pendidikan,
maka bunga akan dikenakan pajak di mana hal tersebut bisa menjadi benefit bagi pemerintah”.

Pertanyaan:
1. Penerapan bunga di student loan itu bagaimana, apa dampaknya bagi mahasiswa?
Bisa melihat contoh di negara maju,dimana pemberian bunga disesuaikan dengan segmen
masyarakat. Sebelum mendapatkan dana student loan mahasiswa S2 dan S3 diharuskan
memiliki pekerjaan tetap. Dan untuk di Indonesia sendiri sekarang bunga disesuaikan
dengan pendapatan masyarakat.

HMAK: setuju diadakannya student loan bagi mahasiswa S2 dan S3

2. Jika terjadi penumpukan atau kemacetan pembayaran student loan, apa dampak bagi
pemerintah?
Bank pasti akan merugi namun untuk mengarah ke pailit itu belum karena apabila cuma
satu kasus saja maka bisa tertutupi oleh kredit lain.

3. Apakah mungkin student loan tanpa bunga?


HMAK: Mungkin apabila dipersiapkan secara matang,
Kang Faris: Pengajuan student loan dengan bunga itu melanggar peraturan tentang
pendidikan tinggi UU no.12 tahun 2012, tapi di peraturan lain ada yang mengatur bahwa
kredit harus berbunga. Namun jika dilihat dari segi mahasiswa maka mahasiswa mengacu
pada peraturan yang dikeluarkan kemenristekdikti sehingga saya menolak student loan
dengan bunga. Solusinya pemerintah bisa menyediakan subsidi silang dengan melihat
kualifikasi atau standar dari debitur atau nasabah.

2. HIMAKAPS
Saat diadakan kajian antara presiden dan perbankan dipertanyakan, apakah pendidikan akan
dibawa kearah komersil?
5 point hasil kajian HIMAKAPS, yaitu:
1. Dasar student loan
Pinjaman yang ditawarkan mahasiswa yang dananya digunakan untuk melunasi biaya
pendidikan. Student loan digunakan sebagai fasilitas untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, program ini bertujuan untuk menjebatani masyarakat dalam hal melanjutkan
Pendidikan.
Dari segi perbankan, program ini sangat menguntungkan, karena mereka melihat itu
sebagai bisnis.
Kebijakan dari bank itu sendiri berharap bahwa mereka yang lulus dengan title student
loan ini sendiri.
Namun, harus diingat bahwa pemerintah pusat daerah dan perguruan tinggi memiliki
keawjiban untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu untuk menyelesaikan
pendidikannya sebagaimana diatur dalam UU no.12 Tahun 2012.
Mungkin beberapa pihak melihat bahwa program ini baik, namun jika ditelaah lebih lanjut,
program ini bisa membawa dampak buruk terutama terkait kemacetan pembayaran, bahkan
di Amerika sendiri program ini membawa masalah.
2. Keilmuan
Student loan digunakan sebagai fasilitas mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada 15 Maret
2018, Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan kepala BI karena melihat
minimnya kemajuan di bidang pendidikan, dan ‘menantang’ mereka untuk menciptakan
inovasi di bidang kredit, coba investasikan ke pendidikan.
Menurut kami, program student loan untuk jenjang S1 tidak sesuai, karena dianggap bahwa
orang tua masih bisa membiyai hidup.
Student loan ditargetkan untuk kalangan menengah kebawah.
3. Perbankan
Ada kasus macet kredit di Amerika dan Malaysia. Maka, kebijakan bank yaitu
menginginkan adanya syarat yaitu mahasiswa lulus dengan predikat student loan,
tunggakan biaya pendidikan di amerika itu membebani sampai-sampai mereka menunda
pensiun sampai usia 70 tahun.
4. Ekonomi
Berdaarkan penelitian ekonomi di negara maju dan negara berkembang, student loan
kurang cocok di negara berkembang karena masih banyak masalah yang harus diatasi, yang
berkaitan dnegan student loan. Salah satunya adalah jumlah lapangan pekerjaan, di amerika
saja banyak yang menuggak biaya student loan karena kurangnya pendapatan.
Dilihat dari persentase kerugian saat melaksanakan student loan, negara berkembang
memiliki tingkat persentase yang tinggi. Di sini, dapat terlihat bahwa Negara berkembang tidak
cock untuk melaksanakan student loan atau dengan kata lain tingkat kegagalannya tinggi.

Dampak:
1. Mahasiswa mudah melanjutkan pendidikan karena dibantu biaya pemerintah
2. Dunia perbankan berkembang dengan pesat
3. Sumber daya meningkat karena banyaknya lulusan S2 dan S3
4. Meringankan beban orang tua mahasiswa

Dampak jika tidak baik:


1. Mahasiswa yang sudah lulus belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan yang tetap
2. Bagi bank dengan, adanya studdent loan bisa mengalami kerugian karena banyaknya
tunggakan
3. Pemerintah dapat mengalami penurunan ekonomi karena banyaknya yang macet

Kesimpulan: S1, D3 dan D4 tidak layak mendapatkan student loan,tapi mengacu pada uu no.12
tahun 2012 yang menyebutkan bahwa pinjaman tanpa bunga.

Pertanyaan
1. Kenapa bisa ada peningkatan bunga dan bisa terjadi penundaan masa pensiun di Amerika?
Kenapa student loan bisa keluar di tahun 2018 tidak sejak lama? Adanya bunga disebut
sebagai bisnis oleh Pak Natsir. Ada apa dibalik student loan yang dikeluarkan tahun ini. (kang
habib)
2. Terdapat dua jenis student loan:
1. Government graduate: adanya tuntutan pembayaran setelah beberapa bulan
2. ICL: dibayar jika pendapatan nasabah sudah mencapai jumlah tertentu dan apabila
sudah beberapa tahun tidak dibayar akan dihapuskan oleh pemerinta
Di Amerika sendiri subsidi pemerintah di bidang pendidikan dipotong karena student loan
dianggap dapat mengatasi masalah biaya pendidikan.

3. Dilihat dari segi perbankan, bagaimana kondisi perbankan indonesia saat ini?
Masih belum membaik karena kurangnya pendapatan dari nasabah/debitur, sehingga dengan
adanya program student loan maka bank setuju.
Sebelumnya harus dilihat dulu fungsi bank, bahwa bank hanyalah mediasidan mendapatkan
keuntungan dari debitur. Namun jika dikatakan belum membaik bila dilihat dari instrumen
selama masih terkendali maka masih aman-aman saja.

4. Jangan hanya melihat dari kegagalannya saja, tapi coba dilihat bahwa ada negara yang
berhasil melaksanakan program student loan yaitu Finlandia. Jika dilihat angka pendidikan
itu masih di kisaran SMP maka penempatan student loan di S2 ataupun S3 itu tidak adil.
Keunggulan di Finlandia sendiri pengaturan bunga disesuaikan dengan kemampuan
dari debitur. Yang harus dicermati dari student loan ini adalah regulasinya. Dampak
lain dari student loan ini adalah adanya keterikatan antara penerima dan pemerintah
sehingga nantinya mahasiswa akan memiliki keinginan lebih untuk berkontribusi bagi
negara.

Himakaps: Di sini yang jadi pertanyaan adalah kenapa student loan bari dimunculkan
sekarang. Jika ditelaah apakah pertumbuhan ekonomi Finlandia sama dengan
Indonesia, karena takutnya nanti akan terulang krisis moneter tahun 98’. untuk gaji
rata-rata pekerja indonesia sekitar 2,5 jt dan pekerja bebas 1,5jt dan di BUMN besar
serta perusahaan multinasional 9jt. Sedangkan di finlandia pengangguran saja dibayar
7,5jt. Disitulah yang perlu dipertimbangkan apakah indonesia dapat membayar dana
tersebut dengan lapangan pekerjaan yang ada saat ini dan persaingan yang cukup
tinggi. Jika dilihat dari segi perbankan bisa dilihat terlebih dahulu sasaran dari student
loan sendiri apakah menengah kebawah atau menengah keatas. Karena jika
sasarannya menengah keatas maka nantinya surplus akan berkurang dan bank tidak
bisa berjalan. Dilihat juga dari kualifikasi standar penerima studen loan, kemudian
berapa lama dia bisa mendapatkan pekerjaan serta berapa lama dapat membayar.

Sospol: Tidak ada korelasi antara mencerdaskan kehidupan bangsa dengan student loan, tapi
kenapa tidak dari bawah dan hanya mendukung S2 dan S3 sedangkan di Indonesia sendiri itu
tingkat pendidikan rendah.
Himakaps: Disitulah permasalahannya, student loan haruslah disesuaikan dengan angka
tingkat pendidikan di Indonesia selain itu perlu diperhatikan bahwa segi mana atau latar
belakang yang mana yang ingin kita tingkatkan

Closing statement: Indonesia masih belum layak untuk melaksanakan student loan,
berdasarkan hasil kajian dari berbagai aspek. Harus dilakukan pengawalan terkait regulasi
yang dikeluarkan kemenristekdikti.
Sospol:
Sejarah student loan: Student loan digagas amerika saat mau revolusi industri, dengan latar
belakang sdm yang kurang mumpuni. Kenapa di Indonesia ingin melakukan studen loan, hal ini
terkait dengan revolusi industri yang dicanangkan oleh jokowi.
Hal apa yang mendasari student loan? Mayoritas pendidikan akhir di indonesia adalah sd dan
smp, disini pemerintah ingin menjamin bahwa setiap orang dapat mendapatkan pendidikan.
Masalah yang timbul adalah saat ini pemerintah berfokus pada infrastruktur sehingga banyak
anggaran yang dipotong bahkan termasuk anggaran pendidikan, maka saat ini pemerintah
berpikir untuk memenuhi anggaran pendidikan dengan cara lain yaitu student loan.
Student loan dapat dikatakan rancu, melihat dari rentang waktu pengadaannya serta janji yang
disebutkan oleh jokowi terkait pendidikan gratis. Indonesia berbeda dengan Amerika, indonesia
sistem bank terpisah dengan sistem pendidikan sedangkan di amerika bank turut campur. Dalam
pasal 31 dan 28c UUD 1945 disebutkan bahwa masyarakat menerima pendidikan, jika student
loan diterapkan ada kemungkinan bahwa bidik misi dihilangkan. Lalu di UU no 12 disebutkan
terkait keadilan dalam pendidikan tinggi. Pasal 31 ayat 4 paling sedikit 20 persen dari dana APBN
diberikan untuk anggaran pendidikan, namun hal tersebut masih belum dapat menutupi anggaran
pendidikan, itu bisa menjadi salah satu alasan di adakannya program student loan.
Selama ini masalah pendidikan di nomor duakan terkalahkan oleh infrastruktur. Padahal
seharusnya pendidikan ini menjadi perhatian utama. Pasal 76 ayat 1 UU pendidikan tinggi terkait
bantuan untuk mahasiswa yang tidak mampu, disebutkan adanya pembebasan biaya pendidikan.
Berdasarkan uu ini dapat dikatakan bahwa bunga pada student loan ini diharamkan, sedangkan
dari pak Nasir mnyebutkan bahwa bunga 0% itu tidak memungkinkan karena ada peraturan juga
terkait hal tersebut.
Dalam hal ini student loan dapat dijadikan alat untuk menaikkan elektabilitas pemerintah saat ini.
Pendidika terbagi menjadi dua yaitu formal dan informal, sedangkan student loan difokuskan
untuk pendidikan formal (sd,smp,sma) tapi kenapa student loan ini tidak merata dan
mengkastakan. Di finlandia sendiri yang penting adalah pendidikan informal yaitu soft skill.
Yang harus diperhatikan di Indonesia adalah moral, karena moral di Indonesia sangatlah kacau,
hal ini dapat terlihat dari media sosial yang ada di indonesia yaitu jika ada hal yang terkait dengan
sara serta politik identitas maka indonesia sangat mudah di adu domba. Indonesia memiliki
mental yang lebih mengarah kepada konsumtif sehingga pendidikan harus lebih digencarkan.
Sedangkan student loan seakan membatasi hal tersebut dan dipertanyakan apakah student loan
dimaksudkan untuk kalangan menengah keatas atau menengah kebawah. Apakah studen loan itu
dimaksudkan untuk menaikan pamor jokowi atau bagaimana? Karena suatu sistem itu tidak ada
yang salah, tapi orang yang menjalankan sistem itulah yang harus diperhatikan.

Dasar studen loan: 1)pendidikan sangatlah penting dan karena anggaran lebih difokuskan pada
infrastruktur maka diperlukan dana dari sumber lain, 2)apakah hal ini efektif?, 3)komersialisasi
pendidikan 4)siapakah yang menjamin pendidikan apakah pemerintah, bank atau mahasiswa?
5)apakah hal ini merupakan solusi untuk menyelesaikan masalah?, 6)media massa yang ada di
Indonesia sangatlah berbeda dengan media massa diluar terutama terkait konten
Jokowi meng-gagas student loan itu untuk menambah produk perbankan, sehingga
memperbanyak kesempatan dalam melanjutkan pendidikan. Sehingga jika terlalu menyudutkan
pemerintah itu tidak tepat.

Dari awal jokowi memiliki janji kampanye untuk meng-gratiskan pendidikan namun kenapa dari
awal jokowi hanya berfokus pada infrastruktur. Pembangunan di indonesia sudah direncakan
sejak reformasi sehingga pembangunan infrastruktur itu hanya tinggal dilanjutkan oleh Jokowi.
Yang paling dipertanyakan dari hal ini adalah kenapa student loan ada di akhir periode.

Sistem bank saat ini kapitalis sehingga sangat erat kaitannya terkait pengaturan yang dilakukan
bank. Dan setiap produk itu pasti berkaitan dengan masyarakat dan instansi lain. Disini harus
diperhatikan terkait dampak yang akan terjadi.

3. HMAN

1. Student Loan
Pertama terjadi di orda sekitar tahun 1980. Untuk student loan ini terdapat jaminan yaitu ijazah,
namun jaminann ini tidak efektif. Jokowi mengangkat isu ini karena terinspirasi amerika.
2. Pro-kontra
Pro:
1. Menambah jumlah cendekiawan di Indonesia
2. Membantu masyarakat Indonesia dalam bidang biaya Pendidikan
Kontra:
1. Pembayaran akan menjadi beban setelah lulus kuliah
2. Karena lapangan pekerjaan tidak sesuai dengan jumlah lulusan maka banyak
pengangguran
3. System loan tidak cocok dengan Indonesia
4. Terdapat hubungan dengan ilmu pemasaran yaitu standarisasi – affordable product –
fintech
Standarisasi: kejelasan regulasi student loan. Peruntukkan student loan harus diperjelas;
persyaratan pengajuan student loan harus jelas.
Affordable product (produk yang bisa diakses semua orang): student loan harus dapat dijangkau
oleh semua pihak
Fintech merupakan solusi untuk menjadikan student loan menjadi affordable product, dengan
pertimbangan penguranan biaya.

Psikologis
Consumen Behavior: student loan student loan diadakan atas dasar semangat pendidikan
3. Solusi : Fintech
Apa itu fintech?
Fintech (financial technology) merupakan startup atau perusahaan-perusahaan yang
menjembatani konsumen dengan produsen dalam hal pembayaran atau financial. Terminologi
atau pengistilahan terkait bisnis atau financial dibidang online.
Kesimpulan: Setuju diadakannya studen loan dengan syarat diperjelasnya regulasi,
peruntukkan student loan, transparansi dan persyaratan yang jelas.

Kesimpulan
1. Acil: setuju bersyarat yaitu dengan regulasi jelas
2. Himakaps: Indonesia saat ini belum layak mengadakan student loan, karena terdapat
peraturan yang berbenturan dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Solusi yaitu dengan
perbankan berbasis Syariah.
3. Kang Habib: Indonesia belum pantas menerapkan student loan karena melanggar banyak
undang-undang bahkan preambule

Penolakan student loan:


1. Regulasi: belum adanya regulasi yang jelas atau adanya tumpeng tindih
2. Ekonomi: belum layak adanya student loan karena melihat kondisi ekonomi saat ini
3. Pendidikan: Pendidikan di komersilkan, tapi student loan ini membantu dalam
penyelesaian pendidikan
Solusi: peningkatan beasiswa yang sudah ada serta pemerataan Pendidikan; pengkajian lebih
dalam terkait program student loan; pelaksanaan audit anggaran Pendidikan di kemendikbud
dan kemenristekdikti serta maksimalkan pemanfaatan anggaran pendidikan;
Kesimpulan: Student loan belum layak diterapkan di Indonesia, serta diperlukan kejelasan lebih
dalam baik terkait regulasi maupun persyaratan.

Вам также может понравиться