Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan

kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian bukan berupa angka-

angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.

Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin

menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci

dan tuntas.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Lexy J. Moleong (2010: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.

Penggunaan metode penelitian kualitatif ini membantu peneliti dalam

mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan strategi yang

dilakukan Museum Perjuangan kota Yogyakarta dalam menarik minat

wisatawan agar berkunjung ke museum.

32
33

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Museum Perjuangan kota

Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Kolonel Sugiyono 24 Kota Yogyakarta.

Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa museum

tersebut termasuk Museum Negeri yang sepi dari pengunjung dan merupakan

museum yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Waktu penelitian telah

dilaksanakan pada 9 Januari - 22 Januari 2014.

C. Subjek Penelitian

Subyek penelitian merupakan orang-orang yang dianggap mampu

memberikan informasi mengenai latar belakang dan keadaan yang sebenarnya

dari obyek yang diteliti sehingga data yang dihasilkan dapat akurat. Pihak-

pihak yang telah dipilih menjadi subyek penelitian antara lain:

1. Bapak Drs. Gubawah Haji Kepala kelompok kerja Museum Benteng

Vredeburg, yang merupakan unit 1 dan pengelola dari Museum

Perjuangan

2. Ibu Bekti Istiwayah Koordinator Museum Perjuangan Yogyakarta

3. 20 Wisatawan yang berkunjung ke Museum Perjuangan

Pengambilan data dari subjek penelitian tersebut diambil dengan cara

wawancara semi struktur dengan panduan wawancara untuk Kepala

kelompok kerja Museum Benteng Vredeburg dan Koordinator Museum

Perjuangan, dan wawancara terstruktur untuk 20 wisatawan yang berkunjung

dengan mengisi daftar pertanyaan.


34

D. Instrumen Penelitian

Instrumen sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian untuk

mendapatkan data yang valid. Dalam penelitian dengan jenis kualitatif ini,

peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam

upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Moleong (2010: 168)

menjelaskan bahwa peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor

hasil penelitiannya.

Kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolok ukur

keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan

peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data

lainnya di sini mutlak diperlukan. Peneliti sebagai instrumen penelitian

melakukan validasi terkait persiapan melakukan penelitian sebelum terjun ke

lapangan penelitian. Validasi terhadap peneliti meliputi pemahaman metode

penelitian kualitatif dan penguasaan mengenai objek yang diteliti.

E. Sumber Data

1. Data Primer

Lofland dalam Moleong (2010: 157) mengemukakan bahwa

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh

dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Sebelum

dilakukannya wawancara peneliti melakukan observasi dilokasi untuk

mendapat informasi tentang kondisi lokasi penelitian. Peneliti


35

menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang

Strategi Museum Perjuangan Kota Yogyakarta dalam meningkatkan

minat pengunjung museum yaitu dengan wawancara dengan Kepala

kelompok kerja Museum Benteng Vredeburg, Koordinator Museum

Perjuangan Yogyakarta, dan wisatawan yang berkunjung ke Museum

Perjuangan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan

berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi,

buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi

dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa

majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran

dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi,

tesis, hasil survei, studi historis, dan sebagainya. Peneliti menggunakan

data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi

informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dengan dengan

Kepala kelompok kerja Museum Benteng Vredeburg, Koordinator

Museum Perjuangan Yogyakarta, dan wisatawan yang berkunjung ke

Museum Perjuangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode

agar diperoleh data yang lengkap. Metode yang digunakan untuk


36

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan indera tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan

mata untuk mengamati sesuatu. Observasi atau pengamatan merupakan

salah satu teknik penelitian yang sangat penting. Pengamatan itu

digunakan karena berbagai alasan. Ternyata ada beberapa tipologi

pengamatan. Terlepas dari jenis pengamatan, dapat dikatakan bahwa

pengamatan terbatas dan tergantung pada jenis dan variasi pendekatan

(Moleong, 2009: 242). Observasi ini digunakan untuk penelitian yang

telah direncanakan secara sistematik mengenai bagaimana strategi

Museum Perjuangan Kota Yogyakarta dalam menarik minat pengunjung

Museum dengan cara mengamati bagaimana pelayanan yang diberikan

oleh petugas Museum Perjuangan kepada pengunjung, apa saja fasilitas

yang ditawarkan dan bagaimana keadaan lingkkungan di Museum

Perjuangan.

2. Wawancara

Menurut Moleong (2010: 187) wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik wawancara yang


37

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan petunjuk

umum. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat

kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu

ditanyakan secara berurutan (semi struktur). Penggunaan teknik

wawancara dengan menggunakan petunjuk umum wawancara

dikarenakan agar garis besar hal-hal yang akan ditanyakan kepada

narasumber terkait dengan strategi Museum Perjuangan kota Yogyakarta

dalam menarik minat pengunjung Museum dapat tercakup dan dapat

semua terjawab. Wawancara dilakukan dengan membawa pedoman

wawancara (interview guide) dengan tujuan agar wawancara tidak

menyimpang dari permasalahan. Wawancara ini ditujukan kepada Kepala

kelompok kerja Museum Benteng Vredeburg dan Koordinator Museum

Perjuangan Yogyakarta. Sedangkan untuk wisatawan yang berkunjung

ke Museum Perjuangan menggunakan wawancara terstrukrut dengan cara

wisatawan mengisisi daftar pertanyaan yang telah disediakan.

Wawancara pada penelitian ini berlangsung selama 10 hari.

3. Dokumentasi

Studi dokumen yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka,

dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan

dengan permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan

tahunan, majalah, jurnal, tabel, karya tulis ilmiah dokumen peraturan

pemerintah dan Undang-Undang yang telah tersedia pada lembaga yang

terkait dipelajari, dikaji dan disusun/dikategorikan sedemikian rupa


38

sehingga dapat diperoleh data guna memberikan informasi berkenaan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

G. Teknik Keabsahan Data

Menurut Moleong (2010: 324), kriteria keabsahan data ada empat

macam yaitu : (1) kepercayaan (kredibility), (2) keteralihan (tranferability),

(3) kebergantungan (dependability), (4) kepastian (konfirmability).

Dalam pengecekan data peneliti menggunakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yaitu triangulasi. Menurut Moleong (2010: 330) triangulasi

merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Peneliti menggunakan teknik ini untuk

menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian

dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, peneliti dapat me-

recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode, atau teori.

Langkah yang digunakan dalam teknik triangulasi data ini adalah

dengan menggunakan sumber dan metode. Patton (dalam Lexy J. Moleong,

2010:330-331) mengatakan bahwa “triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dengan menggunakan

teknik ini peneliti dapat membandingkan data hasil pengamatan dengan data

hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum


39

dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang

dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat

biasa, orang berada, orang pemerintahan, dan membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan”. Sedangkan menurut

Patton (dalam Lexi J. Moleong, 2010:331) mengemukakan “triangulasi

dengan metode terdapat dua sttategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan

derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama”.

H. Teknik Analisis Data

Manurut Patton dalam Moleong (2010: 280), teknik analisis data adalah

proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu

memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian

dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Sedangkan menurut

Bogdan dan Tylor dalam Moleong (2010: 280), analisis data sebagai proses

yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan

hipotesis seperti yang di saranakan oleh data dan sebagai usaha untuk

memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji definisi

pertama lebih menitik beratkan pada pengorganisasian data sedangkan

definisi yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data, dan

dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, analisis data, adalah
40

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dalam penelitian ini data di analisis dengan cara berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan

lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu

kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang

lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-

waktu data diperlukan kembali. Peneliti menggunakan reduksi data

dengan tujuan memudahkan dalam pengumpulan data di lapangan.

2. Display data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil

penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil

reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik

kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

Peneliti menggunakan display data ini untuk melihat gambaran

penelitian.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi

berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan

sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek,


41

trianggulasi dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi atau

kebermaknaan hasil penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk

memverifikasi kesimpulan yang jelas dan pasti.

Вам также может понравиться