Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Pengertian
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai
adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai suatu yang
“khayal”, halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan
mental penderita yang “terepsesi”. Halusinasi dapat terjadi karena
dasarr-dasar organik fungsional, psikotik, maupun histerik (Yosep,
2007).
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah atau pola stimulus
disertai gangguan respon yang kurang, berlebihan, atau distorsi
terhadap stimulus tersebut (Nanda, 2012).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana
klien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada
(Damaiyanti, 2008)
Stuart & Laria di dalam bukunya mengatakan halusinasi
adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima indra
(pendengaran, penglihatan, peraba, pengacap, penghidung
(Nurjanah, 2008).
E. Psikopatologi (pathway)
Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan
keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien dengan
halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di
rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi
untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat
di rumah sakit (dirawat di rumah).Keluarga yang
mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien
mampu mempertahankan program pengobatan secara
optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu
merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk
memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat
harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi
pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun
di rumah.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda
dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan
cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk
memperagakan cara merawat pasien dengan
halusinasi langsung di hadapan pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
Strategi pelaksanaan pada keluarga
SP 1 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan
gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien
langsung dihadapan pasien
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga
c) Strategi pelaksanaan
Strategi pelaksanaan halusinasi menurut Keliat (2007)
dalam Afnuhazi (2015) tindakan keperawatan yang
dilakukan :
1) Membantu klien mengenalai halusinasi
Membantu klien mengenlai halusinasi dapat melakukan
dengan cara berdiskusi dengan klien tentang isi
halusinasi (apa yang didengar atau dilihat), waktu
terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi,
situasi yang menyebabkan hslusinasi muncul dan
respon klien saat halusinasi muncul.
2) Melatih klien mengontrol halusinasi: menghardik
halusinasi
a) SP 1: Menghardik halusinasi
Upaya mengandalikan diri terhadap halusinasi dengan
cara menolak halusinasi yang muncul. Klien dilatih
untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang
muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya, ini
dapat dilakukan, klien akan mampu mengendalikan diri
dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul, mungkin
halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini
pasien tidak akanlarut untuk menuruti apa yang ada
dalam halusinasinya. Tahapan tindakan meliputi :
1) Mengajarkan teknik menghardik dengan
mengucapkan pergi, pergi, pergi kamu suara palsu.
2) Membimbing atau meminta klien untuk
mendemonstrasikan teknik mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
3) Memotivasi klien untuk membuat jadwal latihan
menghardik 2 jam sekali.
b) SP 2: Menggunakan obat seara teratur
Mampu mengontrol halusinasi klien juga harus dilatih
untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan
program. Klien menggunakan obat secara teratur sesuai
dengan program. Klien gangguan jiwa yang dirawat
dirumah seringkali mengalmi putus obat sehingga
akibatnya klien mengalami kekambuhan. Bila
kekambuhan terjadi maka untuk mencapa kondisi
seperti semula akan lebih sulit, untuk itu klien perlu
dilatih menggunakan obat sesuai program dan
berkelanjutan.
Tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan
obat :
1) Jelaskan guna obat
2) Jelaskan akibat bila putus obat
3) Jelaskan cara mendaptkan obat atau berobat
4) Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5
benar (benar obat, benar pasien, bentar cara
pemberian, benar waktu, benar dosis).
c) SP 3: Bercakap-cakap dengan orang lain
Mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketika klien bercakap-cakap
dengan orang lain maka terjadi distraksi, fokus
perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke
percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut,
sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol
halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
I. Identitas
Inisial : Tn. P
Umur : 36 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Serabutan
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Wonosobo, Jawa Tengah
Tgl Pengkajian : 07-01-2018
No. RM :
IV. Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis G.C.S E=4 M=6 V=4
= 15
3. Tanda-tanda vital : TD =110/80 mmHg
N = 88x/m
S = 36,2 ºC
RR = 20x/m
4. Ukur : TB = 160 cm
BB = 67 kg
5. Keluhan Fisik : Tidak ada
6. Pemeriksaan Fisik :
a) Kepala dan Muka (Inspeksi dan Palpasi)
Kepala bulat, rambut lurus dan berwarna hitam, rontok
tidak ada, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat lesi dan udim
b) Mata (Inspeksi)
Geraka bola mata simetris, tidak terdapat kelainan bentuk,
reflek pupil ada, warna pupil mata hitam, irish mata hitam
c) Hidung (Inspeksi dan Palpasi)
Tidak terdapat polip sinus, terdapat kotoran hidung,tidak
terdapat lesi, tidak ada nyeri tekan.
d) Telinga (Inspeksi dan Palpasi)
Bentuk simetris, terdapat serumen, tidak terdapat lesi, tidak
ada nyeri tekan.
e) Mulut (Inspeksi dan Palpasi)
Gigi = Terdapat karang gigi atau caries
Gusi = berwarna merah muda tidak terdapat edema
Tonsil = Merah muda tidak terdapat edema
Uvula = Simetris, tidak terdapat pembekakan
f) Leher (Inspeksi dan Palpasi)
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada lesi dan edema.
g) Payudara
Kondisi areola simetris, tidak terdapat nyeri tekan,tidak
terdapat lesi.
h) Pernafasan
RR=20x/menit, terdapat pilek, tidak terdapat batuk darah,
suara nafas vesikuler.
i) Jantung
TD = 110/80 mmHg, suara jantung lup-dup, N = 88x/menit,
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat retraksi dada.
j) Gastrointestinal
Nyeri tekan tidak ada, bising usus 8x/m, tidak terdapat lesi
dan udim,tidak ada pengeluaran flatus berlebih, tidak ada
melena, bentuk perut rata dan datar.
k) Perkemihan
Tidak ada keluhan saat berkemih, tidak terdapat poli uria,
tidak ada inkontinitas urin, warna urin bening, aroma urin
amoniak.
l) Muskuloskeletal
Suka pegal pada bagian punggung, nyeri otot, pada
ekstremitas bawah dan atas tidak terdapat deformitas,
CRT<2 detik.
m) Psikiatri
Gelisah
V. Psikososial
1. Genogram
Penjelasan :
Klien adalah anak pertama dari 2 bersaudara, klien memiliki 2
adik wanita dan laki-laki ke 2 adiknya telah menikah semua,
klien bercerai dengan istrinya tettapi anak-anaknya ikut dengan
orang tua klien dan mantan istrinya bekerja diluar negri dan
tidak kembali lagi padanya.
2. Pengambilan keputusan dirumah = Klien mengatakan pada
saat masih berumah tangga suami lah yang mengambil
keputusan.
3. Pola Komunikasi antar anggota keluarga = Tidak baik
karena komunikasi dengan menantu mempelai wanita tidak
harmonis.
4. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga = Klien
mengatakan keluarga yang mengasuh ke 2 anaknya dengan
baik dan benar.
5. Sumber pembiayaan/ekonomi keluaraga = Klien
mengatakan ayah klien lah yang menjadi tulang punggung
keluarga.
Konsep Diri
1. Gambaran Diri
Tanggapan klien dengan bentuk tubuh = Klien mengatakan
tidak ada masalah dan menerima apa yang telah allah beri
kepada dirinnya.
Tanggapan klien dengan fungsi tubuh = Klien mengatakan
tidak ada masalah dengan fungsi tubuh yang dia miliki.
2. Identitas
Klien mengatakan puas apa yang telah allah kasih atau beri
kepadanya termasuk dalam menjadi seorang pria dan
bersyukur telah bisa bekerja sebagai serabutan walapun
harus gonta ganti pekerjaan.
3. Peran
Klien mengatakan peran dalam keluarga dialah yang
mengambil semua keputusan dan sebagai individu juga saya
merasa tidak mersa minder dan malu walaupun dalam
masyarakat ada yang menerima ataupun tidak.
4. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin cepat keluar dan sembuh lalu
pulang agar bisa berkumpul kembali bersama anak-
anaknya.
5. Harga Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya masih agak malu dan
masihlebih senang menyendiri tettapi kedepannya setelah
sembuhsaya akan lebih bisa percaya diri lagi.
6. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti (dirumah)
Klien mengatakan adalah anak anaknya.
2. Peran Serta Dalam Kegiatan Masyarakat
Klien mengatakan saat dirumah klien kurang aktif dalam
kegiatan masyarakat.
3. Hambatan Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain
Klien mengatakan jarang bebicara dengan orang lain dan
sulit untuk memulai pembicaraan
4. Orang Yang Berarti (dirumah sakit0
Klien mengatakan orang yang dekat dirumah sakit tidak
ada.
5. Peran Serta Dalam Kleompok
Klien mengatakan hanya duduk saja, tetapi mau mengikuti
kegiatan seperti menyapu dan mengepel lantai rumah
sakit.
6. Hambatan Dalam Berhubungan Denga Orang Lain
Klien mengatakan lebih banyak diam, jarang
berkomunikasi dengan klien jiwa lainnnya.
7. Observasi Prilaku Berhubungan Dengan Oran Lain
Klien mengatakan prilaku terkait berhubungan dengan
orang lain jiwa masih sulit dan klien lebih sering diam dan
menyendiri.
8. Spritual
Klien mengatakan agama yang saya anut adalah agama
islam klien jarang mengikuti sholat berjamaah dan
pengajian klien mengatakan lemas setiap ingin shoalat.
XV. Implementasi
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Keperawatan
Rabu, 07-02- Halusinasi = Sp 1 = S = Klien Dimas.
2018 Pendengaran Menghardik mengatakan Pratama
09.30 WIB dan penglihatan halusinasi “suara dan
bisikan
makhluk halus
sudah jarang
lagi terdengar
dan nampak
setelah klien
sudah bisa
melakukan
teknik
menghardik
secara mandiri
O=
Klien
nampak
sudah tidak
gelisah dan
tenang
Kamis, 08- Halusinasi = Sp 2 = S = Klien Dimas.
02-2018 Pendengaran Penggunaan mengatakan Pratama
09.00 WIB dan penglihatan obat secara “merasa
terartur nyaman dan
tenang setelah
mengkonsumsi
obat dan
halusinasi
sudah sangat
jarang keluar”
O=
Klien
nampak
sudah tidak
gelisah lagi
Jumat, 09- Halusinasi = Sp 3 = S = Klien Dimas.
02-2018 Pendengaran Bercakap- mengatakan Pratama
09.10 WIB dan penglihatan cakap “sudah bisa
dengan orang memulai
lain pembicaraan
dengan orang
lain terutama
kepada pak
mantri yang
berada
diruangan”
O=
Klien
nampak
sudah
dapat
bersosialisa
si dengan
klien jiwa
lainnya.
XVI. Evaluasi
Jam/Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
Rabu, 07-02- Halusinasi =S = Klien Dimas.Pratama
2018 Pendengaran danmengatakan
09.30 WIB penglihatan “suara dan
Sp 1 bisikan makhluk
halus sudah
jarang lagi
terdengar dan
nampak setelah
klien sudah bisa
melakukan
teknik
menghardik
secara mandiri.
O=
Klien nampak
sudah tidak
gelisah dan
tenang.
A = Halusinasi
pendengaran dan
penglihatan.
P = Teratasi
melanjutkan SP
berikutnya
Kamis, 08-02- Halusinasi = S = Klien Dimas.Pratama
2018 Pendengaran dan mengatakan
09.25 WIB penglihatan Sp 2 “merasa nyaman
dan tenang
setelah
mengkonsumsi
obat dan
halusinasi sudah
sangat jarang
keluar”
O=
Klien nampak
sudah tidak
gelisah lagi
A = Halusinasi
pendengaran dan
penglihatan
P = Teratasi
melanjutkan Sp
yang berikutnya.
Jumat, 09-02- Halusinasi = S = Klien Dimas. Pratama
2018 Pendengaran dan mengatakan
09.30 WIB penglihatan Sp 3 “sudah bisa
memulai
pembicaraan
dengan orang
lain terutama
kepada pak
mantri yang
berada
diruangan”
O=
Klien
nampak
sudah dapat
bersosialisasi
dengan klien
jiwa lainnya.
A = Halusinasi
pendengaran dan
penglihatan
P = Teratasi
melanjutkan Sp
yang berikutnya.
XVII. Implikasi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Tn. P dengan
gangguan konsep diri : Halusinasi diruang wisma puntadewa
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal 07-
02-2018 sebagai langkah terakhir dalam penyusunan Makalah
Seminar ini maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yang
sekirannya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pemberian asuhan keperawatan pada klien khususnya klien
dengan gangguan konsep diri : Halusinasi.
1) Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh penulis setelah melakukan
tindakan keperawatan dirumah sakit jiwa Prof. Dr.Soerojo
Magelang berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan ini yaitu :
Penulis telah melakukan pengkajian pada tanggal 07-02-2018
data fokus yang didapat penulis pada Tn. P dengan gangguan
halusinasi : Klien mengatakan “suka melihat dan mendengar
suara makhlus halus dan merasa terganggu”.
Masalah keperawatan yang penulis temukan pada Tn. P
adalah Halusinasi, koping individu tidak afektif.
Rencana tindakan keperawatan yang dapat penulis lakukan
untuk mengatasi diagnosa pada Tn. P dengan halusinasi
adalah klien dapat mengenali dulu apa halusinasi yang klien
derita dan dapat mengidentifikasinya, lalu dengan begitu
klien dapat diajarkan cara menghardik halusinasinya tersebut.
Implementasi yang dapat penulis lakukan pada Tn. P dengan
gangguan halusinasi : Membantu menghardik halusinansinya
tersebut, lalu klien dibantu dalam pemberian minum obat dan
prinsip 5 benarnya, lalu juga melatih klien untuk berinteraksi
dan bercakap-cakap dengan pak mantri maupun klien jiwa
lainnya yang berada di ruangan, dan merencanakan aktivitas
yang terjadwal.
Evaluasi yang dapat penulis peroleh pada Tn.P dengan
halusinasi adalah masalah teratasi sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil ditandai dengan Sp 1 ; Klien mampu
mengidentifiksi halusinasi yang dialaminya, menyebutkan
kemampuan yang masih bisa digunakan di Rumah Sakit klien
yaitu menyapu, sedangkan Sp 2 : Klien masih mengingat
pertemuan kemarin, klien bisa melakukan kegiatan
selanjutnya yang dipilih klien sesuai dengan kemampuannya,
yaitu : mengepel lantai, menyapu lantai, mencuci piring dan
klien juga memasukan kedalam jadwal harian klien.
Faktor penghambat yang dialami penulis selama proses
keperawatan dengan klien halusinasi : yaitu klien terkadang
lupa dengan apa yang sudah saya jelaskan, faktor pendukung
yang dialami penulis saat proses keperawatan yaitu klien
cukup mendukung dan koopratif terhadap implementasi yang
dilakukan penulis.
2) Saran
1. Bagi Perawat
Perlu mendalami konsep hubungan terapeutik, memberi
informasi kepada klien dan keluarga tentang masalah
keperawatan dengan gangguan halusinasi : halusinasi juga
penanganannya sebab masalah tersebut sangat penting bagi
kehidupan seseorang untuk bisa menjadikan hidup lebih
maju dan berarti.
2. Bagi Rumah Sakit
Untuk menunjang keberhasilan perawatan klien dengan
halusinasi perlu ditingkatkan hubungan kerja sama antara
pihaka rumah sakit dan keluarga dalam perawatan klien,
baik dirumah sakit maupun sesudah klien pulang kerumah.
3. Bagi Keluarga
Bentuk lingkungan dan komunikasi yang baik.
STRATEGI KOMUNIKASI
SP 1
a. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi mas, perkenalkan nama saya perawat D yang
kebetulan bertugas di sift pagi ini, dan saya yang akan bertugas
merawat mas. Tujuan saya kesini adalah untuk mengetahui
perkembangan kesehatan mas.”
Nama mas siapa? Nama saya Tn. P
Senang dipanggil siapa mas? Senang dipanggil mas P
Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan mas hari ini? perasaan saya hari ini
biasa-biasa saja
Apakah semalam tidurnys nyenysk mas? Alhamdulillah
nyenyak mas.”
Kontrak
1. Topik
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang halusinasi
mas yang sekarang mas rasakan? Silahkan mas.” Setelah
itu kita akan mendiskusikan obat yang biasa mas minum
dan cara meminum obat yang benar, tujuannya agar mas
dapat mengerti akan halusinasi yang mas sekarang rasakan
dan cara penanganannya.
2. Waktu
“Kita kontrak waktu 15 menit, dan kita sesuaikan kembali
jika belum selesai kita tambah waktu? Iya monggo mas
gak papa.”
3. Tempat
“Mas mau mengobrol dimana? Diluar saja mas lebih enak.
” baiklah kalou begitu kita mengobrol diluar saja.”
b. Kerja
“Menurut mas apa saja halusinasi yang mas alami? Halusinasi
yang saya rasakan adalah halusinasi penglihatan dan
pendengaran “Bagus, lalu apa lagi mas? Ya paling itu saja mas
yang saya tau.”
c. Terminasi
Evaluasi respon klien (subyektif dan objektif)
Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang hari
ini ?” perasaan saya senang karena sudah dibantu oleh mas
dimas.”
Evaluasi Objektif
“Sekarang coba lagi cara menghardik yang masih bisa mas
lakukan dirumah sakit? Pergi-pergi sana kamu suara palsu.”
Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah sekarang mas tidak usah merasa terganggu dan sedih
lagi, karena masih banyak hal yang berguna yang dapat mas
lakukan. Bagaiman kalau tindakan mas tadi dimasukan
kedalam jadwal latihan mas? Iya mas silahkan” mau jam
berapa mas latihannya mas? Nanti aja mas sehabis makan
siang.”
Kontrak Pertemuan Berikutnya
Topik
“Baiklah besok saya akan bertemu mas lagi untuk membantu
mas berlatih meminum obat secara benar dan teratur.”
Waktu
“Bagaimana kalau besok kita berlatih pukul 09.00? waktunya
sekitar 10 menit ya mas.”
Tempat
“Besok kita akan berlatih teras depanj saja yaa mas? Iya mas.”
SP 2
a. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi mas, bagaimana perasaan mas pagi hari ini?
wah mas lebih terlihat baik dari sebelumnya.”
Evaluasi Validasi
“Bagaimana mas sudah siap untuk dimulainya pengenalan
pemberian obat? Iya sudah siap sekali mas, mantap bagus
sekali mas.”
Kontrak
Topik
“Baik seperti perjanjian kita kemarin, hari ini kita akan
memperkenalkan cara meminum obat.”
Waktu
“Waktu yang kita pakai untuk berlatih kurang lebih 10 menit
ya mas.”
Tempat
“Sekarang kita akat berlatih diteras depan ya mas? Iya mas.”
b. Kerja
“Mas sebelum kita latihan cara meminum obat yang benar, kita
akan siapkan terlebih dahulu untuk obat-obat apa saja yang mas
akan minum ya, tujuannya agar tidak terjadi kesalah meminum
obat karena akibatnya akan fatal kalau hal tersebut terjadi.”
c. Terminasi
Evaluasi respon klien (subjektif dan objektif)
Evaluasi subyektif
“Bagus sekali mas, sekarang bagaimana perasaan mas setelah
melakukan latihan cara meminum obat dengan benar?
Perasaan saya senang karena sudah banyak tau tentang cara
meminum obat yang benar.”
Evaluasi Objektif
“Coba sekarang mas sebutkan apa saja 5 benar dalam
meminum obat? Benar obat, benar rute obat, benar waktu
minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.”
Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan ke dalam jadwal latihan yaa
mas? Monggo mas.” Mau jam berapa latihan? Jam 08.30 saja
mas setelah makan pagi.”
Kontrak Pertemuan Berikutnya
Topik
“Besok pagi kita akan latihan bercakap-cakap yaa mas? Iya
mas monggo.”
Waktu
“Mas mau latihan jam berapa untuk besok? Jam 09.00 saja
setelah makan pagi.”
Tempat
“Mas mau latihan dimana? Seperti kemarin saja mas, baik
disini saja yaa mas.”
SP 3
a. Orientasi
Salam Terapeutik
“Sealamat pagi mas, bagaiman persaan mas pagi ini? wah
terlihat lebih baik dari sebelumnya.”
Evaluasi Validasi
“Bagaimana mas sudah siap untuk berlatih bercakap-cakap
hari ini?” saya sudah sangat siap mas.”
Kontrak
Topik
“Baik seperti perjanjian kemarin, hari ini kita akan latihan
bercakap-cakap.”
Waktu
“Waktu yang kita pakai untuk berlatih sekitar kurang lebih 10
menit yaa mas?”
Tempat
“Sekarang kita akan berlatih bercakap-cakap disini yaa? Iya
mas siap.”
b. Kerja
“Mas sebelum kita latihan bercakap-cakap, kita akan siapkan
topik apa saja yang mau kita perbincangkan. Sekarang mas
sialhkan memulai percakapan dengan diawali dengan salam
lalu perkenalkan diri, dan maksud tujuan mas ingin mengajak
orang terssebut ngobrol dengan soban.”
c. Terminasi
Evaluasi respon klien (subjektif dan objektif)
Evaluasi subyektif
”Bagus sekali mas, sekarang mas bagaiman perasaannya
setelah melakukan hal tadi? Perasaan saya senang mas
karena saya bisa jadi banyak teman ngobrol.”
Evaluasi objektif
“Coba sebutkan sekaran apa saja tahapan untuk meminum
obat? Benar obat, benar rute obat, benar waktu minum obat,
benar cara minum obat, benar dosis obat, luar biasaaaa.”
Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan kedalam jadwal latihan
harian mas? Monggo mas “ saya rasa mas sudah bisa
melakukan beberapa kegiatan dalam 3 hari ini, saya harap
untuk kedepannya mas bisa melkukannya terus dan
konsisten, kemajuan mas sangat pesat bagus sekali
pertahankan yaa mas.”
Daftar Pustaka
Afnuhazi, Ridhyalla. (2015). Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawtan Jiwa. Yogyakarta: Katalog Dalam
Terbitan (KDT).