Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah merupakan salah satu bentuk permasalahan lingkungan yang perlu
diperhatikan. Pengolahan limbah yang tidak benar dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Terutama pada kota kota besar seperti Samarinda tidak terlepas dari tingkat
pencemaran lingkungan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Timbunan sampah
tentunya mencemari dan mengganggu karena adanya lindi (air sampah) dan bau.
Leachate (air lindi) sendiri merupakan air rembesan yang keluar dari sampah yang
mempunyai karakteristik kandungan bahan organik yang tinggi.Air lindi juga merupakan
salah satu senyawa yang sulit terdegradasi. Tingginya kadar zat-zat kimia seperti COD,
BOD, pH, nitrat, magnesium, ammonia, kalsium, tembaga, klorida, sulfat, besi dan
berbagai zat lainnya pada lindi sehingga perlunya proses pengolahan air lindi yang baik
dan benar sebelum dibuang ke lingkungan.
Sebagian besar limbah yang dibuang pada lokasi pembuangan sampah adalah
padatan. Limbah tersebut berasal dari berbagai sumber yang berbeda dengan tipe limbah
yang berbeda pula, sehingga setiap air lindi memiliki karakteristik tertentu ( Pohland and
Harper, 1985).
Air lindi kaya akan kandungan bahan organik, anorganik dan mikroorganisme selain
itu air lindi juga mengandung logam berat cukup tinggi (US-EPA ,1988), sehingga
apabila air lindi tersebut tidak diolah dan langsung dibuang kedalam tanah dapat
mencemari tanah dan air tanah.Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengolah
air lindi. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode elektrolisis. Dimana metode
ini cukup sesuai untuk diterapkan karena tingginya kandungan ion-ion anorganik dalam
lindi, sehingga efisiensi pengolahan dapat meningkat.
Oleh karena itu, pengolahan air lindi dengan metode elektrolisis ini dipilih karena
metode ini relatif mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal dilakukan untuk
mengurangi logam berat yang masih terkandung pada air lindi .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latarbelakang diatas, dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:

1
1. Bagaimana pengaruh kuat arus terhadap penurunan logam berat pada air lindi?
2. Apa hubungan dari elektrolisis dengan pengurangan kadar logam berat?
3. Apa saja variabel yang dapat mempengaruhi elektrolisis?

1.3 Batasan Masalah


Agar lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan, diberikan batasan dalam ruang
lingkup penelitian ini sebagai berikut:
1. Logam berat yang dimaksud adalah Fe, Pb dan Zn.
2. Sampel air lindi yang digunakan diambil dalam kondisi cuaca baik atau panas.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latarbelakang yang telah dipaparkan, adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Mengetahui perubahan kandungan logam berat dalam metode elektrolisis
2. Menentukan pengaruh kuat arus (A) terhadap logam berat pada pengolahan lindi
dengan metode elektrolisis.
3. Menentukan pengaruh tegangan (V) terhadap logam berat pada pengolahan lindi
dengan metode elektrolisis.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:
1. Memperkaya wawasan mahasiswa mengenai elektrolisis
2. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Mengembangkan metode pengolahan air lindi melalui elektrolisis

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lindi merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses masuknya air ke dalam
timbunan sampah sehingga dapat melarutkan unsur-unsur kimiawi termasuk materi
organik hasil dekomposisi sampah. Secara umum, lindi memiliki kandungan senyawa
organik, anorganik, maupun xenobiotik. Senyawa tersebut berpotensi menimbulkan
pencemaran air tanah maupun air permukaan bila tidak diolah dengan baik (Abdullah dan
Bagastyo, 2015). Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada sampah, bila
kapasitasnya telah melampaui kapasitas tekanan air dari sampah, maka cairan tersebut
akan keluar dan mengekstraksi bahan organik dan an-organik hasil proses físika, kimia
dan biologis yang terjadi pada sampah. Jadi lindi sangat berpotensi menyebabkan
pencemaran air, baik air permukaan, air tanah maupun air bawah tanah, sehingga perlu
dikelola dengan baik (Pinem dkk., 2014).
Air lindi yang berada di permukaan tanah dapat menimbulkan polusi pada air
tanah dan air permukaan, hal ini dikemukakan oleh Ehrig (1993), sebagai berikut:
1. Air permukaan yang terpolusi oleh air lindi dengan kandungan zat organik tinggi, pada
proses penguraian secara biologis akan menghabiskan kandungan oksigen dalam air dan
akhirnya seluruh kehidupan dalam air yang tergantung oleh keberadaan oksigen terlarut
akan mati.
2. Air tanah yang terpolusi oleh air lindi dengan konsentrasi tinggi, polutan tersebut akan
berada dan tetap ada pada air tanah tersebut dalam jangka waktu yang lama, karena
terbatasnya oksigen terlarut sehingga sumber air yang berasal dari air tanah tidak sesuai
lagi untuk air bersih.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan area atau lokasi pemrosesan terakhir
sampah yang ditimbulkan oleh suatu daerah, misalnya perkotaan. Salah satu
permasalahan utama pengoperasian TPA adalah timbulnya lindi. Lindi merupakan limbah
cair yang timbul akibat masuknya air ke dalam timbunan sampah dan bersifat melarutkan
unsur-unsur kimiawi terlarut termasuk materi organik hasil dekomposisi. Secara umum
lindi dari lahan tanah urug sampah kota mengandung zat organik dan anorganik dengan
konsentrasi tinggi, terutama timbunan yang masih baru. Kandungan anorganik lindi yang
berbahaya berupa logam berat yang bersifat toxic (Hartati, 2007).

3
Keberadaan logam besi, cadmium, dan kromium dalam air lindi TPA sangat
berbahaya karena logam ini adalah logam yang bersifat sangat toksit. Logam besi,
cadmium, dan krom yang berada dalam lindi akan merembes ke dalam tanah yang akan
mencemari air tanah. Jika ketiga logam ini merembes ke dalam tanah maka akan
mencemari sumur-sumur penduduk. Sejumlah teknik telah dilakukan untuk menurunkan
kandungan beberapa logam dalam air lindi TPA. Teknik paling umum yang digunakan
untuk pengambilan logam berat dalam larutan yang sedang dikembangkan adalah serapan
dengan berbagai penyerap. Upaya menyerap polutan logam berat telah dilakukan oleh
beberapa peneliti terdahulu, dengan menggunakan karbon aktif sebagai pengabsorpsi
untuk menyerap logam Cd dalam air lindi TPA. Tetapi upaya untuk menyerap logam lain
masih jarang dilakukan (Nohong, 2010).
Karakter air lindi atau sangat bervariasi tergantung dari proses-proses yang terjadi
di dalam landfill, yang meliputi proses fisik, kimia dan biologis. Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses yang terjadi di landfill antara lain : jenis sampah, lokasi
landfill, hidrogeologi dan sistem pengoperasian, faktor tersebut sangat bervariasi pada
suatu tempat pembuangan yang satu dengan yang lainnya, begitu pula aktivitas biologis
serta proses yang terjadi pada timbunan sampah baik secara aerob maupun anaerob.
Dengan adanya hal tersebut maka akan mempengaruhi pula produk yang dihasilkan
akibat proses dekomposisi seperti kualitas dan kuantitas air lindi serta gas, sebagai contoh
bila suatu TPS banyak menimbun sampah jenis organik maka karakter air lindi yang
dihasilkan akan mengandung zat organik tinggi, yang disertai bau (Ali, 2011).
Dalam penelitian Avsar (2007) mengemukakan bahwa ada berbagai metode
dalam pengolahan limbah cair termasuk air limbah domestik salah satu satunya yaitu
pengolahan limbah secara elektrokimia (elektrolisis). Pengolahan limbah secara
elektrokimia dipilih karena pada proses elektrokimia tidak menggunakan bahan kimia,
sehingga tidak perlu dilakukan penetralan terhadap pemakaian bahan kimia berlebih
(excess chemical). Selain itu, selama proses berlangsung kemungkinan terbentuk polutan
baru (secondary pollutant) sangat kecil.
Elektrolisis merupakan salah satu alternatif metode pengolahan yang dapat
dipilih. Metode ini cukup sesuai untuk diterapkan karena tingginya kandungan ion-ion
anorganik dalam lindi, sehingga efisiensi pengolahan dapat meningkat seperti yang
dinyatakan oleh Abdullah dan Bagastyo (2015). Melalui elektrolisis, kation dan anion
dalam larutan dapat bergerak dan disisihkan dengan melibatkan proses oksidasi dan
reduksi, misalnya anion terutama ion klorida akan teroksidasi menjadi klorin. Wang dkk,

4
(2014) menyatakan bahwa aplikasi elektrolisis mempunyai kelebihan dalam menurunkan
ion klorida hingga 93,5% dan mengkonversinya menjadi klorin atau gas klor sehingga
sesuai untuk mengolah lindi bersalinitas.
Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik
searah maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit,
dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan
ion negative (anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi
(Fakhrudin, 2017).
Prinsip elektolisis adalah dengan mengalirkan arus listrik searah (DC) dari anoda
menuju katoda. Kedua elektroda ini akan menarik materi pencemar menjadi flok yang
dapat dengan mudah diendapkan dan dipisahkan. Faktor yang mempengaruhi elektrolisis
air yaitu penggunaan katalisator, luas pemukiman tercelup, sifat logam bahan elektroda,
konsentrasi pereaksi. Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan bagian atau media nonlogam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit
atau vakum) (Muhammad, 2017).
Kebutuhan energi listrik pada proses elektrolisis perlu diperhitungkan sebagai
aspek kelayakan ekonomi. Kebutuhan energi listrik dapat dihitung melalui persamaan
konsumsi energi spesifik (Anglada dkk., 2009 dalam Abdullah, 2015). Perbandingan nilai
konsumsi tersebut menjadi sangat penting untuk dibandingkan dengan biaya pengolahan
yang dilakukan, terutama untuk pengolahan lindi bersalinitas (Errami dkk., 2013).
Sangat memungkinkan untuk dielektrolisis menjadi gas-gas H2 dan O2 . Gas H2
dapat diperoleh pada katoda karena terjadi reaksi reduksi ion H+ , sedangkan gas O2
diperoleh pada anoda karena terjadi reaksi oksidasi –OH. Berdasarkan sifat air yang
merupakan elektrolit sangat lemah maka ion-ion H+ dan –OH dalam larutan relatif sedikit,
pada kondisi standar hanya sekitar 10-7 M, oleh karenanya elektrolisis air akan berjalan
sangat lambat. Untuk itu perlu dilakukan modifikasi terhadap elektrolisis air. Modifikasi
elektrolisis air dapat meliputi penambahan zat terlarut yang bersifat elektrolit, dapat
berupa asam, basa atau garam atau dengan modifikasi elektroda yang digunakan atau
dengan cara-cara lain. Bila dalam air terlarut anion-anion yang mudah mengalami
oksidasi, selain gas oksigen akan terbentuk juga gas lain hasil oksidasi anion dalam
larutan. Bila elektroda yang digunakan bersifat reaktif, pada anoda akan terjadi oksidasi
elektrodanya sehingga larut dalam larutan (Supiah, 2010).

5
Kuantitas gelembung gas hidrogen dan oksigen tergantung pada tegangan listrik
yang diberikan, semakin meningkat tegangan listrik maka semakain banyak gas hidrogen
oksigen yang dihasilkan (Hamid, 2017).

Tabel 2.1 Perbandingan penelitian yang telah dilakukan dan akan dilakukan
No Limbah Kondisi Hasil Daftar Pustaka
Perlakuan
1 Lindi - V : 3 V, 4.5 V, Klorin terlarut yang Abdullah, Y,C., dan Bagastyo,
6V terbentuk sebesar Y,A. (2015). Proses
- Penambahan 1.604,4 mg Cl2/L pada Pengolahan Lindi dengan
NaCl dan pH terukur 9,97 Metode Elektrolisis. Prosiding
tanpa NaCl dengan membutuhkan Seminar Nasional Teknologi
energi spesifik sebesar Lingkungan XII. Institut
4,7 kWh/m3. Teknologi Sepuluh November,
Surabaya. 3 September, 2015.
2. Limbah - V : 6 V, 9 V Terjadi penurunan Fakhrudin., Nurdiana, J., dan
Cair dan 12 V nilai efektifitas pada Wijayanti, W,D. (2017).
Laboratoriu - Waktu :30 logam berat Cr sebesar Analisis Penurunan Kadar Cr
m menit, 60 85,08% pada variasi (Chromium), Fe (Besi), dan Mn
menit dan 90 tegangan 12 volt (Mangan) Pada Limbah Cair
menit dengan waktu 90 Laboratorium Teknologi
menit, logam berat Mn Lingkungan Fakultas Teknik
sebesar 78,00% pada Universitas Mulawarman
variasi tegangan 12 Samarinda dengan
volt dengan waktu 90 Menggunakan Metode
menit dan peningkatan Elektrolisis. Prosiding Seminar
nilai pH sebesar 2,6 Nasional Teknologi IV
Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Samarinda.
Indonesia. 9 November, 2017.
3. Limbah - Waktu : 1 jam, Efisiensi penurunan Afandi, A, M., Rijal, I., dan
Cair 2 jam dan 3 BOD sebesar 89,64%. Aziz, T. 2017. Pengaruh Waktu
Rumah jam dan efisiensi dan Tegangan Listrik Terhadap
Tangga - V : 3 V, 6 V, 9 penurunan TSS Limbah Cair Rumah Tangga
V, 12 V dan sebesar 90% dengan Dengan Metode Elektrolisis.
15 V lama waktu proses 3 Jurnal Teknik Kimia. No. 2,
Jam dan tegangan Vol. 23.
listrik 15 volt.
4. Lindi - Kuat Arus : - -
1A, 1.2A,
1.4A dan 1.6A
- V : 1.5V, 3V,
dan 4.5V

6
7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu elektrolisis. Bahannya adalah air
lindi yang berasal dari TPA Bukit Pinang, Samarinda. Parameter yang akan dikaji pada
penelitian ini meliputi konsentrasi Fe, Pb dan Mn yang masih terkandung dalam air lindi.
Metode elektrolisis ini digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kandungan
logam berat dengan menggunakan variasi kuat arus listrik dan tegangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Kimia Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman selama 1 tahun. Kegiatan dilakukan dari persiapan alat dan
bahan hingga penulisan hasil penelitian.

3.2.1 Jadwal Kegiatan

No. Uraian Kegiatan Februari Maret April Mei


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Survey Wilayah
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Persiapan Alat dan
Bahan
5 Penelitian

No. Uraian Kegiatan Juni Juli Agustus September


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
6 Penelitian
7 Evaluasi
8 Pengolahan Hasil Data
9 Penyusunan Laporan
Hasil

No. Uraian Kegiatan Oktober November Desember


I II III IV I II III IV I II III IV
10 Penyusunan Laporan Hasil
11 Seminar Hasil
12 Penyusunan Jurnal

8
3.3 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Bahan
Air Lindi, NaCl dan elektroda
3.3.2 Alat
Gelas beaker 500 mL, gelas kimia, converter AC ke DC, kabel, plat Zn, wadah,
avometer, stopwatch dan penjepit buaya

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Bebas
1. Kuat arus: 1A, 1.2A, 1.4A dan 1.6A
2. Tegangan: 0V, 1.5V, 3V dan 4.5V

i. Variabel Kontrol
1. Waktu penelitian
2. Luas penampang elektroda
3. Jumlah atau volume air lindi
ii. Variabel Terikat
1. Penurunan konsentrasi logam berat

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Persiapan Alat dan Bahan
Siapkan bahan utama yaitu air lindi dan rangkaian alat elekrolisis (penyuplai
listrik DC) yang terdiri dari kutub negatif dan positif, avometer, dua plat Zn untuk anoda
dan katoda, penjepit buaya, gelas beaker 500 ml, stopwatch dan APD yang sesuai.
Disiapkan alat elektrolisis dan avometer. Disambungkan plat Zn dengan alat elektrolisis
dengan penjepit buaya. Masukkan plat ke dalam gelas beaker.

3.5.2 Elektrolisis Air Lindi dengan Variasi Kuat Arus dan Tegangan
Dimasukkan air lindi 500 mL ke dalam gelas beaker 500ml. Tambahkan NaCl
sebanyak 2 g sebagai elektrolit. Nyalakan alat elektrolisis dan stopwatch. Diatur variasi
kuat arus 1A, 1.2A, 1.4A dan 1.6A dan diatur tegangan 0V, 1.5V, 3V dan 4.5V. Percobaan
dilakukan selama 30 menit. Diulangi prosedur sesuai dengan variabel bebas yang
berbeda. Diamati dan dicatat (Abdullah dan Bagastyo, 2015).

9
+ -
1

3 2

+ -

Keterangan:
1. Power Supply 5
2. Katoda
3. Anoda
4. Gelas beaker 4
5. Air lindi 500 mL
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Elektrolisis

Tabel 3.1 Kualitas Lindi pada TPA Bukit Pinang


Perlakuan Perlakuan Parameter (mg/L)
arus (A) Tegangan Fe Pb Zn Ket
(V)
1.0 1.5
3
4.5
1.2 1.5
3
4.5
1.4 1.5
3
4.5
1.6 1.5
3
4.5

10
3.6 Bagan Alir Penelitian

Ide Penelitian

Studi Pustaka

Pengambilan Lindi

Perlakuan Arus dan


Tegangan

Analisis Parameter Sampel

Besi (Fe) Zink (Zn) Timbal (Pb)

Hasil dan Pembahasan Pengaruh Kuat Arus dan Tegangan


terhadap Perubahan kandungan Logam Berat Besi(Fe),
Timbal (Pb) dan Zink (Zn) dengan metode elektrolisis

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Y,C., dan Bagastyo, Y,A. (2015). Proses Pengolahan Lindi dengan Metode
Elektrolisis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Lingkungan XII. Institut
Teknologi Sepuluh November, Surabaya. 3 September, 2015.
Ali, M. 2011. Monograf: Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak Pada Tanaman
Pangan dan Kesehatan. UPN Press, Surabaya.
Avsar, Y. 2007. Comparison of Classical Chemical and Electrochemical Processes for
Treating Rose Processing Wastewater. Journal of Hazardous Materials, p.341-342,
343
Ehrig, H. J.,1993, Quality and quantity of sanitary landfill air air lindi, Wastewater
management research. Vol : 1. no 1.
Errami, M., Salghi, R., Zarrouk, A., Zougagh, M., Zarrok, H., Hammouti, B., dan Al-
Deyab, S. S. (2013). Electrochemical treatment of wastewater industrial cartons.
International Journal of Electrochemical Science. 8, 12672-12682.
Fakhrudin., Nurdiana, J., dan Wijayanti, W,D. (2017). Analisis Penurunan Kadar Cr
(Chromium), Fe (Besi), dan Mn (Mangan) Pada Limbah Cair Laboratorium
Teknologi Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda
dengan Menggunakan Metode Elektrolisis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
IV Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Samarinda. Indonesia. 9 November,
2017.
Hamid, A.H., Purwono, dan Oktiawan, W., (2017). Penggunaan Metode Elektrolisis
Menggunakan Elektroda Karbon dengan Variasi Tegangan Listrik dan Waktu
Elektrolisis dalam Penurunan Konsentrasi TSS dan COD pada Pengolahan Air
Limbah Domestik. Jurnal Teknik Lingkungan.
Nohong. (2010). Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Bahan Penyerap Logam Krom,
Kadmium dan Besi Dalam Air Lindi. Jurnal Pembelajaran Sains. Vol.6 No.2, 257-
269.
Mussa, H. Z., Othman, M. R., Abdullah, P., dan Nordin, N. (2013). Decolorization of
landfill leachate using electrochemical technique. International Journal Chemical
Science. 11 (4).
Pinem, A,J., Ginting, S,M., dan Peratenta, M. (2014). Pengolahan Air Lindi TPA Muara
Fajar dengan Ultrafiltrasi. Jurnal Teknobiologi. V(1) 2104: 43-46.
Supiah, I., (2010). Perilaku sel elektrolisis air dengan elektroda stainless steel. FMIPA
UNY.
Wang, J., Li, H., Li, A., Shuang, C., dan Zhou, Q. (2014). Dissolved organic matter
removal by magnetic anion exchange resin and released ion elimination by
electrolysis. Chemical Engineering Journal. 253, 237-242.

12

Вам также может понравиться