Вы находитесь на странице: 1из 10

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN PERDESAAN DI


KECAMATAN CARINGIN, GARUT JAWA BARAT

BIDANG KEGIATAN :
PKM – ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh
Dini Fitriani
NPM. 150310080091 (2008)
Widyastuti N Utami
NPM. 150310080099 (2008)
Noresya Ezmira
NPM. 150310080106 (2008)
Utari Nur Riski
NPM. 150310080108 (2008)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010

i
NAMA / DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

 Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Dini Fitriani
b. NPM : 150310080091
c. Jurusan : Agribisnis
d. Universitas/Institut/Politeknik : Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Terjun Tandom No. 4
Arcamanik, Bandung
022-7101423/08562100363
f. Alamat email : dinii08@yahoo.com

 Anggota
1. a. Nama Lengkap : Widyastuti Nurmalia Utami
b. NPM : 150310080099
c. Jurusan : Agribisnis
d. Universitas/Institut/Politeknik : Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Suryalaya Tengah No.10
Buahbatu, Bandung
022-7314773/08170262736
f. Alamat email : tamtamtamiii@yahoo.com

2. a. Nama Lengkap : Noresya Ezmira


b. NPM : 150310080106
c. Jurusan : Agribisnis
d. Universitas/Institut/Politeknik : Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Komp. Bahagia Permai IV
No. 5, Margacinta,Bandung
022-7500207/085624948433
f. Alamat email : noresya_nera@yahoo.com

3. a. Nama Lengkap : Utari Nur Riski


b. NPM : 150310080108
c. Jurusan : Agribisnis
d. Universitas/Institut/Politeknik : Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Bunga Bakung No.32
Margacinta, Bandung
022-7500709/08562216822
f. Alamat email : utarinurriski@gmail.com

ii
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-AI

1. Judul Kegiatan : Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Perdesaan di


Kecamatan Caringin, Garut
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dini Fitriani
b. NPM : 150310080091
c. Jurusan : Agribisnis
d. Universitas/Institut/Politeknik : Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Terjun Tandom No. 4
Arcamanik, Bandung
022-7101423/08562100363
f. Alamat email : dinii08@yahoo.co
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ernah Tangim SP.,MSi
b. NIP : 19770103 200801 2011
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Permata Biru AB 22

Jatinangor, 29 Januari 2010


Menyetujui
a.n Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/ Ketua Pelaksana
Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa

( Dr. Lies Sulistyowati, Ir., MS.) ( Dini Fitriani )


NIP. 19551121 198403 2 001 NPM. 150310080091

Mengetahui,
Pembantu Dekan III Dosen Pendamping

( Dr. Ir. Meddy Rachmadi, MS. ) ( Ernah Tangim SP.,Msi )


NIP. 19630522 198902 1 001 NIP. 19770103 200801 2011

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan /


Direktur Poloklinik / Ketua Sekolah Tinggi,

( Trias Nugrahadi, dr., SpKN )


NIP. 196107041991031002

iii
1
PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN PEDESAAN
DI KECAMATAN CARINGIN, GARUT

ABSTRAK

Kecamatan Caringin terletak kurang lebih 95 kilometer dari Ibukota


Kabupaten Garut, untuk menuju wilayah tersebut dibutuhkan waktu perjalanan
yang cukup lama yaitu sekitar 4 jam dari pusat kota. Hal tersebut disebabkan
oleh jarak yang cukup jauh dan medan jalan yang cukup sulit untuk dilalui
kendaraan besar maupun kecil sehingga akses menuju kecamatan tersebut pun
sangat terbatas. Keterbatasan dalam sarana dan prasarana transportasi tidak
hanya membuat Kecamatan Caringin menjadi tertinggal dari segi pembangunan
tetapi juga terbatasnya informasi pertanian. Kurangnya informasi pertanian tentu
saja menjadi masalah krusial bagi kecamatan ini karena mayoritas penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani. Oleh karena itu dapat dikatakan kualitas
sumber daya manusia yang ada di kecamatan ini cukup rendah karena informasi
pertanian yang meliputi info penting seperti mengenai harga komoditas,
penyuluhan dari para PPL, hingga inovasi dalam bidang pertanian tidak dapat
tersampaikan dengan baik kepada masyarakat Kecamatan Caringin. Rendahnya
kulitas sumber daya manusia diperburuk dengan minimnya sarana pendidikan
yang tersedia di Kecamatan Caringin. Sarana pendidikan yang tersedia tidak
hanya minim dari segi bangunan yang tersedia tetapi juga sarana penunjang
berupa tenaga pengajar.
Metode pembangunan perdesaan secara top-down yang lama digunakan
sepanjang era orde baru telah mengakar dan membentuk sikap memperkaya diri
bagi para aparat desa di Kecamatan Caringin. Sikap tersebutlah yang selama ini
menjadi penghambat pembangunan karena masyarakat Kecamatan Caringin
menjadi tidak pernah secara langsung menikmati bantuan atau kebijakan yang
dilaksanakan pemerintah pusat. Sehingga untuk memperbaikinya dibutuhkan
reformasi yang nyata di tubuh aparatur desa dan perubahan metode
pembangunan pedesaan menjadi lebih partisipatif.

Keyword : Sarana Transportasi, Informasi Pertanian, Sarana Pendidikan, Aparat


Pemerinah, Metode Pembangunan

ABSTRACT

Kecamatan Caringin located approximately 95 kilometers from Kabupaten


Garut city center, to get to the area takes quiet long time, it’s about 4 hours from
the city center. This is caused by distance and terrain is very difficult road to go
through large and small vehicles that access to these districts is very limited.
2
Limitations in transport infrastructure not only make Kecamatan Caringin
lagging behind in terms of development but also the limited agricultural
information . Lack of agricultural information, of course, a crucial issue for this
district because the majority of the population livelihood as farmers. Therefore it
can be said the quality of human resources in these districts is low due to
agricultural information includes important info like the price of commodities,
extension of the WMO, through innovations in agriculture cannot be properly
conveyed to the public Kecamatan Caringin. Low-quality of human resources is
exacerbated by lack of educational facilities available in the Kecamatan
Caringin. Educational facilities are minim not only in terms lack of available
buildings, but also a means of supporting teachers.
Method of rural development in top-down has used for long time in the new
order era, and it taken hold and shape self-enrichment attitudes for the village
officials in Kecamatan Caringin. The self-enrichment attitudes become the
obstacles for development because community of Kecamatan Caringin never be
enjoyed directly aid or policy the central government implemented. So to fix the
mistake, it needs reforms in the body of the village apparatus and change of
method that makes the rural development community as the subject of
development.

Keyword : Transportation Facility, Agricultural Information, Education Facility,


The Government Apparatus, Method of Development

PENDAHULUAN

Selama masa orde baru, pembangunan perdesaan yang dilakukan pemerintah


bersifat top-down, dimana masyarakat pedesaan hanyalah sebagai objek dari
proses pembangunan. Proses pembangunan perdesaan tersebut tidak memberikan
hasil yang diharapkan terutama bagi pedesaan dan masyarakatnya, karena mereka
hanya dijadikan alasan dari langkah dan kebijakan pembangunan perdesaan yang
tujuannya hanya untuk memberikan keuntungan bagi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perdesaan, maka pada masa reformasi perencanaan pembangunan perdesaan
mengalami perubahan menjadi bottom-up. Pada pembangunan perdesaan ini,
masyarakat perdesaan dijadikan subjek dalam pembangunan, dimana mereka
tidak hanya sebagai penerima keputusan melainkan juga sebagai pelaku dalam
proses perubahan tersebut.
Program pemerintah yang dijalankan sebagai upaya dalam pembangunan
wilayah perdesaan salah satunya adalah transmigrasi lokal. Transmigrasi yang
dijalankan merupakan bentuk kerjasama antara daerah pengirim transmigran
dengan tujuan transmigran berdasarkan UU RI No.15 tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian yang sebelumnya tercantum dalam UU No.3 tahun 1972 dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.2 tahun 1999 tentang
3
Penyelenggaraan Transmigrasi yang sebelumnya dijelaskan dalam PP No.42
tahun 1973 (1).
Salah satu daerah yang menjadi sasaran pemerintah sebagai lokasi
transmigrasi lokal adalah Kecamatan Caringin, Garut. Kecamatan Caringin
merupakan kecamatan yang baru melakukan pemekaran menjadi lima desa.
Kecamatan Caringin terletak kurang lebih 95 kilometer dari Ibukota Kabupaten
Garut, untuk menuju wilayah tersebut dibutuhkan waktu perjalanan yang cukup
lama yaitu sekitar 4 jam dari pusat kota. Seiring berjalannya waktu, program
pemerintah ini terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Sayangnya,
perubahan dan kemajuan yang terjadi di kecamatan ini tidak signifikan.
Kenyataan yang ada pada masyarakat Kecamatan Caringin saat ini tergambar
bahwa pemerintah kurang memberikan perhatian terutama dalam penyediaan
sarana dan prasarana penunjang pembangunan perdesaan yang berpengaruh pada
kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, jika potensi alam di daerah ini
digali kembali, maka Pemerintah Daerah akan dapat memberikan tambahan bagi
APBD. Jika APBD terus meningkat, maka pembangunan berkelanjutan di
Kecamatan Caringin dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut dikarenakan
kecamatan ini memiliki banyak potensi yang belum digali, antara lain wisata
pantai Rancabuaya, pasir besi, batu bara, dan pengolahan tambang yang baru akan
dibangun.

TUJUAN

Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada pemerintah bahwa masih ada daerah yang berpotensi menjadi penunjang
keberhasilan pembangunan nasional, namun belum tergali dengan baik.
Contohnya Kecamatan Caringin, kecamatan ini belum mendapatkan perhatian dari
pemerintah dalam hal sarana dan prasarana sehingga pembangunan di kecamatan
ini terhambat. Dengan dilaksanakannya pembangunan perdesaan yang optimum,
diharapkan kehidupan masyarakat setempat dapat lebih sejahtera.

METODE

Penulisan artikel ilmiah ini didasarkan pada pengamatan langsung terhadap


masyarakat Kecamatan Caringin dalam rangka kuliah lapangan pada tanggal 19
Januari 2010 hingga 24 Januari 2010. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan informasi, olah data, dan analisis adalah dengan menggunakan
metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Menurut Robert Chambers, PRA
adalah metode yang mendorong masyarakat perdesaan/pesisir untuk turut serta
meningkatkan pengetahuan dan menganalisa kondisi mereka sendiri, wilayahnya
sendiri yang berhubungan dengan hidup mereka sehari-hari agar dapat membuat
4
rencana dan tindakan yang harus dilakukan, dengan cara pendekatan berkumpul
bersama (2).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Caringin Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki


potensi sangat besar, sayangnya sampai saat ini pemerintah belum memberikan
perhatian secara intensif. Sebagian aparatur pemerintah yang ada di Kecamatan
Caringin hanya memperhatikan dirinya sendiri sehingga menjadi faktor
penghambat paling besar yang membuat desa-desa di kecamatan ini kehilangan
berbagai kesempatan untuk berkembang. Contohnya saja di beberapa desa telah
dilakukan penelitian dan wawancara terhadap beberapa warga. Sebagian besar
dari responden mengeluarkan banyak keluhan terhadap kinerja kepala desa beserta
stafnya yang dianggap belum mampu mengalokasikan bantuan pemerintah secara
efektif dan efisien. Terlihat dari mulai pembenahan jalan yang sampai saat ini
belum terealisasikan secara menyeluruh, penyediaan sarana prasarana umum yang
masih kurang seperti belum adanya terminal angkutan di daerah tersebut,
kurangnya sarana pendidikan yang ada dan belum meratanya pembangunan
koperasi di setiap daerahnya. Namun di sisi lain, warga pun masih memiliki
antusiasme yang tinggi dalam membangun desanya sehingga untuk dapat terus
menjalankan pembangunan tersebut, hanya perhatian dari wargalah yang menjadi
bekal utama.
Sampai saat ini masih banyak sekali ditemukan kendala dalam pembangunan
desa-desa yang menghambat pengembangan desa di Kecamatan Caringin. Namun
tetap saja tidak ada tanggapan yang berarti dari pemerintah. Masalah utama dalam
pembangunan Kecamatan Caringin Kabupaten Garut yaitu masih minimnya akses
transportasi yang tersedia di dalam Kecamatan Caringin ini sehingga faktor
penghubung antara desa satu dengan desa lainnya masih sangat terbatas.
Keterbatasan tersebut dapat tergambar saat kami melakukan kuliah lapangan di
kecamatan ini. Terlihat jelas bahwa kuantitas angkutan umum yang tersedia di
kecamatan ini masih sangat terbatas dan tingkat harga pun dapat dikatakan cukup
tinggi. Hal tersebut dikarenakan akses jalan yang tersedia masih kurang memadai
dan kondisi medan yang terbilang cukup berat karena keadaan tanah yang
berbukit-bukit. Hingga saat ini hanya jalan-jalan utama lah yang telah diperbaiki
kondisinya (diaspal). Sedangkan jalan kecil yang terdapat di dalam desa ataupun
dusun di Kecamatan Caringin ini masih dalam keadan berbatu-batu sehingga
menyulitkan para pengendara untuk dapat melaluinya.
Jarak yang sangat jauh antara satu desa dengan desa lain ataupun satu dusun
dengan dusun lain serta terbatasnya sarana transportasi menyebabkan desa-desa di
kecamatan ini menemui kesulitan dalam mendapatkan informasi, khususnya
informasi di bidang pertanian yang merupakan sumber mata pencaharian sebagian
warga di kecamatan ini. Status dari lahan yang digarap oleh petani-petani di
kecamatan ini sebagian besar adalah lahan milik pribadi. Namun tidak sedikit pula
petani yang menyewa lahan atau biasa disebut sebagai penyakap. Sedangkan
5
untuk jenis sawah yang pada umumnya terdapat di kecamatan ini adalah sawah
tadah hujan. Sampai saat ini mereka baru akan mencoba menerapkan sistem
penanaman legowo, padahal telah kita ketahui bahwa metode ini telah lama
diujicobakan di kawasan pedesaan lainnya.
PPL yang bertugas di daerah ini hanya berjumlah sedikit. PPL tersebut pun
tidak langsung mendatangi daerah-daerah yang paling terpencil di Kecamatan
Caringin sehingga masih banyak daerah-daerah yang mengharapkan kegiatan
penyuluhan dapat dilaksanakan di daerahnya guna peningkatan produksi
pertanian. Keterbatasan akses jalan dan sarana transportasi ternyata bukan hanya
menghambat masuknya informasi melainkan juga menghambat pemasaran produk
pertanian yang ada di desa-desa ini. Hal ini membuat harga produk pertanian yang
dihasilkan menjadi hampir tidak bernilai.
Ketersediaan sarana prasarana penunjang pendidikan merupakan salah satu
hal yang sangat penting bagi masyarakat dalam sebuah wilayah sehingga tidak
boleh dilupakan. Di Kecamatan Caringin, sarana prasarana yang dibutuhkan guna
menunjang kegiatan pendidikan masih sangat kurang memadai. Gedung sekolah
yang tidak cukup luas dan masih sedikit membuat para siswanya harus bergiliran
untuk dapat menuntut ilmu. Bila pagi dilakukan kegiatan belajar mengajar setara
SMP, maka siang harinya dilakukan kegiatan belajar mengajar setara SMA.
Adapula sekolah yang memiliki gedung sendiri tetapi itupun hanya sebagian kecil
saja.
Pada kenyataannya undang-undang yang jelas mengenai pembangunan
perdesaan pun belum terbentuk padahal seperti kita ketahui telah terbentuk dua
RUU mengenai pembangunan perdesaan yaitu pada bulan Agustus 2008 dan
bulan Mei 2009 (3). Mengingat pemerintah sebagai pihak penentu kebijakan-
kebijakan yang ada, maka diperlukan adanya ketegasan pemerintah yang
dituangkan dalam undang-undang.
Pemerintah Indonesia, khususnya pemerintahan Kecamatan Caringin
Kabupaten Garut diharapkan dapat membenahi kinerja pada aparatur desa secara
intensif guna meningkatkan kesejahteraan warganya. Hal itu tampak dari tidak
tersimpannya arsip desa sebagaimana mestinya. Selain itu, partisipasi dari para
warga pun amat diperlukan guna memajukan Kecamatan Caringin ini. Dengan
melakukan perbaikan pada pemerintah desa, kami yakin permasalahan yang ada di
Kecamatan Caringin ini dapat terselesaikan secara bertahap. Misalnya saja
perbaikan pada akses jalan di Kecamatan Caringin yang masih belum cukup
memadai sehingga sangat diperlukan intervensi pemerintah dalam proses
perbaikannya agar proses perbaikan tersebut dapat berjalan sesuai dengan waktu
dan hasil yang diharapkan. Dengan memperbaiki akses jalan dan menyediakan
angkutan perdesaan, maka masyarakat Kecamatan Caringin juga akan semakin
tertolong dan dipermudah dalam memperluas jaringan komunikasi yang ada.
6
KESIMPULAN

Melihat gambaran dari kondisi di Kecamatan Caringin Kabupaten Garut


dapat dikatakan bahwa desa-desa yang terdapat di kecamatan tersebut masih
sangat memerlukan bantuan pemerintah setempat agar daerah tersebut dapat
berkembang sebagaimana daerah-daerah terpencil lain yang telah berkembang di
Indonesia ini. Upaya-upaya yang telah dilakukan serta perhatian yang diberikan
pemerintah guna mengembangkan kecamatan ini belum intensif seperti yang
diharapkan sehingga perkembangan yang terjadi pun tidak optimal dan banyak
menemui kendala. Namun meski demikian, antusiasme warga untuk
mengembangkan desa-desa tercintanya tidak pernah pudar sehingga hal
tersebutlah yang menjadi faktor pendukung utama. Tingginya keinginan warga
untuk dapat menyetarakan Kecamatan Caringin dengan kecamatan-kecamatan lain
yang telah berkembang cukup memberikan implikasi yang positif dalam proses
pembangunan ini. Dengan adanya peningkatan peran pemerintah dalam
pembangunan daerah perdesaan diharapkan kendala- kendala yang ada dapat
teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

(1) Adek. Kebijakan Pemerintah tentang Transmigrasi. 2008. Tersedia dari:


URL: http://valmband.multiply.com/journal/item/37. Diakses 28 Januari
2010.
(2) Edi S. Metode dan Teknik Pemetaan Sosial. Tersedia dari: URL:
http://www.policy.hu. Diakses 28 Januari 2010.
(3) Anom S.P. RUU Pembangunan Perdesaan Konsideran 1. Available from:
URL: http: anomovsky.blogdetik.com. Diakses 31 Januari 2010.
7
LAMPIRAN

1. LSM Desa Purbayani 2. Saluran air ke rumah warga

3. SD Purbayani 1 dan 2 4. Pantai Rancabuaya

5. Kondisi jalan Desa Caringin 6. Kondisi bangunan

Вам также может понравиться