Вы находитесь на странице: 1из 3

“Peran perempuan dalam kehidupan”

Assalamualaikum Wr.Wb

1. Siti Aisyah

Nama lengkapnya Siti Aisyah binti Muzahim; adalah wanita yang beriman kepada Allah SWT,
Beliau adalah istri Raja Fir’aun. Fir’aun yang kala itu tidak beriman kepada Allah menjadi
seorang Raja penguasa yang sangat dzolim dan kejam. Dengan kekuasaannya itu ia lantas
sombong dan angkuh, kufur dan mendustakan Allah. Meskipun Aisyah hidup dalam kekafiran
Fir’aun, Beliau tetap istiqomah dan teguh beriman kepada Allah meskipun pada akhirnya
beliau disiksa oleh seuaminya sendiri karena keimanannya kepada Allah.
Begitu beratnya ujian yang Aisyah hadapi itu tidak membuat imannya goyah, beliau tetap teguh
mempertahankan keimanannya dan dengan penyiksaan yang dihadapinya justru semakin
menguatkan imannya sampai akhirnya beliau wafat dengan cara disiksa dimasukkan ke dalam
wajan besar yang mendidih. Disetiap penyiksaannya beliau selalu berdo’a kepada Allah untuk
membangunkan sebuah rumah di syurga dan Allah pun mengabulkan do’anya, yang mana do’a
tersbut Allah abadikan dalam ayat suci Al-Qur’an Surat A-Tahrim ayat 11:

Wa dzorobaAllahu matsalan lilladziina amanu-mroata fir’auna idz qoolat rabbibni lii


‘indaka baitan fii-alJannati wa najjini min fir’auna wa ‘amalihi wa najjini minal qoumi
dholimin.
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketia ia
berkata, “Ya Tuhanku bangunkanlah untuk-ku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan
selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang
zholim.

2. Siti Maryam

Maryam binti Imran atau Siti Maryam merupakan anak tunggal dari keluarga Imran dan
Ibundanya Bernama Hana. Maryam masih keponakannya Nabi Zakariya ‘alaihissalam dan
merupakan ibunda dari Nabi Isa ‘alaihissalam. Ayahanda Maryam (Imran) wafat ketika beliau
masih dalam kandungan, dan setelah beliau dilahirkan, ibundanya menyerahkan kepada
pengurus rumah suci (baitul maqdis) untuk hidup mengabdi sepenuhnya kepada Allah menjadi
pelayan/penjaga baitul maqdis, dan pamannya lah(Nabi Zakariya) yang mengasuh mengurus
segala kebutuhan Maryam. Maryam adalah wanita suci yang tinggi derajat ketaqwaannya
kepada Allah, beliau mampu menjaga kesucian dan kehormatan diri dalam mengabdikan
dirinya kepada Allah, hari-harinya dihabiskan untuk berdzikir beribadah kepada Allah, hingga
sampai suatu ketika beliau dewasa beliau mendapatkan amanah, yang mana beliau akan
mengandung seorang bayi putra (yaitu Nabi Isa). Sebagaimana firman Allah dalam alqur’an
bahwa malaikat jibril datang menemuai Maryam dan menyampaikan kabar yang
menggembirakan dengan kelahiran seorang putra. Kemudian Allah meniupkan ruh kedalam
rahim Maryam melalui Jibril. Maka disitulah bermula keimanan dan ketaqwaan Maryam diuji
dengan berbagai fitnah dan hujatan, dimana masyarakat memandang negatif menuduh Maryam
sebagai seorang wanita pezina. Namun keimanannya kepada Allah tetap kuat dan teguh. Dialah
Maryam wanita hebat yang suci dan namanya diabadikan oleh Allah dalam satu surat khusus
di dalam alqur’anul karim.(yaitu surat Maryam).
Waidz qoolatil malaaikatu yaa Maryamu innaAllaha-shthofaki wa thoharoki wa-
sthofaki ‘ala nisaa’il ‘alamin.
Dan ingatlah ketika para Malaikat berkata:”Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah
memilihmu, mensucikanmu, dan melebihkanmu, di atas segala perempuan diseluruh alam
(pada masa itu). Q.S : Al-Imram 42

3. Siti Khodijah

Sayyidina Khodijah adalah istri Rasulullah saw yang pertama dan merupakan istri satu-satunya
yang bisa mendapatkan keturunan. Siti Khodijah hidup dan besar di lingkungan suku quraisy,
beliau dikenal dengan julukan wanita suci karena keutamaan akhlak dan sifat terpujinya. Beliau
adalah seorang istri yang penuh cinta kasih sayang dan kelembutan. Beliau adalah orang yang
perama beriman kepada risalah Rasulullah saw dan menyatakan kesediaannya menjadi
pembela setia Nabi. Tatkala rasulullah mendapatkan wahyu pertama dari Allah swt melalui
malaikat Jibril di dalam gua Hiro’, beliau pulang menemui Khodijah dengan penuh ketakutan
dan keringat dingin yang bercucuran serta badan gemetar dengan hebat, beliau meminta
Khodijah untuk menyelimutinya. Maka Khodijah melakukannya dengan penuh kasih sayang
dan kelembutan sehingga mampu menenangkan Rasulullah hingga tertidur.

Bersama Rasulullah, Khodijah turut menanggung kesulitan dan kesediah atas perilaku orang2
Quraisy, akan tetapi beliau senantiasa menampakkan wajah keceriaan sehingga manambah
kesabaran dan semangat Rasulullah dalam berjuang menyebarkan Agama Islam. Khodijah pun
merelakan seluruh harta bendanya untuk berjihad di jalan Allah. Kebijakan, kelembutan dan
kebaikan Khodijah senantiasa selalu dalam ingatan Rasulullah bahkan setelah Khodijah wafat
Rasulullah pun selalu menyebutnya dalam setiap kesempatan dengan memuji2 kebaikannya.
Dalam sebuah kisah, diceritakan bahwa Aisyah istri Rasulullah sangat cemburu tatkala
Rasulullah menyebut-nyebut nama Khodijah. Aisyah berkata:

“Engkau selalu menyebut/mengingat terus wanita tua itu, padahal Allah telah menggantinya
dengan seorang istri yang muda yang lebih baik darinya”.

Seketika itu Rasulullah marah, kemudian berkata:

“Demi Allah tidak ada yang dapat menggantikannya, dialah orang yang pertama kali
mengimaniku tatkala yang lain mengingkariku, dialah yang membenarkannku tatkala
yang lain mendustakankau, dia memberikan seluruh hartanya kepadaku tatkala yang
lain menahan pemberiannya, dan dari dialah aku mendapatkan keturunan. Dialah
Khodijah binti Khuwailid yang Allah pernah menyampaikan penghormatan (salam)
kepadanya dan Allah membangunkan untuknya sebuah rumah indah di Syurga.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits:

Jibril datang kepada Nabi saw dan berkata: Wahai Rasulullah, ini Khodijah datang kepada
engkau dengan membawa bejana berisi lau pauk atau makanan dan minuman. Apabila ia
datang kepadamua, sampaikanlah salam kepadanya dari Allah Yang Maha Mulai lagi Maha
Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah
di syurga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan. (HR
Muslim dari Abu Hurairah r.a)
4. Siti Fatimah

Siapakah Fatimah? Tidak ada seorang pun kaum muslimin yang tak mengenal sosok Fatimah
az-Zahra atau Siti Fatimah,Nama lengkapnya adalah Fatimah Binti Muhammad. Ia dilahirkan
delapan tahun sebelum Hijrah di Mekkah. Ibunya adalah Khodijah Binti Khuailid (istri pertama
Rasulullah saw), sosok perempuan istimewa yang banyak berkorban harta benda untuk
penyebaran Risalah Islam. Selain sebagai putri kesayangan Rasulullah beliau merupakan istri
Khalifah keempat, Ali Bin Abi Tholib. Kepribadiannya selalu bersinggungan dengan orang-
orang terbaik di zamannya, hingga tak heran bila kemudian kehidupan rumah tangganya
menjadi panutan bagi banyak kalangan, lebih khusus bagi kaum hawa.
Fatimah mempunyai kepribadian yang sangat mulia. Wujudnya dipenuhi cinta dan keimanan.
Betapa sangat mulia akhlaqnya sehingga Rasulullah sangat menghormati beliau. Suatu ketika
Rasulullah pulang dengan luka dan kepala Rasulullah dilumuri kotoran unta oleh kaum
Quraisy, Fatimah dengan hati-hati dan penuh cinta mengobati luka dan membersihkannya.
Fatimah sangat mencintai ayahnya dan oleh karena itu Rasulullah memanggilnya dengan
julukan Ummu Abiha (ibu bagi Bapaknya).
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
Putriku yang mulia, Fatimah adalah pemimpin perempuan dunia di seluruh zaman dan
generasi ia adalah bidadari berwajah manusia, setiap kali ia beribadah di mihrab dihadapan
Tuhannya, cahaya wujudnya menyinari malaikat layaknya bintang yang bersinar menerangi
bumi.

5. Ummu Anas

Pada zaman Rasulullah Muhammad SAW ada seorang wanita luar biasa yang bernama Ummu
Anas; ialah isteri abu anas dan beliau ibu dari Imran bin Abu Anas. Ummu Anas wanita yang
sangat rajin beribadah kepada Allah SWT dan juga seorang wanita yang berani bertanya.
Ummu Anas sosok seorang wanita bermental baja beliau sangatlah lugas dan nerani bertanya
tentang hal-hal untuk menambah ilmu dan untuk amal ibadah. Beliau tidak pernah malu untuk
bertanya terutama jika hal tersebut tentang ilmu pengetahuan. Ada sebuah Hadis yang
diriwayatkan oleh Thabrani daripada Muhammad Ismail al-Anshari daripada Musa bin Imran
bin Abi Anas daripada neneknya Ummu Anas bahwa
Ummu Anas berkata :“Aku pernah datang menemui Rasullulah saw dan berkata :”Allah
menjadikan Engkau wahai Muhammad berada pada darjat tertinggi di syurga. Bagaimanakah
caranya agar aku dapat bersamamu?”
Kemudian Rasullulah saw bersabda :“Dirikan sholat karena ia adalah sebaik-baik hijrah dan
perbanyakkan dzikir kepada Allah swt karena itu adalah amalan yang sangat dicintaiNya. “
Dan dalam riwayat lain Thabrani meriwayatkan daripada Ishaq bin Ibrahim bin Basthas,
daripada Muraba, daripada Ummu Anas bahwa
Ummu Anas berkata kepada Rasullulah saw :“Wahai Rasullulah , berilah aku nasihat?”
Rasullulah saw bersabda :“Tinggalkanlah maksiat karena ia adalah sebaik-baik hijrah.”
Nah dari hadits-hadits tersebut kita bisa lihat, betapa Ummu Anas sangatlah vocal, pemberani
dan tidak malu untuk bertanya kepada rasulullah SAW terutama mengenai masalah2 kehidupan
untuk kebaikan.
Hikmah yang dapat kita petik dari kisah Ummu Anas ini adalah janganlah pernah malu untuk
bertanya pada guru, kakak, orang tua jika hal tersebut untuk sebuah kebaikan terutama dalam
menambah ilmu pengetahuan.

Вам также может понравиться