Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan Makalah
Konsep Antropologi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan
nilai, namun di latarbelakangi pula untuk memperluas wawasan kita khususnya
tentang materi antropologi dan ruang lingkup antropologi.Untuk itu penyusun
berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.Makalah ini tentunya masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang objektif yang
bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan.
Penata sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang
terkait, makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan
yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 2
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................... 2
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antropologi ............................................................... 3
2.2 Ruang Lingkup ............................................................................ 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi antropologi kesehatan.
1.3.2 Mengetahui ruang lingkup dalam antropologi kesehatan
1
1.4 Manfaat
Manfaat (output) yang diharapkan dapat memberikan dua manfaat yaitu
sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Manfaat teoritis yang dimaksudkan agar makalah ini dapat dijadikan
sebagai tambahan bahan bacaan serta sebagai dokumentasi bagi
pembaca.
b. Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi motivasi
bagi penulis untuk melakukan penulisan makalah yang berbasis
keilmuan guna meningkatkan kualitas pendidikan khususnya tentang
materi antropologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PengertianAntropologi
Antropologi adalah disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia
yakni tentang bagaimana manusia hidup dan berprilaku.Antropologi berasal dari kata
anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Kata antropologi
dalam bahasa Inggris yaitu“anthropology” yang didefinisikan sebagai the social
science that studies the origins and social relationships of human beings atau the
science of the structure and functions of the human body. yaitu (ilmu sosial yang
mempelajari asal-usul dan hubungan sosial manusia atau Ilmu tentang struktur dan
fungsi tubuh manusia). Antropologi juga bisa diartikan sebagai ilmu tentang manusia,
khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan
kepercayaannya pada masa lampau. Menurut Koentjaraningrat antropologi adalah
ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Dari beberapa
pengertian seperti yang telah dikemukakan, dapat disusun suatu pengertian yang
sederhana bahwa antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia
dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi,
nilai-nilai) yang dihasilkannya, sehingga setiap manusia yang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda.
Antropologi mempelajari manusia dari dua sudut pandang, yakni fisik dan
budaya.Antropologi fisik merupakan cabang antropologi yang mempelajari tentang
evolusi manusia dan perbedaan (fisik) manusia di muka bumi. Sedangkan antropologi
budaya memusatkan perhatian pada apa yang telah dan sedang dilakukan manusia
untuk beradaptasi dan tetap hidup di lingkungannya.Secara khusus, ilmuanthropologi
terbagi ke dalam lima sub ilmu yang mempelajari:
3
1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis
2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia
3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragamkebudayaan
manusia
4. Masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang
diucapkan di seluruh dunia
5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia
darianeka ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam antropologi
adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik
merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Walaupun menurut Keesing (1958 : 152),
“Tidak ada dua ahli antropologi yang berfikirnya sama persis, atau menggunakan
dengan tepat pengoperasian konsep-konsep atau simbol-simbol yang sama.” Adapun
yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi diantaranya :
1. Kebudayaan
Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan.Pada
tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut
versi yang berbeda-beda. Dalam antropologi, menurut Koentjaraningrat (1990 :
80), yang disebut kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar. Tiap orang hanya dapat memperoleh (menguasai)
unsur-unsur kebudayaan dengan jalan belajar.Tidak ada satupun unsur
kebudayaan dapat dimiliki oleh seseorang tanpa belajar. Belajar dapat terjadi
baik dalam proses sosialisasi yang bersifat informal maupun dalam pengajaran
yang bersifat formal.
2. Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi
bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat
4
dan kepercayaan secara turun-temurun (Soekanto, 1993:520).Misalnya saja
tradisi mappaccing yang dilaksanakan sehari sebelum hari akad nikah di
Sulawesi Selatan.
3. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas
sehingga melewati batas tempat di mana kebudayaan itu timbul (Soekanto,
1993:150). Dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi
(pembaharuan). Sedangkan menurut Everett M. Rogers dalam karyanya
Diffusion of Innovation (1983), cepat tidaknya suatu proses difusi sangat erat
hubungannya dengan empat elemen pokok, yaitu :
a. Sifat inovasi
b. Komunikasi dengan saluran tertentu
c. Waktu yang tersedia
d. Sistem social warga masyarakat
4. Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari
suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam
kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri
(Koentjaraningrat, 1990:91). Dalam akulturasi terjadi proses seleksi. Suatu
kebudayaan hanya dapat menerima unsur-unsur kebudayaan lain dalam batas-
batas tertentu, ialah unsur-unsur yang dapat dilebur bersama atau diintegrasikan
dengan unsur kebudayaan sendiri. Apabila suatu kebudayaan akan mengambil
atau memakai unsur-unsur kebudayaan asing tertentu, maka unsur-unsur asing
tersebut dimodifikasi sehingga menjadi serasi dengan unsur-unsur kebudayaan
sendiri. Apabila terjadi pemaksaan dalam penerimaan unsur-unsur kebudayaan
5
asing, maka akan berakibat negatif terhadap kebudayaan penerima, bahkan bisa
menyebabkan kehancuran kebudayaan penerima tersebut.
5. Etnosentrisme
Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berfikir bahwa kebudayaan dirinya
itu adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang
lain. Inilah yang disebut etnosentrisme. Seorang ahli komunikasi interkultural,
Fred E. Jandt dalam karyanya Intercultural Communication : An Introduction
(1998:52) mengemukakan etnosentrisme merupakan sikap secara negatif menilai
aspek budaya orang lain oleh standar kultur diri sendiri.
6
a. Secara makro, antropologi dibagi ke dalam dua bagian, yakni :
1) Antropologi Fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang
melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan memnyelidiki
variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies).Melaui aktivitas analisis
yang mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata
yang pernah hidup, para ahli antropologi fisik berusaha melacak nenek
moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita
menjadi makhluk seperti sekarang ini.
2) Antropologi Budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antropologi
linguistic, dan etnologi.Antropologi budaya juga merupakan studi tentang
praktik-praktik social, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa,
dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat.
7
pendekatan lain yang lebih umum dalam antropologi (Gudeman, 2000: 259).
Sedangkan ekonomi makro ternyata tidak banyak member pengaruh,
walaupun cakupannya begitu besar (makro) bahkan yang leb ih unik lagi
adalah aliran marxisme, justru memberpengaruh terhadap antropologi
ekonomi.
2) Antropologi Medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling
populis di Amerika Serikat, bahkan tumbuh pesat di mana-mana.Antropologi
medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang
tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama berdasarkan hasil-hasial
penemuan paleopatologi. Begitu luasnya ruang lingkup antropologi medis
tersebut, sampai sekarang tidak mudah untuk didefinisikan subjek
kajiannya.namun, yang jelas minat meneliti berbagai reaksi orang dalam
masyarakat dan budaya tertentu terhadap tubuh yang menderita penyakit, telah
menjadi ciri antropologi medis sejak sejak awal mula terbentuknya sampai
masa sekarang. Terutama yang berjasa dalam perkembanngan disiplin ini
adalah Foster dan Anderson yang menulis karyanya Medical Anthropology.
3) Antropologi Psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang
hubungannya antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social
dari system budaya yang ada.Adapun ruang lingkup antropologi psikologi
tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah
kemunculan dalam interaksi antara pikiran, nilai, dan kebiasaan social. Kajian
ini dibentuk secara khusus oleh percakapan interdisipliner antara antropogi
dan lingkup lain dalam ilmu-ilmu social serta humaniora (Schwartz, 1992).
Sedangkan focus kajian bidang ini terpusat pada individu dalam masyarakat
makin mendekatkan hubungan dengan psikologi dan psikiatri disbanding
8
dengan mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi
psikologi tersebut lebih dekat pada psikoanalisis daripada psikologi
eksperimental.
4) Antropologi Sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika
Serikat pada awal abad ke-20.Dalam kajiannya, antropologi social
mendeskripsi proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi
masyarakat primitive asli dan mencatat perkembangannya melalui berbagai
tingkat peradaban. Selanjutmya, pada tahun 1920-an di bawah pengaruh
Brosnilaw Malinowski dan A.R. Radecliffe-Brown, penekanan pada
antropologi social Inggris bregerak menjadi suatu studi komperatif masyarakat
kontemporer (Kuper, 2000:971).Prancis merupakan salah satu Negara eropa
barat yang secara gigih memberikan pengaruh kuat terhadap perkembangan
antropologi social di eropa. Pada tahun 1989, dididrikan European
Association of Social Anthropologists, yang kemudia dengan berbagai
konferensi dan publikasinyapda tahu 1992 diterbitkan jurnal Social
Anthropology, dan bersamaan itu pula banayk diciptakan berbagai teori social
kontemporer (Kuper, 1992), mereka bereksperimen dengan suatu kisaran yang
luas dari strategi penelitian yang bersifat komparatif, historis, dan etnografis.
Sedangkan tradisi penelitian lapangan etnografi tetap kuat, di mana Eropa
sekarang pun merupakan salah satu pusat para peneliti antropologi.
5) Antropologi Pembangunan
Merupakan ilmu yang mempelajari dan memahami masyarakat dengan
melakukan penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan
pembangunan Antropologi melakukan mengkhususkan diri pada penggunaan
metode-metode konsep-konsep serta teori-teori antologi.Hasil penelitian
9
tersebut dapat digunakan oleh pihak yang berwenang untuk membuat
kebijaksanaan pembangunan disuatu daerah tertentu.
6) Antropologi Politik
Merupakan ilmu yang mempelajari dan memahami kejadian gejala
politik, persaingan kerjasama diantara partai-partai politik yang ada
Antropologi politik juga mempelajari atau memperhatikan latar belakang
kebudayaan sistem nilai dan norma-norma yang ada dari manusia yang
menjalankan atau pelaku dari politik tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang manusia dari
segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-
tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkannya, sehingga setiap manusia yang satu
dengan yang lainnya berbeda-beda.
2. Secara makro antropologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu antropologi fisik
dan antropologi budaya.
3. Secara keseluruhan antropologi dapat dibagi menjadi enam, yaitu
antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi, antropologi
sosial, antropologi pembangunan, dan antropologi politik.
3.2 Saran
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
budaya.Untuk melakukan pendekatan perubahan perilaku kesehatan, petugas
kesehatan harus menguasai berbagai macam latar belakang sosial budaya masyarakat
yang bersangkutan.Oleh sebab itu petugas kesehatan harus menguasai antropologi,
khususnya antropologi kesehatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
12