Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Drawing
Tembaga adalah suatu unsur kimia yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Tembaga murni sifatnya
halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga memiliki
berat jenis (density) 8.89 g/cm3 dan resistivitas 0,01724 Ω mm 2/m.
Aluminium ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atomnya 13. Aluminium
bukan merupakan jenis logam berat. Aluminium ialah logam paling berlimpah yang
berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi. Aluminium merupakan konduktor listrik yang
baik. Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran,
ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam
penampang. Aluminium memiliki berat jenis (density) 2.703 g/cm3 dan resistivitas
0.028264 Ω mm2/m.
Pada dasarnya ada tiga macam proses drawing, yaitu: HD (Heavy Drawing), MD
(Medium Drawing), dan FD (Fine Drawing). Heavy Drawing (HD) adalah proses
penarikan Rod/Kawat dari diameter bahan seperti 8.0 mm menjadi 3.50 mm. Medium
Drawing (MD) adalah proses penarikan Rod/Kawat dari diameter +/- 3.6 ditarik menjadi
dia,: 1.90 mm s/d dia : 0.50 mm. Sedangkan Fine Drawing (FD) adalah proses
penarikan Rod/Kawat dari diameter +/- 1.38 mm s/d 0.90 mm menjadi 0.40 mm s/d : 0.09
mm.
Di samping penarikan konduktor pada proses drawing dikenal juga istilah annealing, yaitu
proses pemanasan konduktor yang telah ditarik untuk mencapai/mendapatkan tingkat
kelunakan tertentu, sehingga diperoleh Elongation, Tensile Strength, dan Ro, yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
Diagram umum proses drawing
1. Kawat lunak (soft), yaitu proses drawing dengan menggunakan annealing unit.
Jenis kawat ini yang digunakan sebagai konduktor untuk proses isolasi dan
menjadi kabel.
2. Kawat kaku (hard), yaitu proses drawing tanpa menggunakan annealing unit.
Kebanyakan kawat ini digunakan sebagai kawat grounding dalam instalasi
kelistrikan.
3. B. MESIN DRAWING
4. Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan pada bahan yang
berupa sliver sehingga bahan tersebut setelah mengalami proses drawing akan
mengalami pengecilan bahan, pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan
dan pencampuran bahan. Selain itu tekukan tekukan yang dialami serat karena
proses carding akan kembali diluruskan pada proses ini.
5. Adapun tujuan proses drawing secara umum adalah :
6. Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari
sliver
7. Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat
lainnya dengan jalan perangkapan.
8. Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada
proses berikutnya
9. Susunan Mesin Drawing
10. Mesin drawing terbagi tiga bagian utama yaitu :Bagian penyuapan, bagian
peregangan dan bagian penampungan.
11.
12. Prinsip Kerja Mesin Drawing :
13. Karena berfungsi sebagai perangkapan dan pencampuran maka untuk bahan
baku mesin drawing memerlukan beberapa buah Can (1) kurang lebih 6 yang
berisi sliver hasil Carding atau Combing ditempatkan di bagian belakang mesin
drawing, kemudian masing-masing sliver (2) dilalukan pada garpu pengantar
sliver (3) terus melalui pasangan rol penyuap (4) dan sendok pengantar sliver (5),
traverse (6) sliver yang dapat begerak sendiri ke kiri dan ke kanan. Selanjutnya
semua sliver di suapkan barsama-sama kepada keempat pasangan rol-rol
peregang (7,8) dimana terdapat apron pembersih (9) .karena kecepatan
permukaan rol-rol peregang berturut-turut makin cepat, maka kapas tersebut
akan mengalami penarikan dan peregangan yang biasanya berkisar 6 sampai 8
kali, sehingga sebagian besar serat-serat menjadi lurus dan sejajar ke arah
sumbu sliver.
14. Karena adanya penarikan dan peregangan, maka sliver yang keluar dari rol
depan akan berukuran kurang lebih seperti sliver yang disuapkan. Sliver drawing
(10) yang keluar dari rol depan masing-masing berbentuk seperti pita yang
berdampingan satu sama lain melalui pelat penampung (11) terus disatukan
melalui terompet (12), rol penggilas (13), coiler (14) dan ditampung ke dalam can
(15) yang berputar diatas turn table seperti halnya pada mesin carding.
2. Pembuatan pola
3. Pasir
4. Inti
5. Peralatan (mekanik)
4. Cetakan logam Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetak-tekan (die
5. Cetakan khusus Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen,
Proses pengecoran logam (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk
dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga
cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebagai suatu
proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan, pengecoran digunakan
untuk menghasilkan bentuk asli produk jadi. Dalam proses pengecoran, ada empat
faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam
cetakan.
Pengecoran gravitasi adalah pengecoran dimana logam cair yang dituangkan ke dalam
saluran masuk menggunakan gravitasi. Karena adanya tekanan gravitasi, cairan logam
mengisi ke seluruh ruang dalam rongga cetakan.
Pengecoran cetak tekan/tekanan adalah pengecoran dimana logam cair yang dituangkan
ke dalam saluran masuk menggunakan bantuan tekanan dari luar.
1. Cetakan pasir basah (Green-Sand Mold), Cetakan ini dibuat dari pasir cetak basah.
Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang paling banyak digunakan. Prosedur
pembuatan cetakan pasir basah dapat dilihat pada Gambar 2.1
2. Cetakan kulit kering, cetakan kulit kering merupakan cetakan pasir yang menggunakan
campuran pengikat. cetakan ini dapat memiliki kekuatan yang meningkat jika permukaan
dalam cetakan dipanaskan atau di keringkan sebelum di tuangkan logam cair, cetakan
kuit kering dapat diterapkan pada pengecoran produk-produk yang besar.
Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan campuran bahan pengikat. Sebelum
digunakan, cetakan ini harus dipanaskan di dalam dapur karena tempat cetakan terbuat
dari logam. Cetakan pasir kering tidak menyusut jika terkena panas dan bebas dari
gelembung udara. Cetakan pasir kering banyak digunakan pada pengecoran baja.
4. Cetakan Lempung (Loam molds), Cetakan ini digunakan untuk benda cor yang kasar.
Kerangka cetakan terdiri dari batu bara atau besi yang dilapisi dengan lempung
dimana permukaannya diperhalus. Selanjutnya cetakan dikeringkan agar kuat menahan
beban logam cair. Pembuatan cetakan lempung memakan watu yang lama sehingga
agak jarang digunakan.
Pada cetakan ini, pasir kering dan tajam dicampur dengan asam fosfor. Kemudian resin
furan ditambahkan secukupnya dan campuran diaduk hingga mesin merata. Langkah
selanjutnya, pasir dibentuk dan dibiarkan mengeras, biasanya dibutuhkan waktu 1 atau 2
jam agar bahan cukup keras. Pasir resin furan dapat digunakan sebagai dinding atau
permukaan pada pola sekali pakai.
6. Cetakan CO2
Pasir yang bersih dicampur dengan natrium silat dan campuran dipadatkan di sekitar
pola. Kemudian dialirkan gas CO2 dan campuran tanah akan mengeras. Cetakan
CO2 diterapkan untuk bentuk yang rumit dan dapat menghasilkan permukaan yang licin.
Pasir cetak yang digunakan harus memiliki bentuk dan ukuran yang halus dan bulat serta
memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
a. Kemampuan pembentukan adalah sifat ini memungkinkan pasir cetak bisa mengisi
semua sisi dan ujung dari pola sehingga menjamin bahwa hasil coran memiliki dimensi
yang benar.
b. Plastisitas adalah bisa bergerak naik maupun turun mengisi rongga-rongga yang kosong.
c. Kekuatan basah adalah kekuatan ini menjamin cetakan tidak hancur/rusak ketika diisi
dengan cairan logam ataupun ketika dipindah-pindahkan.
d. Kekuatan kering adalah kekuatan yang diperlukan pada saat cetakan mengering karena
perpindahan panas dengan cairan logam.
e. Permeabilitas adalah kemampuan cetakan untuk membebaskan udara panas dan gas
dari dalam cetakan selama operasi pengecoran melalui celah-celah pasir cetak. (Surdia,
Tata.,Teknik Pengecoran Logam, 1992)