Вы находитесь на странице: 1из 17

Laporan Praktikum Kimia

Titrasi Asam Basa

Diajukan untuk memenuhi nilai mata pelajaran Kimia

Disusun Oleh :
 Aisyah Sekar A.D
 Dwina Ericka
 Hanifah Dika
 Ilda Yatul Hayani
 Raysha Y.A.B

XI IPA 5
SMA NEGERI 1 BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Kimia tentang
Hidrolisis Garam. Laporan ini berisi tujuan praktikum,alat-alat dan bahan yang digunakan,
langkah-langkah kerja dan kesimpulan.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai bahan dan materi diskusi kelompok. Serta
untuk memenuhi tugas dari guru mata pelajaran kimia.
Disadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu diharapkan kritik
dan saran dari Guru pembimbing sebagai penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Bandung, 26 Februari 2018

Penyusun

1|Page
Daftar Isi

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 2
BAB 1 ................................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................................ 4
1.3 TUJUAN.................................................................................................................................................. 5
1.4 MANFAAT ............................................................................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................................................... 6
2.1 Landasan Teori ........................................................................................................................................ 6
2.2 Hipostesis ............................................................................................................................................... 8
BAB III: ............................................................................................................................................................. 9
METODE PRAKTIKUM .................................................................................................................................. 9
3.1 ALAT DAN BAHAN............................................................................................................................. 9
3.2 CARA KERJA........................................................................................................................................ 9
BAB IV ............................................................................................................................................................ 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 10
4.1 Data Penelitian....................................................................................................................................... 10
4.2 Analisis Data ......................................................................................................................................... 10
4.3 Pertanyaan ............................................................................................................................................. 11
BAB V ............................................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 13
5.2. Saran ..................................................................................................................................................... 13
LAMPIRAN .................................................................................................................................................... 14

3|Page
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Konsep paling mendasar dan praktis dalam kimia asam basa tidak diragukan lagi adalah
reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi disebut juga reaksi asam basa. Reaksi netralisasi adalah
reaksi yang membentuk unsur bersifat netral yaitu air (H2O) yang berasal dari zat asam yang
melepaskan ion H+ dengan zat basa yang melepaskan ion OH. Namun pada kenyataannya,
reaksi netralisasi tidak hanya menghasilkan garam yang bersifat netral, tetapi tergantung sifat
asam atau basa yang lebih kuat.

Asam + Basa Garam + Air

Reaksi netralisasi terdiri dari empat jenis, yaitu antara asam kuat dan basa kuat, asam
lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, serta asam lemah dan basa lemah. Di setiap
reaksi memiliki hasil zat yang berbeda, meskipun sama-sama menghasilkan air. Pada reaksi
asam basa kuat, jika larutan asam kuat dan basa kuat dicampurkan, maka hasilnya adalah
garam dan air. Pada reaksi asam kuat dan basa lemah, jika larutan asam kuat dan basa lemah
dicampurkan, maka hasilnya adalah garam asam dan air. Pada reaksi asam lemah dan basa
kuat, jika larutan asam lemah dan basa kuat dicampurkan, maka hasilnya adalah garam basa
dan air. Dan yang terakhir pada reaksi asam dan basa lemah, jika larutan asam lemah dan
basa lemah dicampurkan, maka hasilnya adalah garam dan air

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa Pengertian Hidrolisis?
2) Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
3) Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
4) Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
5) Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

4|Page
1.3 TUJUAN

1) memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis


2) menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
3) menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah kuat
4) menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basah lemah
5) menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan asam kuat
6) menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah lemaH

1.4 MANFAAT

1) Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada tentang mata pelajaran Kimia
2) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang reaksi netralisasi dengan
melakukan praktek dan percobaan langsung
3) Dapat mendapatkan nilai kimia lebih baik jika benar-benar paham atas pelajaran reaksi
netralisasi

5|Page
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori


Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis
terjadi antara ion – ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari
garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada
dasranya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung
pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa
kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan
basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang
larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut
hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian).

Ada dua macam hidrolisis :


1. Hidrolisis parsial / sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada
hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang
lainnya tidak)

2. Hidrolisis Total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).

Catatan : garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami
hidrolisis dan bersifat netral.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air garam
ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation
dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga
larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.

Contoh :
- Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk
kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan Cl- . Masing – masing
ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

KCl (aq) → K+(aq) + Cl-(aq)


K+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi

2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah

6|Page
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami
hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH < 7.

Contoh :
- Amonium klorida (NH4Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat,
HCl dalam basa lemah NH3. HCl akan terionisasi sempurna menjadi H+ dan Cl-
sedangkan NH3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan
OH- . Anion Cl- berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation
NH4+ berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.

NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)


Cl-(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)

Reaksi hidrolisis dari ammonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan.


Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H3O+) yang bersifat asam (pH < 7). Secara
umum reaksi ditulis :
BH+ + H2O → B+ H3O+

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat

Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis
parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis.
Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).

Contoh :
- Natrium asetat (CH3COONa) terbentuk dari asam lemah CH3COOH dan
basa kuat NaOH. CH3COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH3COO- dan
Na+. Anion CH3COO- berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedankan
kation Na+ berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Na+(aq) + H2O(l) → Tidak terjadi reaksi
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi


ini mengahsilkan ion OH- yang bersifat basa basa (pH > 7). Secara umum reaksinya
ditulis :
A- + H2O → HA + OH-

4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah

Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis
total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air.
Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari
perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.

Contoh :
- Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah NH3 akan terbentuk
garam NH4CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H+ dan

7|Page
CN- sedangkan NH3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+dan OH- . Anion
basa CN- dan kation asam NH4+ dapat terhidrolisis di dalam air.

NH4CN(aq) → NH4+(aq) + CN-(aq)


NH4+(aq) + H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq)
CN-(aq) + H2O(l) → HCN(aq) + OH-(aq)

Sifat larutan bergantung pada kekuatan relative asam dan basa penyusunnya
(Ka dan Kb).
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah daripada basa) maka anion akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat daripada basa) maka kation akan
terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat
netral.

2.2 Hipostesis
 sifat yang dialami garam yang terhidrolisis tergantung pada
penyusunnya

8|Page
BAB III:
METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN


ALAT:

 Gelas kimia 5 buah


 Pipet tetes 5 buah
 Plat tetes

BAHAN:

 Kertas lakmus merah 5 buah


 Kertas lakmus biru 5 buah
 Larutan Na2CO3 20 ml
 Larutan (NH4)2 SO4 40 ml
 Larutan NaCl 30 ml
 Larutan CH3COONa 30 ml
 Larutan CH3COONH4 20 ml

3.2 CARA KERJA


1. Siapkan plat tetes dan letakkan potongan kertas lakmus merah dan biru pada setiap lekukan
2. Tetesi kertas lakmus pada masing – masing lekukan dengan larutan uji yang telah
disediakan
3. Dengan cara yang sama, uji pula larutan garam dengan kertas indikator universal
4. Amati dan catat perubahan warna kertas lakmus dan isilah tabel pengamatan

9|Page
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Penelitian


Perubahan Warna
Komponen Penyusun
Lakmus Sifat
No Larutan Garam Garam Asam Basa
Merah Biru
(kuat/lemah) (kuat/lemah)
1 Na2CO3 Biru Biru Asam Kuat Lemah

2 (NH4)2SO4 Merah Merah Basa Lemah Kuat

3 NaCl Merah Biru Netral Kuat Kuat

4 CH3COONa Biru Biru Basa Lemah Kuat

5 CH3COONH4 Ungu Ungu Netral Lemah Lemah

4.2 Analisis Data


Larutan
No Spesi-Spesi Yang Terdapat Pada Larutan Garam
Garam

1 Na2CO3 Na+, CO32-, H+, OH-

2 (NH4)2SO4 NH4+, SO42-,H+, OH-

3 NaCl Na+, Cl-,H+, OH-

4 CH3COONa CH3COO-, Na+,H+, OH-

5 CH3COONH4 CH3COO-, NH4+,H+, OH-

10 | P a g e
4.3 Pertanyaan
Untuk hasil percobaan dari larutan (NH4)2SO4. larutan NaCI dan larutan CH3COONa)
jawablah pertanyaan berikut ini:
1. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan garam mana yang bersifat asam?
Larutan garam yang bersifat asam yaitu garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah,
yaitu (NH4)2SO4

2. Spesi apa saja yang terdapat pada larutan garam tersebut?


(NH4)2SO4 : NH4+, SO42-,H+, OH-
NaCl : Na+, Cl-,H+, OH-
CH3COONa : CH3COO-, Na+,H+, OH-

3. apakah dapat terjadi reaksi antara spesi-spesi dalam larutan gararn tersebut dengan air? Jika
dapat bereaksi apa yang dapat bereaksi dan tuliskan persamaan reaksinya?
Iya, dapat terjadi yang bereaksi dengan air ion yang bersifat lemah yaitu NH4
(NH4)2SO4 2 NH4+ + SO42-
NH4+ + H2O NH4OH + H+

4. Adakah ion yang bertambah dari hasil persamaan reaksi pada soal no 3? Jika ada, Bagaimana
pengaruh ion tersebut pada larutan garamnya?
Ada, yaitu H+. Larutan garam menjadi bersifat asam. pH <7

5. Berdasarkan tabel diatas, larutan garam manakah yang bersifat basa?


Larutan garam yang bersifat basa yaitu garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam lemah.
Yaitu CH3COONa

6. Spesi apa sajayang terdapat pada larutan garam yang bersifat basa?
Larutan yang bersifat basa yaitu CH3COONa, dengan spesi CH3COO-, Na+,H+, OH-

7. Apakah dapat terjadi reaksi antara spesi-spesi dalam larutan garam tersebut dengan air? Jika
dapat spesi apa yang dapat beraksi dan tuliskan persamaan reaksinya?
Ya, dapat terjadi. Yaitu larutan CH3COONH4
CH3COONH4 CH3COO- + NH4+
RH: CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-
Harga pH: >7

8. Adakah ion yang bertambah dari hasil persamaan reaksi pada nomor 6, jika ada bagaimana
pengaruh ion tersebut pada larutan garamnya?
Ada, yaitu OH-. Larutan garam menjadi bersifat basa, pH >7

9. Berdasarkan hasil pengamatan larutan garam mana yang bersifat netral?


Larutan garam yang bersifat netral yaitu garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
atau terbentuk dari asam lemah dan basa lemah. Contoh NaCl, CH3COONH4

10. Spesi apa saja yang tadapat pada larutan garam tersebut?
11 | P a g e
(NH4)2SO4 : NH4+, SO42-,H+, OH-
NaCl : Na+, Cl-,H+, OH-
CH3COONa : CH3COO-, Na+,H+, OH-

11. Apakah dapat terjadi reaksi antara spesi-spesi dalam larutan garam tersebut dengan air? Jika
dapat spesi apa yang dapat beraksi dan tuliskan persamaan reaksinya?
Ya, dapat terjadi. Yaitu larutan CH3COONH4
CH3COONH4 CH3COO- + NH4+
RH: CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-
Harga pH: >7

12. Apa yang mempengaruhi ketiga larutan garam tersebut bersifat asam, basa dan netral?
Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan larutan
basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat
asam dan sifat basa penyusun garam. Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi
netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki
sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam.

12 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hidrolisis garam adalah penguraian garam oleh air (H2O). Garam yang mengalami hidrolisis
adalah garam yang mengandung ion dari asam lemah atau basa lemah. Berdasarkan percobaan
yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
 Larutan CH3COOH dan CH3COONa merupakan larutan penyangga yang terdiri dari asam
lemah dan basa konjugasi
 Larutan CH3COONa bertindak sebagai basa konjugasi
 Larutan CH3COOH bertindak sebagai asam lemah
 Perbandingan antara pH awal dengan pH setelah penambahan HCl, NaOH, maupun akuades
adalah menurut teori tetap, namun dalam penambahan sedikit asam/basa maupun
pengenceran tidak mengubah pHH secara signifikan

5.2. Saran
 Perlunya mengkaji lebih dalam materi khususnya dalam materi “Hidrolisis Garam”
 Diperlukannya kehati-hatian di saat menguji coba larutan

13 | P a g e
LAMPIRAN

 Alat-alat dan Bahan

 Saat menuangkan larutan (1)

14 | P a g e
 Saat menuangkan larutan (2)

 Saat menuangkan larutan (3)

15 | P a g e
 Saat menuangkan larutan (4)

 Hasil Percobaan (1)

16 | P a g e

Вам также может понравиться