Вы находитесь на странице: 1из 24

1.

Manajement

Ada kaitan yang erat antara organisasi, administrasi dan manajemen.


Organisasi adalah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan
wadah untuk mencapai cita-cita mereka, mula-mula mereka mengintegrasikan
sumber-sumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai
manajemen dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai cita-cita tersebut. Baik manajemen maupun melaksanakan kegiatan itu
disebut administrasi.

Pengertian organisasi yaitu sekelompok yang terdiri dari duaorang atau


lebih bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu Nampak sudah ada
kesepakatan diantara para ahli. Tetapi pengertian administrasi dengan pengertian
manajemen masik kelihatan tidak terpisah secara jelas. Ada yang mengatakan
administrasi sebagai tata cara kerja pemerintahan dengan pungsi merencana,
mengorganisasi dan memimpin (wajong,1983). Ada juga yang mengatakan
administrasi berhubungan dengan penentuan kebijakan bersama dan koordinasi
secara keseluruhan. Ada pula ahli yang menyebut administrasi sebagai pengarah
yang efektif sementara manajemen dikatakannya sebagai pelaksana yang efektif
(Benton 1972) .

Dari pengertian- pengertian di atas ternyata memang sukar dibedakan


antara administrasi dan manajemen. Tetapi bila diperhatikan tulisan Davis (1976)
yang membedakan manajemen sebagai peran dan manajemen sebagai tugas, hal
ini member jalan untuk membedakan kedua istilah itu.manajemen sebagai tugas
ialah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sementara itu salah satu manajemen
sebagai peran disebutkan peranan administrasi ekskutif. Peranan efektif adalah
mengerjakan atau melaksanakan keputusan pada tingkat tertinggi. Dengan
demikian administrasi dapat dikatakan peruses melaksanakan keputusan-
keputusan secara umum yang telah diambil sebelumnya baik oleh organisasi itu
maupun oleh pihak lain.
Dale mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen yaitu:

1. Mengelola orang-orang.

2. Pengambilan keputusan.

3. Peruses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan


tujuan yang sudah ditetapkan.

Pendapat pertama merupakan penanganan terhadap anggota organisasi,


sedangkan pendapat kedua dan ketiga mencangkup para anggota dan materi.
Orang dan materi termasuk dana, diatur dan diarahkan, kemudian diputuskan
atiran-aturan dan hasil arahan itu untuk mencapai tujuan organisasi.

Sehubungan dengan perbedaan diatas Anthony mengatakan para


pemimpin organisasi disebut manajer, sedangkan secara kolektif mereka disebut
manajemen. Pengertian ini ternyata memperkuat perbedaan diatas. Suatu
perbedaan yang tidak bias dikompromikan. Sehingga para pemakai jasa ilmu ini
harus memilih salah satu diantaranya.

Suatu pandangan yang lebih bersifat umum dari pada pandangan-


pandangan di atas menyatakan bahwa manajemen ialah peruses mengintegrasikan
sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi system total untuk
menyelesaikan suatu tujuan (Johnson 1973). Yang dimaksud sumber disini ialah
mencangkup orang-orang, alat-alat media bahan-bahan, uang dan sarana.
Semuanya diarahkan dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan
tujuan.

Selain perbedaan mengenai apakah manajemen itu individu atau aktivitas,


ternyata masihada perbedaan yang lain yaitu apakah manajemen itu hanya
menggerakkan semangat dan mengarahkan cara orang-orang saja ataukah
mengintegrasikan sumber-sumber.

Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas


memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai
aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi
dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervise dengan supervisior
sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bias berperan sebagai
administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai manajer dalam memadukan
sumber-sumber pendidikan dan sebagai supervisior dalam membina guru-guru
pada proses belajar mengajar.

2. Manajement Pendidikan

a. Pengertian Managemen Pendidikan

Managemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan. Kegiatan-


kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidiksn bertujuan untuk keterlasanaan
prosese belajar mengajar yang baik.

, yang mencakup:

1) Program kurikulum, yang meliputi administrasi kurikulum, metode


penyampaian , sistem evaluasi, sistem bimbingan;

2) Program ketenagaan

3) Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitasdan alat-alat pendidikan

4) Program pembiayaan

5) Program hubungan dengan masyarakat

Managemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan


peningkatan kemanusiaan (human enginering) dalam kaitannya dengan suatu
sistem pendidikan. Suatu prosese belajar mengajar yang relavan, efektif dan
evesien dapat terjadi apabila dilengkapi dengan sarana yang terbentuk satu wadah
organisasi dan ditunjang oleh :

1. Kelompok pimpinan dan pelaksanaan

2. Fasilitas dan alat pendidikan


3. Program pendidikan dengan sistem pengelolaan yang mantap.

b. Tujuan Managemen Pendidikan

Tujuan managemen Pendidikan adalah sebagai berikut:

a) secara umum, managemen pendidikan bertujuan untuk menyusun suatu


sistem pengelolaan yang meliputi:

1) Admnistrsi dan organisasi kurikulum

2) Pengelolaan dan ketenagaan

3) Pengelolaan sarana dan pra sarana

4) Pengelolaan pembiayaan

5) Pengelolaan media pendidikan

6) Pengelolaan hubungan dengan masyarakat yang managemen keterlaksanaan


proses pembelajaran yang relevan, efektif, dan efesien yang managemen yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

b) Secara khusus managemen, pendidikan bertujuan terciptanya sistem


pengelolaan yang relevan, efektif dan efesien dan mencapai sasaran dengan suatu
pola struktur organisasi pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas antara
pimpinan dan pengelola program , tenaga pelatih fasilitator, tenaga perpystakaan,
tenaga teknis lainnya, tenaga tata usaha , dan tenaga pembina/ pembimbing.

c) Lancarnya pengelolaan program pendidikan

d) Keterlaksanaan proses pembelajaraan berdasarkan pendekatan cara belajar


siswa aktif .
3. Supervisi

Supervise merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh


pemimpin pendidikan (termasuk kepala sekolah). Dalam hal ini dapat disebut
sebagai tata kerjaseorang pemimpin pendidikan untuk memberikan pimpinan dan
penilaian kritis terhadap proses belajar mengajar. Dengan demikian tujuan akhir
dari supervisi adalah, mengusahakan agar semua murid pada semua tingkat
mendapat pendidikan sesuai dengan tujuan dan tingkat perkembangan masing-
masing anak pada masing-masing tingkat.

Supervisi itu menjadi bagian dari tugas-tugas yang harus dipertanggung


jawabkan dan yang harus dilaksanakan oleh personil sekolah yaitu guru dan
kepala sekolah.

1. Tugas supervisi antaralain.

- Aspek administrasi.

- Aspek supervise.

- Aspek kepenasihatan.

- Aspek partisipasi.

Untuk melaksanakan tugas supervisi, ada beberapa perinsip sebagai landasan


kerjanya antara lain:

a) Prinsip kerjasama antar semua petugas dalam peruses pendidikan (termasuk


supervisiornya).

b) Prinsip kepemimpinan yang demokratis.

c) Prinsip kerja berencana.

d) Prinsip integrasi.

e) Prinsip luwes dan penuh tanggung rasa.

f) Prinsip kreatif.
g) Prinsip obyektif.

Orang yang mendudukijabatan sebagai supervisior, selain memiliki kualifikasi


professional seorang administrator yang baik dituntut untuk memenuhi criteria.

a. Berpengalaman. b. adil. c. berani.

d. demokratis. e. terlatih. f. sabar. g.sopan.

fungsi dan tugas supervisi terarah kepada berbagai kemungkinan antaralaun:

a. untuk mengetahwi dan menentukan keperluan individual setiap guru dan


membantunya secara individual pula.

b. Untik mengadakan kombilisasi segala kecakapan dan keterampilan bagi


mereka yang dinilai cakap , tanpa merusak integerasi dan masing-masing
kelompok atau individual dapat menyarankan suatu perencanaan yang membawa
kearah tercapainya tujuan proses pendidikan.

c. Untuk fungsi kepemimpinan administrasi maupun supervisi.

d. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan profesi (professional growth).

Dalam pelaksanaan supervisi itu ada dua cara yaitu:

a. Supervise langsung yaitu dengan mengunjungi dan melihat secara langsung


kelembaga pendidikan atau ke masyrakat dimanapun pendidikan diselenggarakan.

b. Supervisi tidak langsung, yakni dengan cara:

- Melalui pertemuan dengan guru maupun dengan tokoh-tokoh yang


menaruh perhatian atau yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan.

- Melalui konfrensi atau rapat kerja, seminar, diskusi atau rapat secara
priodik.

- Melalui pertukaran pemikiran atau kerjasama.

- Melalui kegiatan in-service teraining, lokakarya dan penataran.


- Melalui penyelenggaraan sekolah-sekolah prcobaan dalam berbagai jenis
dan tingkat pendidikan.

Dalam menjalankan tugas supervise, seorang supervisior berpungsi sebagai:

A. Pembimbing, dalam hal ini membimbing guru sebagai penanggung jawab


terhadap proses belajar mangajar. Tugas ini meliputi:

Ø Pertama memimpin guru dalam menjalankan aktivitasnya. Dan untuk tugas ini
supervisior harus memiliki antaralain:

- Pengertian yang cukup tentang tugas guru dan permasalahan yang


dihadapinya.

- Pengetahuan dan kepemimpinan yang baik.

- Hubungan timbale balik yang baik dan luas.

- Pengalaman dan terdidik dalam proses pendidikan.

- Daya inisiatif dan kreativitas tinggi, terutama dalam hal


perencanaanpendidikan yang diperlukan.

- Kemampuan membimbing dan menumbuhkan profesi guru.

- Kemampuan membina kesadaran guru terhadap pungsi dan kedudukannya.

Kedua sebagai administrator, yang dalam hal ini disebut adanya sifat-sifat antara
lain:

- Cukup peka terhadap keperluan material dan organisasi guru.

- Cukup lincah dalam bekerja.

- Cukup cakap dalam penguasaan masalah administrasi sekolah.

B. Evaluator, yang dalam hal ini ia bertugas memberikan penilaian terhadap


pelaksanaan peruses pendidikan. Karna itu ia harus memiliki:
- Pengertian uang cukup tentang tehnik evalwasi pendidikan.

- Keterbukaan dan korektif.

- Keletihan dan obyektif.

- Paham akan kedudukan guru sebagai bagian integeral dan sebagai individu
yang diperlukan sebagai tujuan.

- Efisien dalam bekerja.

C. Hakikat manajemen.

Kepala sekolah dapat berperan sebagai administrator, manajer dan


supervisior. Ini berarti organisasi sekolah melaksanakan administrasi, manajemen
dan supervise begitu pula halnya dengan organisasi-organisasi lain pada
hakikatnya melaksanakan ketiga aktivitas tersebut. Keluarga misalnya adalah
organisasi yang melaksanakan administrasi yaitu suatu aktivitas yang
mengupayakan kesejahteraan keluarga lahir batin, termasum member pendidikan
kepada putra putrid mereka. Keluarga juga melakukan manajemen pendidikan
takkala mereka memikirkan buku-buku apa yang perlu disediakan untuk anak-
anak, permainan-permainan macam mana yang baik, bagaimana cara mendisiplin
anak dan sebagainya. Dan dalam proses pendidikan itu silih berganti bapak dan
ibu melakukan supervisi. Ibu akan menjadi supervisior dalam memperingati bapak
yang salah mendidik puta-putrinya. Sebaliknya bapak akan menjadi supervisior
dalam membina istri tentang cara mendidik putranya.

Dari uraian di atas dapat diketahwi bahwa tugas manajer ialah menyiapkan
segala sesuatu yang diperlukan sebelum dimulai pekerjaan. Pendapat tentang
macam tugas itu tidak sama bagi semua ahli. Perbedaan pendapat ini rupanya
dipengaruhi oleh perkembangan administrasi dengan manajemen sebagai salah
satu aktivitasnya beserta factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
tersebut. Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan,
mengorganisasi, menyusun setaf, mengarahkan, mengordinasi dan mengontrol,
mencatat dan melaporkan danmenyusun anggaran belajar. Kemudian dibuat
menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan, mengorganisasi,
member komando, mengordinasi dan mengontrol. Selanjutnya Hersey (1978)
hanya menyebut 4 fungsi saja yaitu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi
dan mengontrol.

Lebih jelas tugas manajer akandibandingkan dengan supervisior. Supervise


ialah peruses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan personalia
sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki
situasi belajar mengajar dengan maksud mencapai tujuan yang diinginkan (Made
pidarta 1986). Memperhatikan tujuan supervise diatas maka tugas para
supervisior adalah membina terutama guru-guru dalam membimbing siswa-siswa
belajar dan menyiapkan fasilitas belajar mereka.

Supervisior juga melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan


oleh manajer. Supervisior merencanakan usaha-usaha untuk memperbaiki
kekeliruan guru, mengordinasi sarana yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh
guru, mengarahkan guru yang kurang berdedikasi dan mengontrol pekerjaan guru
tersebut. Pekerjaan supervisior terbatas kepada suatu lingkup guru yang ia bina
sedangkan pekerjaan guru itu sudah digariskan oleh manajer. Kalau guru berbuat
menyimpang supervisior juga bias memperbaiki atau mengarahkan kembali, tetapi
kalau penyimpangan itu mendasar, maka ia hanya berkewajiban melaporkan
kepada manajer yang kemudian akan memperbaikinya, begitupula halnya dengan
hadiah dan hukuman, supervisior hanya bias berbuat sedikit saja.

Di sekolah pekerjaan manajer dan supervisior dirangkap oleh kepala sekolah


sebagai administrator. Tetapi di perguruan tinggi pekerjaan manajer dilaksanakan
oleh rector dan para dekan. Sedangkan pekerjaaan supervisior dilakukan olek para
ketua jurusan yang langsung membawahi para dosen jurusan. Hal ini sesuai
dengan pendapat baru bahwa supervise itu dilakukan oleh administrator terdepan
(Robbins 1982).
D. Manajemen sebagai system.

System adalah suatu model berpikir atau suatu cara memandang. Sekolah
misalnya dapat dipandang sebagai bagian dari perumahan yang khusus dipakai
untuk belajar oleh para siswa. Atau sekolah itu dapat juga dipandang sebagai satu
kesatuan tempat belajar para siswa yang mempunyai kaitan dengan
lingkungannya. Cara memandang yang kedua inilah yang disebut cara
memandang sebagai system atau memikirkan sekolah itu sebagai system.

Sekolah atau pendidikan bila dipandang sebagai system, maka ia termasuk


system terbuka. Begitu pula halnya dengan manajemen. System terbuka artinya
sekolah, pendidikan atau manajemen itu tidak mengisolasi diri dari lingkungannya
melainkan selalu mengadakan kontak hubungan dan kerjasama.

Mengapa memakai pendekatan system dalam membahas manajemen? hal


ini disebabkan karna gerakan system adalah suatu yang baru dan cocok diterapkan
dalam bidang pendidikan umumnya dan manajemen khususnya. Sesungguhnya
masih ada gerakan yang lebih mutahir dalam administrasi ialah contingency atau
pendekatan situsional (Robbins 1982) namun pendekatan ini tidak dipilah
mengingat pendekatan system itusendiri bias merangkul pendekatan situasional
berkat keterbukaannya terhadap lingkungan. Misalnya bila masyrakat dan
peraturan pemerintah berubah , sekolah, pendidikan atau manajemen akan
mengubah diri pula agar selaras dengan kemauan masyrakat dan pemerintah.

E. Tujuan managemen.

Untuk dapat melaksanakan tujuan managemen dengan baik, hendaknya diangkat


ada tiga hal pokok.

1. Senantiasa ada tujuan yang harus dicapai.

2. Tiap orang mempunyai tugas kewajiban tertentu.

3. Tiada orangpun dapat mengerjakan sendiri semua usaha/pekerjaan, hasil


akhir yang dicapai adalah perestasi seluruh paktor.
Pada dasarnya semua manajemen itu harus bekerja dengan mudah dan tidak keras
(ekonomis) menuju kearah terciptanya tujuan secara nasional.

F. Factor-faktor manajemen.

Dari uraian dan pengertian tentang manajemen dapat diringkas sebagai berikut:

Manajemen berarti:

- Memimpin.

- Mengatur.

- Mengurus.

- Mengusahakan.

- Mengelola.

G. Mencapai tujuan manajemen.

Bagaimana mencapai tujuan manajemen.

Melalui segenap anggota,pemimpin dan karyawan yaitu daripara derektur, kepala


biro/bagian/ seksi dan kepala unit kerja terkecil masing-masing mempunyai
tanggung jawab dan wewenang tertentu dalam rangka pelaksanaan tujuan-tujuan
manajemen. Oleh karna itu dalam batas-batas yang digariskan oleh pemberi
wewenang misalnya yang tersebut didalam undang-undang peraturan pemerintah.
Anggaran dasar organisasi, deskripsi kerja dan lain-lain. Dan yang
bersangkutanpun hanya bertanggung jawab dalam batas kewenangannya itu,
pelimpahan wewenang adalah kunci manajemen. Tanpa pelimpahan wewenang
kepada orang lain bukanlah manajemen, melainkan adalah kegiatan perorangan.
Dalam organisasi sosoalpun perlu ada pelimpahan wewenang semacam itu.
Tanggung jawab timbul karna adanya hubungan antara atasan dan bawahan. Inti
tanggungjawab adalah kewajiban bawahan terhadap atasan. Hal ini dinamakan
tanggung jawab formal. Setiap orang atau lembaga yang memberikan tugas dan
melimpahkan kewenangan adalah “atasan” dan setiap penerima tugas adalah
“baeahn”.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Administrasi pendidikan sebagai ilmu mempunyai karakteristik tersendiri yang


berbeda dengan ilmu administrasi lain. Perbedaan administrasi pendidikan dan
administrasi lain adalah terletak pada prinsip-prinsip operasionalnya, dan bukan
pada prinsip-prinsip umumnya. Dengan demikian, meskipun untuk memahami
administrasi pendidikan diperlukan pemahaman atau penguasaan administrasi
umum, tidak berarti bahwa pengetahuan administrasi dapat diterapkan didalam
administrasi pendidikan karena prinsip operasionalnya berbeda (Ngalim
Purwanto, 1990 : 3).

Konsep administrasi mempunyai pengertian yang luas sebagaimana dapat


dijelaskan seperti berikut ini :

1. Mempunyai pengertian sama dengan manajemen yang berusaha


mempengaruhi dan menyuruh orang agar bekerja secara produktif;

2. Memanfaatkan manusia, material, uang, metode secara terpadu guna


mencapai tujuan institusional;

3. Mencapai suatu tujuan melalui orang lain; fungsi eksekutif pemerintah dan
memanfaatkan system kerja sama interaktif yang efektif dan efesien (Daryanto,
2006 : 1) dalam buku (Herabudin, 2009 : 19).

Dapat dipahami dari penjelasan diatas bahwa administrasi itu merupakan


pelayanan terhadap semua kebutuhan institusional dengan cara efektif dan efesien
dan administrsi sebagai salah satu komponen dari system yang subsistemnya
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, karena administrasi adalah aktivitas-
aktivitas untuk mencapai suatu tujuan atau proses penyelenggaraan kerja untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Terdapat beberapa istilah yang mempunyai kesamaan pengertian dasarnya yaitu


kontrol, pengawasan, pembinaan, inspeksi. Bidang pendidikan inspeksi pada masa
kolonial. Tetapi sekarang menggunakan supervisi atau pembinaan, yang lebih
demokratis.
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat tentang supervisi pada bidang
pendidikan :

1. NA. Ametembun dalam supervisi pendidikan

Supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan.


Pembinaan bermaksud berupa bimbingan atau tuntutan kearah situasi pendidikan
termasuk pengajaran pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar belajar
pada umumnya.

2. Kimball Wiles

Dalam supervision for better school, supervision is assistance in the development


of a better teaching learning situation.

3. Harold P. Adams dan Frank G. Dickey, dalam Basic principle of supervision

Supervision is a service particulary concerned with contruction and its


improvement. It is directly concerned with teaching and learning and with the
factor included in and related in these process-teachers-pupil-cuririculum,
materials of the situation.

4. Thomas H Briggs and Joseph Justman dalam Improving instruction through


supervision

Supervision is the systematic and continuous effort to encourage and direct self,
activated growth that the teacher is in creasingly more effective in contributing to
the achievement of the recognized objectives of education with pupil under his
responsibility.

5. Drs. M. Ngalim Purwanto, dalam Administrasi Pendidikan

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu


para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Dalam lima pendapat diatas dapat di analisis agar kita memahami pengertian
supervisi pendidikan dengan cara mengetahui unsure-unsur penting didalamnya.
Unsur-unsur penting tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas pembinaan yang direncanakan

2. Perbaikan situasi pengajaran (belajar-mengajar)

3. Mengefektifkan para guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainnya

4. Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.

Dengan adanya unsure-unsur penting tersebut dapat menjadi sebuah


pengertian supervise pendidikan yaitu supervise pendidikan itu adalah pembinaan
yang direncanakan dalam perbaikan situasi pengajaran dengan lebih
meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan material dalam pencapaian
tujuan tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efesien.

Maksud dari pembinaan yaitu memberikan bimbingan dan latihan bagi


guru dan pegawai untuk meningkatkan kemampuan dalam tugas yang di
embannya, agar supervise pendidikan itu mengarah perbaikan dalam pengajaran
yang baik dan terjaminnya dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

Administrasi supervise pendidikan merupakan pembinaan yang


direncanakan bagi personel dalam proses kerjasama di bidang pendidikan dan
peningkatan sumber daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.

2.1 Hubungan Administrasi dengan Supervisi Pendidikan

Administrasi dan supervise itu tidak dapat dipisahkan, karena administrasi


dan supervise saling berkaitan ataupun mempunyai hubungan yang sangat erat.
Seperti pengertian administrasi dan supervisi yang telah disebutkan diatas bahwa
keduanya merupakan pembinaan yang direncanakan bagi personel dalam proses
kerja sama dibidang pendidikan dan peningkatan sumber daya material dalam
rangka perbaikan situasi pengajaran agar tercapainya suatu tujan pendidikan yang
efektif dan efesien, namun dalam hal-hal tertentu keduanya dapat dibedakan.
1. Kegiatan administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervise
didasarkan pelayanan bimbingan dan pembinaan;

2. Tugas administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas disekiolah, termasuk


manajement sekolah, sedangkan supervise adalah sebagian dari tugas dari
pengarahan (directing), satu segi manajement sekolah;

3. Administrasi bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan untuk


pelaksanaan program pendidikan, sedanagkan supervise menggunakan kondisi-
kondisi yang telah disediakan itu untuk peningkatan mutu belajar mengajar.

Hal diatas merupakan perbedaan antara administrasi dan supervise, namun


keduanya saling berkaitan dan tak terlepaskan juga mempunyai tujuan untuk
mencapai pendidikan yang lebih baik.

Selain itu juga disini ada dibahas sedikit tentang bagaimana cara-cara
melaksanakan supervise, dimana seorang pemimpin tidak sama dengan pemimpin
yang lain, hal ini juga tergantung pada tipe atau corak kepemimpinannya.

Seorang otoriter menjalankan supervise untuk mengetahui kesalahan-


kesalahan petugas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan
dan intruksi yang diberikan oleh pusat (atasan) kepada bawahannya.[4] Supervisi
dijalankan dengan sekonyong-sekonyong tanpa sepengetahuan petugas yang
diawasi, seolah-seolah supervisor bertugas sebagai reseriser yang mengintai untuk
menemukan pelanggaran. Suasana antar kariyawan sekolah dibawah pimpinan
diktatoris seperti tersebut adalah tertekan, tegang, kegembiraan bekerja tidak ada
sama sekali, karena ada juga kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak leissez
faire atau pemimpin yang masa bodoh, tidak mau tahu, acu tidak acu dalam
menjalankan pengawasan.

Kehidupan sekolah semacam itu mudah timbul kesimpang siura,


perselisihan, karena semua karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan
dan kepentingan masing-masing, yang kadang-kadang bertentangan satu sama
lain. Situasi buruk makin lam semakin menjadi, sehingga akhirnya tidak teratasi
lagi. Pemimpin seperti ini tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan
tidak pantas menjadi pemimpin sekolah, karena dapat merusak tunas bangsa muda
yang seharusnya melanjutkan untuk kedepannya agar yang lebih baik tapi malah
sebaliknya yang ada adalah kehancuran.

Kemudian kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak demokratis


menjalankan pengawasan menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah
sudah ditentukan organisasi pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi
menurut kecakapan masing-masing, koordinasi serta komunikasi, program dan
pengarahan kerja dan sebagainya.[6] Dengan demikian semua karyawan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sesuai tugas yang diembanya dan yang tidak
bertentangan satu sama yang lainnya. Tetapi dapat saling membantu, agar
tercapainya atau terwujudnya pendidikan sesuai pengawasan yang dijalankan dan
sesuai dengan program kerjanya.

Hal tersebut dapat tercapai karena adanya kerja sama antara pemimpin
atau kepala sekolah dengan karyawan-karyawan yang ada disekolah berusaha
untuk menghilangkan hal-hal yang negative yang menghambat lancarnya jalan
kehidupan sekolah, serta bersama-sama mendapatkan metode-metode bekerja
gotong royong yang efesien, produktif sesuai dengan kondisi setempat.

Dan ada juga hal lain yang dapat menghambat lancarnya kehidupan
sekolah seperti adanya paerbedaan pendapat, perselisihan yang timbul dicarikan
pemecahannya dengan cara musyawarah. Kekeliriuan cara bekerja segera
diketahui, sehingga tidak mejadi berlarut-larut dan guru yang kurang bersemangat
dipimpindan diisyaratkan untuk menjalankan tugasnya denagan baik.

Pengawasan secara demokratis yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Pengawasan dijalankan secara gotong royong atau koperatif, tidak disatu


tangan saja, yaitu khususnya bagi kepala sekolah;

2. Pengawasan dijalankan terangan-terangan, diketahui oleh semua petugas


yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi-sembunyi;

3. Pengawasan dijalankan secara berkelanjutan dan bersifat tut wuri handayani


(bersifat pembimbing).
Yang dapat mengatasi masalah-masalah yang menghambat lancarnya kehidupan
sekolah adalah seorang kepala sekolah atau pemimpin yang mempunyai
kualifikasi kepemimpinan yang memadai, terutama kebijaksanaan dan
kewibawaan yang luar biasa.

4. Supervisi Pendidikan

1. Pengertian Supervisi

Arti Supervisi telah dirumuskan dari beberapa pendapat antara lain:

a. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi),
bentuk perkataannya (morfologi) , maupun isi ynag terkandung dalam perkataan
itu (semantik). Adapun Pengertian tersebut:

· Etimologi

Supervisi diambil dalam perkataan bahasa inggris “supervision”artinya


pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut
supervisior.

· Morfologis

Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari


dua kata super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor
memang mempunyai posisi di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari
orang yang disupervisinya.

· Semantik

Pada hakikatnya isi yang terkandung dalm definisi yang rumusannya tentang
sesuatu tergantung dari orang yang mendefinisikan, tetapi memiliki makna yang
sama.

· Depdiknas(1994)

Merumuskan supervisi sebagai berikut:


“Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf seolah agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik”

Atas dasar uraian diatas maka pengertian supervisi dapat dirumuskan


sebagai berikut:” Serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam
bentuk layanan profesional ang diberikan supervisor (pengawas sekolah, kepala
sekolah, dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
mengajar, karena supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada
pembinaan guru tersebut pula ’pembinaan profesionl guru’ yakni pembinaan yang
lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
profesional guru.

Dengan kata lain:

Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk


membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secra efektif.

Fungsi pengawasan atatu supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar


kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu.

Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para


guru / pegawai menjalakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi
atatu ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama
guru-guru , bagaimana cara-cra memperbaiki proses belajar mengajar. Jadi, dlam
kegiatan supervisi , guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif , melainkan
diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat
dan pengalaman – pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta
diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan.

2. Ruang Lingkup Supervisi

Ruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atas dua bagian,yaitu:


Pertama, supervisi tidak langsung atau supervisi makro atau supervisi pengajaran.
Supervisi makro adalah supervisi pengajaran, yang merupakan rangkaian kegiatan
pengawasan pendidikan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi, baik
personil maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar
mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan( Poerwanto. 1986:
99 ).

Kedua, supervisi yang bersifat langsung atau supervisi mikro yang sekarang
dikenak dengan supervisi klinis . supervisi klinis adalah supervisi yang
pelaksanaannya dapat disamakan dengan”praktik kedokteran” , yaitu hubungan
antara supervisee dan supervisor ibarat hubungan antara pasien dan dokter .
Harahap memberi pendapat tentang ruanglingkup supervisi pendidkan sebagai
berikut:

a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu


pegawai, soal kenaikan pangkat, soal pembagaian tugas dan lain-lain.

b. supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja,


ruang belajar, papan tulis dan lain-lain.

c. supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondisi buku,


pelayanan , ketertiban, dan lain-lain.

d. Supervisi dalam administrasi keuangan seperti ingin melihat apakah


pengeluara sesuai dengan aturan ketepatan pembayaran gaji atau honor lainnya
kepada pegawai dan guru.

e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihan tempat dan


makanan,serta soal ketertiban siswa yang jangan sampai menjadi tempat bermain,
bolos dan merokok.

f. Supervisi dalam kegiatan kokurikuler, apaka sampai menggangu kegiatan


belajar siswa, kesehatan, dan keamanan.

3. Tujuan supervisi Pendidikan


Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada
guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerja, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan tugas belajar mengajar. Secara operasional
dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari tujuan pendidikan yaitu:

a. Meningkatkan mutu kinerja guru

1) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran


sekaloh dalam mencapai tujuan tersebut

2) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami


keadaan dan kebutuhan siswanya.

3) Membentuk moral kelompok yang kuat danb mempersatukan guru


dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
menghargai satu dengan yang lainnya

4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan


prestasi belajar siswa

5) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi,


keahlian, dan alat pengajaran .

6) Menyediakan sebuah sistem yang berupa menggunakan teknologi yang


dapat membantu guru dalam pengajaran.

7) Sebagai salah satu dasar pengambiln keputusan bagi kepla sekolah untuk
reposisi guru

b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan


terlaksana dengan baik.

c. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang


ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan siswa
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolahan khususnya dalam
mendukung terciptanya suasana kerhja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat
mencapai prestasi belajar sebagai mana yang diharapkan

e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang


tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang menunjukan keberhasilan lulusan.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Yusuf. 1998. Administrasi Pendidikan. Bandung:

Daryanto. 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik. O.2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum.Bandung. Remaja


Rosdakarya
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Makawimbang. J H.2011.Supervisi dan Peningkatan Mutu Ppendidikan.


Bandung:
Alfabeta
Purwanto. N. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Profesi Kependidikan

HUBUNGAN ADMINISTRASI ATAU MANAJEMEN


DENGAN SUPERVISI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA :TIYAS SUKMARANI


NIM :4151121069
KELAS :FISIKA DIK E 2015

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

Вам также может понравиться