Вы находитесь на странице: 1из 18

Status Psikiatri

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Oleh :
Sri Yuliani Citra
030.11.279

Pembimbing :
Dr. Savitri Wulandari, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI

RUMAH SAKIT JIWA DR SOEHARTO HEERDJAN

Periode 24 Maret 2018 – 26 April 2018


Nama : Sri Yuliani Citra NIM : 030.11.279 ( FK TRISAKTI )
Tanda Tangan:
Dokter Pembimbing :
Dr. Savitri Wulandari, Sp.KJ

NOMOR REKAM MEDIS :


Nama Pasien : Tn JM
Nama Dokter yang Merawat : Dr. Nova, Sp.KJ
Masuk RS Pada Tanggal : 4 Maret 2018
Rujukan/dating sendiri/keluarga : Keluarga
Riwayat Perawatan : Sudah pernah dirawat di RSJ sebelumnya

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn JM
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 07 Oktober 1993
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum menikah
Bangsa/Suku : Indonesia / Tangerang
Alamat : Jl. Kampung Sepatim Tengah RT 01/05. Kab Tangerang
Masuk RS tanggal : 4 April 2018
Ruang perawatan : Ruang Rawat Inap Elang (isolasi)
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga

1
II. RIWAYAT PSIKIARTIK
Autoanamnesis :
 Tanggal 4 April 2018, pukul 17.00 WIB, di IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan.

Alloanamnesis :
 Tanggal 4 April 2018, pukul 18.30 WIB, dilakukan alloanamnesis dengan ibu
pasien (tinggal bersama dan mengurus pasien).

A. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa ke IGD RSJ Soeharto Herdjan karena mengamuk dan bicara
sendiri sejak 2 minggu SMRS.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


Pasien datang dengan diantar ke IGD RS Jiwa Soeharto Herdjaan oleh
keluarga dengan keluhan marah-marah dan mengamuk sejak 2 minggu SMRS.
Menurut ibunya alasan pasien sering marah-marah karena pasien ingin cepat-cepat
menikah. Satu hari sebelum pasien dibawa ke RS pasien juga sempat
memukuli/menonjok ibunya dengan tangan. alasannya karena pasien tertekan ingin
mempunyai pacar cantik seperti syahrini dan ingin mempunyai rumah sendiri. Selain
itu pasien juga sering bengong, tertawa sendiri, ngomong sendiri sejak satu tahun.
Menurut keluarga pasien, pasien memiliki tingkah laku aneh lainnya seperti pasien
merasa gelisah di rumah, berteriak-teriak dan suka menyanyi-nyanyi
sendiri,mengamuk dengan merusak perabotan rumah tangga sejak 2 minggu SMRS,
sering mandi tengah malam hari pukul 1 malam. Lalu mengguyur tempat tidur dengan
air. Menurut keluarga pasien, pasien juga sering jalan sendiri keluar rumah tanpa
pamit atau tidak memberitahukan ke orang rumah. Saat ditanya alasan pasien sering
keluar rumah hanya untuk refreshing karena pasien merasa bosan di dalam rumah
terus. Menurut ibu pasien, pasien juga sempat berbicara kacau bila diajak bicara
dengan keluarga. Selain itu pasien sering mendengar suara bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk mengkhayal berhubungan seksual, berhubungan di kasur dengan
bantal. Menurut pasien nikmat mempunyai kepuasan batin tersendiri secara pasien
selama ini belum mempunyai cewek/ belum menikah. Terkahir mempunyai cewek

2
saat SMA. Pasien juga merasa tidak butuh tidur. Pasien biasa tidur subuh sekitar 3
jam. Menurut tetangganya pasien sering telanjang tidak memakai celana, hanya
memakai baju saja saat pergi keluar rumah. Tingkah laku seperti itu sudah ada sejak 2
minggu yang lalu. Saat ditanya alasan dia tidak memakai celana karena mendengar
suara bisikan-bisikan setan dari telinganya. Bisikan tersebut terus menerus ada dan
tidak hilang. Pasien mengaku pernah melihat bayangan-bayangan seram seperti
makhluk halus sejak 2 minggu yang lalu makan dan minum, mandi masih bisa sendiri.
Sejak 2 bulan ini Pasien tidak rutin minum obat alasannya curiga takut mati apabila
dia minum obat. Selain itu pasien merasa curiga dilingkungan sekitar tidak benar.
Pasien merasa orang-orang menjauh darinya karna takut diapa-apain.
Menurut ibunya pasien sering sedih karena sulit untuk mencari pekerjaan,
banyak orang yang tidak mau menerima dia saat lamar kerja. Pasien ingin mempunyai
banyak uang. Supaya banyak cewe-cewe yang suka sama dia. Saat bekerja dulu
pasien sempat bermasalah dengan teman kerjanya karena menurut pasien teman
kerjanya selalu meminta uang kepada pasien, bila tidak diberikan pasien diancam
akan dipukuli sampai mati. Dulu pasien sempat tidak digaji oleh bosnya selama 1
bulan lalu setelah itu pasien sudah malas untuk bekerja. Kemudian ibu pasien sempat
bertanya kepada pasien kenapa tidak mau bekerja lagi. Karena pasien marasa merasa
lumpuh,loyoh, dan hilang minat. Menurut keluarga sejak usia 6 tahun pasien sering
dipukuli dibagian punggungnya oleh ayahnya. Namun sekarang ayahnya sudah
meninggal sejak usia 7 tahun. Menurut keluarga pasien dulu sempat ingin mengatakan
bunuh diri. Pasien sempat bunuh diri di kali kemudian jadi ketahuan oleh tetangganya.
Pasien juga mengatakan pernah dibawa terbang oleh kingkong ke kuburan kramat
karena bisikan-bisikan tersebut saat kelas 2 SMA.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Menurut pasien saat ini pasien belum menikah. Diceritakan oleh ibu pasien
kira – kira tahun yang lalu bahwa pasien suka menyendiri, tidak bisa berbaur
walaupun bersama keluarga pasien. Diceritakan juga bahwa pasien suka berbicara
sendiri dan suka melamun. Setelah pasien tamat SMA, pasien selalu berbicara
sendiri kalau saya orang gila. Diceritakan oleh ibu pasien bahwa saat kelas 2 SMA
pasien sempat tidak pulang ke rumah. Pasien pergi ke kuburan karamat jati karena

3
perintah bisikan, dan melihat kingkong hitam. Mendengar bisikan sudah ada
semenjak 1 minggu yang lalu. Pasien sering dipukuli oleh ayahnya dengan kayu
setelah pulang sekolah sejak usia 6 tahun. Lalu saat usia 7 tahun ayah pasien
meninggal karena sakit. Sekarang pasien tinggal berdua bersama ibu. Pasien
bermasalah dan tidak akur dengan tetangganya. Karena tetangganya mengambil
tanah milik orang tuanya.

2. Riwayat Gangguan Medik


Menurut ibu pasien, sebelumnya pasien memiliki riwayat trauma sering
dipukuli ayahnya 1 tahun. Pasien tidak memiliki hipertensi, diabetes mellitus,
kejang, epilepsi, dan tumor, tidak memiliki riwayat benturan di kepala atau
pembedahan, tidak memiliki riwayat demam lama atau infeksi, dan riwayat
penyakit lainnya.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan alkohol


Menurut sepengetahuan keluarga pasien, pasien tidak pernah mengkonsumsi
narkoba. Pasien juga tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi alkohol
selama hidupnya.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

4
Keterangan: Keluhan sudah di curigai keluarga pasien saat pasien sejak tahun
2010. Pasien lebih sering mengurung diri, mendengar bisikan, melihat bayangan-
bayangan yang orang lain tidaklihat, suka melamun, kadang bicara sendiri dan
tidak mau untuk berinteraksi dengan keluarga. Setelah pasien lulus SMA keluhan
pasien semakin parah, pasien sering marah-marah, mengoceh-ngoceh tidak jelas
dan bicara serta tertawa sendiri. Selama itu pun pasien belum pernah dibawa
berobat sampai 3 tahun sebelum masuk rumah sakit. Saat usia pasien 20 tahun
pasien menunjukan gejala seperti mendengar bisikan, marah marah dan gelisah
yang semakin hebat, tidak bisa tidur, bicara dan tertawa sendiri dan pasien terlihat
ketakutan setiap hari sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien
berobat ke RS JSH Jakarta, Grogol. Saat itu pasien rawat inap selama 1 bulan.
Kemudian setelah gejala sudah berkurang pasien diperbolehkan pulang. Namun 5
tahun kemudian pasien kambuh lagi sakitnya, dengan keluhan yang sama seperti
dulu. Ibu pasien mengatakan selama beberapa bulan ini pasien tidak rutin minum
obat, serta dosis obat dikurangi. Oleh karena itu timbul keluhan seperti marah-
marah, mengamuk peralatan rumah tangga, kadang suka melamun/bengong
sendiri, sering mandi tengah malam hari, sulit makan dan tidur. Setelah berdiskusi
dengan keluarga maka paman pasien menyarankan untuk berobat ke Rumah Sakit
Jiwa.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal :
Pasien merupakan anak ke 2dari 2 bersaudara kandung. Pasien lahir secara
normal. Tidak ada penyulit apapun saat pasien dilahirkan. Pasien rutin dilakukan
perawatan antenatal pasca lahir.

2. Riwayat Perkembangan Fisik :


Tidak ada kelainan ataupun keterlambatan dalam perkembangan fisik
pasien sejak pasien masih bayi, kanak-kanak, dan remaja.

3. Riwayat Perkembangan Kepribadian:


a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

5
Pasien tumbuh dan berkembang sama seperti anak lainnya. Proses awal
pembelajaran mulai dari duduk, berdiri, berjalan dan memiliki kemampuan
berinteraksi social yang cukup baik.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Secara umum perkembangan kepribadian pasien diusia ini cukup baik. Pasien
aktif bersosialisasi hanya dengan teman-teman yang pasien kenal dekat.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pada saat memasuki usia remaja, pasien sering bersosialisasi dengan teman-
temannya.Namun setelah lulus SMAP pasien lebih sering menutup diri dan
menyendiri.

4. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien SMA

5. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja sejak 7 tahun. Pasien mengatakan ke ibunya alasan tidak
mau bekerja karena bosnya tidak memberikan gaji, dan pasien sering dipalak oleh
teman kerjanya. Pasien bekerja selama 3 bulan. Beberapa hari kemudian ibu
pasien mengatakan pasien malas kerja karena merasakan badannya seperti
lumpuh, loyoh, lemas sejak dulu.

6. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama islam. Kehidupan agama pasien baik. Pasien jarang
menjalankan sholat lima waktu. Sekarang pasien sulit solat karena malas untuk
solat saat ini.

7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum menikah.

8. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, dan tidak pernah
terlibat oleh tindak pidana.

6
E. RIWAYAT KELUARGA

Laki-laki

Perempuan

Pasien

Meninggal

Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Kakak dan ayah pasien telah
meninggal dunia.

F. KEHIDUPAN SOSIO EKONOMI SEKARANG


Pasien saat ini tinggal di rumah bersama ibu kandungnya. Sumber perekonomian
pasien berasal dari ibu pasien yang bekerja sebagai pegawai di pabrik satu tempat
kerja swasta. Hubungan pasien dengan anggota keluarga cukup baik.

STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 4 April 2018, pukul 17.00)


a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki, usia 25 tahun, tampak sesuai dengan usianya.
Memakai baju kaos berwarna abu - abu, celana pendek berwarna biru. Pasien
berbadan gemuk, berkulit sawo matang dan tampak terawat.
Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
2. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien sedang dalam posisi duduk di tempat
tidurnya
b. Selama wawancara : Pasien duduk disamping pemeriksa, dan
melihat kearah pemeriksa saat diajak bicara. Bicara pasien suara keras

7
dan cepat berulang, gerakan normal. semua pertanyaan dijawab dengan
cukup baik oleh pasien.
c. Sesudah wawancara : Pasien kembali berbicara dengan ibunya
setelah wawancara dengan pemeriksa.
3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif dan Sopan
4. Pembicaraan :
 Cara berbicara : Lancar, spontan, volume besar, banyak bicara, cerewet,
artikulasi jelas, intonasi cukup. Gaya bicara cepat
 Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.

b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Elasi
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Empati tidak dapat diraba rasakan, tidak serasi

c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) halusinasi auditorik (mendengar suara bisikan
memerintah hubungan seksual)
2. Ilusi : (-) tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada

d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Perlu observasi
3. Kecerdasan : Cukup
4. Konsentrasi : Perlu observasi
5. Perhatian :Perhatian baik (pasien hanya terfokus terhadap
pemeriksa, dan tidak mudah teralihkan dengan kejadiaan didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari).

8
b. Tempat: Baik (pasien dapat mengetahui dirinya sekarang berada
dimana, ruangan apa).
c. Orang : Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter
muda).
7. Daya ingat :
a. Jangka panjang : Baik
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat diantar ke IGD RSJSH
naik mobil)
c. Segera : Baik
8. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien sulit makan, minum obat dalam 1
bulan ini)

e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Banyak ide, Loggorhea
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : (-)
2. Isi pikir
a. Waham : (+) waham kejar (ada yang ingin nyakitin
pasien), waham kebesarn (+)
b. Preokupasi : (-) Tidak Ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
e. Gagasan rujukan : (-) Tidak ada
f. Gagasan pengaruh : (-) Tidak ada

f. PENGENDALIAN IMPULS
Pada saat wawancara pasien baik

g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik. (Pasien mengaku sedih dan menyesal telah
marah-marah/memukul ibunya sendiri)

9
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu
3. Daya nilai realitas : Terganggu (mendengar bisikan-bisikan tidak nyata)

h. TILIKAN
Tilikan 5 Terganggu ( pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang
dideritanya atau kegagalan dirinya dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh
perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini
untuk masa yang akan datang)

i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
 Keadaan umum:
o Kesadaran : Kompos Mentis
 Tanda vital:
o Tekanan darah : 130/80 mmHg
o Nadi : 80 x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan : 20 x/menit
 Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
 Kepala : normosefal, rambut hitam dan sedikit beruban tumbuh lebat,
distribusi merata, tidak mudah rontok
 Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -
/-, sklera ikterik -/-
 Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
 Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
 Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
 Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
 Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris

10
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+) normal
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik

B. STATUS NEUROLOGIK
 Saraf kranial : dalam batas normal
 Refleks fisiologis : dalam batas normal
 Refleks patologis : tidak ada
 Motorik : tidak terganggu
 Sensibilitas : dalam batas normal
 Fungsi luhur : tidak terganggu
 Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting
tremor (-), distonia (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Saat di IGD dalam batas normal.

VI. PENEMUAN BERMAKNA


 Sering bicara sendiri
 Marah-marah dan kadang memukul ibunya sendiri.
 Pasien juga sering sekali melamun, bengong
 Pasien merasa bahwa dirinya sering marah-marah dan mengamuk tapi tahu
penyebabnya  Tilikan 5

11
 Pasien suka mendengar bisikan suara suara ditelinganya dan sering berbicara sendiri
 Halusinasi auditorik.
 Pasien merasa tidak butuh tidur di malam hari karena gelisah, meningkatnya
kepercayaan diri, bicara lebih banyak, perhatian mudah teralih gejala episode
manik

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


 Aksis I : Menyadari dirinya sakit dan factor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku penyakitnya
Termasuk gangguan kejiwaan, karena:
.
Gangguan Jiwa

Distress Disfungsi

Terdapat rasa tidak Fungsi social pasien


nyaman karena berkurang karena
pasien mendengar pasien kurang bisa
bisikan suara-suara, berinteraksi dengan
sering berbicara
orang-orang di
sendiri, sering Psikotik
ketakutan sekitarnya
Pasien tidak mampu
menilai kenyataan
yang terjadi. Ditandai
dengan adanya
halusinasi auditorik
dan visual serta
berbicara sendiri.

 Pasien memiliki trauma pukul pada punggung oleh ayahnya waktu kecil usia 6 tahun
,tidak ada riwayat kejang, tidak ada riwayat infeksi berat, tidak ada riwayat penyakit
terntentu yang berbahaya, tidak ada gangguan kesadaran neurologis  Gangguan
mental organic disingkirkan.
 Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi narkoba, konsumsi alkohol, ataupun zat
psikoaktif lainnya selama hidup  Gangguan mental dan prilaku akibat NAPZA
disingkirkan.

12
 Terdapat gejala-gejala psikotik pada pasien berupa halusinasi, dan ketakutan. Pada
pasien ini tidak terdapat penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi. Menurut pedoman diagnostic, pasien memenuhi 1 gejala yang
sangat jelas pada skizofrenia yaitu halusinasi auditorik. Terdapat juga 2 gejala yang
harus selalu ada yaitu halusinasi menetap dari panca indera (telinga) yang menetap
setiap hari selama 2 minggu, Gejala Negatif : afek terbatas, kesulitan dalam
pemikiran abstrak, penarikan diri dari aktivitas sosial  Gangguan mental
psikotik dibenarkan dan merupakan ciri skizofrenia.
 Terdapat gejala-gejala mood pada pasien berupa banyak bicara atau ada desakan
untuk terus bicara, grandiosity (meningkatnya kepercayaan diri), meningkatnya
aktivitas, berkurangnya kebutuhan tidur, perhatiannya mudahteralih (distraktibilitas).
Menurut pedoman diagnostic, pasien memenuhi >3 gejala yang sangat jelas selama 2
minggu Gangguan Mood Tipe Manik

 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


 Pasien berkepribadaian schizoid (menarik diri dari lingkungan, fungsi
sosial terganggu), Kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan sosial dan lebih
memilih untuk melakukan aktivitas seorang diri. Merasakan kesenangan dalam
sedikit, aktivitas berkurang.

 Aksis III : Kondisi Medis Umum


Pada anamnesis pasien memiliki tidak ada riwayat trauma

 Aksis IV : Problem Psikososisal dan Lingkungan


masalah dengan keluarga (pasien sering marah-marah dengan ibunya,
dan tetangga) dan lingkungan (pasien tidak bekerja karena bermasalah dengan
bosnya)
 Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 60 - 51  beberapa gejala sedang dan disabilitas sedang dalam fungsi.
Fungsi pekerjaan : Pasien saat ini tidak bekerja.

13
Fungsi sosial/keluarga: Pasien tidak mengalami gangguan dalam komunikasi
dengan keluarga akan tetapi ada hendaya komunikasi
dengan lingkungan sekitarnya.
Fungsi perawatan diri : Kemampuan pasien dalam merawat diri kurang baik.

GAF HLPY : 60 - 51  gejala sedang, disabilitas sedang


Fungsi Pekerjaan : Pasien laki-laki di usia produktif tapi tidak produktif.

Fungsi sosial/keluarga : Menurunnya kemampuan pasien bersosialisasi dengan


lingkungan sekitar

Fungsi perawatan diri : Menurunnya kemampuan pasien dalam merawat diri

VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL


Aksis I : F. 25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II : Gangguan kepribadian skizoid
Aksis III : -
Aksis IV : Masalah terhadap keluarga dan lingkungan sosial
Aksis V : GAF current : 60 - 51 (beberapa gejala sedang dan
disabilitas sedang dalam fungsi.)
GAF HLPY : 60 – 51 (beberapa gejala sedang dan menetap, disabilitas
sedang dalam fungsi, secara umum masih baik)

IX. PROGNOSIS
- Quo vitam : Dubia ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik
ataupun kondisi medis lain yang menyertai)
- Quo functionam : Dubia ad bonam (respon terhadap terapi yang cukup baik,
pengembalian fungsi cukup baik)
- Quo sanationam : Dubia ad malam (apabila pasien sulit untuk minum obat,
maka akan timbul tingkat kekambuhan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Faktor yang Memperingan:
 Tidak ada faktor Genetik
 Ketersediaan biaya dan tanggungan biaya perawatan oleh BPJS.

14
b. Faktor Yang Memperberat:
 Menikah dengan pasangan yang tidak diinginkan
 Konflik dengan keluarga
 Dukungan dari keluarga yang mengantar pasien berobat kurang
 Tidak ada pekerjaan

XI. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik : tidak ada
2. Psikiatrik : Marah-marah, memukul orang lain da, halusinasi auditorik
dan visual, ketakutan, berbicara sendiri, menarik diri dari lingkungan, lari dari
rumah.
3. Sosial/keluarga : konflik dengan keluarga dan tetangga
XII. TERAPI
- Rawat inap
o Indikasi: pasien membahayakan dan mengganggu ketenangan orang lain
- Medikamentosa:
o Oral:
 Risperidone 2 x 2 mg PO
 Chlorpromazine 3x100 mg PO
 Asam Valproat 3x250 mg PO
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan datang kontrol ke poli.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
Psikoterapi
o Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala
gangguannya akan hilang atau dapat dikendalikan.
o Reassurance : Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat
penting untuk mengobati penyakitnya.
Sosioterapi :

15
o Menganjurkan pasien untuk mau mencari pekerjaan setelah pulang dari rawat
inap agar dapat bersosialisasi dengan orang lain.

FOLLOW UP PASIEN

Tanggal S O A P

04-04-2018 Pasien mengeluh - Kesadaran Skizofrenia Risperidon 2x2


measih neurologis : Afektif mg
mendengar suara compos
bisikan, sulit mentis
tidur,aktivitas - Perilaku dan
berlebihan, aktivitas
psikomotor :
normoaktif
- Sikap :
kooperatif
- Mood :
disforik
- Afek : sempit
- Keserasian :
serasi
- Halusinasi :
visual dan
auditorik (+)
- Ilusi (-)
- Depersonalisasi
(-)
- Derealisasi (-)
- Proses pikir :
produktivita
s cukup,
asosiasi
longgar,

16
tidak ada
hendaya
bahasa.
- Isi pikir :
waham
kebesaran
(+)
- RTA terganggu
- Tilikan derajat
1

17

Вам также может понравиться