Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
Sri Yuliani Citra
030.11.279
Pembimbing :
Dr. Savitri Wulandari, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn JM
Tempat/Tgl. lahir : Jakarta, 07 Oktober 1993
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Belum menikah
Bangsa/Suku : Indonesia / Tangerang
Alamat : Jl. Kampung Sepatim Tengah RT 01/05. Kab Tangerang
Masuk RS tanggal : 4 April 2018
Ruang perawatan : Ruang Rawat Inap Elang (isolasi)
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga
1
II. RIWAYAT PSIKIARTIK
Autoanamnesis :
Tanggal 4 April 2018, pukul 17.00 WIB, di IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan.
Alloanamnesis :
Tanggal 4 April 2018, pukul 18.30 WIB, dilakukan alloanamnesis dengan ibu
pasien (tinggal bersama dan mengurus pasien).
A. KELUHAN UTAMA
Pasien dibawa ke IGD RSJ Soeharto Herdjan karena mengamuk dan bicara
sendiri sejak 2 minggu SMRS.
2
saat SMA. Pasien juga merasa tidak butuh tidur. Pasien biasa tidur subuh sekitar 3
jam. Menurut tetangganya pasien sering telanjang tidak memakai celana, hanya
memakai baju saja saat pergi keluar rumah. Tingkah laku seperti itu sudah ada sejak 2
minggu yang lalu. Saat ditanya alasan dia tidak memakai celana karena mendengar
suara bisikan-bisikan setan dari telinganya. Bisikan tersebut terus menerus ada dan
tidak hilang. Pasien mengaku pernah melihat bayangan-bayangan seram seperti
makhluk halus sejak 2 minggu yang lalu makan dan minum, mandi masih bisa sendiri.
Sejak 2 bulan ini Pasien tidak rutin minum obat alasannya curiga takut mati apabila
dia minum obat. Selain itu pasien merasa curiga dilingkungan sekitar tidak benar.
Pasien merasa orang-orang menjauh darinya karna takut diapa-apain.
Menurut ibunya pasien sering sedih karena sulit untuk mencari pekerjaan,
banyak orang yang tidak mau menerima dia saat lamar kerja. Pasien ingin mempunyai
banyak uang. Supaya banyak cewe-cewe yang suka sama dia. Saat bekerja dulu
pasien sempat bermasalah dengan teman kerjanya karena menurut pasien teman
kerjanya selalu meminta uang kepada pasien, bila tidak diberikan pasien diancam
akan dipukuli sampai mati. Dulu pasien sempat tidak digaji oleh bosnya selama 1
bulan lalu setelah itu pasien sudah malas untuk bekerja. Kemudian ibu pasien sempat
bertanya kepada pasien kenapa tidak mau bekerja lagi. Karena pasien marasa merasa
lumpuh,loyoh, dan hilang minat. Menurut keluarga sejak usia 6 tahun pasien sering
dipukuli dibagian punggungnya oleh ayahnya. Namun sekarang ayahnya sudah
meninggal sejak usia 7 tahun. Menurut keluarga pasien dulu sempat ingin mengatakan
bunuh diri. Pasien sempat bunuh diri di kali kemudian jadi ketahuan oleh tetangganya.
Pasien juga mengatakan pernah dibawa terbang oleh kingkong ke kuburan kramat
karena bisikan-bisikan tersebut saat kelas 2 SMA.
3
perintah bisikan, dan melihat kingkong hitam. Mendengar bisikan sudah ada
semenjak 1 minggu yang lalu. Pasien sering dipukuli oleh ayahnya dengan kayu
setelah pulang sekolah sejak usia 6 tahun. Lalu saat usia 7 tahun ayah pasien
meninggal karena sakit. Sekarang pasien tinggal berdua bersama ibu. Pasien
bermasalah dan tidak akur dengan tetangganya. Karena tetangganya mengambil
tanah milik orang tuanya.
4
Keterangan: Keluhan sudah di curigai keluarga pasien saat pasien sejak tahun
2010. Pasien lebih sering mengurung diri, mendengar bisikan, melihat bayangan-
bayangan yang orang lain tidaklihat, suka melamun, kadang bicara sendiri dan
tidak mau untuk berinteraksi dengan keluarga. Setelah pasien lulus SMA keluhan
pasien semakin parah, pasien sering marah-marah, mengoceh-ngoceh tidak jelas
dan bicara serta tertawa sendiri. Selama itu pun pasien belum pernah dibawa
berobat sampai 3 tahun sebelum masuk rumah sakit. Saat usia pasien 20 tahun
pasien menunjukan gejala seperti mendengar bisikan, marah marah dan gelisah
yang semakin hebat, tidak bisa tidur, bicara dan tertawa sendiri dan pasien terlihat
ketakutan setiap hari sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien
berobat ke RS JSH Jakarta, Grogol. Saat itu pasien rawat inap selama 1 bulan.
Kemudian setelah gejala sudah berkurang pasien diperbolehkan pulang. Namun 5
tahun kemudian pasien kambuh lagi sakitnya, dengan keluhan yang sama seperti
dulu. Ibu pasien mengatakan selama beberapa bulan ini pasien tidak rutin minum
obat, serta dosis obat dikurangi. Oleh karena itu timbul keluhan seperti marah-
marah, mengamuk peralatan rumah tangga, kadang suka melamun/bengong
sendiri, sering mandi tengah malam hari, sulit makan dan tidur. Setelah berdiskusi
dengan keluarga maka paman pasien menyarankan untuk berobat ke Rumah Sakit
Jiwa.
5
Pasien tumbuh dan berkembang sama seperti anak lainnya. Proses awal
pembelajaran mulai dari duduk, berdiri, berjalan dan memiliki kemampuan
berinteraksi social yang cukup baik.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Secara umum perkembangan kepribadian pasien diusia ini cukup baik. Pasien
aktif bersosialisasi hanya dengan teman-teman yang pasien kenal dekat.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pada saat memasuki usia remaja, pasien sering bersosialisasi dengan teman-
temannya.Namun setelah lulus SMAP pasien lebih sering menutup diri dan
menyendiri.
4. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien SMA
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja sejak 7 tahun. Pasien mengatakan ke ibunya alasan tidak
mau bekerja karena bosnya tidak memberikan gaji, dan pasien sering dipalak oleh
teman kerjanya. Pasien bekerja selama 3 bulan. Beberapa hari kemudian ibu
pasien mengatakan pasien malas kerja karena merasakan badannya seperti
lumpuh, loyoh, lemas sejak dulu.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum menikah.
6
E. RIWAYAT KELUARGA
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Meninggal
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Kakak dan ayah pasien telah
meninggal dunia.
7
dan cepat berulang, gerakan normal. semua pertanyaan dijawab dengan
cukup baik oleh pasien.
c. Sesudah wawancara : Pasien kembali berbicara dengan ibunya
setelah wawancara dengan pemeriksa.
3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif dan Sopan
4. Pembicaraan :
Cara berbicara : Lancar, spontan, volume besar, banyak bicara, cerewet,
artikulasi jelas, intonasi cukup. Gaya bicara cepat
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Elasi
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian : Empati tidak dapat diraba rasakan, tidak serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) halusinasi auditorik (mendengar suara bisikan
memerintah hubungan seksual)
2. Ilusi : (-) tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Perlu observasi
3. Kecerdasan : Cukup
4. Konsentrasi : Perlu observasi
5. Perhatian :Perhatian baik (pasien hanya terfokus terhadap
pemeriksa, dan tidak mudah teralihkan dengan kejadiaan didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari).
8
b. Tempat: Baik (pasien dapat mengetahui dirinya sekarang berada
dimana, ruangan apa).
c. Orang : Baik (pasien mengetahui sedang diwawancarai oleh dokter
muda).
7. Daya ingat :
a. Jangka panjang : Baik
b. Jangka pendek : Baik (pasien mengingat diantar ke IGD RSJSH
naik mobil)
c. Segera : Baik
8. Kemampuan menolong diri: Baik (pasien sulit makan, minum obat dalam 1
bulan ini)
e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Banyak ide, Loggorhea
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : (-)
2. Isi pikir
a. Waham : (+) waham kejar (ada yang ingin nyakitin
pasien), waham kebesarn (+)
b. Preokupasi : (-) Tidak Ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
e. Gagasan rujukan : (-) Tidak ada
f. Gagasan pengaruh : (-) Tidak ada
f. PENGENDALIAN IMPULS
Pada saat wawancara pasien baik
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik. (Pasien mengaku sedih dan menyesal telah
marah-marah/memukul ibunya sendiri)
9
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu
3. Daya nilai realitas : Terganggu (mendengar bisikan-bisikan tidak nyata)
h. TILIKAN
Tilikan 5 Terganggu ( pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang
dideritanya atau kegagalan dirinya dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh
perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri, tanpa menerapkan pengetahuan hal ini
untuk masa yang akan datang)
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
10
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting
tremor (-), distonia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Saat di IGD dalam batas normal.
11
Pasien suka mendengar bisikan suara suara ditelinganya dan sering berbicara sendiri
Halusinasi auditorik.
Pasien merasa tidak butuh tidur di malam hari karena gelisah, meningkatnya
kepercayaan diri, bicara lebih banyak, perhatian mudah teralih gejala episode
manik
Distress Disfungsi
Pasien memiliki trauma pukul pada punggung oleh ayahnya waktu kecil usia 6 tahun
,tidak ada riwayat kejang, tidak ada riwayat infeksi berat, tidak ada riwayat penyakit
terntentu yang berbahaya, tidak ada gangguan kesadaran neurologis Gangguan
mental organic disingkirkan.
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi narkoba, konsumsi alkohol, ataupun zat
psikoaktif lainnya selama hidup Gangguan mental dan prilaku akibat NAPZA
disingkirkan.
12
Terdapat gejala-gejala psikotik pada pasien berupa halusinasi, dan ketakutan. Pada
pasien ini tidak terdapat penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi. Menurut pedoman diagnostic, pasien memenuhi 1 gejala yang
sangat jelas pada skizofrenia yaitu halusinasi auditorik. Terdapat juga 2 gejala yang
harus selalu ada yaitu halusinasi menetap dari panca indera (telinga) yang menetap
setiap hari selama 2 minggu, Gejala Negatif : afek terbatas, kesulitan dalam
pemikiran abstrak, penarikan diri dari aktivitas sosial Gangguan mental
psikotik dibenarkan dan merupakan ciri skizofrenia.
Terdapat gejala-gejala mood pada pasien berupa banyak bicara atau ada desakan
untuk terus bicara, grandiosity (meningkatnya kepercayaan diri), meningkatnya
aktivitas, berkurangnya kebutuhan tidur, perhatiannya mudahteralih (distraktibilitas).
Menurut pedoman diagnostic, pasien memenuhi >3 gejala yang sangat jelas selama 2
minggu Gangguan Mood Tipe Manik
13
Fungsi sosial/keluarga: Pasien tidak mengalami gangguan dalam komunikasi
dengan keluarga akan tetapi ada hendaya komunikasi
dengan lingkungan sekitarnya.
Fungsi perawatan diri : Kemampuan pasien dalam merawat diri kurang baik.
IX. PROGNOSIS
- Quo vitam : Dubia ad bonam (tidak ada tanda gangguan mental organik
ataupun kondisi medis lain yang menyertai)
- Quo functionam : Dubia ad bonam (respon terhadap terapi yang cukup baik,
pengembalian fungsi cukup baik)
- Quo sanationam : Dubia ad malam (apabila pasien sulit untuk minum obat,
maka akan timbul tingkat kekambuhan)
14
b. Faktor Yang Memperberat:
Menikah dengan pasangan yang tidak diinginkan
Konflik dengan keluarga
Dukungan dari keluarga yang mengantar pasien berobat kurang
Tidak ada pekerjaan
15
o Menganjurkan pasien untuk mau mencari pekerjaan setelah pulang dari rawat
inap agar dapat bersosialisasi dengan orang lain.
FOLLOW UP PASIEN
Tanggal S O A P
16
tidak ada
hendaya
bahasa.
- Isi pikir :
waham
kebesaran
(+)
- RTA terganggu
- Tilikan derajat
1
17