Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apoteker dituntut memiliki peran lebih dalam praktik kefarmasian untuk dapat
Apoteker yang semula hanya berperan sebatas distribusi dan penyediaan obat,
pengobatan pasien. Bentuk nyata dari kegiatan tersebut adalah konseling pasien,
pemberian informasi obat, dan monitoring kadar obat dalam darah pasien
(Gastelurrutia dkk., 2005; Dunlop dan Shaw, 2002). Hambatan dari penerapan
kemampuan komunikasi, rasa percaya diri, dan kemampuan klinik. Selain itu,
1
2
hambatan juga berasal dari luar apoteker seperti keengganan tenaga kesehatan lain
dan apoteker menilai IPC dapat meningkatkan luaran terapi pasien. Namun,
mereka memiliki perbedaan persepsi tentang pembagian peran dalam IPC. Dokter
dkk., 2013).
berada di bangku pendidikan akan berlanjut dan berkembang baik saat praktik di
pelayanan.
menerapkan IPE dalam kegiatan perkuliahan mereka. Oleh karena itu, penelitian
ini ingin mengetahui gambaran persepsi mahasiswa kesehatan terhadap IPE dan
B. Rumusan Masalah
adalah:
2. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa kesehatan yang sudah dan belum
dalam IPC?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
3. Profesi Apoteker
pharmaceutical care.
E. Tinjauan Pustaka
IPC adalah suatu kondisi ketika berbagai profesi kesehatan bekerja sama
dengan pasien, keluarga pasien, masyarakat, dan profesi kesehatan lain untuk
fokus pada pelayanan yang efektif dan efisien. Profesi kesehatan yang melakukan
optimal dan berkurangnya biaya kesehatan (Bridges dkk., 2011; Law dkk., 2013).
Profesi kesehatan yang melakukan IPC harus paham bahwa mereka bekerja
sebagai sebuah tim. Agar tujuan dari tim dapat tercapai, setiap profesi kesehatan
kesehatan yang terlibat (Fair dkk., 2007). Selain itu, setiap profesi kesehatan perlu
saling percaya dan menghormati (mutual trust and respect) (Way dkk., 2000).
apoteker kurang percaya diri dan nyaman untuk melakukan kerja terkolaborasi.
Selain itu, perbedaan sikap untuk melakukan kerja terkolaborasi juga menjadi
tantangan saat ini. Umumnya, profesi yang dianggap memiliki kekuatan lebih
2. Apoteker
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat, dan obat tradisional. Pekerjaan kefarmasian tersebut dilakukan
Fasilitas pelayanan kefarmasian antara lain apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
puskesmas, klinik, toko obat, dan tempat praktik bersama. Apoteker yang bekerja
di apotek, toko obat, atau tempat lain yang berinteraksi langsung dengan
menyediakan obat tradisional atau obat alternatif, mengatasi gejala dari penyakit
1027/MENKES/SK/IX/2004.
rumah sakit. Peran apoteker rumah sakit tidak jauh berbeda dengan apoteker
kesehatan lainnya untuk menyongsong IPC. Tahap awal untuk mempersiapkan era
satunya dengan mengadakan IPE. Dengan adanya IPE, diharapkan sikap tenaga
kesehatan terhadap kerja terkolaborasi akan lebih positif (Law dkk., 2013).
kesehatan dari dua atau lebih profesi yang berbeda belajar bersama-sama dalam
satu ruang dan satu waktu menyelesaikan permasalahan dalam terapi pasien agar
5. Memudahkan komunikasi antar pengajar dan pelajar dari disiplin ilmu yang
berbeda.
berbagai profesi.
IPE. Ada empat kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang profesional
orang yang belajar di perguruan tinggi. Definisi kesehatan adalah keadaan dimana
seluruh badan dan bagian-bagiannya dalam kondisi baik serta bebas dari penyakit.
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara
tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lain.
5. Persepsi
melibatkan integrasi dari sensasi dan pengalaman (Anonim, 2010). Individu yang
berbeda bisa mempersepsikan hal yang sama secara berbeda. Perbedaan tersebut
terjadi karena pengaruh individu yang mempersepsikan, situasi, dan target yang
memiliki sikap, latar belakang, dan harapan yang berbeda sehingga persepsi yang
dimiliki oleh masing-masing individu juga berbeda. Dalam hal situasi, waktu dan
lokasi yang berbeda juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap target yang
dipersepsikan.
F. Kerangka Konsep
Populasi :
Mahasiswa Kesehatan
Hasil :
Persepsi mengenai keterlibatan apoteker dalam IPC
Persepsi mengenai
Persepsi mengenai
tanggung jawab
Persepsi mengenai kewenangan apoteker
apoteker
IPE
G. Keterangan Empiris
kesehatan yang mendapatkan IPE dengan yang tidak mendapatkan IPE. Variabel
yang diukur dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa terhadap keterlibatan
Apoteker dalam IPC. Ada tiga faktor dari IPC yang akan dikonfirmasi dalam
11
penelitian ini yaitu pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan IPE. Selain itu,
Salah satu faktor yang mendukung terlaksananya IPC adalah penerapan IPE
mendapat IPE lebih baik daripada mahasiswa ksehatan yang belum mendapat IPE.
dan tanggung jawab antar profesi karena ada empat kompetensi yang menjadi
dasar dari IPE yaitu nilai/etika dalam praktik antarprofesi, peran/tanggung jawab,