Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembacaan narator atau puisi pengiring kisah “ NAMPAK TANPA BATAS MIMPI ”.
Adegan 1.
Pemeran 2&3 : ( Mereka melihat, mencari-cari sumber suara yang meruntuhkan, meremukkan kata-kata
cinta ) “Siapakah engkau? Dimanakah engkau, muncullah dihadapan kami.” (Merakapun
menjadi patung, laki-laki berdiri dan perempuan duduk).’
Adegan III
Pemainm 4 : ( Berjalan sang guru muda sambil menenteng buku dan pulpennya, dia berjalan memutari
panggung sambil berpikir ). Huff.....yang mana yang harus aku dahulukan,pergi ngajar apa
pergi pesta? Pusing......!!! Kalau pergi ngajar ketemu sama siswa yang nakal-nakal dengan
capek menerangkan. Kalau pergi pesta, aku bisa bergaya, bisa pakai bedak,lipstik
hehehe...sekalian sempat dapat jodoh di sana.Hmmmm yang mana yah........!!! (
Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
Pencerah : Wahai manusia yang memanusiakan manusia. Tidakkah kamu ingat sumpahmu?
Tidakkah kamu ingat kewajibanmu? Tidakkah tenang hatimu anak didikmu berhasil?
Senangkah hatimu anak didikmu menjadi sampah masyarakat? Buatkah hatimu senang, kau
berlenggak lenggok sedangkan siswamu berantam? Dimanakah kewajiban yang kau emban
itu?
Pemeran 4 : (Dia menutup telinganya dan berteriak ). Siapakah engkau,kenapa ganggu
kesenanganku, dimanakah engkau? ( Iapun barada dalam pusaran waktu antara dua dunia
yang dia jalani, diapun terhenti bagai patung yang tak bertuah ).
Adegan IV
( Berjalan seorang wanita yang begitu cantik dengan kelompoknya, dia berjalan berlenggak lenggok
bersama teman-temannya ).
Pemeran 5 : Oh MJ hellouuuu.....
Geng : Hellouuuuu...
Pemeran 5 : Aku, Fida, Fitri, Fifi yang tercantik di MTs ini, tak ada laki-laki yang tidak terkesima
dangan kecantikan kita.
Geng : Hellouuu....pastinya......!!!
Pemeran 5 : Btw,kita ke Bolly yuk, nggak usah sekolah bikin pusing aja, dari pada pusing mending
happy.
Geng : Oke guys, yuuuukkkk. ( Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
Pencerah : Wahai yang mengagumkan kecantikan. Wahai yang mengagumkan kemolekan. Wahai
yang tak bermimpi, sampai kapan kalian akan diperbudak dan dipandang rendah kecantikan,
hingga melupakan tujuanmu. Jadilah yang bersyukur. Jadilah yang dihargai karena hati.
The Geng : Siapakah itu? Apa yang dia sampaikan? Apa yang dia beritahukan? Kenapa dia buat
kami bimbang........? ( Suara terbentang dan hening, Iapun dan teman-temannya terhenti
menjadi patung ).
Narator akhir : Pembaca kesimpulan ( puisi ), setelah selesai membungkuk layaknya bayi yang barada
dalam kandungan dan terlahir kembali dan bangun. Semua pemeran terbangun dan bergerak
serta berjalan mrnghampiri satu sama lainnya dan memegang tangan sambil berkata : Nampak
tampak mimpi yang terlupakan, kini menjadi kenyataan.
NAMPAK TANPA BATAS MIMPI
Mereka beraga tak melangkah, Tertipu dunia yang akan menginjak dunia
Hahahaha......
Sebelah mimpi terpotong rasa, Tak lagi ada mimpi di balik mimpi
Bila kita tergabung dalam lorong waktu, Biarkan diri terlahir kembali
Karya : Eriansyah, S. Pd