Вы находитесь на странице: 1из 7

NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Pembacaan narator atau puisi pengiring kisah “ NAMPAK TANPA BATAS MIMPI ”.

Adegan 1.

Pemain 1 : ( Dia berjalan mengelilingi panggung dengan pakaian yang compang-camping


tak karuan, dibenaknya penuh mimpi, jiwanya penuh harapan, dia tersandung batu dan
terjatuh, seraya berkata ) “Allahu Akbar, ya Allah inikah nasibku? Inikah takdirku? Adakah
mimpimu untukku? ( Terdengar suara yang begitu asing yang tak pernah ia dengar, suara yang
membuat bulu kuduknya merinding ).
Pencerah : “Wahai sang terlunta-lunta, jangan biarkan jiwamu terjatuh, jangan biarkan nasibmu
menjauh.Biarkan mimpimu menuntunmu melangkah melewati cakrawala.
Pemain 1 : ( Dia tetap mencari sumber suara yang menasehatinya, hingga ia tak menemukan).
Siapakah gerangan itu?(sambil melihat, bertanya pada penonton). Dimanakah suara itu?
(hingga ia terhenti dalam putaran waktu ).
Hening beberapa detik.
Adegan II
Berjalan dua pemuda pemudi yang dilanda asmara, hingga mereka menuju bangku di depan
taman.
Pemeran 2 : ( Dia memegang tangan wanita itu dan berkata ) “tiada hal terindah ketika aku melihat
matamu, tiada perjuangan terindah tanpa aku melangkah denganmu, kita arungi cinta
bersama waktu. Semua terindah adalah dirimu.
Pemeran 3 : ( Dengan senyum tersipu malu-malu gadis tersebut, karna mendengar rayuan maut sang
kekasih ) iiiiya kak, akupun begitu kak...?
Pemeran 2 : Iya dinda.
Pemeran 3 : Yuk kita bolos, malas sekolah terus, belajarnya itu-itu aja, malas jadinya.
Pemeran 2 : Iya dinda, apapun itu asalkan bersama dinda kita lewati pak satpam. (Lelaki itu bangun
diluan dan sang perempuan masih duduk, terdengarlah sebuah
bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
Pencerah : Wahai yang memadu cinta, tiadakah yang terindah ilmu yang kau jadikan bekal kelak?
Tidakkah engkau tahu perjuangan orangtuamu yang mengarungi lautan mentari untuk
memanusiakanmu? Tidakkah inginmu, membuat orangtuamu tersenyum haru atas
keberhasilanmu? Adakah mimpimu kelak selain mimpimu saat ini?

Pemeran 2&3 : ( Mereka melihat, mencari-cari sumber suara yang meruntuhkan, meremukkan kata-kata
cinta ) “Siapakah engkau? Dimanakah engkau, muncullah dihadapan kami.” (Merakapun
menjadi patung, laki-laki berdiri dan perempuan duduk).’
Adegan III
Pemainm 4 : ( Berjalan sang guru muda sambil menenteng buku dan pulpennya, dia berjalan memutari
panggung sambil berpikir ). Huff.....yang mana yang harus aku dahulukan,pergi ngajar apa
pergi pesta? Pusing......!!! Kalau pergi ngajar ketemu sama siswa yang nakal-nakal dengan
capek menerangkan. Kalau pergi pesta, aku bisa bergaya, bisa pakai bedak,lipstik
hehehe...sekalian sempat dapat jodoh di sana.Hmmmm yang mana yah........!!! (
Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
Pencerah : Wahai manusia yang memanusiakan manusia. Tidakkah kamu ingat sumpahmu?
Tidakkah kamu ingat kewajibanmu? Tidakkah tenang hatimu anak didikmu berhasil?
Senangkah hatimu anak didikmu menjadi sampah masyarakat? Buatkah hatimu senang, kau
berlenggak lenggok sedangkan siswamu berantam? Dimanakah kewajiban yang kau emban
itu?
Pemeran 4 : (Dia menutup telinganya dan berteriak ). Siapakah engkau,kenapa ganggu
kesenanganku, dimanakah engkau? ( Iapun barada dalam pusaran waktu antara dua dunia
yang dia jalani, diapun terhenti bagai patung yang tak bertuah ).
Adegan IV
( Berjalan seorang wanita yang begitu cantik dengan kelompoknya, dia berjalan berlenggak lenggok
bersama teman-temannya ).
Pemeran 5 : Oh MJ hellouuuu.....
Geng : Hellouuuuu...
Pemeran 5 : Aku, Fida, Fitri, Fifi yang tercantik di MTs ini, tak ada laki-laki yang tidak terkesima
dangan kecantikan kita.
Geng : Hellouuu....pastinya......!!!
Pemeran 5 : Btw,kita ke Bolly yuk, nggak usah sekolah bikin pusing aja, dari pada pusing mending
happy.
Geng : Oke guys, yuuuukkkk. ( Terdengarlah sebuah bisikan yang meremukan jiwa dan raga).
Pencerah : Wahai yang mengagumkan kecantikan. Wahai yang mengagumkan kemolekan. Wahai
yang tak bermimpi, sampai kapan kalian akan diperbudak dan dipandang rendah kecantikan,
hingga melupakan tujuanmu. Jadilah yang bersyukur. Jadilah yang dihargai karena hati.
The Geng : Siapakah itu? Apa yang dia sampaikan? Apa yang dia beritahukan? Kenapa dia buat
kami bimbang........? ( Suara terbentang dan hening, Iapun dan teman-temannya terhenti
menjadi patung ).

Narator akhir : Pembaca kesimpulan ( puisi ), setelah selesai membungkuk layaknya bayi yang barada
dalam kandungan dan terlahir kembali dan bangun. Semua pemeran terbangun dan bergerak
serta berjalan mrnghampiri satu sama lainnya dan memegang tangan sambil berkata : Nampak
tampak mimpi yang terlupakan, kini menjadi kenyataan.
NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Alam begitu cerah, Nampak kerusakan di atas daratan

Yang berpikir tak berpikir, Yang berjiwa tak berjiwa

Yang beraga tak beraga, Yah.......mmimpi?

Semua ceritaka mimpi, entah sesaat

Mereka berpikir laksamana dunia, Mereka berjiwa tak berwibawa

Mereka beraga tak melangkah, Tertipu dunia yang akan menginjak dunia

Aku berpikir, dalam kekosongan

Aku melangkah dalam ketiadaan langkah

Semua nampak semu, Semua nampak palsu penuh mistis

Jajaran mimpi remukan ingatan, Sang laskar tak lagi bertaring

Semua berpikir tentang dunia yang akan menenggelamkannya

Tak menghiraukan mimpi dan tujuan

Jika kelak kau tersadar, Bawalah mimpi bersama langkah

Bawalah harapan dalam putaran dunia

Agar kau menjadi manusia

Karya : Abim Saputra


NAMPAK TANPA BATAS MIMPI

Hahahaha......

Aku tersandung lorong waktu, Aku natap bintang tak bersinar

Mentaripun sembunyi dalam cangkangnya

Haus akan mimpi

Sebelah mimpi terpotong rasa, Tak lagi ada mimpi di balik mimpi

Tak menanti di balik terbit, Tak menunggu di balik senja

Mimpi bah kaca terhempas, Telah tabuh dalam kabah mimpi

Keretakan di atas daratan, Jangan biarkan menganga

Biarkan kita berpegangan tangan, Mari kita menuju bintang

Wahai sang pemilik mimpi, Melangkah menuju titik cahaya

Genggamlah cahayamu, Cahayamu menuntunmu gapai mimpimu

Bila kita tergabung dalam lorong waktu, Biarkan diri terlahir kembali

Biarkan diri menjadi kapas mimpi

Jangan biarkan sinarmu pudar, Kejarlah mimpi dan anganmu

Ingatlah mantramu “ Nampak Tanpa Batas Mimpi “

Karya : Eriansyah, S. Pd

Вам также может понравиться