Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel. Kedua macam kontraksi
jantung menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri dari systole dan diastole. Systole merupakan
periode kontraksi ventrikel saat jantung memompakan darahnya dari ventrikel ke sirkulasi
pulmonal ( A pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik (aorta). Pada saat systole katub-
katubatrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis) menutup sedangkan katub-katub semilunaris
(katub aorta dan katub pilmonal) membuka sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya
meningkat) memompakan darahnya ke aorta dan A pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan
periode relaksasi ventrikel (kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah dari atrium yang
sebelumnya telah menerima darah dari paru-paru (V Pulmonalis) dan dari seluruh tubuh (vena
cava). Pada saat distole katub-katub semilunaris(katub aorta dan katub pulmonal) menutup
sedangkan katub-katub atrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis) membuka sehingga atrium
yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke ventrikel.
Kontraksi atrium terjadi hampir bersamaan dengan relaksasi ventrikel, walaupun pada saat ventrikel
relaksasi, atrium berkontraksi namun besarnya tekanan kedua ruangan ini hampir sama. Sedangkan
pada saat atrium relaksasi juga tak tampak karena tertutup oleh besarnya tekanan pada ventrikel
yang sedang berkontraksi, dimana proses berkontraksi dan relaksasi (systole dan diastole) dari
atrium maupun ventrikel pada keadaan normal akan terjadi terus menerus. Kontraksi jantung tidak
semata-mata tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh syaraf. Jantung mempunyai
kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi secara otomatis walaupun telah di
lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju jantung telah di potong.
Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat
kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf
otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah
saling berlawanan yaitu:
331
Saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan
mempercepat perambatan impuls pada jantung, sedangkan
Saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan
melambatkan perambatan impuls pada jantung
Centrum Automasi dan Peranan Terhadap Jantung Katak
Automasi artinya jantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan
dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya
untuk beberapa saat. Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya
tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan
dari tubuh. Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari ketiga pasang ganglionnya.
Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung tetap berdenyut setelah seluruh
persarafannya dipotong. Bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung
masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu
mencetuskan potensial aksi berulang-ulang. Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang
dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung.
332
Pada pengamatan kedua, setelah melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut
jantung setelah dibedah dan ditetesi aquades sebanyak 3 tetes pada menit pertama hingga ketiga
berturut-turut adalah 67/menit, 61/menit, dan 60/menit dengan rata-rata frekuensi denyut jantung
selama 3 menit adalah 63.
Pada pengamatan ketiga, setelah melakukan double pithing terhadap katak, frekuensi denyut
jantung setelah dibedah dan ditetesi larutan NaCl 0,06% sebanyak 3 tetes pada menit pertama
hingga ketiga berturut-turut adalah 58/menit, 56/menit, dan 57/menit dengan rata-rata frekuensi
denyut jantung selama 3 menit adalah 57. Dari ketiga frekuensi denyut jantung tersebut
memperlihatkan bahwa kontraksi otot jantung pada katak menjadi lebih lambat setelah diteteskan
larutan NaCl dibandingkan dengan frekuensi denyut jantung katak normal dan yang diteteskan
dengan aquades . Hal ini disebabkan karena larutan NaCl 0,06% bersifat hipotonis dan
mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung
menjadi lemah. Setelah menghitung frekuensi denyut jantung selama 3 menit jantung katak
diangkat dari tubuhnya kemudian di masukkan ke dalam larutan NaCl. Frekuensi denyut jantung
pada menit pertama hingga kedua berturut-turut adalah 43/menit, dan 45/menit dengan rata-rata
frekuensi denyut jantung selama 2 menit adalah 44. Hal ini juga disebakan karena larutan NaCl
bersifat hipotonis. Disamping itu jantung masih tetap berdenyut diluar tubuh dan tidak berhubungan
lagi dengan sistem saraf simpatis dan parasimpatis karena pada jantung terdapat serabut purkinje
dan serabut his yang membuat jantung tetap berdenyut secara otomatis.
333