Вы находитесь на странице: 1из 12

M.

Thoha 1

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING
TOGETHER

M. Thoha
Sekolah Dasar Negeri Kembangbahu I
UPT Dinas Pendidikan Kec. Kembangbahu
Dinas Pendidikan Kab. Lamongan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) memperbaiki cara belajar PAI dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif learnning together dan (2) meningkatkan
motivasi belajar siswa yang nantinya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.
Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Kembangbahu I dengan jumlah siswa 10
siswa pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Tindakan yang dilakukan yaitu
berupa 2 siklus dengan cara menerapkan metode kooperatif learnning together dalam
pembelajaran PAI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan pembelajran
kooperatif learnning together dan model pembelajaran kooperatif learnning together
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa serta hasil belajarnya sehingga secara
tidak langsung kualitas pembelajaran PAI di SD Negeri Kembangbahu I, Kecamatan
Kembangbahu, Kabupaten Lamongan meningkat. Ditunjukkan pada siklus I nilai rata-
rata 61,5 dan meningkat pada siklus II menjadi 83. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa prestasi belajar PAI melalui pembelajaran kooperatif learning together pada
siswa kelas IV SD Negeri Kembangbahu I, Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran
2015/2016 meningkat.

Kata kunci : model pembelajaran kooperatif, learnning together, prestasi belajar

Abstract: The purposes of the study were (1) improving the way of learning Islamic
Education by implementing cooperative learning together and (2) enhancing the
students' motivation then can increase the quality of students’ learning. The study was
conducted in the fourth grade at the first state elementary school of Kembangbahu by
the number of students were 10 in the second semester of the 2015/2016 academic year.
It took two cycles by implementing the cooperative learning together in learning Islamic
education. The conclusion of this research was the implementation of cooperative
learning together and cooperative learning together model effect on students’
motivation and their learning achievement thus indirectly the quality of learning
Islamic education at the first state elementary school of Kembangbahu, District
Kembangbahu, Lamongan increased. Shown in the first cycle of the average value of
61.5 and increased in the second cycle became 83. Thus it can be said that the learning
achievement of Islamic education through cooperative learning together in the fourth
graders of the first state elementary school of Kembangbahu, District Kembangbahu,
Lamongan in the academic year of 2015/2016 increased.

Keywords: cooperative learning model, learning together, learning achievement


2 WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016

PENDAHULUAN Agar siswa dapat mengerti dan


Pembelajaran kooperatif merupakan memahami materi pelajaran yang
pembelajaran yang menekankan adanya disampaikan oleh guru dengan benar,
kerja sama antar siswa dalam koopertaif maka guru harus berusaha semaksimal
siswa belajar bersama, saling mungkin untuk mencari strategi atau
menyumbangkan pikiran dan tanggung pendekatan pembelajaran yang sesuai
jawab terhadap pencapaian hasil belajar dengan materi yang akan dipelajari
secara individu maupun kelompok. maupun dengan tingkat perkembangan
Adanya tanggung jawab ini mendorong siswa. Hal ini penting karena proses
siswa untuk belajar lebih aktif mengingat pembelajaran juga akan berpengaruh
selain berpengaruh terhadap pencapaian terhadap prestasi yang diperoleh siswa.
hasil belajar individu juga akan Salah satu kriteria seorang guru dapat
berpengaruh terhadap motivasi belajar mengajar dengan efektif dan efisien
kelompok. adalah perlu menguasai beberapa
Ada beberapa model atau tipe pendekatan dalam pembelajaran yang
dalam pembelajaran kooperatiof, salah sesuai dengan materi, kondisi siswa dan
satunya adalah model pembelajaran tujuan pembelajaran.
kooperatif tipe Learnning Together yang Saat ini dikembangkan strategi
mengandung unsur kerja sama dalam pembelajaran alternatif yang banyak
kelompok belajar, siswa belajar bersama melibatkan siswa secara efektif selama
dalam kelompok untuk mendapatkan pembelajaran, sehingga diharapkan dapat
prestasi kerja. Siswa dibagi dalam meningkatkan motivasi dan prestasi
beberapa kelompok yang anggotanya belajar siswa. Salah satu alternatif
heterogen baik prestasi akademik strategi pembelajaran tersebut adalah
maupun karateristiknya. Dalam strategi pembelajaran kooperatif.
kelompok mereka belajar bersama untuk Setelah dilakukan observasi di kelas
memahami materi dan memecahkan IV SDN Kembangbahu I Kecamatan
masalah yang ada pada materi pelajaran Kembangbahu Kabupaten Lamongan
sehingga dapat mendapatkan prestasi diperoleh informasi bahwa pembelajaran
uang lebih baik. yang diterapkan pada pembelajaran
Tugas guru dalam proses Pendidikan Agama Islam adalah
pembelajaran adalah menciptakan pembelajaran konvensional yaitu dengan
suasana yang dapat menjadikan siswa metode ceramah, dengan harapan siswa
sebagai subyek belajar jadi berkembang dapat memperoleh informasi materi
secara dinamis. Penciptaan suasana ini pelajaran dengan benar. Dengan
dapat menunjang terselenggaranya proses penerapan metode tersebut, prestasi
pembelajaran yang efektif. Guru tidak belajar siswa masih relative rendah yaitu
cukup hanya memberikan pengertian atau rata-rata 55% hal itu terbukti pada hasil
penjelasan fakta-fakta tanpa suatu saat ulangan semester. Dengan
siswa mengalaminya sendiri masalah memperhatikan standar ketuntasan
yang sedang dipelajari, mengingat belajar belajar pada kurikulum 2006 maka
adalah suatu proses perubahan tingkah metode tersebut kurang sesuai jika
laku hasil dari pengalaman, jika yang diterapkan dalam pembelajaran
dikehendaki siswa terampil dalam Pendidikan Agama Islam.
sesuatu, maka siswa tersebut harus Dari uraian di atas, peneliti berniat
melatih diri dengan mendapatkan untuk menerapakan sebuah strategi
bimbingan dari guru. pembelajaran yaitu berupa strategi
pembelajaran kooperatif Learning
M. Thoha 3

Together, pada mata pelajaran Jadi pembelajaran adalah proses


Pendidikan Agama Islam dalam pokok yang disengaja yang menyebabkan siswa
bahasan menceritakan kisah nabi. belajar pada suatu lingkungan belajar
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk melakukan kegiatan pada situasi
adalah sebagai berikut : tertentu.
1. Mengetahui prestasi belajar PAI Pembelajaran kooperatif, berarti
dengan model pembelajaran bekerja sama untuk menyelesaikan suatu
kooperatif learning together pada tujuan. Dalam kegiatan kooperatif,
siswa kelas IV di SD Negeri seseorang mencari hasil yang
Kembangbahu I, Kecamatan menguntungkan bagi dirinya dan
Kembangbahu, Kabupaten Lamongan menguntungkan pula bagi seluruh
dengan menerapkan model anggota kelompoknya. Menurut Sri
pembelajaran kooperatif learnning Anitah W (2008:3.7) menyatakan bahwa
together. belajar koopertif ialah belajar yang
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan kelompok kecil sehingga
SD Negeri Kembangbahu I, siswa bekerja bersama untuk
Kecamatan Kembangbahu, memaksimalkan kegiatan belajarnya
Kabupaten Lamongan yang nantinya sendiri juga anggota yang lain. Idenya
dapat meningkatkan kualitas belajar sangat sederhana, anggota kelas
siswa. diorganisir ke dalam kelompok-kelompok
Pembelajaran adalah proses, cara, kecil setelah menerima pembelajaran dari
menjadikan orang atau mahkluk hidup guru. Kemudian para siswa itu
belajar. Sedangkan belajar adalah mengerjakan tugas sampai semua
berusaha memperoleh kepandaian atau anggota kelompok berhasil
ilmu, berubah tingkah laku atau memahaminya.
tanggapan yang disebabkan oleh Walaupun prinsip dasar dalam
pengalaman (KBBI, 1996:14). pembelajaran kooperatif tidak berubah,
Sependapat dengan pernyataan namun setidaknya terdapat beberapa
tersebut Soetomo (1993:68) variasi (pendekatan) dari model tersebut.
mengemukakan bahwa pembelajaran Beberapa variasi dalam pembelajaran
adalah proses pengelolahan lingkungan kooperatif, antara lain: student Teams
seseorang yang dengan sengaja dilakukan Achivement Division (STAD), Jigsaw,
sehingga memungkinkan dia belajar Investigasi Kelompok (IK), Pendekatan
untuk melakukan atau mempertunjukkan Strukturan, dan Learning Together.
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan Dalam penelitian ini, dipilih
belajar adalah suatu proses yang pendekatan Learning Together sebagai
menyebabkan tingkah laku yang bukan alternative dalam penerapan
disebabkan oleh proses pertumbuhan pembelajaran kooperatif pada pelajaran
yang bersifat fisik, tetapi perubahan Pendidikan Agama Islam. Pemilihan
dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, pendekatan Learning Together ini
berkembang daya pikir dan lain-lain didasarkan pada “Penyelesaian Masalah”
(Soetomo,1993:120). yang memungkinkan dengan
Pasal 1 Undang-undang No. 20 diterapkannya pendekatan Learning
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Together tersebut siswa semakin aktif
menyebutkan bahwa Pembelajaran adalah dalam mengikuti pelajaran. Dalam
proses interaksi peserta didik dengan penerapan Learning Together, siswa
pendidik dan sumber pada suatu dibagi berkelompok dengan 4 anggota
lingkungan belajar. kelompok belajara heterogen. Materi
4 WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016

pelajaran diberikan kepada siswa dalam jawab, kerja sama, persaingan sehat antar
bentuk “soal Cerita” yang membutuhkan kelompok dalam ketertiban belajar.
suatu ketrampilan untuk memecahkan Pada awal pembelajaran guru
masalah. Setiap anggota bertanggung menyampaikan materi dalam penyajian
jawab untuk mempelajari soal yang kelas, biasanya dilakukan dengan
diberikan oleh guru. pengajaran langsung atau dengan
Salah satu tipe atau model ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
pembelajaran kooperatif yang mudah Pada saat penyajian kelas ini siswa harus
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh benar-benar memperhatikan dan
siswa tanpa harus ada perbedaan status, memahami mereka bekerja lebih baik
melibatkan peran siswa sebagai tutor pada saat kerja kelompok dan pada saat
sebaya. menyelesaikan soal-soal yang diberikan
Aktivitas belajar dengan kelompok oleh guru.
yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif model Learning Together Perbedaan Belajar Koperatif dengan
memungkinkan siswa dapat belajar lebih Belajar Kelompok:
rileks disamping menumbuhkan tanggung

Belajar kooperatif Belajar Kelompok


Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model, yaitu beberapa
siswa tergabung dalam satu kelmpok
Memiliki stuktur, jumlah dan teknik tertentu Memiliki satu cara yaitu menyelesaikan
tugas tertentu bersama-sama
Mengaktifkan semua anggota kelompok untuk Menimbulkan gejala ketergantungan antara
berperan serta dalam penyelesaian tugas tertentu anggota kelompok
Belajar koopertif menggalang potensi sosialisasi Sangat bergantung dari niat baik setiap
di antara anggotanya anggota kelompok

Model pembelajaran dengan Pembelajaran terjadi di sepanjang


pendekatan kooperatif tipe Learning waktu. Kita belajar sesuatu pada saat
Together diharapkan siswa mampu berjalan-jalan melihat TV, berbicara
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dengan orang lain, atau hanya sekedar
kelompok, memberikan kesempatan pada mengamati apa yang terjadi di sekitar
teman dalam satu kelompok untuk kita.
mengekspresikan kemampuannya, dan 2. Aktif dimaksudkan bahwa dalam
setiap anggota kelompok saling bekerja proses pembelajaran guru harus
sama dalam memahami suatu kegiatan menciptakan suasana yang
pembelajaran. Dengan demikian sedemikian rupa sehingga siswa aktif
pembelajaran akan berjalan dengan bertanya, mempertanyakan dan
efektif dan efisien. mengemukakan gagasan. Belajar
Pada pembelajaran yang efektif dan memang merupakan suatu proses
efesien biasanya disebut juga dengan pasif yang hanya menerima kucuran
istilah (PAKEM) (Materi Pelatihan MBS, ceramah guru tentang pengetahuan.
2004:44) Sehingga, jika pembelajaran tidak
1. Pembelajaran merupakan memberikan kesempatan kepada
pengembangan pengetahuan , siswa untuk berperan aktif, maka
ketrampilan, atau sikap baru pada saat pembelajaran tersebut bertentangan
seseorang berinteraksi dengan dengan hakikat belajar.
informasi dan lingkungan.
M. Thoha 5

3. Kreatif adalah proses kegiatan belajar d. Memerlukan format penilaian


yang beraneka ragam untuk yang berbeda
memenuhi berbagai tingkat e. Memerlukan kemampuan
kemampuan siswa. khusus bagi guru untuk
4. Efektif yang dimaksud adalah meengkaji bebagai teknik
kegiatan proses pembelajaran belajar kooperatif
menghasilkan apa yang harus
dikuasai oleh siswa setelah proses METODE PENELITIAN
pembelajaran berlangsung, sebab Populasi adalah keseluruhan
pembelajaran memiliki sejumlah subyek penelitian (Arikunto, S.
tujuan pembelajaran yang harus 2002:108). Populasi dalam penelitian ini
dicapai. adalah semua siswa SDN Kembangbahu
5. Menyenangkan adalah suasana I, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten
belajar mengajar yang membuat Lamongan dengan jumlah 81 siswa.
perasaan siswa tidak merasa tertekan Sampel adalah sebagian atau wakil
sehingga memusatkan perhatiannya populasi yang diteliti (Arikunto, S. 2008:
secara penuh pada kegiatan belajar 109). Dalam penelitian ini sample yang
dengan aman dan nyaman, sehingga dipakai ialah semua siswa kelas IV SD
waktu terlewati tanpa terasa, yang Negeri, Kembangbahu I, Kecamatan
pada akhirnya materi dapat diterima. Kembangbahu, Kabupaten Lamongan,
6. Manfaat belajar Kooperatif Learning tahun pelajaran 2015/2016. Dengan
Together jumlah siswa 10 anak.
a. Meningkatkan hasil belajar Data-data yang diperlukan dalam
mengajar penelitian ini diperoleh melalui observasi,
b. Meningkatkan kebutuhan antar angket, dan tes. Adapun teknik analisis
kelompok data yang digunakan adalah sebagai
c. Meningkatkan rasa percaya diri berikut:
dan motivasi belajar siswa Analisis lembar observasi kinerja
d. Menumbuhkan realisasi meliputi: presentase (%) rata-rata
kebutuhan pembelajaran untuk kemunculan semua elemen untuk semua
belajar berfikir kelompok. Data respons yang didapatkan
e. Memadukan dan menerapkan berdasarkan siswa yang menjawab Ya
pengetahuan dan ketrampilan dan Tidak. Data tersebut dijadikan dalam
f. Meningkatkan perilaku dan bentuk persen (%) sesuai dengan jenis
kehadiran di kelas pertanyaan. Analisis data tes
g. Relatif murah karena tidak menggunakan pre test dan post test hasil
memerlukan biaya khusus untuk belajar siswa dilakukan dengan
menerapkannya mengetahui peningkatan kemampuan
7. Ketertiban Pembelajaran Kooperatif kognitif belajar siswa akibat adanya
Learning Together perlakuan dan ketuntasan belajarnya.
a. Memerlukan waktu yang cukup Rumus yang digunakan untuk mencari
bagi siswa untuk bekerja sama nilai rata-rata pre tes dan pos tes.
dalam tim Jadi, siswa individual dianggap
b. Memerlukan latihan agar siswa tuntas apabila daya serap/perolehan nilai
terbiasa belajar dalam tim sama dengan atau lebih dari KKM
c. Materi yang dipilh sesuai (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau SKM
dengan metode kooperatif (Standart Ketuntasan Minimal) yang
Learning Together ditetapkan oleh sekolah masing-masing.
6 WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016

HASIL PENELITIAN DAN Setiap kelompok diminta untuk


PEMBAHASAN menyelesaikan secar kelompok. Guru
Untuk mengetahui kondisi memberikan bimbingan jika terdapat
pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelompok yang mengalami kesulitan
“Menceritakan Kisah Nabi” dilaksanakan dalam menyelesaikan soal. Setelah
tes awal dan pemberian angket pada selesai menyelesaikan hasil diskusinya.
siswa. Dari hasil angket dan tes awal Masing-masing kelompok bersaing
secara umum keadaannya menunjukkan : dengan kelompok yang lain agar
1. Kurangnya pengetahuan siswa dalam memperoleh nilai yang terbaik.
menyelesaikan soal-soal PAI tentang
materi Kisah Nabi Pengamatan
2. Kesulitan siswa untuk memahami Hasil pengamatan selama
kalimat-kalimat dalam pembelajaran pembelajaran dalam siklus ini sebagian
Kisah Nabi yang telah diajarkan. siswa terlihat bingung, karena masih
Dari tes awal diperoleh bahwa 10 kurangnya pemahaman dalam
siswa yang ikut tes, hanya 3 siswa yang menyelesaikan soal-soal yang diberikan
mendapatkan nilai di atas 65. dengan oleh guru. Tetapi terdapat kelompok yang
demikian pengetahuan siswa tentang sangat antusias dalam pemecahkan
materi pembelajaran Pendidikan Agama masalah tersebut, hanya saja masih
Islam pada materi Menceritakan Kisah banyak yang malu dalam menyampaikan
Nabi. hasil diskusinya kedepan, sehingga guru
masih banyak memberi arahan serta
DESKRIPSI PENELITIAN mendominasi jalannya pelajaran. Hasil
Penelitian ini dilaksanakan dalam angket setelah pembelajaran
dua siklus dan masing-masing siklus menunjukkan bahwa siswa senang
terdiri dari 4 kegiatan, yaitu: pelajaran dengan model pembelajaran
Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, kooperatif model Learning Together,
dan refleksi/evaluasi. siswa mengalami peningkatan dalam
kemampuan memecahkan masalah. Guru
SIKLUS I membina masing-masing kelompok
Siklus pertama pada hari Kamis, 14 sehingga motivasi siswa meningkat. Pada
Januari 2016, yang diikuti 10 siswa. siklus I diperoleh nilai-nilai rata-rata
Perencanaan sebesar 66,3 dengan prosentase 55%. Di
Perencanaan berisi kesiapan guru akhir pembelajaran guru membantu siswa
dalam mengajarkan Pendidikan Agama melakukan refleksi.
Islam di kelas yang akan diteliti.
Kegiatan ini berupa pembuatan Rencana Aktivitas Guru
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar Hasil observasi selama melakukan
tes, dan lembar obsevasi guru dan murid. kegiatan belajar mengajar pada siklus I
Materi yang diberikan adalah Mengenal dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru
Kisah Nabi. Sebelum pembelajaran, yang masuk dalam katagori Selalu
siswa dibentuk dalam 2 kelompok. mencapai 46,66% meliputi:
Menyampaikan tujuan Pembelajaran,
Pelaksanaan memberikan kesempatan kepada siswa
Pada waktu kegiatan pembelajaran, untuk bertanya dan berdiskusi dalam
setiap kelompok diberi (LKS) yang soal- memahami materi pelajaran,
soalnya berbentuk uraian tentang kisah- membimbing siswa dalam mengerjakan
kisah Nabi yang sedang mereka pelajari. tugas, mengklarifikasi materi pelajaran
M. Thoha 7

yang kurang jelas, memberikan contoh, berlangsung, termotivasi dengan adanya


mendemonstrasikan materi, memberikan metode kooperatif learning together,
penguatan kepada siswa dalam serius bekerja bila diberi tugas,
membantu siswa melakukan refleksi. mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,
Sedangkan aktifitas guru yang tergolong memahami materi dengan metode
dalam katagori sering mencapai 40% kooperatif learning together mudah
meliputi diantaranya: Menyampaikan dipahami/dikuasai siswa, siswa
manfaat materi pelajaran, menyampaikan mengerjakan tugas dan merefleksi materi
materi dengan santai dan penuh pelajaran. Untuk kemunculan Jarang
keakraban, menyampaikan meteri mencapai 26,66% meliputi:
pelajaran dengan menggunakan media, memperhatikan materi pembelajaran
menyampaikan materi pelajaran dengan yang sedang disampaikan oleh guru,
menggunakan berbagai metode berbisik-bisik pada waktu guru
pembelajaran, menggunakan waktu menjelaskan, merasa senang dengan
seefektif-efektifnya dengan berbagai cara metode kooperatif learning together
agar tujuan pembelajaran tercapai dan dalam penyelesaian soal dan siswa
memotivasi siswa dalam mengerjakan konsentrasi dalam menerima materi.
tugas. Sedangkan aktifitas guru yang Untuk katagori Tidak pernah mencapai
tergolong dalam katagori Jarang 26,66% diantaranya meliputi: serius
mencapai 13,33% diantaranya : mengajukan pertanyaan, melakukan
Memberikan umpan balik kepada siswa kegiatan diskusi dengan guru atau siswa
yang bertanya dengan mengolah kegiatan lain, melakukan kegiatan diskusi dalam
belajar mengajar sesuai dengan mengerjakan tugas dan aktif umpan balik
pembelajaran strategi Metode Koopertif pada proses belajar mengajar (PBM).
Learning Together.
Tes Kemampuan Siswa
Aktivitas Siswa Kegiatan evaluasi dilaksanakan
Aktivitas yang dilakukan siswa setelah berakhirnya pembelajaran.
juga terdapat 3 katagori kemunculan Setelah proses belajr berakhir siswa
yaitu:sering, jarang dan tidak. Untuk diminta untuk mengerjakan soal, hasil
kemunculan Sering mencapai 46,66% evaluasi siswa pada siklus I dapat diliha
yang meliputi: mencatat hal-hal yang pada table berikut:
penting ketika proses belajar mengajar

Table 1 Hasil Tes Siklus I


Keterangan
No. Urut Skor
T TT
1 60 √
2 50 √
3 70 √
4 60 √
5 65 √
6 70 √
7 60 √
8 60 √
9 70 √
10 50 √
Jumlah 615 3 7
8 WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016

Pada daftar hasil nila di atas tercatat Berdasarkan hasil temuan-temuan,


jumlah nilai adalah 615 dari 10 siswa, observasi dan penilaian pada siklus I,
maka nilai rata-rata tersebut dapat belum membawa perolehan hasil belajar
dirumuskan sebagai berikut: kooperatif, maka siklus II merupakan
M = ∑FX lanjutan dari siklus I. hal-hal yang
N ditemukan pada siklus I diperbaiki pada
M = 615 = 61,5% siklus II.
10
Keterangan : Siklus II
M = Nilai rata-rata Siklus II dilakukan pada hari
∑FX = Jumlah nilai siswa Kamis,11 Pebruari 2016 pada jam ketiga
N = Jumlah siswa dan keempat, yang diikuti 10 siswa
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Dari data tersebut dapat diketahui Perencanaan
jumlah skor siswa satu kelas adalah 615 Beberapa hal yang direncanakan
dan nilai rata-rata siswa kelas IV SD guru untuk menyelesaikan masalah pada
Negeri Kembangbahu I, Kecamatan siklus I ialah (a) guru akan berusaha lebih
Kembangbahu, Kabupaten Lamongan Demokratis, memberikan banyak
dengan Kooperatif Learning Together kesempatan kepada siswa untuk
adalah 61,5%. Nilai tes putaran pertama I mengambil inisiatif, menemukan fakta,
ini masih kurang baik, untuk itu perlu dan lebih sabar memperhatikan dan
adanya perbaikan putaran berikutnya. mencermati rumusan konsep oleh siswa.
(b) Guru akan berusaha memberikan
Refleksi/evaluasi umpan balik keepada siswa yang
Dalam mengerjakan tes, waktu bertanya. (c) Guru akan berusaha
untuk mengerjakan sangat terbatas. menciptakan suasana kelas yang tertib.
Sehingga dalam mengerjakan soal, siswa Dan (f) Guru akan membiasakan
terlalu tergesa-gesa dan kurang cermat, pengelolahan kegiatan belajar mengajar
banyak yang salah. Ini disampaikan dengan model pembelajaran kooperatif
peneliti, bahwa waktu untuk mengerjakan learning together.
tes hendaknya waktunya ditambah
supaya siswa lebih berkonsentrasi dalam Implementasi dan Observasi
mengerjakan tugas. Guru mengawali kegiatan
Hasil tes dan observasi yang pembelajaran dengan memberikan
dilakukan pada putaran I menunjukkan apersepsi berupa bertanya kepada siswa
belum optimal. Hasil refleksi penelitian tentang materi pertemuan lalu. Dari
ini sebagai berikut: pertanyaan itu tersebut, terlihat sebagian
(a) Siswa belum terbiasa dengan model besar siswa sudah ada yang ingat, tetapi
pembelajaran seperti ini karena guru masih memerlukan pancingan dari guru.
sebelumnya lebih dominant jalannya Kemudian guru dan siswa memasuki
pembelajaran. materi selanjutnya. Proses pembelajaran
(b) Penyediaan waktu terlalu singkat. pada siklus II ini masih sama dengan
Sehingga dalam mengerjakan tugas proses pembelajaran pada siklus I.
terlalu tergesa-gesa dan kurang Berdasarkan hasil analisa data yang
cermat, sehingga banyak yang salah. dilaksanakan pada siklus II, secara umum
(c) Siswa kurang berdiskusi dengan menunjukkan adanya peningkatan, siswa
guru. lebih antusias, siswa tidak malu serta
canggung saat maju kedepan. Untuk
M. Thoha 9

kelancaran guru masih memberikan sesuai dengan pembalajaran Kooperatif


arahan. Keaktifan siswa meningkat, Learning Together.
sehingga waktu diskusi mereka lebih
aktif. Hasil observasi menunjukkan Aktivitas Siswa
bahwa siswa senang pengajaran dengan Aktifitas kegiatan siswa pada siklus
menggunakan pembelajaran model II, juga dapat dibagi menjadi tiga
kooperatif Learning Together. Hasil kemunculan, yaitu sering, jarang, dan
evaluasi yang diberikan menunjukkan tidak. Aktifitas siswa yang tergolong
adanya peningkatan dari siklus I. dalam kategori “sering” mencapai
perolehan siklus II adalah rata-rata 85%. 66,66% diantaranya yaitu:
memperhatikan materi pembelajaran
Aktivitas Guru yang sedang disampaikan oleh guru,
Aktifitas guru yang termasuk dalam mencatat hal-hal yang penting ketika
katagori Sering mencapai 80% yang proses belajar mengajar (PBM)
meliputi : menyampaikan tujuan berlangsung, merasa senang dengan
pembelajaran, menyampaikan manfaat metode Koopertaif Learning Together,
materi pelajaran, menyampaikan materi serius bekerja bila diberi tugas,
dengan santai dan penuh keakraban, mengkonstruksi pengetauhannya sendiri,
menyampaikan materi pelajaran dengan berbicara dengan metode Koopertaif
menggunakan berbagai model Learning Together mudah atau sulit
pembelajaran, menggunakan waktu dipahami/dikuasai siswa, siswa
seefektif-efektinya dengan berbagai cara mengerjakan tugas, siswa konsentrasi
agar tujuan pembelajaran tercapai, dalam menerima materi dan
memberikan kesempatan kepada siswa merefleksikan materi pelajaran.
untuk bertanya dan berdiskusi dalam Sedangkan yang termasuk dalam katagori
memahami materi pelajaran, Jarang mencapai 26,66% diantaranya
membimbing siswa dalam mengerjakan yaitu: sering mengajukan pertanyaan,
tugas, memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan diskusi dengan guru
mengerjakan tugas, mengklarifikasi atau siswa lain, melakukan kegiatan
materi pelajaran yang kurang jelas, diskusi dalam mengerjakan tugas dan
memberikan penguatan kepada siswa dan aktif umpan balik pada proses belajar
membentu siswa melakukan refleksi. mengajar (PBM). Untuk kemunculan
Sedangkan yang masuk dalam katagori Tidak terdapat 6,66% dari jumlah semua
Sering mencapai 20% diantaranya elemen yang ada dan aktifitasnya juga
meliputi: memberikan umpan balik sangat mencolok turunnya yaitu berbisik-
kepada siswa yang bertanya dan bisik pada waktu guru menjelaskan
mengelolah kegiatan belajar mengajar menjadi tidak ada.

Tes Kemampuan Siswa


Table 2
Hasil tes Siklus II
Keterangan
No. Urut Skor
T TT
1 85 √
2 60 √
3 85 √
4 85 √
5 85 √
6 90 √
10 WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016

7 90 √
8 85 √
9 85 √
10 80 √
Jumlah 830 9 1

Pada daftar hasil nilai siklus II di Meskipun peningkatan ini belum


atas tercatat jumlah nilai adalah 830 dari maksimal, tetapi sudah cukup
10 siswa, maka nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa pembelajaran
dapat dirumuskan sebagai berikut: Kooperatif Learning Together
M = ∑FX berpengaruh terhadap peningkatan
N kualitas pembelajaran di SD Negeri
M = 830 = 83% Kembangbahu I, hal ini dikarenakan
10 penerapan pembelajaran Kooperatif
Keterangan : Learning Together mampu meningkatkan
M = Nilai rata-rata aktivitas, kreativitas, dan pemahaman
∑FX = Jumlah nilai siswa siswa terhadap pelajaran siswa menjadi
N = Jumlah siswa pemikir, kreatif dan mandiri. Semua itu
tidak terlepas dari kreativitas guru dalam
Jadi, dari data tersebut dapat memotivasi dan memilih srtategi
diketahui jumlah skor siswa kelas adalah pembelajaran yang tepat.
830 dan nilai rata-rata siswa kelas IV SD
Negeri Kembangbahu I, Kecamatan PEMBAHASAN
Kembangbahu, Kabupaten Lamongan Analisis Aktivitas dalam Pembelajaran
dengan Kooperatif Learning Together Koopertif Learning Together
adalah 83%. Nilai tes siklus II ini Hasil analisis menunjukkan
menunjukkan hasil yang baik. aktivitas guru dalam pembelajaran
Koopertif Learning Together tergolong
Refleksi baik. Langkah-langkah guru
Dari uraian pada implementasi dan melaksanakan proses belajar mengajar
evaluasi, peneliti mempertimbangkan sudah sesuai dengan langkah-langkah
hasil atau dampak penelitian ini. Refleksi pembelajaran Koopertif Learning
merupakan pemahaman ulang atau Together yang tepat adalah; (1) apersepsi
perenungan terhadap pembelajaran yang guru, (2) penggalian ide, (3) penerapan
telah dilakukan. ide dalam bentuk menulis hasil
Hasil tes dan observasi yang pengamatan yang dilakukan siswa, (4)
dilakukan pada siklus II menunjukkan mengevaluasi tulisan yang dibuat oleh
adanya peningkatan baik pemahaman siswa.
maupun aktivitas siswa terhadap Dari hasil analisis data
pembelajaran penjumlahan dan menunjukkan bahwa dalam setiap
pengurangan tiga bilangan. Siswa tampak putaran kadar aktivitas guru dalam
semakin memberikan respon positif pembelajaran kooperatif Learning
terhadap model pembelajaran ini. Together menunjukkan perubahan, yang
Dengan srtategi pembelajaran yang setiap putaran semakin baik.
bervariasi ditambah motivasi dan suasana Aktivitas guru membimbing dan
pembelajaran yang santai ternyata memotivasi siswa dalam mengerjakan
mampu menumbuhkan keberanian dan tugas/tes. Dalam hal ini guru berperan
kemampuan siswa dalam menuangkan sebagai fasilitator, pelatih, dan
ide-idenya lewat tulisan yang kreatif. pembimbing akademis dalam mendorong
M. Thoha 11

melakukan kerja sama dalam belajar. Kembangbahu I, Kecamatan


Pada akhir pembelajaran guru Kembangbahu Kabupaten Lamongan
memberikan penguatan dan membantu terdapat suatu proses penerapan
siswa merefleksikan hasil belajar waktu pembelajaran Kooperatif Learning
ini. Together
Berdasarkan karateristik 2. Dalam penggunaan model
pembelajaran Kooperatif Learning pembelajaran kooperatif Learning
Together yang mengutamakan kebebasan Together pada pokok bahasan
siswa dalam berkreasi, materi yang cocok Menceritakan Kisah Nabi di kelas IV
untuk kegiatan pembelajaran adalah SD Negeri Kembangbahu I
materi yang sesuai keinginan, Kecamatan Kembangbahu
pengalaman, dan pengetahuan siswa. berpengaruh terhadap motivasi
Guru berperan hanya sebatas fasilitator belajar siswa serta hasil belajarnya
dan motivator yang memberikan sehingga secara tidak langsung
kegembiraan bagi siswa. kualitas pembelajaran PAI di SD
Negeri Kembangbahu I Kecamatan
Analisis Kualitas Pembelajaran PAI Kembangbahu Kabupaten Lamongan
Kooperatif Learning Together menjadi meningkat.
berpengaruh terhadap peningkatan Selain simpulan tersebut diatas
kualitas pembelajaran di SD Negeri yang sekiranya perlu diketahui hasil dari
Kembangbahu I. hal ini bias dilihat pada temuan-temuan pada Bab I sampai Bab
hasil analisis data yang menunjukkan IV adalah :
bahwa hasil belajar siswa dengan 1. Model pembelajaran kooperatif
penerapan Kooperatif Learning Together Learning Together memberi suasana
menampakkan peningkatan yang baik, yang menyenangkan dan merupakan
karena rata-rata belajar siswa suatu bentuk yang motivator,
menunjukkan hasil yang baik. Hasil sehingga siswa lebih antusias dalam
belajar siswa pada siklus mengalami mengikuti pelajaran.
perubahan, yaitu pada siklus I sebesar 2. Dengan aktifnya siswa dan suasana
61,5% dan pada siklus II sebesar 83%. yang menyenangkan dalam proses
Jadi berdasakan analisis butir pembelajaran, pemahaman siswa
angket di atas dapat dilihat bahwa terhadap materi soal cerita meningkat.
pembelajaran dengan menerapkan 3. Dari hasil penelitian ini, pada siklus I
metode pembelajaran Kooperatif nilai rata-rata 61,5% dan meningkat
Learning Together mendapat tanggapan pada siklus II dengan nilai rata-rata
yang positif. Sehingga dapat disimpulkan 83%.
bahwa siswa merasa senang dan dapat Dari hasil Penelitian Tindakan
memahami materi yang diajarkan dengan Kelas ini ternyata pembelajaran
menggunakan metode Koopertiaf kooperatif Learning Together dapat
Learning Together. meningkatkan motivasi siswa serta
kualitas pembelajaran di SD Negeri
SIMPULAN Kembangbahu I, Kecamatan
Setelah mengadakan evaluasi dan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan.
pengamatan perkembangan siswa maka
peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dalam penyelesaian pembelajaran
PAI di kelas IV SD Negeri
12 WAHANA PEDAGOGIKA, Vol. 2, No. 1, Juni 2016

DAFTAR PUSTAKA Nazir, M. 2003. Metode Penelitian.


Jakarta : Ghalia Indonesia
Anitah, Sri, W.Dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta : Pendidikan Nasional, Departemen. 2007.
Universitas Terbuka Model Penilaian Kelas. Surabaya :
LPMP (Lembaga Penjamin Mutu
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Pendidikan) JATIM.
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Sunarto. 2006. Matematika untuk Sekolah
Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga.
Cipta, Andayani, 2008. Profesional
Pemantapan Kemampuan. Jakarta : Soetomo, 1993. Psikologi Pendidikan,
Universitas Terbuka. Suatu Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Anggoro, M.toha. 2007 Metode
Penelitian. Jakarta: Universitas Team Prima Pena,2001. Kamus Besar
Terbuka Bahasa Indonesia. Jakarta : Gita
Media Perss
Din Wahyudun, Supriadi Ishak Abduhak.
2007. Pengantar Pendidikan. Wardhani, I G.A.K.2007. Teknik Menulis
Jakarta : Universitas Terbuka. Kary

http//www.tarmidji.wordpress.com/2008/
11/11/pembelajaran-aktif-kreatif-
efektif menyenangkan

Вам также может понравиться