Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Suatu bentuk jasa konsultasi yang memiliki hubungan unik dengan kegiatan
proyek adalah konsultan manajemen konstruksi (KMK) atau dikenal sebagai
construction management (CM). Namun dengan adanya perbedaan anggapan
sebagian disebabkan oleh karena manajemen kostruksi relatif baru, dan yang lebih
penting sebagian lingkup kegiatan profesi ini dahulunya (bahkan sekarang)
ditangani oleh profesi lain. Misalnya, beberapa aspek pengawasan mutu kegiatan
kostruksi dilakukan oleh perusahaan arsitektur atau engineering yang bertugas
mempersiapkan rancang bangun proyek yang dimaksud. Dalam rangka mendapat
kejelasan arti maupun fungsi ada definisi yang dikemukakan oleh J.J. Adrian dan
AIA.
A. J.J. Adrian
Manajemen konstruksi adalah suatu proses dimana pemilik proyek
membuat ikatan kerja dengan agen yang disebut dengan manajer kostruksi, dengan
tugas mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh kegiatan
penyelenggaraan proyek, termasuk studi kelayakan, desain engineering,
perencanaan, persiapan kontrak, konstruksi dan lain-lain kegiatan proyek, dengan
tujuan meminimalkan biaya dan jadwal, serta menjaga mutu proyek.
B. AIA (American institute of architects)
Mengelola desain dan konstruksi proyek untuk mencapai program arsitektur
dan konstruksi, dengan biaya yang minimal bagi pemilik dan keuntungan yang
wajar bagi peserta (organisasi) yang lain. Tugas utama mengelola desain dan
konstruksi diatas adalah memadukan berbagai kegiatan peserta melalui
perencanaan, organisasi, dan pengendalian. Fungsinya adalah bertindak sebagai
agen dari pemilik proyek.
Pengertian Dasar
Bertitik tolak dari definisi diatas maka arti dan fungsi CM serta dampak
kehadirannya dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut.
1. Tidak Terbatas Konstruksi
1
Meskipun sering disebut konstruksi namun cakupannya lebih luas yaitu
keseluruhan penyelenggaraan proyek, mulai dari pelayanan prakonstruksi, yang
dilanjutkan pada tahap konstruksi sapai dengan masalah-masalah setelah
kosntruksi. Sebagai contoh CM dapat mengkaji ulang studi kelayakan,
menyesuaikan akurasi perkiraan biaya dengan jadwal, mempersiapkan dokumen
untuk keperluan tender, dan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan yang
berhubungan dengan implemetasi proyek, seperti pengendalian biaya dan jadwal,
serta pengendalian mutu. Jika jenis proyek yang bersangkutan adalah pembangunan
instalasi industri, maka pada tahap akhir implementasi, CM merupakan pelaksana
dari verifikasi hasi inspeksi, prakomisi, uji coba, dan start up. Akhirnya pada masa
penutupan proyek, atas nama pemilik, CM menyelesaikan masalah klaim, asuransi,
dan mempersiapkan laporan penutupan. Dengan lingkup kerja yang luas maka
sudah pada tempatnya jika profesi ini dinamakan KONSULTAN MANAJEMEN
PROYEK (KMP).
2
3. KMP Tidak Mengerjakan Paket
Pada dasarnya KMP tidak mengerjakan sendiri paket kerja yang merupakan
komponen lingkup proyek, seperti arsitektur, engineering, maupun konstruksi.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut berikut integritas dan keandalan hasil-hasilnya, tetap
merupakan tugas dan tanggung jawab dari para konsultan profesional dan
kontraktor yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya pertentangan kepentingan antara KMP dengan pemilik.
Jika KMP mengerjakan satu paket engineering, maka ini berarti KMP juga
bertindak sebagai pemborong atau konsultan lain yang tentunya menginginkan
adanya keuntungan finansial dari pekerjaan tersebut. Sedangkan sebagai wakil
pemilik, KMP bertugas untuk menekan biaya proyek sejauh mungkin. Jika
demikian maka kedua hal tersebut sulit karena adanya benturan kepentingan.
3
dilakukan harus mampu menunjukkan manfaat dan kelebihan KMP baik bagi
pemilik maupun peserta lain, seperti:
a. Arsitek, konsultan engineering, dan lain-lain, mereka ini akan lebih
memiliki kesempatan untuk menekuni dan mengembangkan keahlian dan
profesi mereka masing-masing, karena telah dibebaskan dari pekerjaan
koordinatif, yang telah dialihkan ke KMP.
b. Kontraktor utama dan/atau kontraktor, bila KMP dapat menunaikan
tugasnya dengan baik, maka sama halnya dengan konsultan profesional,
kontraktor utama atau kontraktor dapat lebih mencuahkan perhatiannya
pada masalah konstruksi, karena pekerjaan koordinatif dengan peserta lain
dikerjakan oleh KMP. Dengan aktifnya peranan KMP, dalam bentuk rapat
koordinasi dilapangan, memantau pelaksanaan pekerjaan secara periodik
dan merundingkan usaha mencari pemecahan permasalahan secara
konstruktif, maka kontraktor utama atau kontraktor dapat lebih efektif dan
efisien dalam melaksanakan kegiatannya.
Pertumbuhan KMP
Pertumbuhan KMP adalah sebagai akibat majunya usaha atau bisnis industri
konstruksi itu sendiri. Dalam arti semakin besar, kompleks, dan canggih jenis
proyek yang dibangun, semakin terlihat celah-celah atau aspek yang memiliki
peluang untuk perbaikan dan peningkatan. Dengan demikian setiap anggota beserta
proyek akan memprioritaskan pekerjaan dari lingkup atau porsi yang ditugaskan
untuknya, dan kurang perhatian pada aspek yang bersifat koordinasi yang
menyuluruh sepanjang siklus proyek. Semakin besar suatu proyek maka semakin
dirasakan perlunya pendekatan pengelolaan yang diharapkan dapat memperbaiki
kelemahan tersebut.
Faktor pertimbangan
Sebelum memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan jasa
KMP, perlu dikaji dengan faktor sebagai beikut
4
1. Kesiapan Oraganisasi Pemilik adalah seberapa jauh organisasi pemilik
mempunyai perangkat lunak untuk menangani penyelenggaraan proyek.
Perangkat ini berupa tenaga ahli yang berpengalaman, prosedur, metode dan
teknik, serta sistem informasi manajemen yang diperlukan untuk mengelola
proyek.
2. Kompleksitas Proyek yaitu terkait erat dengan macam ragam material dan
peralatan yang merupakan komponen proyek yang akan dibangun, jumlah
tenaga ahli dari berbagai ilmu yang diperlukan untuk menangani aspek
desain dan engineering, jumlah peserta, hubungan internal maupun
eksternal yang terlibat dalam rangka pengelolaan proyek. Contoh proyek
yang bersifat kompleks adalah jaringan telekomunikasi, listrik tenaga uap
dan PLTN.
3. Ukuran dan Biaya Proyek yaitu hubungan penggunaan jasa KMP terhadap
ukuran proyek bahwa semakin besar proyek maka semakin besar pula
penghematan yang akan diperoleh dibandingkan ongkos untuk KMP.
Besarnya biaya tersebut disebabkan oleh besarnya lingkup proyek sehingga
semakin besar biaya semakin besar pula lingkup proyek dan semakin
banyak hal-hal yang perlu ditingkatkan agar sasaran proyek dapat dicapai
sesuai dengan rencana.
5
pendanaan memiliki pengaruh besar terhadap total biaya proyek. Umumnya jasa
atau pekerjaan KMP meliputi jenis kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tahap
Jenis Pekerjaan
PP/Definisi Implementasi
Menyusun rancangan kotrak EPK √
Mempersiapkan paket lelang √
Membantu pemilik dalam proses negosiasi √
Mengkaji kemungkinan membagi paket pekerjaan untuk
konsultan dan kontraktor √ √
Melaksanakan koordinasi √ √
Mengkaji hasil pekerjaan konsultan-konsultan (lain) dan
memberikan saran dan usulan √ √
Menyusun perencanaan √ √
- Program penyelenggaraan √ √
- Perkiraan biaya dan jadwal √ √
Rekayasa nilai √ √
Memantau dan mengendalikan biaya dan jadwal √ √
Dukungan administrasi
√
Memantau pengendalian mutu
√
Memantau inspeksi dan uji coba
√
Keselamatan kerja (safety)
√
Pembelian dini
√
6
B. Melaksanakan Koordiasi
Peranan KMP sebagai wakil pemilik adalah melakukan koordinasi para
peserta proyek dan mensinkronisasikan kegiatan-kegiatannya, yang idealnya
dimulai sejak awal proyek dan diakhiri pada penutupan proyek. Pada periode
PP/Definsi, KMP mengadakan identifikasi keperluan serta langkah-langkah apa
yang harus dipikirkan dan direncanakan oleh pemilik. Sedangkan pada masa
kontruksi, KMP mengkoordinasikan peranan serta tugas para peserta, misalnya
dengan cara meletakkan dasar-dasar komunikasi, membuat sistem laporan , dan
lain-lain. Pada masa penutupan proyek, KMP mengumpulkan masukan dari
berbagai pihak yang berkepentingan, dalam rangka membuat dokumen proyek
seperti buku pegangan operasi, buku petunjuk pemeliharaan, dan laporan penutupan
proyek.
Peran KMP pada aspek koordinasi terlihat pada kegiatan berikut.
1. Menyelenggarakan rapat untuk meninjau ulang rancangan (design review
meeting).
2. Mengadakan rapat pleno (kick-off meeting)
3. Menyusun laporan dan mengadakan rapat berkala memantau kemajuan
pelaksanaan proyek.
Pada ketiga kegiatan diatas, KMP bekerja sama dengan peserta proyek yang
bersangkutan, meninjau ulang materi yang akan diketengahkan dan
mengkomunikasikannya dengan pihak pemilik, serta memberikan saran-saran
tentang keputusan yang akan diambil.
7
pembangunan industri, disamping paket-paket diatas masih ditambah lagi pada
paket seperti tabel diatas. Tugas KMP dalam hal ini mengkaji isi paket tersebut,
antara lain mengenai kelengkapan aspek-aspek yang perlu diteliti; cukupkah data
atau informasi untuk dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan; dan sudahkah ditinjau
kemungkinan alternatif lain.
Dalam aspek desain-engineering, KMP diharapkan mampu memberikan
masukan tentang segi-segi praktis kegiatan konstruksi di lapangan, seperti
disebutkan di bawah ini.
1. Pekerjaan yang berkaitan dengan penyediaan lahan (site preparation). Perkiraan
berapa jam-orang dan macam peralatan yang diperlukan untuk daerah spesifik
yang akan dipakai untuk lokasi proyek.
2. Pemilihan material untuk konstruksi, dan hubungannya dengan kemungkinan
memperoleh material tersebut dari sumber lokasi atau dalam negeri.
3. Analisis kebutuhan tenaga kerja, produktivitas serta tingkat upah di lokasi
proyek dan sekitarnya.
4. Memberikan berbagai pilihan tentang metode konstruksi yang paling ekonomis
dan sesuai dengan kondisi lapangan. Misalnya dengan menggunakan cara dress
up, yaitu pekerjaan pemasangan bagian peralatan yang dilakukan diluar area
instalasi.
Kegiatan-kegiatan tersebur memungkinkan mempersingkat jadwal
penyelesaian pekerjaan, dan secara potensial juga mengurangi biaya. Jadi, disini
KMP meninjau ulang, kemudian memberikan saran dan usulan, apabila ada hal-hal
yang perlu peningkatan dan perbaikan. Adapaun keandalan atau integritas dan
kebenaran paket-paket pekerjaan tersebut tetap berada pada konsultan yang
bersangkutan.
D. Menyusun Perencanaan
Bila pemilik telah menunjuk KMP sejak awal proyek, maka tugas pertama
yang diberikan adalah menyusun rancangan program penyelenggaraan. Rancangan
ini disusun setelah hasil studi kelayakan menunjukkan adanya prospek yang baik
untuk merealisasikan gagasan atau rencana investasi menjadi proyek. Rancangan
8
ini memuat garis besar rencana-rencana dan keputusan strategis yang harus diambil
sebelum tahap impelementasi, seperti bentuk kontrak (harga tetap atau harga tidak
tetap), paket pekerjaan apa yang akan diserahkan kepada konsultan profesional,
pembelian dini, jalur pendanaan yang akan ditempuh, filosofi desain, dan lain-lain.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pemilik, rancangan ini akan menjadi
program kegiatan, dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu untuk memasuki
tahap implementasi proyek. Program ini umumnya disusun bersama oleh KMP dan
kontraktor atau kontraktor utama.
9
F. Rekayasa Nilai
Salah satu upaya yang telah dikenal secara luas, dan juga dilakuka oleh
KMP untuk menekan biaya dan memperbaiki jadwal adalah rekayasa nilai.
Rekayasa nilai adalah evaluasi secara sistematis atas rancangan atau desain suatu
proyek untuk mendapatkan nilai paling tinggi bagi setiap satuan harga yang
dikeluarkan untuknya. Dengan asumsi bahwa tidak cukup tenaga yang tersedia
didalam organisasi pemilik, maka pemilik memberikan tugas KMP untuk meninjau
paket-paket tersebut. Selanjutnya dilihat apakah prinsip optimasi rancangan telah
dilaksanakan, termasuk mengkaji kemungkinan adanya faktor-faktor yang
menyebabkan proyek kurang efisien, seperti penentuan pemilihan peralatan dan
material.
10
Tugas KMP dalam hal ini memroses sampai tuntas, kemudian mengajukannya
kepada pemilik untuk mendapatkan keputusan. Bila dikerjakan secara tepat, hal ini
merupakan pengendalian biaya dan mutu yang sangat efektif.
I. Pengendalian mutu
Pada tahap praimplementas, KMP bekerja sama dengan konsultan yang lain,
seperti asitek dan engineering utnuk menyusun program pengendalian mutu, yang
meliputi QA/QC. Disni diperinci dan dijabarkan tugas dan tanggungjawab masing-
masing peserta utnuk menghindari adanya kemungkinan tupang tindih, mengingat
secara tradisional, tugas tersebut dipegang oleh arsitek atau engineering terutama
pada proyek gedung dan civil (non industri) program tersebut minimal
mengandung:
1. Perencanaan QA/QC dari masa awal sampai akhir proyek, termasuk
inspeksi ditempat pembuatan atau pabrikasi peralatan;
2. Penyusunan batasan mengenai kriteria dan spesifikasi dari standar mutu
yang akan dipakai;
3. Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan QC yang berupa memantau,
memeriksa, menguji, mengukur, dan melaporkan hasilnya;
4. Pengidentifikasian bagian kegiatan yang memrlukan bantuan pihak ketiga
maupun peranan dan persetujuan pemerintah
Setelah membuat program dasar diatas, langkah berikutnya adalah menyusun
organisasi dan pengisian personil serta prosedur komunikasi antara pihak-pihak
yang berkaitan dengan pengendalian mutu.
11
kegeiatan sejenis yang dilakukan oleh phak lain yang melaksanakan
pekerjaan QC.
k. Keselamatan Kerja
Menyusun program keseluruhan kerja, termasuk pengadaan fasilitas
keselamatan dan keadaan darurat, adalah kewajiban dari kontraktor atau
kontraktor utama. Dalam hal ini, KMP mempunyai tugas me-review
kelengkapan program dan penyediaan fasilitas yang diperlukan. KMP juga
memantau apakah program tersebut telah dilaksanakan dengan
sesungguhnya. Namun, hal tersebut bukan berarti membebaskan kontraktor
atau kontraktor utama terhadap tanggung jawabnya atas keselamatan kerja
di lingkungan proyek yang sedang ditangani.
12
Disini KMP mengkaji dan mengusulkan kemungkinan
pembelian dini. Lebih jauh lagi KMP memberi dukungan berupa
perkiraan biaya, proses pembelian, dan administrasi.
Fast Track
Salah satu manfaat yang potensial dapat diraih dari penggunaan KMP dalah
fast tracking, yaitu mempercepat jadwal dengan mengerjakan bagian-bagian
lingkup proyek secara tumpang tidih. Pada cara tradisional, proses kegiatan proyek
bergerak setapak demi setapak mengikuti pola urutan tertentu. Urutan tersebut
memerlukan waktu panjang, karena pekerjaan berikutnya baru dimulai setelah
pekerjaan sebelumnya selesai.
Metode ini bukan tanpa risiko, karena bila suatu pekerjaan menunjukkan
telah dimulai tanpa menunggu tuntasnya rancangan pekerjaan sebelumnya, terbuka
kemungkinan kurangnya sinkron sehingga perlu pengerjaan ulang atau modifikasi.
Risiko-risiko di atas diperkecil dengan meminta KMP untuk mengkaji dan
mengimplementasi pendekatan fast track. Bagi proyek-proyek yang tidak terlalu
besar dan kompleks, peranan KMP tersebut di atas banyak dijumpai dalam praktek
yang dapat dikatakan sebagai menggantikan tugas kontraktor utama dalam hal
membagi paket pekerjaan kepada beberapa kontraktor atau subkontraktor dan
mengkoordinasikan implementasinya. Tetapi bagi proyek berukuruan besar dan
kompleks di samping KMP yang mewakili kepentingan pemilik, masih diperlukan
kontraktor utama yang selain bertugas dalam kepenyeliaan dan pengkoordinasian
pekerjaan-pekerjaan subkontraktor dan manufaktur, juga bertanggung jawab penuh
atas jadwal, finansial, maupun integritas proyek yang dibangun.
13
Multikontraktor
Pada pengelolaan proyek yang tidak menggunakan KMP (non-KMP),
umumnya pemilik memilih kontraktor utama untuk bertanggung jawab pada
kegiatan implementasi fiik. Selanjutnya, kontraktor utama dengan pertimbangan
efisiensi dan ekonomi, mengkaji lingkup proyek mana yang dapat diserahkan
kepada kontraktor atau subkontraktor , dan disusun menjadi berbagai paket kerja.
Secara garis besar, keuntungan pengelolaan dengan KMP dalam
hubungannya dengan multikontraktor adalah sebagai berikut :
Mengurangi beban overhead pemilik proyek.
Memberi kesempatan lebih luas kepada pemilik untuk menentukan
pilihan kontraktor atau subkontraktor dan supplier. Hal ini penting
dalam kaitannya dengan pemberian kesempatan berpatisipasi bagi
perusahaan menengah, atau kecil, atau lokal.
Memberi kemungkinan yang lebih luas untuk melaksanakan fast
tracking.
Adapun kelemahannya adalah karena absennya kontraktor utama, maka
tidak ada satu organisasi penanggung jawab tunggal mengenai integritas
implementasi fisik proyek, serta hasil-hasilnya secara keseluruhan. Oleh karena itu,
adanya kontraktor utama bagi proyek-proyek besar dan kompleks perlu
mendapatkan pertimbangan dan perhatian yang seksama.
14
Sistem piling dan pondasi;
Intalansi air dan pembuangan;
Finishing dan interior;
Pertamanan
15
Bila Pekerjaan KMP Bersifat Mengkaji Misalnya terhadap
paket arsitektur dan engneering, maka KMP berkewajiban
memberikan laporan hasil kajian termasuk komentar, pendapat
dan usulan.
Bila Pekerjaan KMP Melakukan Inspeksi KMP bertanggung
jawab atas hasil-hasil inspeksi yang telah dilakukan dan
ditandatangni.
Jika KMP Terlibat dalam kegiatan ke penyeliaan, dan
memberikan perintah pelaksanaan KMP ikut bertanggung
jawab atas akibat dari perintahnya.
Dilihat dari jumlah bidang dan disiplin ilmu yang harus dikuasai untuk memenuhi
kriteria di atas, maka diperlukan sejumlah besar tenaga ahli untuk memonitor,
mengawasi, mengkaji hasil-hasil pekerjaan konsultan profesional, kontraktor atau
kontraktor utama, dan manufakturer.
16
Struktur Organisasi KMP
Untuk memenuhi fungsi sebagai agen yang mewakili pemilik dalam
menyelenggarakan proyek, maka organisasi KMP di kantor pusat (home office)
terdiri dari unsur-unsur berikut:
a. Bidang Pelayanan (service) dan Administrasi
Merupakan bidang umum, seperti administrasi, kepegawaian,
pemasaran, MIS, dan lain-lain. Demikian pula masalah prosedur dan
kebijakan (policy).
b. Bidang Program, Perencanaan, dan Pengendalian
Bidang ini menangani kegiatan-kegiatan persiapan program,
perencanaan, anggaran, dan jadwal, baik untuk keperluan internal maupun
untuk klien.
c. Teknik dan Engineering
Bidang ini bertanggung jawab atas tenaga ahli teknis dari berbagai
disiplin ilmu, serta memberikan dukungan keahlian bagi tenaga-tenaga yang
sedang bertugas di organisasi klien.
d. Keuangan dan Akuntansi
Sama halnya dengan bidang lain, di samping mengurusi keuangan
internal, juga mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dari disiplin ilmu
keuangan atau akuntansi untuk mendukung tenaga ahli bidang tersebut yang
ditugaskan di kantor klien.
17
Daftar Pustaka
https://ilmumanajemenindustri.com/segitiga-manajemen-proyek-dan-tahapan-
manajemen-proyek/
18