Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Size Reduction ini telah disahkan
Hari, Tanggal : 2018
Nama / NIM : Aryadita Ayu P. NIM 21030115140173
Faiha F. Salsabila NIM 21030115130175
Fiqky Akbar NIM 21030115120075
Kelompok : 6 / Rabu
Judul Materi : Size Reduction
Semarang, 2018
Dosen Pembimbing,
1
Ringkasan
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu melakukan pengukuran partikel dengan metode
sieving ,mampu mengukur daya (energy) yang terpakai pada operasi size reduction dengan kapasitas
yang berbeda-beda ,mampu menerapkan hokum kick dan ritinger dan mampu membuat laporan
praktikum secara tertulis
Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan memperhalus
bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size
reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau penggilingan. Pengoperasian unit size
reduction dibutuhkan pada industri kimia dan mineral untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi
alat atau menyesuaikan spesifikasi produk yang akan dipasarkan.
Pada praktikum Size reduction digunakan alat berupa Hammer mill dan sieving ,sedangkan
bahan yang digunkaan berupa batu bata berbentuk kubus berukuran 2,3 cm ;3,3 cm dan 4,3 cm
dengan masing masing berat 200 gram, 300 gram , 400 gram,dan 500 gram .Prosedur yang digunakan
yaitu menyiapkan batu bata; mengukur daya yang terpakai pada operasi size reduction
,memasukkan bahan kedalam hammer mill sesuai dengan variable yang ada dan mengukur diameter
partikel dengan menggunakan metode sieving
Pada praktikum ini diperoleh hasil yaitu semakin besar diameter umpan, maka sebanding
dengan nilai reduction ratio nya,konstanta kick tiap variable dan konstanta rittinger dari tiap variable
yang ada dimana Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Kick
akibat energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar. dan kapasitas umpan yang semakin
besar dapat meningkatkan harga konstanta Rittinger akibat energi yang dibutuhkan untuk penggerusan
semakin besar.
2
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi
Praktikum Operasi Teknik Kimia dengan materi Size Reduction.
Dalam laporan ini penulis meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin
menyelesaikan makalah ini tanpa doa, bantuan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima kasih
kepada :
1. Dosen Pembimbing materi Size Reduction Praktikum Operasi Teknik Kimia
Universitas Diponegoro Bapak Dr. Siswo Sumardiono, ST., MT.
2. Asisten Laboratorium Proses Kimia Universitas Diponegoro Anindita Indriana.
3. Kedua orang tua atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dukungan, dan
pengorbanan yang telah diberikan.
4. Teman-teman angkatan 2015 Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Penulis
menyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan bahkan kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................................................i
RINGKASAN................................................................................................................................................ii
PRAKATA....................................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................8
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................................8
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................................................8
1.3 Tujuan Praktikum.....................................................................................................................................8
1.4 Manfaat Praktikum...................................................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................10
2.1 Klasifikasi Alat Size Reduction Berdasarkan Ukuran Umpan................................................................10
2.2 Size reduction.........................................................................................................................................11
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan.......................................................................................................13
2.4 Pengertian Diameter...............................................................................................................................14
BAB III METODE PRAKTIKUM..............................................................................................................16
3.1 Rancangan Percobaan............................................................................................................................16
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan............................................................................................................17
3.3 Gambar Rangkaian Alat.........................................................................................................................17
3.4 Prosedur Praktikum................................................................................................................................17
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.............................................................................18
4.1 Hasil Percobaan......................................................................................................................................18
4.2 Pembahasan............................................................................................................................................19
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................24
5.2 Saran......................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................25
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
Size reduction adalah operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel dengan
memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil sesuai ukuran yang
diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan. Pengoperasian unit size reduction dibutuhkan pada industri kimia dan
mineral untuk menyesuaikan bahan dengan spesifikasi alat atau menyesuaikan spesifikasi
produk yang akan dipasarkan. Ditinjau dari sisi yang lain, pengoperasian unit size
reduction dalam industri kimia dan mineral sering mengakibatkan biaya tinggi karena
operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adanya sifat fisis dari beban yang
beranekaragam. Faktor lain yang mengakibatkan size reduction tidak efisien adalah
kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Disamping itu, persamaan empiris
yang berguna untuk memprediksi performa alat telah dikembangkan dari teori yang ada.
Hukum Kick dan Rittinger merupakan hukum yang menyatakan bahwa jumlah kerja yang
dibutuhkan dalam operasi size reduction sebanding dengan luasan permukaan baru yang
terbentuk. Berdasarkan uraian ini, perlu dilakukan percobaan untuk menerapkan
hubungan empiris suatu operasi size reduction (Hukum Kick dan Rittinger).
7
5. Mengkaji hukum Kick dan Rittinger dengan cara membandingkan energi yang
dibutuhkan untuk operasi size reduction secara teoritis dan percobaan.
1. Memahami dan mengetahui cara menghitung besarnya reduction ratio, daya, dan
energi penggerusan dengan ukuran partikel yang berbeda-beda.
2. Memahami penerapan Hukum Kick dan Rittinger dalam operasi size reduction.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Unit operasi size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu
partikel dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil
sesuai ukuran yang diinginkan. Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara
penumbukan atau penggilingan (Agrawal, 2007). Unit operasi size reduction biasanya
digunakan untuk menyesuaikan ukuran bahan baku agar sesuai dengan alat proses atau
menyesuaikan produk sesuai kebutuhan pasar.
2.1.1 Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa
inch. Alat crusher biasa diklasifikasikan menjadi :
a. Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan mempunyai
ukuran 8‐10 inch.
b. Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher
dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga
bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan
± 40 mesh. Ultrafine grinder dapat diatur untuk menghasilkan produk berukuran 250
mesh – 2500 mesh dengan umpan tidak lebih besar dari 20 mm.
2.1.3 Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya. Pada
cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet dan
tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 2‐10 mesh.
9
Operasi size reduction sering digunakan pada indusri‐industri yang memerlukan bahan
baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu,misalnya industri semen,batu
bara,pertambangan, pupuk, keramik,dan lain-lain. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya
berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
2.2.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Operasi Size Reduction Berdasarkan Sifat
Alami Material
Penentuanan jenis mesin dalam operasi penggerusan didasarkan pada faktor sifat
alami material yang ditangani. Antara lain :
a. Hardness : Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness
suatu material disusun berdasarkan skala Mohr.
b. Structure : Struktur material granular lebih mudah daripada material berwujud
serat.
c. Moisture Content : Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan
menyebabkan terjadinya cake dan menghambat aliran material.
d. Crushing Strength : Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan
crushing strength suatu material.
e. Friability : Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan
akan mempengaruhi distribusi ukuranproduk.
f. Stickiness : Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
10
g. Soapiness : Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material.
Koefisien gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit
dioperasikan
h. Explosive Material: Material tidakboleh banyak mengandung inert
atmosphere.
i. Materials yielding dusts that are harmful to the health : Material yang
membahayakan kesahatan harus dioperasikan di tempat yang amanlingkungan.
(Coulson,2002)
2.2.3 Alat-alat Penggerusan
Klasifikasi alat – alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang baik
dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam pengoperasian
size reduction:
1. Coarse size reduction : umpan sebesar 2 – 96 inch atau lebih.
(Brown, 1979)
Tabel 2.1 Tipe Alat Penggerus Berdasarkan Klasifikasi Operasi
Hardinge mill
Babcock mill
(Coulson, 2002)
11
2.3 Hukum-hukum Energi Penggerusan
Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran
partikel yang dihasilkan.Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan.
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch adalah sama besarnya
dengan energi yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2 inch menjadi 1/4
inch.
2.4 Pengertian Diameter
∑ NtDt
Nt
i=1
μ
Vt ρ mXi mXi
¿= = = =
vt m Vρ ρCi Di2
n
∑ CiXiDi2
TAAD= i=1
n
∑ CiXiDi3
i=1
dengan,
Di : diameter partikel
Ni : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi : massa total partikel dengan diameter Di
m : massa partikel dengan diameter Di
Vi : volume total partikel dengan diameter Di
C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga:
D3 adalah volume partikel untuk bola = a/b, kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di
n
¿ NiBi Di2 × ∑ ( jumla h partikel ×luas ) total
i=1
¿ N 1 B1 D 12+ N 2 B 2 D 22+ …+ NnBn Dn 2 ¿ B( Dsur)2 ∋¿
2 2 2
N 1 B 1 D 1 + N 2 B 2 D 2 +…+ NnBn Dn
(Dsur)2=
B ( N 1+ N 2+…+ Nn)
n 2
∑ NtBtn Dt
i=1
B ∑ Nt
i=1
Persiapan Bahan
Operasi Screening
a. Variabel tetap
b. Variabel berubah
3.1.2 Alat yang digunakan : Hammer Mill, Alat Sieving, alat pengukur kuat arus,
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Reduction Ratio dengan Energi Penggerusan
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, didapatkan grafik hubungan
antara reduction ratio dengan energi penggerusan sebagai berikut.
Energi pemggerusan
Energy Penggerusan
Reduction ratio
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada setiap grafik batang di atas, untuk
ukuran semua reduction ratio, nilai energi penggerusan mengalami kenaikan
sebanding dengan jumlah variabel yang ada, yakni 200 gr, 300 gr , 400 gr dan 500 gr.
Pada variabel berat 200 gr dengan reduction ratio 31,165 memiliki nilai energi
penggerusan yang paling kecil dan untuk energi penggerusan paling besar adalah
pada variabel 500 gr dengan ukuran reduction ratio sebesar 67,062 . Adapun
persamaan yang menyatakan nilai reduction ratio sebagai berikut :
diamter umpan
reductionratio=
diameter produk
Dari persamaan reduction ratio tersebut dapat kita menyimpulkan bahwa
semakin besar diameter umpan, maka sebanding dengan nilai reduction ratio – nya.
Sedangkan reduction ratio berbanding terbalik dengan diameter produk, artinya
semakin kecil diameter produk maka nilai reduction ratio-nya semakin besar.
Sedangkan untuk besarnya energi penggerusan yang di butuhkan, dapat
dinyatan dengan persamaan berikut :
E total=V . I .t cos θ
Dari persamaan energi penggerusan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai energi penggerusan, diantaranya adalah tegangan alat, arus yang
dihisilkan dan waktu penggerusan. Semakin lama waktu penggerusan yang
dibutuhkan untuk menggerus umpan maka semakin besar pula energi penggerusan.
Hal ini dikarenakan waktu yang dibutuhkan semakin meningkat seiring dengan
diameter umpan yang semakin besar dan juga kapasitas yang semakin bertambah.
Sedangkan diameter umpan berbanding lurus dengan besarnya nilai reduction ratio.
Sehingga untuk menggerus feed dengan diameter semakin besar dan kapasitas lebih
besar dibutuhkan energi penggerusan yang lebih besar juga.
4.2.2 Hubungan Energi Penggerusan dengan Konstanta Kick
Object 29
Dari gambar 4.2 dapat terlihat untuk variabel 200 gram mempunyai nilai
konstanta Kick yang paling kecil diantara variabel lain sebesar 28292, pada variabel
300 gram sebesar 25480 , variabel 400 gram sebesar 18303 sedangkan pada variabel
500 gram mempunya nilai konstanta Kick terbesar yakni sebesar 30816. Hal ini dapat
di jelaskan dengan persamaan berikut :
E=log ( Didi )
(Mc. Cabe, W.L , 1985)
y=mx +c
y=E dan x=log ( Didi )
dimana,
E : Energi penggerusan
k : Konstanta Kick
Di : Diameter umpan
di : Diameter produk
m : Gradient garis
Hukum kick berdasarkan analisis tegangan dari deformasi plastis dan elastis
suatu bahan. Yang mana dinyatan dengan energi yang berhubungan dengan massa
material yang konstan dengan reduxtion ratio yang sama, dan hubungan ratio antara
ukuran pastikel awal dan partikel akhir (Mc. Cabe, W.L , 1985). Dari persamaan
tersebut diketahui bahwa konstanta Kick berbanding lurus dengan energi
penggerusan. Sedangkan energi penggerusan dipengaruhi oleh variabel waktu
dimana semakin banyak kapasitas partikel umpan yang masuk maka waktu yang
dibutuhkan untuk penggerusan semakin lama yang mengakibatkan energi
penggerusan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan persamaan :
E=V . I . t . cos θ
dimana,
E : energi penggerusan
V : tegangan listrik (volt)
I : kuat arus listrik (ampere)
Dari gambar 4.3 dapat terlihat untuk variabel 200 gram mempunyai nilai
konstanta Rittinger yang paling kecil diantara variabel lain sebesar 3019,7 , pada
variabel 300 gram sebesar 3335,2, variabel 400 gram sebesar 3913,5 sedangkan pada
variabel 500 gram mempunya nilai konstanta Rittenger yakni sebesar 10059.
Berdasarkan grafik hubungan konstanta Rittinger terhadap energi penggerusan, dapat
diketahui bahwa nilai energi penggerusan bervariasi. Teori yang ada sesuai dengan
hukum Rittinger yaitu bahwa energi yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luasan
baru partikel (Mc. Cabe, W.L , 1985). Artinya semakin besar luasan baru partikel
(diameter partikel kecil) maka semakin besar energi penggerusannya. Sedangkan
konstanta Rittinger berbanding lurus dengan energi penggerusan, sehingga jika
energi penggerusan semakin besar maka nilai konstanta Rittinger akan semakin besar
pula. Hal ini dapat dilihat dari persamaan berikut:
1 1
E=k r ( − )
di Di
(Mc. Cabe, W.L , 1985).
y=mx +c
1 1
y=E dan x=( − )
di Di
dimana,
E : Energi penggerusan
kr : Konstanta Rittenger
Di : Diameter umpan
di : Diameter produk
m : Gradient garis
Ada 5 struktur yang terdapat pada mesin hammer mill ini, yaitu (Zulkarnain, 2014):
1. Foundation : Ini merupakan bagian paling dasar mesin yang berguna untuk
menghubungkan dan menopang seluruh bagian mesin serta bertindak sebagai tempat
hasil produksi keluar.
2. Rotor : bagian ini berfungsi sebagai penggerak utama kinerja mesin. Terdiri dari
poros utama, piringan bingkai, piringan penghancur dan landasan. Bagian ini juga
bekerja dengan kecepatan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
pemeriksaan keseimbangan setiap bagian sebelum mesin dijalankan.
3. Operating door : bagian ini berfungsi sebagai pintu untuk melihat dan memeriksa
komponen komponen yang berada di dalam mesin. Hal ini memungkinkan kita untuk
membersihkan saringan dan mengganti pisau penghancur dengan lebih mudah.
4. Casing bagian atas : bagian ini berfungsi sebagai penghubung antara bagian atas
mesin dengan bagian bawahnya. Selain itu, casing ini juga berfungsi sebagai
pengapit saringan dan memberikan ruangan produksi yang cukup bersama-sama
dengan rotor.
5. Feeding guide structure : bagian ini berfungsi sebagai pintu masuk bahan baku
produksi.
Adapun prinsip kerjanya, yaitu : bahan baku yang dimasukkan ke dalam mesin
selanjutnya akan dibawa oleh sebuah pelat ke bagian penghancuran. Setelah bahan
baku dihancurkan, lantas kemudian bahan pun akan dipotong dengan kecepatan yang
sangat tinggi sehingga menjadi tepung. Proses ini juga menimbulkan tekanan udara
di dalam akan mengalir keluar. Dengan kata lain bahan baku yang berupa tepung
akan terbang keluar melewati saringan. Bahan yang masih berukuran besar akan
diproses kembali hingga berbentuk tepung halus.
Adapun cara kerja mesin hammer mill ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Secara
umum, mesin ini berbentuk sebuah tabung besi yang memiliki poros di bagian
vertikal atau horizontal. Rotor berputar di bagian dalam mesin yang akan
menggerakkan mesin penepung. Bahan baku yang telah diproses oleh mesin akan
keluar sesuai besar ukuran yang telah dipilih melalui saringan atau plat penyaring.
Mesin hammer mill ini juga bisa digunakan sebagai mesin stone crusher sekunder
dan tersier. Karena prinsip kerjanya yang menggunakan aliran udara untuk
memisahkan partikel kecil dan besar, maka mesin ini diklaim jauh lebih murah dan
lebih hemat energy (Zulkarnain, 2014).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Reduction ratio dan energi penggerusan mengalami peningkatan seiring dengan
peningkatan ukuran diameter umpan.
2. Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Kick akibat
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.
3. Kapasitas umpan yang semakin besar dapat meningkatkan harga konstanta Rittinger akibat
energi yang dibutuhkan untuk penggerusan semakin besar.
5.2 Saran
1. Pengukuran arus pada ampermeter harus teliti.
2. Umpan yang digunakan harus dalam keadaan kering dan ukuran yang seragam.
3. Proses sieving harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi mass loss.
4. Terkait laboratorium, sebaiknya beberapa alat yang telah rusak dapat diganti. Apabila
dimungkinkan, tipe-tipe alat size reduction lainnya dapat disediakan oleh laboratorium
dengan tujuan agar pengetahuan praktikan tidak sebatas alat hammer mill saja yang
sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, S.S. 2007. Agrawal Principal Delhi Institute of Pharmaceutical Science and
Research Sector – 3. Pushp Vihar New Delhi. India.
Brown, G.G. 1979. Unit Operation. Modern Asia Edition. Hal. 20-22; 26. Mc Graw Hill Book.
Co.Ltd.Tokyo. Japan.
Coulson. J.M, et al. 2002. Chemical Engineering Particle Technology and Separation
Process 5th edition. hal 105-106 Butterworth and Heinemann Oxford. England.
Mc. Cabe, W.L. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th edition. hal 261. Tioon
Well Finishing Co. Ltd. Singapura.
Zulkarnain, Rifki. 2014. Perancangan Hammer Mill Penghancur Bongkol jagung dengan
Kapasitas 100kg/jam sebagai Pakan Ternak. Teknik Mesin, Universitas Muria Kudus.
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
2. Hasil percobaan
a. Kuat arus
Kuat arus (I)
t(s 2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
) 30 30 30
200 400 500 200 400 500 200 400 500
0 0 0
0 2,6 5,8 2,6 3,4 4,2 4,1 2,5 3,7 1,8 6 84 1,6
2 1,9 1,6 1,7 2,2 1,8 2,2 1,8 1,8 1,6 1,8 1,3 1,5
4 1,5 1,4 1,7 1,6 1,6 1,5 1,7 1,9 1,6 1,6 1,7 1,4
6 1,2 1,2 1,2 1,4 1,5 1,5 1,3 1,7 1,4 1,4 1,7 1,2
8 1,1 1,1 1,1 1,2 1,3 1,3 1,2 1,5 1,2 1,2 1,4 1,1
10 1 1,4 0,8 1,4 1,2 1,1 1,1 1,4 1,4 1,4 1,2 1
12 0,8 0,7 0,7 0,7 1,1 1,1 1 1,2 1,3 1,3 1,2 1
14 0,7 0,8 0,9 1,1 1,2 1,2 1,1 1
16 0.8 1 1,1 1,1 1 1
0,7 0,9 1,1 1,1 0,8 1
0,7 1 1,1 0,7 1
1 0,7 1
0,9 0,6 0,9
0,8
0,7
Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 265 255 277 242 225 216
2 49 40 7 8 62 47
3 79 90 85 107 91 99
4 12 20 10 22 8 24
Jumlah 405 405 379 379 386 386
Berat
Tray
2,3 cm 3,3 cm 4,3 cm
1 334 321 323 297 267 263
2 5 7 33 29 55 54
3 112 120 113 138 112 110
4 5 8 8 13 16 23
Jumlah 456 456 477 477 450 450
LEMBAR PERHITUNGAN
2. Perhitungan TAAD
X
∑ C Di2
i avg
TAAD=
Xi
∑ C D3
i avg
diameter umpan
Reduction Ratio=
TAAD
V=220√3 volt
E=V.I.t.cosθ
Dimana, cos θ = 0,81
massa(gram) diameter umpan I(Ampere) t(sekon) E praktis
6352,027
2,3 1,47 14 3
8889,134
200
3,3 1,8 16 4
12086,75
4,3 1,78 22 4
6438,449
2,3 1,49 14 4
8740,982
300
3,3 1,77 16 2
15167,08
4,3 1,89 26 6
400 6740,926
2,3 1,56 14 9
3,3 1,79 20 11049,688
4,3 1,99 26 15969,57
7
7345,881
2,3 1,7 14 9
13241,10
500
3,3 1,95 22 6
18796,81
4,3 2,03 30 5
D umpan
E=Kk log ( )
D produk
1 1
E=Kr ( − )
D produk D umpan
diameter 1/d1-
diameter produk umpan 1/di 1/Di 1/Di E praktis
0,434782 6352,0272
0,060429599 2,3 16,54818205 6 16,1134 9
0,303030 17,1902
200 8889,1344
0,057164837 3,3 17,49327118 3 4
0,232558 17,7606 12086,753
0,055576528 4,3 17,99320748 1 5 6
0,072979 13,6295 6438,4494
0,072979146 2,3 13,70254452 1 7 3
0,068952 8740,9821
300
0,068952892 3,3 14,5026549 9 14,4337 6
0,062653 15,8981 15167,085
0,062653637 4,3 15,96076548 6 1 6
0,072245 6740,9269
0,072245758 2,3 13,84164317 8 13,7694 2
0,071098 13,9938 11049,687
400
0,071098638 3,3 14,06496705 6 7 9
0,068032 14,6307 15969,576
0,068032843 4,3 14,69878313 8 5 9
0,098933 10,0088
7345,8819
0,098933818 2,3 10,1077672 8 3
0,088320 11,2340 13241,106
500
0,088320784 3,3 11,32236328 8 4 5
13,6573 18796,815
0,072832025 4,3 13,73022367 0,072832 9 5
12000 R² = 0.91
10000
8000
6000
4000
2000
0
1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9
log (Di/di)
Hubungan log(Di/di) vs energi penggerusan variabel 400 gram
18000
16000
14000 f(x) = 30816.05x - 39801.79
Energi penggerusan 12000 R² = 0.99
10000
8000
6000
4000
2000
0
1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85
log(Di/di)
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8
log (Di/di)
14000
12000
Energi penggerusan
5000
0
13.7 13.8 13.9 14 14.1 14.2 14.3 14.4 14.5 14.6 14.7
1/di-1/Di
20000
f(x) = 3019.75x - 22002.07
Energi penggerusan
15000 R² = 0.96
10000
5000
0
9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5 14
1/di-1/Di