Вы находитесь на странице: 1из 23

FISIKA KUANTUM

“Sumur Potensial Tak Berhingga


dan Sumur Potensail Berhingga”

Kelompok 2
1. Anjas Widaningtyas (A1C315021)
2. Nauval Arif Govindra (A1C3150
3. Novita Aprilani (A1C315023)
1. Partikel dalam Kotak Potensial Tak Hingga
1 Dimensi

Kita tinjau partikel bermassa m , berada dalam sumur potensial satu


dimensi dengan dinding potensial tak berhingga dan potensial
didalamnya nol, seperti pada Gambar 1.

L
Gambar 1. Partikel dalam sumur
potensial tak berhingga
0; 0 < 𝑥 < 𝑎
𝑉 𝑥 =
∞; 𝑥 ≥ 𝐿, 𝑥 ≤ 0
Oleh karena potensial di luar sumur tak berhingga maka
partikel hanya berada di dalam sumur, dan tidak dapat keluar.
Probabilitas menemukan partikel di 0 < 𝑥 < 𝑎 = 1 sedangkan
probabilitas menemukannya di 𝑥 ≥ 𝑎, 𝑥 ≤ = 0.
Pada daerah 0 < 𝑥 < 𝐿, 𝑉 𝑥 = 0 maka persamaan Schrödinger
tak bergantung waktu menjadi
ℏ2 𝑑 2 𝜓 𝑥
− + 𝑉 𝑥 𝜓 𝑥 = 𝐸𝜓 𝑥 (1.1)
2𝑚 𝑑𝑥 2

ℏ2 𝑑 2 𝜓 𝑥
− + (𝑉 − 𝐸)𝜓 𝑥 = 0
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓 𝑥
− + 0−𝐸 𝜓 𝑥 =0
2𝑚 𝑑𝑥 2
ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥)
− = 𝐸𝜓(𝑥) (1.2)
2𝑚 𝑑𝑥 2

𝑑 2 𝜓(𝑥) 2𝑚𝐸
=− 𝜓(𝑥) (1.3)
𝑑𝑥 2 ℏ2

2𝑚𝐸
Dengan mendefinisikan 𝑘 2 ≡ , dengan k adalah bilangan real
ℏ2

positif maka persamaan (1.3) menjadi


𝑑 2 𝜓(𝑥)
= −𝑘 2 𝜓(𝑥)
𝑑𝑥 2

𝑑 2 𝜓(𝑥)
+ 𝑘 2 𝜓(𝑥) = 0 (1.4)
𝑑𝑥 2

Persamaan (1.4) adalah persamaan diferensial orde dua dengan


akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah
𝜓 𝑥 = 𝐴𝑒 −𝑖𝑘𝑥 + 𝐵𝑒 𝑖𝑘𝑥 (1.5)
Dalam hal ini nilai k memiliki 2 kemungkinan, yaitu

2𝑚𝐸 2𝑚𝐸
𝑘1 = dan 𝑘2 = −
ħ2 ħ2

2𝑚𝐸
atau 𝑘1,2 = ± ħ2

Maka
𝛹(𝑥) = 𝑒 𝑘𝑥
𝛹(𝑥) = 𝐴𝑒 𝑖𝑘1𝑥 + B𝑒 −𝑖𝑘2𝑥
2𝑚𝐸 2𝑚𝐸
𝑖 𝑥 −𝑖 𝑥
𝛹(𝑥) = A𝑒 ħ2 + B𝑒 ħ2

𝛹(𝑥) = A (cos 𝑘𝑥 + i sin 𝑘𝑥) + B(cos 𝑘𝑥 – i sin 𝑘𝑥)


𝛹(𝑥) = A cos 𝑘𝑥 + B i sin 𝑘𝑥 + B cos 𝑘𝑥 – B i sin 𝑘𝑥
𝛹(𝑥) = (A + B ) cos 𝑘𝑥 + i (A – B ) sin 𝑘𝑥
𝛹 𝑥 = C cos 𝑘𝑥 + D sin 𝑘𝑥 (1.6)
Dengan menerapkan syarat batas 𝑥 = 0 → 𝜓 0 = 0 maka
𝛹 𝑥 = C cos 𝑘𝑥 + D sin 𝑘𝑥
𝛹 0 = C cos 𝑘(0) + D sin 𝑘(0)
𝐶+0=0
𝐶=0 (1.7)
Kemudian menerapkan syarat batas pada dinding sumur yang
lainnya, 𝑥 = 𝐿 → 𝜓(𝐿) = 0
𝛹 𝑥 = C cos 𝑘𝐿 + D sin 𝑘𝐿
Karena telah kita dapatkan bahwa 𝐶 = 0, maka
𝛹 𝑥 = C cos 𝑘𝐿 + D sin 𝑘𝐿
𝛹 0 = (0) cos 𝑘𝐿 + D sin 𝑘𝐿
D sin 𝑘𝐿 = 0 (1.8)
sin 𝐾𝐿 = sin 𝑛𝜋
𝐾𝐿 = 𝑛𝜋
𝑛𝜋
𝐾= dengan 𝑘 = 1, 2, 3, … (1.9)
𝐿
2𝑚𝐸
Dengan mensubtitusikan k2 = ke persamaan (1.9), diperoleh
ℏ2

2𝑚𝐸
𝑘=

𝑛𝜋
𝐾=
𝐿

2𝑚𝐸 𝑛𝜋
=
ℏ 𝐿

2𝑚𝐸 𝑛2 𝜋 2
= 2
ℏ2 𝐿
2𝑚𝐸𝐿 = 𝑛2 𝜋 2 ℏ2
𝑛2 𝜋2 ℏ2
𝐸= (1.10)
2𝑚𝐿

Ternyata energi E dari partikel dalam sumur berbentuk diskrit dan


bertingkat-tingkat, bukan continue seperti energi pada partikel klasik.
Selain itu, energi terendah yang dapat dimiliki partikel juga tidak nol.
Energi untuk n= 1 disebut energi pada keadaan dasar (ground state)
sedangkan energi untuk n = 2, 3, 4, dan seterusnya disebut energi pada
keadaan tereksitasi (excited states).
Pemecahan bagi 𝛹 𝑥 belum lengkap, karena kita belum menetukan tetapan
D. Untuk menentukannya menggunakan persyratan normalisasi
∞ 2
−∞
𝜓 𝑥 𝑑𝑥 = 1

∞ 2
𝑛𝜋𝑥
𝐷 sin 𝑑𝑥 = 1
−∞ 𝐿

𝐿
𝑛𝜋𝑥
𝐷2 sin2 𝑑𝑥 = 1
0 𝐿
𝐿 2 𝑛𝜋𝑥 𝑛𝜋𝑥
𝐷2 0
sin 𝑑𝑥 = 1 Misal 𝜃 =
𝐿 𝐿

𝐿 1−cos 2𝜃
𝐷2 0
sin2 𝜃 𝑑𝑥 = 1, dimana sin2 𝜃 = 2

𝐿
1 − cos 2𝜃
𝐷2 𝑑𝑥 = 1
0 2
𝐿
𝐷2
1= 1 − cos 2𝜃 𝑑𝑥
2 0

𝐿 𝐿
𝐷2
1= 1 𝑑𝑥 − cos 2𝜃 𝑑𝑥
2 0 0

𝐿 𝐿
𝐷2 𝑛𝜋𝑥
1= 1 𝑑𝑥 − cos 2
2 0 0 𝐿

𝐿
𝐷2 𝐿 2𝑛𝜋𝑥
1= 𝑥− 𝑠𝑖𝑛
2 2𝑛𝜋 𝐿 0

𝐿
𝐷2 =1→𝐷= 2/𝐿
2
Dengan demikian, 𝛹 𝑥 fungsi ternormalisasinya adalah
𝑛𝜋𝑥
𝛹 𝑥 = 2/𝐿 𝑠𝑖𝑛 (1.11)
𝐿
Tampak bahwa persamaan Schrödinger tak bergantung waktu
menghasilkan sekumpulan solusi, ψ 𝑥 untuk 𝑛 = 1, 2, 3, … beberapa
diantaranya
𝜋
𝜓1 𝑥 = 2/𝑎 sin 𝑎
𝑥 (11)
2𝜋
𝜓2 𝑥 = 2/𝑎 sin 𝑎
𝑥 (12)
3𝜋
𝜓3 𝑥 = 2/𝑎 sin 𝑎
𝑥 (13)
4𝜋
𝜓4 𝑥 = 2/𝑎 sin 𝑎
𝑥 (14)
Sedangkan grafik dari beberapa fungsi 𝜓𝑛 (x) diberikan pada
gambar 2.

Gambar 2. Grafik beberapa fungsi 𝜓𝑛 𝑥


2. Partikel dalam sumur potensial berhingga
Misalkan elektron terperangkap dalam sumur potensial terhingga
seperti:
0; −𝑎 < 𝑥 < 𝑎
𝑉 𝑥 =
𝑉0 ; 𝑥 ≥ 𝑎, 𝑥 < −𝑎
Jika energi 𝐸 < 𝑉0 secara klasik elektron tak dapat keluar daerah
itu. Tetapi secara kuantum, karena potensial itu terhingga elektron
masih berpeluang berada diluar daerah −𝑎 < 𝑥 < 𝑎. Syarat batasnya
dapat dinyatakan 𝜓 ±∞ = 0

Persamaan Schrödinger untuk daerah −𝑎 < 𝑥 < 𝑎 adalah:

ℏ2 𝑑 2 𝜓
− + 𝑉𝜓 = 𝐸𝜓 (1)
2𝑚 𝑑𝑥 2
Dimana 𝑉 = 0, maka:

ℏ2 𝑑 2 𝜓 𝑥
− + 𝑉 𝑥 𝜓 𝑥 = 𝐸𝜓 𝑥
2𝑚 𝑑𝑥 2

ℏ2 𝑑2 𝜓 𝑥
− + 𝑉−𝐸 𝜓 𝑥 =0
2𝑚 𝑑𝑥 2

ℏ2 𝑑2 𝜓 𝑥
− + 0−𝐸 𝜓 𝑥 = 0
2𝑚 𝑑𝑥 2

ℏ2 𝑑 2 𝜓(𝑥)
− = 𝐸𝜓(𝑥)
2𝑚 𝑑𝑥 2

𝑑2 𝜓(𝑥) 2𝑚𝐸
= − 𝜓(𝑥)
𝑑𝑥 2 ℏ2

𝑑2 ψ 2𝑚
+ 𝐸𝜓 =0
𝑑𝑥 2 ℏ2

2𝑚𝐸
Dengan: = 𝑘2 (2)
ℏ2

𝑑2 𝜓
2
+ 𝑘2𝜓 = 0
𝑑𝑥
Solusi Persamaan (2):

𝜓 𝑥 = cos 𝑘𝑥 dan 𝜓 𝑥 = sin 𝑘𝑥 (3)

Untuk daerah 𝑥 ≥ 𝑎, persamaan Schrödinger (1) menjadi:

ℏ𝟐 𝒅𝟐 𝝍
− + 𝑽𝝍 = 𝑬𝝍
𝟐𝒎 𝒅𝒙𝟐
Dimana 𝑉 𝑥 = 𝑉0 dan 𝑉0 > 𝐸, sehingga:

ℏ𝟐 𝒅𝟐 𝝍
− + 𝑽𝒐 𝝍 = 𝑬𝝍
𝟐𝒎 𝒅𝒙𝟐

ℏ𝟐 𝒅𝟐 𝝍
− + 𝑽𝒐 − 𝑬 𝝍 = 𝟎
𝟐𝒎 𝒅𝒙𝟐

ℏ𝟐 𝒅𝟐 𝝍
− = − 𝑽𝒐 − 𝑬 𝝍
𝟐𝒎 𝒅𝒙𝟐

𝒅𝟐 𝝍 𝟐𝒎
= − − 𝑽𝒐 − 𝑬 𝝍
𝒅𝒙𝟐 ℏ𝟐

𝒅𝟐 𝝍 𝟐𝒎
= 𝟐 𝑽𝒐 − 𝑬
𝒅𝒙𝟐 ℏ

𝒅𝟐 𝝍 𝟐𝒎
− 𝟐 (𝑽𝒐 − 𝑬)𝝍 = 𝟎
𝒅𝒙𝟐 ℏ
Jika diasumsikan energi elektron 𝐸 < 𝑉0 maka 𝜓 𝑥 merupakan fungsi eksponensial
yang menurun dan menuju nol di 𝑥 = ∞
Untuk 𝑥 ≥ 𝑎.

2𝑚
𝜓 𝑥 = 𝐶𝑒 −𝐾 𝑥 dengan: 𝐾2 = 𝑉𝑜 − 𝐸 (4)
ℏ2

Agar 𝜓 𝑥 kontiniu untuk semua harga 𝑥, persamaan (3) dan (4)


beserta turunannya di 𝑥 = ±𝑎 harus sama. Sehingga diperoleh:

Untuk  cos 𝑘𝑥 = 𝐶𝑒 −𝐾 𝑥

cos 𝑘𝑎 = 𝐶𝑒 −𝐾 𝑎 (5)

𝜕 𝜕
cos 𝑘𝑎 = 𝐶𝑒 −𝐾𝑎
𝜕𝑎 𝜕𝑎
−𝑘 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑎 = −𝐾𝐶𝑒 −𝐾𝑎 (6)
Persamaan (6) dibagi dengan persamaan (5) sehingga menjadi:

𝑘 sin 𝑘𝑎 𝐾𝐶𝑒 −𝐾𝑎


=
cos 𝑘𝑎 𝐶𝑒 −𝐾𝑎
−𝑘 𝑡𝑔 𝑘𝑎 = −𝐾  (kedua ruas dikalikan a)

𝑘𝑎 𝑡𝑔 𝑘𝑎 = 𝐾𝑎 (7)

Untuk  sin 𝑘𝑥 = 𝐶𝑒 −𝐾 𝑥

sin 𝑘𝑎 = 𝐶𝑒 −𝐾𝑎 (8)

𝜕 𝜕
sin 𝑘𝑎 = C𝑒 −𝐾𝑎
𝜕𝑎 𝜕𝑎

𝑘 cos 𝑘𝑎 = −𝐾𝐶 𝑒 −𝐾𝑎 (9)


Persamaan (9) dibagi dengan persamaan (8) sehingga menjadi:

𝑘 cos 𝑘𝑎 𝐾𝐶𝑒 −𝐾𝑎


=
sin 𝑘𝑎 𝐶𝑒 −𝐾𝑎
𝑘 𝑐𝑡𝑔 𝑘𝑎 = −𝐾  (kedua ruas dikalikan a)

𝑘𝑎 𝑐𝑡𝑔 𝑘𝑎 = −𝐾𝑎 (10)


Tinjau kembali persamaan (2) dan (4) yang mempunyai
persamaan seperti berikut:

2𝑚𝐸 2𝑚
𝑘2 = , 𝐾2 = (𝑉𝑜 − 𝐸)
ℏ2 ℎ2

Sehingga,

2 2 2𝑚𝐸 2𝑚
𝑘𝑎 + 𝐾𝑎 = 𝑎2 + 𝑉𝑜 − 𝐸 𝑎2
ℏ2 ℎ2

2𝑚
= 𝑎2 𝐸 + 𝑉0 − 𝐸
ℏ2

2𝑚
= 𝑉𝑜 𝑎2 (11)
ℏ2
Ketiga persamaan (7), (10), dan (11) digambarkan dalam
Gambar 2. Perpotongan lingkaran (𝑉0 tertentu) dengan garis-
garis 𝑡𝑔 𝑘𝑎 dan 𝑐𝑡𝑔 𝑘𝑎 memberikan harga-harga 𝑘 untuk 𝑉0
tersebut.

Gambar 2. Grafik untuk menentukan harga k


Harga-harga 𝑘 itu ditandai dengan bilangan kuantum 𝑛 =
0, 2, 4, … untuk perpotongan dengan 𝑡𝑔 𝑘𝑎 dan 𝑛=
1, 3, 5, … untuk perpotongan daerah 𝑐𝑡𝑔 𝑘𝑎 . Selanjutnya
dengan persamaan (2) diperoleh harga-harga energi:

ℏ 2 𝑘𝑛 2
𝐸𝑛 = ;𝑛 = 0,1,2, … (12)
2𝑚

Terlihat dalam Gambar 2 bahwa jumlah tingkat energi sangat


bergantung pada harga 𝑉𝑜 𝑎2 ;

Вам также может понравиться