Вы находитесь на странице: 1из 38

ANALISIS ARTIKEL JURNAL NASIONAL #1

I. Judul Proposal Penulis

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP


MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP”

II. Identitas Artikel

1. Judul : Penerapan Levels of Inquiry Untuk Meningkatkan


Literasi Sains Siswa SMP Tema Limbah Dan Upaya
Penanggulangannya
2. Jurnal : EDUSAINS
3. Website Jurnal : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
4. Akreditasi : EDUSAINS had accredited by Ministry of Research,
Technology and Higher Education Republic of
Indonesia No. 48a/KPT/2017
5. Penulis : Ida Nur Fatmawati, Setiya Utari
6. Tahun : 2015
7. Nomer ISSN : p-ISSN 1979-7281, e-ISSN 2443-1281
8. Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/119552-EN-
implementation-of-levels-of-inquiry-on-s.pdf
III. Hasil Analisis

A. ANALISIS PENDAHULUAN
1. Permasalahan Terdapat beberapa temuan masalah yang diungkapkan peneliti pada latar
Pada Latar belakangnya yaitu sebagai berikut:
Belakang a) Literasi sains dalam pembelajaran IPA belum terfasilitasi dengan baik
yaitu yang diungkapkan oleh peneliti melalui hasil observasinya.
b) Kesempatan siswa dalam melakukan proses pembelajaran seperti
mengobservasi, mengidentifikasi, serta membuat/memprediksi fenomena
ilmiah sangat minim dilakukan di sekolah.
c) Minimnya pelaksanaan eksperimen yang dilakukan siswa menyebabkan
siswa kurang mampu dalam melakukan penyelidikan-penyelidikan
ilmiah, sehingga siswa hanya melakukan penekanan terhadap mengingat
suatu materi yang telah diberikan guru. Hal ini didukung dari wawancara
terhadap guru IPA yang dilakukan oleh peneliti dalam tulisannya.

1
d) Guru juga mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran, seperti
kurangnya memberikan bimbingan terhadap siswa untuk menyimpulkan
akhir kegiatan pembelajaran dengan fakta dan data yang diperoleh.
Sehingga mempengaruhi siswa menjadi kurang konstruktif dalam
membangun pikirannya.
Beberapa permasalahan tersebut merupakan masalah dari temuan hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMP Negeri Kota
Cimahi.
2. Rumusan Berdasarkan ungkapan permasalahan yang ditulis peneliti, maka rumusan
Masalah masalah pada penelitian ini yaitu “apakah literasi sains di SMP Negeri Kota
Cimahi dapat meningkat setelah dilakukan pembelajaran IPA menggunakan
model Levels of Inquiry?”
3. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini yaitu “untuk mengetahui peningkatan literasi
Penelitian sains siswa SMP setelah diterapkan Levels of Inquiry.”
4. Brand Teori utama dari penelitian pada artikel ini merupakan teori pembelajaran
Teori/Teori inkuiri, yang mana teori pembelajaran inkuiri memiliki banyak jenisnya yang
Utama salah satunya adalah Levels of Inquiry.
5. Alasan Model yang dipilih sebagai solusi dalam penelitian ini yaitu Levels of Inquiry
Penggunaan dengan alasan bahwa melalui tahapan dari model ini siswa mampu
Model Sebagai menyatakan suatu fakta dan menjelaskan fenomena secara ilmiah (tahap
Solusi discovery learning), menjelaskan fenomena lmiah, mengevaluasi dan
Permasalahan merancang penelitian ilmiah (tahap inquiry lesson), dan terakhir, siswa
mampu menginterpretasikan data dan bukti ilmiah (tahap inquiry laboratory).
Tahapan-tahapan tersebut, sejalan dengan aspek kompetensi pencapaian
literasi sains siswa yang dikemukakan oleh OECD, yaitu siswa mampu
menjelaskan fenomena ilmiah, mengevaluasi dan merancang penelitian
ilmiah, dan menginterpretasikan data dan bukti ilmiah.

B. ANALISIS METODE PENELITIAN


6. Jenis Penelitian ini berjenis penelitian preexperimental.
Penelitian
7. Design Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design,
Penelitian yaitu digambarkan sebagai berikut:

2
Ket :
O1 = Pretest
O2 = Posttest
X = Perlakuan (levels of inquiry)
8. Sampel Sampel penelitian ini berjumlah 32 siswa kelas VII SMP Negeri Kota Cimahi
dengan teknik nonrandom sampling. Jumlah kelas yang diteliti hanya terdiri
dari satu kelas.
9. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP di salah satu
SMP di kota Cimahi.
10. Variabel a) Variabel terikat : literasi sains siswa
Penelitian b) Variabel kontrol : model pembelajaran Levels of Inquiry
11. Teknik Peneliti melakukan pengumpulan data melalui beberapa teknik yaitu pertama,
Pengumpulan dengan melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh gambaran
Data permasalahan di lapangan. Hal ini dituliskan pada latar belakang. Kedua,
menggunakan instrumen tes pilihan untuk mendapatkan hasil literasi sains
siswa. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan
sesudah perlakuan (posttest).
12. Instrumen Instrumen yang digunakan peneliti untuk kemampuan literasi sains adalah tes
Yang pilihan ganda berupa data literasi sains siswa. Tes berjumlah 30 soal dengan
Digunakan empat pilihan jawaban yang mengacu pada kompetensi literasi sains
berdasarkan framework PISA 2015.
13. Uji Analisis Teknik analisis data ini melalui beberapa uji analisis sebagai berikut:
a) Uji Normalitas Dan Homogenitas
Skor pretes dan postes diuji normalitasnya menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test pada SPSS 16 for windows. Program ini
digunakan untuk mengetahui data skor pretes dan postes berdistribusi
normal atau tidak normal. Sedangkan uji homogenitas menggunakan uji
Levene Test (Test of Homogeneity of Variences) dengan menggunakan
program SPSS 16 for windows.
b) Uji Paired-Samples t-Test
Uji Paired Sampels t-test menggunakan SPSS 16 digunakan untuk
mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata skor pretes dan
postes setelah penerapan Levels of Inquiry.
c) Effect Size
Perhitungan Effect Size dimaksudkan untuk mengetahui besarnya

3
pengaruh Levels of Inquiry terhadap peningkatan literasi sains siswa.
Adapun kriteria Effect Size yaitu:

C. ANALISIS ISI ARTIKEL


14. Hasil Analisis Hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Penelitian a) Rata-rata persentase pretest siswa adalah 49,68 % sedangkan rata-rata
persentase posttest siswa adalah 61,88 %. Adapun besar peningkatan
literasi sains siswa adalah sebesar 12,2 %.
b) Dari hasil uji normalitas, dinyatakan bahwa data pretest dan postest
literasi sains siswa berdistribusi normal, karena nilai signifikansi kedua
kelas >0,05. Yaitu signifikansi nilai pretest sebesar 0,806, sedangkan nilai
postest sebesar 0,149.
c) Dari hasil uji homogenitas, dinyatakan bahwa varians data adalah
homogen, yaitu nilai signifikansi data pretest dan posttest sebesar 0,825
(sig.>0,05).
d) Hasil Uji Paired t-test diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai
taraf signifikansi ini menunjukan nilai yang lebih kecil dari 0,05 yang
berarti bahwa, pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 0,05) terdapat
perbedaan rata-rata pretes dan postes yang signifikan setelah diterapkan
pembelajaran Levels of Inquiry.
e) Berdasarkan hasil pengolahan data Effect Size dinyatakan bahwa bahwa
penerapan Levels of Inquiry memiliki pengaruh yang besar dalam
meningkatkan literasi sains siswa, yaitu dengan diperoleh nilai effect size
sebesar 0,9 dengan kategori besar (large).
15. Analisis Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Pembahasan pembelajaran IPA menggunakan Levels of Inquiry dapat meningkatkan
Penelitian literasi sains siswa, khsusnya pada domain kompetensi dan kognitif. Hal ini
mendukung pernyataan-pernyataan beberapa teori dan penelitian lain yang
diungkapkan peneliti pada artikel tersebut, yaitu peneliti menyebutkan

4
Gormally, et all, (2009) dan Dewey (1904) . Kemampuan siswa terhadap
literasi sains tersebut terlihat dalam proses penerapan tahapan model ini,
yaitu selama penerapan Levels of Inquiry, melalui tahap discovery learning
siswa diberikan kesempatan untuk mengobservasi dan menjelaskan fenomena
ilmiah, melalui tahap interactive demonstration siswa diberikan kesempatan
untuk mengidentifikasi variabel-variabel penelitian, melalui tahap inquiry
lesson siswa diberikan kesempatan untuk mengevaluasi dan merancang
penyelidikan ilmiah, melalui tahap inquiry lab siswa diberikan kesempatan
untuk menginterpretasikan data dan bukti ilmiah melalui hasil
penyelidikannya. Sehingga penerapan Levels of Inquiry banyak melibatkan
aktivitas siswa, siswa tidak lagi sebagai subjek pasif melainkan siswa belajar
secara bermakna (meaningful learning).
16. Analisis Pada bagian penutup, peneliti menuliskan kesimpulannya yaitu Levels of
Kesimpulan Inquiry dapat meningkatkan literasi sains siswa berdasarkan hasil penelitian
dan Saran yang telah dilakukan. Sehingga hipotesis peneliti tentang Levels of Inquiry
dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap literasi sains dapat diterima.
Kemudian peneliti juga menyampaikan saran bahwa untuk penelitian
berikutnya agar dapat mengatur waktu pembelajaran pada setiap tahapannya.
17. Analisis Beberapa kelebihan yang ada pada artikel ini yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dan a) Uraian fakta di lapangan mengenai rendahnya literasi sains tidak hanya
Kekurangan menggunakan data dari hasil PISA saja, tetapi peneliti juga melakukan
Artikel secara empiris melalui metode observasi dan wawancara pada sekolah
yang diteliti. Sehingga kesenjangan yang terjadi, menjadi lebih kuat
dalam upaya perlu adanya solusi untuk memperbaiki permasalahan
kesenjangan tersebut. Yaitu peneliti menawarkan solusi mengatasi
rendahnya literasi sains dengan penerapan Levels of Inquiry.
b) Kecukupan teori terhadap variabel bebas dan variabel terikat sudah
dijelaskan dengan ringkas, jelas dan padat. Yaitu variabel terikatnya
adalah literasi sains. Peneliti telah mendefinisikan yang dimaksud dengan
literasi sains berdasarkan kutipan dari beberapa ahli atau sumber dan
memaparkan karakteristik seseorang yang berliterasi sains itu seperti apa,
yaitu peneliti menjelaskan melalui literasi sains dari OECD 2013.
Sedangkan untuk variabel bebasnya yaitu Levels of Inquiry, peneliti juga

5
sudah memberikan definisi yang jelas dan memberikan tahapan-tahapan
untuk melaksanakan Levels of Inquiry.
c) Peneliti menjelaskan dengan jelas maksud dari tujuannya menggunakan
metode nonrandom sampling dan teknik purpose sampling dengan
menggunakan satu kelas saja tanpa adanya kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Sehingga pembaca mengetahui secara pasti alasan dari
penelitian tersebut. Serta kesesuaian antara sample yang dipilih relevan
dengan tujuan penelitian menggunakan tema limbah dan
penanggulangannya dengan mencari kelas yang diajarkan pada kurikulum
2013.
d) Pada bagian abstrak, telah terpenuhi informasi minimal yang harus ada.
Yaitu asbrak pada artikel ini telah memuat diantaranya tujuan penelitian,
jenis penelitian, metode penelitian, desain penelitian, analisis data, jumlah
sampel penelitian, hasil penelitian dan lokasi penelitian.
e) Peneliti memberikan beberapa kajian-kajian yang relevan dalam
mendukung penelitiannya. Misalnya peneliti menyampaikan bahwa
literasi sains itu penting dimiliki oleh siswa dan hal ini disampaikan
dengan dukungan dari beberapa sumber lain yang menyatakan hal yang
sama pula dengan peneliti. Selain itu pada hasil penelitiannya yang
menyatakan bahwa Levels of Inquiry mampu meningkatkan literasi sains
siswa, juga diberikan kajian relevan dari penelitian lain yang memberikan
pendapat yang senada pula dengan peneliti.
Sedangkan, beberapa kelemahan pada artikel ini yaitu sebagai berikut:

a) Pada judul peneliti menyatakan bahwa tema penelitiannya adalah tentang


limbang dan penanggulangannya. Namun, pada uraian pendahuluan tidak
dijelaskan alasan dipilihnya tema tersebut sebagai tema penelitiannya.
b) Peneliti kurang menampilkan sintak pembelajaran dalam menerapkan
Levels of Inquiry. Sehingga pembaca kurang mengetahui berapa waktu
yang diperlukan dalam melakukan penerapan tersebut apakah sudah tepat
atau belum, karena pada artikel, peneliti menyampaikan bahwa penelitian
dilakukan hanya sebanyak tiga kali pertemuan.
c) Pada penulisan artikel masih teradapat beberapa kata yang salah dalam

6
pengetikan serta penggunaan tanda baca yang kurang tepat.
d) Pada tabel 2 dan tabel 3 merupakan suatu hasil dari penelitian, tetapi
peneliti menyajikannya pada kajian pembahasan, yang mana seharusnya
disajikan atau ditempatkan pada kajian hasil penelitian.
e) Kurangnya konsistensi antara penulisan pretest dan posttest yang
digunakan dalam bahasa asing atau bahasa Indonesia. Karena pada awal
penulisan kata pretest dan postest ditulis dengan bahasa asing dan cetak
miring, sedangkan pada beberapa bagian dalam penjelasan berikutnya ada
yang ditulis dengan bahasa Indonesia dan tegak.
f) Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu kelas saja, sehingga
penulis merasa ada sedikit keraguan ketepatan bahwa Levels of Inquiry
meningkatkan literasi sains siswa dengan baik. Karena penelitian ini tidak
memiliki kelas pembanding untuk menguji apakah Levels of Inquiry
merupakan model yang lebih baik dari model atau metode yang biasanya
dilakukan oleh guru setempat.
18. Komentar Dalam penulisan proposal penulis yang telah disampaikan judul proposal
Artikel sebagai pada bagian atas analisis artikel ini, maka beberapa bagian dari artikel ini
Penunjang lebih banyak dimanfaatkan penulis pada bagian kajian teori dan teknik
Proposal analisis data. Pada metode penelitian yang ditulis oleh peneliti pada
penelitiannya memiliki perbedaan dengan metode penelitian yang ada pada
proposal yang ditulis oleh penulis. Yaitu penulis menggunakan dua kelompok
(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) dan teknik pengambilan
sampel penulis menggunakan class random sampling.
ANALISIS ARTIKEL JURNAL NASIONAL #2

I. Judul Proposal Penulis

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP


MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP”

II. Identitas Artikel

1. Judul : Peningkatan Domain Kompetensi dan Pengetahuan Siswa Melalui


Penerapan Levels of Inquiry dalam Pembelajaran IPA Terpadu

7
2. Jurnal : EDUSAINS
3. Website Jurnal : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
4. Akreditasi : EDUSAINS had accredited by Ministry of Research, Technology
and Higher Education Republic of Indonesia No. 48a/KPT/2017
5. Penulis : Puspo Rohmi
6. Tahun : 2017
7. Nomer ISSN : p-ISSN 1979-7281 e-ISSN 2443-1281
8. Sumber : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/download/197
9/pdf
III. Hasil Analisis

A. ANALISIS PENDAHULUAN
1. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan oleh peneliti, maka
Pada Latar dapat temukan beberapa permasalahan yang mendasari penelitian tersebut
Belakang yaitu:
a) Peneliti mengemukakan bahwa literasi sains sangat penting untuk dimiliki
setiap peserta didik demi kemajuan intelektual dalam menghadapi
tantangan kehidupan dunia nyata. Hal ini diungkapkannya dengan
beberapa dukungan oleh para ahli lain seperti Wenning, Paul DeHard Hurd
dan juga oleh OECD.
b) Peneliti mengemukakan disamping pentingnya literasi sains yang sudah
diakui oleh semua pendidik, namun kemampuan literasi sains siswa belum
dilatihkan dengan baik pada pembelajaran.
c) Rendahnya literasi sains siswa Indonesia juga ditunjukkan melalui
penilaian tes PISA tahun 2015 yaitu mendapat rata-rata pencapaian skor
literasi sains siswa masih dalam rentang skor 382 – 395, jauh di bawah
skor rata-rata pencapaian literasi sains PISA yaitu 500.
d) Pembelajaran inkuiri yang diterapkan guru-guru sains seringkali gagal
dalam melatihkan inkuiri kepada siswa karena inkuiri digunakan tanpa
diiringi pertimbangan mengenai tingkat intelektual siswa dan bagaimana
sains diajarkan. Kurangnya pemahaman guru terhadap penggunaan inkuiri
ilmiah dalam pembelajaran berdampak pada kurang berkembangnya
kemampuan literasi sains siswa.
e) Sehingga peneliti menyampaikan bahwa proses pembelajaran di sekolah
merupakan salah satu faktor sangat berpengaruh terhadap pencapaian

8
literasi sains siswa, maka dari itu perlu adanya penanggulangan.
2. Rumusan Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tidak secara eksplisit
Masalah menyampaikan rumusan masalahnya, sehingga rumusan masalah yang dapat
disimpulkan yaitu “apakah model pembelajaran LOI dapat meningkatkan
domain kompetensi dan pengetahuan siswa pada topik materi Pencemaran
Lingkungan dengan empat tahapan LOI?”
3. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan domain
Penelitian kompetensi dan pengetahuan siswa setelah diterapkannya Levels of Inquiry
pada pembelajaran IPA tema Pencemaran Lingkungan.
4. Grand Model pembelajaran yang digunakan peneliti adalah LOI (Levels of Inquiry)
Theori/Teori merupakan bagian dari pembelajaran Inkuiri. Sehingga yang menjadi grand
Utama theory pada penelitian tersebut adalah pembelajaran Inquiri.
5. Alasan Model pembelajaran LOI menjadi solusi dalam permasalahan yang
Penggunaan diungkapkan peneliti dalam latar belakang tersebut karena dengan
Model Sebagai menggunakan tahapan dan rangkaian atau urutan Levels of Inquiry, guru dapat
Solusi menerapkan latihan inkuiri dalam kelas sains dengan melatihkan kemampuan
Permasalahan intelektual yang berbeda. Dengan demikian, guru membantu siswa
mempelajari keterampilan inkuiri dengan memperagakan secara berturut-turut
bentuk inkuiri kearah yang lebih kompleks.
Selain itu, sasaran penelitian ini adalah kepada siswa SMP sehingga dengan
mempertimbangkan tingkat intelektual dan karakteristik subjek penelitian,
maka dari enam tahapan Levels of Inquiry, peneliti hanya menggunakan empat
tahapan saja yang diterapkan dalam pembelajaran Pencemaran Lingkungan.
Tahapan Levels of Inquiry yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi
discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson, dan guided
inquiry lab.
B. ANALISIS METODE PENELITIAN
6. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu dengan metode pre-
experimental. Metode ini merupakan metode eksperimen, namun tidak
menggunakan kelompok kontrol ataupun kelompok pembanding.
7. Design Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design.
Penelitian Perlakuan hanya difokuskan pada satu kelompok dan tidak sampai pada
pengujian efektivitas perbandingan dengan model pembelajaran lain.
8. Sampel Sampel yang digunakan peneliti berjumlah 32 siswa kelas VII Semester genap
di salah satu SMP swasta di kabupaten Bandung. Peneliti tidak menyampaikan

9
nama sekolah dan teknik pengambilan sampelnya.
9. Populasi Populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII di di salah satu SMP swasta di
kabupaten Bandung.
10. Variabel a) Variabel bebas : model pembelajaran LOI
Penelitian b) Variabel terikat : domain kompetensi dan pengetahuan siswa
11. Teknik Peneliti mengumpulkan data domain kompetensi dan pengetahuan siswa
Pengumpulan melalui pretest, memberikan perlakuan berupa penerapan Levels of Inquiry
Data pada pembelajaran tema Pencemaran Lingkungan, dan kemudian
mengumpulkan data posttest dengan pengukuran yang sama. Hasil pretest dan
posttest kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh mana
penerapan Levels of Inquiry mampu meningkatkan domain kompetensi dan
pengetahuan siswa.
12. Instrumen Instrument yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrument tes literasi
Yang sains dengan jumlah soal yang digunakan adalah 33 butir soal pilihan ganda
Digunakan yang digunakan untuk mengukur domain kompetensi dan pengetahuan siswa
pada pretest dan posttest, lembar observasi yang berisi pernyataan-pernyataan
tentang aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, dan angket dengan skala
Guttman untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa mengenai penerapan
Levels of Inquiry dalam pembelajaran IPA terpadu.
13. Uji Analisis a) Perhitungan N-gain ternomalisasi
b) Uji Analisis Wilxocon Signed Ranks Test.
C. ANALISIS ISI ARTIKEL
14. Hasil Analisis Berikut adalah hasil penelitian yaitu:
Penelitian a) Hasil domain kompetensi literasi sains

Berdasarnya grafik pada gambar 1 tersebut, terdapat perbedaan positif yang


signifikant hasil pretest dan postest setelah diterapkannya LOI. Berikut
adalah penjelasannya:

10
1) Terdapat <g> menjelaskan ilmiah sebesar 0,84 termasuk kategori
tinggi.
2) Terdapat <g> mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah
sebesar 0,67 termasuk kategori sedang.
3) Terdapat <g> menginterpretasikan data dan bukti ilmiah sebesar 0,42
termasuk kategori sedang.

b) Hasil pengetahuan sains siswa

Berdasarnya grafik pada gambar 2 tersebut, terdapat perbedaan positif yang


signifikant hasil pretest dan postest setelah diterapkannya LOI. Berikut
adalah penjelasannya:
1) Terdapat <g> pengetahuan konten sebesar 0,54 termasuk kategori
sedang.
2) Terdapat <g> pengetahuan prosedural sebesar 0,31 termasuk kategori
sedang.
3) Terdapat <g> pengetahuan epistemik sebesar 0,21 termasuk kategori
rendah.

11
15. Analisis Peneliti melalui analisis uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed
Pembahasan Ranks Test dengan taraf kepercayaan 95% (α=0.05) maka berdasarkan hasil
Penelitian yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat siginifikansi domain kompetensi
siswa setelah diberikan LOI lebih besar sebelum diberikan LOI. Begitupula
terhadap pengetahuan sains siswa memiliki signitifikansi yang lebih besar
dibandingan siswa yang tidak diberikan LOI. Namun dari masing-masing
varibael terikat tersebut tidak keseluruhan indikator memiliki peningkatan
yang sama. Pada domain kompetensi, peningkatan terbesar terdapat pada
menjelaskan fenomena ilmiah. Peningkatan yang tinggi pada domain
kompetensi ini dapat terjadi karena tahapan-tahapan Levels of Inquiry yang
diterapkan dalam pembelajaran banyak memfasilitasi siswa untuk dapat
menjelaskan fenomena secara ilmiah.
Sedangkan mengapa pada domain kompetensi mengevaluasi dan
merancang penyelidikan ilmiah nilai yang didapatkan siswa masih rendah
karena peneliti mengungkapkan “penerapan Levels of Inquiry untuk
melatihkan kompetensi dan pengetahuan tersebut masih terbatas, dimana
pada penelitian ini hanya dilakukan selama tiga kali pertemuan. Oleh karena
itu, kegiatan-kegiatan seperti menentukan variabel dan merancang percobaan
harus terus dilatihkan kepada siswa sehingga siswa menjadi terbiasa dalam
menggunakan pengetahuan proseduralnya dan kompetensi yang dimiliki
siswa dapat terus meningkat.” Begitupula terhadap domain kompetensi yang
ketiga mendapatkan nilai terendah, peneliti menjelaskan “Kurang
maksimalnya peningkatan skor siswa pada domain kompetensi
menginterpretasikan data dan bukti ilmiah pada penelitian ini dapat terkait
dengan keterlaksanaan penerapan pembelajaran dalam penelitian ini”.
Adapun penjelasan terhadap hasil pengetahuan sains siswa yang
disampaikan penulis dalam pembahasannya, yaitu dapat dirangkup seperti
berikut: Domain pengetahuan konten mengalami peningkatan tertinggi. Hal ini
dapat terjadi karena soal yang dikembangkan untuk mengukur pengetahuan

12
konten menggunakan konteks yang memiliki relevansi dengan situasi
kehidupan nyata, dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia 15 tahun.
Masih belum maksimalnya peningkatan pada domain pengetahuan prosedural
dan pengetahuan epistemik terkait dengan kesulitan siswa dalam memahami
grafik dan tabel dan merancang percobaan. Peneliti juga menggunakan
instrumen angket untuk mengetahui respon siswa, sehingga didapat bahwa
50% siswa menyatakan masih kesulitan dalam menentukan variabel – variabel
dalam percobaan. Hal ini dapat dikarenakan siswa belum terbiasa dalam
membuat tabel pengamatan, merancang percobaan, dan menentukan variabel
percobaan. Siswa mengakui bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini tidak ada
dalam pembelajaran materi-materi sebelumnya, sehingga siswa belum terbiasa
dan masih sangat memerlukan bimbingan guru untuk melakukannya.
16. Analisis Pada bagian kesimpulan dan saran yang dituliskan pada pokok “Penutup”,
Kesimpulan peneliti menuliskan kesimpulan yang merangkum seluruh hasil penelitian
dan Saran dengan sesuai dan tepat, dan menyampaikan intinya sebagai berikut: Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Levels of Inquiry dalam
pembelajaran IPA berpotensi untuk melatihkan aspek kompetensi dan
pengetahuan literasi sains siswa dan meningkatkan motivasi siswa.
Selain menyampaikan kesimpulan, peneliti juga memberikan saran dalam
merancang pembelajaran dengan Levels of Inquiry guru sebaiknya
menyediakan waktu yang cukup untuk terlaksananya setiap tahapan, siswa
sebaiknya dibiasakan dengan soal-soal yang melatih literasi sains mereka, guru
sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan
inkuiri ilmiah pada setiap pembelajaran. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan
untuk mengetahui efektivitas penerapan Levels of Inquiry dalam
meningkatkan semua aspek literasi sains pada tema-tema pembelajaran yang
lain.
17. Analisis Beberapa kelebihan pada artikel ini yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dan a) Penulisan artikel penelitian ini secara keseluruhan mudah dimengerti dan
Kekurangan dipahami oleh pembaca.
Artikel b) Tata bahasa dan tata penulisan yang digunakan sudah baik, bahkan tidak
ada yang salah ketik atau typo.
c) Pada hasil dan pembahasan, peneliti menerangkan dengan jelas data hasil

13
perlakuan LOI terhadap domain kompetensi dan pengetahuan siswa, serta
memberikan setiap indikator pada variabel tersebut.
d) Pada penutup, peneliti menuliskan kesimpulan dengan lengkap dan
menyeluruh dari isi hasil dan pembahasan, serta peneliti memberikan saran
yang relevan bagi penelitian selanjutnya.
Beberapa kelemahan pada artikel ini yaitu sebagai berikut:
a) Pada abstrak, peneliti tidak menyajikan informasi secara lengkap yaitu
tidak menyampaikan jumlah sampel dan cara pengambilan sampel.
Sehingga sasaran siswa yang dituju tidak diketahui.
b) Pada pendahuluan, peneliti kurang memberikan contoh-contoh kesenjangan
yang terjadi di lapangan secara nyata.
c) Pada metode, sebagai bentuk penelitian eksperimen untuk menggunakan
istilah siswa yang digunakan, peneliti menggunakan istilah subjek bukan
sampel. Yaitu Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas VII di SMP Swasta
Kabupaten Bandung. Cara pengambilan sampel juga tidak dijelaskan.
d) Pada metode, peneliti menggunakan pre-eksperiment sehingga tidak
menggunakan kelompok pembanding. Karena tidak menggunakan
kelompok pembanding sedikit menimbulkan keraguan bagi pembaca,
apakah hasil penelitian ini benar-benar membuat LOI mampu mencapai
harapan dalam penelitian tersebut.
e) Pada pembahasan, peneliti sebelumnya menyampaikan bahwa instrumen
untuk mengambil data yaitu dengan tes, observasi, dan angket. Namun
pada pembahasan hanya hasil data melalui tes saja yang dijelaskan,
sedangkan untuk intrumen observasi dan angket tidak dijelaskan.
f) Pada pelaksanaan, penelitian ini hanya dilakukan dalam tiga kali
pertemuan sehingga menjadi salah satu faktor dari pencapaian variabel
terikat siswa.
18. Komentar Berdasarkan penulisan dari artikel ini, maka ada bagian berperan penting
Artikel sebagai untuk mendukung proposal penelitian saya, yaitu pada bagian kajian teori.
Penunjang Terutama pada bagian domain kompetensi literasi sains. Yang mana pada
Proposal domain kompetensi literasi sains ini peneliti menyampaikan dengan jelas apa
saja indikator untuk mengukur setiap domain kompetensi tersebut, sehingga
memudahkan saya dalam menulis proposal penelitian saya. Selain itu, hasil

14
dari penelitian ini memberikan gambaran bagi saya untuk melaksanakan
penelitian saya nantinya, yaitu bahwa penelitian menggunakan model LOI
membutuhkan waktu yang sesuai untuk meningkatkan intelektual siswa
khususnya pada domain kompetensi literasi sains.

ANALISIS ARTIKEL JURNAL NASIONAL #3

I. Judul Proposal Penulis

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP


MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP”

II. Identitas Artikel

1. Judul : Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Melalui


Penerapan Levels of Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Terpadu
2. Jurnal : EDUSAINS
3. Website Jurnal : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
4. Akreditasi : EDUSAINS had accredited by Ministry of Research, Technology
and Higher Education Republic of Indonesia No. 48a/KPT/2017
5. Penulis : Sahri Ramdan dan Ida Hamidah
6. Tahun : 2015
7. Nomer ISSN : p-ISSN 1979-7281 e-ISSN 2443-1281
8. Sumber : http://www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/
download/1782/2197
III. Hasil Analisis

A. ANALISIS PENDAHULUAN
1. Permasalahan Berdasarkan penulisan peneliti pada artikel tersebut, peneliti tidak
Pada Latar mengemukakan secara gamblang mengenai permasalahan yang menjadi dasar

15
Belakang peneltiiannya dilakukan. Sebagian besar isi dari pendahuluan tersebut
mengungkapkan pentingnya KPS bagi siswa dan upaya meningkatkan KPS
siswa melalui model LOI. Oleh karena itu beberapa permasalahan yang dapat
saya analisis secara implisit yaitu:
a) KPS siswa pada tingkat SMP masih rendah, padahal KPS sangat penting
untuk dimiliki siswa sebagai keterampilan untuk mengolah pembelajaran
IPA lebih baik.
b) Pembelajaran yang biasa dilakukan guru di kelas kurang membangun
KPS siswa karena metode atau model pembelajarannya yang kurang
tepat.
2. Rumusan “Apakah pembelajaran dengan menggunakan model LOI dapat
Masalah meningkatkan KPS siswa SMP kelas VIII pada pembelajaran IPA Terpadu?”
3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran peningkatan
Penelitian keterampilan proses sains antara siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran Levels of Inquiry dengan siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran konvensional berbasis praktikum verifikasi
4. Brand Teori utama dari penelitian pada artikel ini merupakan teori pembelajaran
Teori/Teori inkuiri, yang mana teori pembelajaran inkuiri memiliki banyak jenisnya yang
Utama salah satunya adalah Levels of Inquiry.
5. Alasan Keterampilan-keterampilan yang termasuk KPS diantaranya: mengamati,
Penggunaan menafsirkan atau menginterpretasi data, mengklasifikasikan,
Model Sebagai meramalkan/memprediksi, berkomunikasi, berhipotesis, menerapkan konsep,
Solusi merencanakan penelitian, dan mengajukan pertanyaan. Sehingga model yang
Permasalahan dianggap tepat oleh peneliti adalah LOI. Karena LOI merupakan sebuah
pembelajaran inkuiri yang akan melatih kemampuan siswa secara bertahap,
bergerak dari berpikir tingkat dasar menuju berpikir tingkat tinggi, di mana
pusat pembelajaran secara bertahap bergeser dari guru kepada siswa.
B. ANALISIS METODE PENELITIAN
6. Jenis Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi experiment
Penelitian
7. Design Desain penelitian matching only pretest-posttest design
Penelitian
8. Sampel Penelitian dilaksanakan dengan mengambil sampel dua kelas masing-masing
berjumlah 34 siswa dan dipilih dengan purposive sampling.
9. Populasi Populasi penelitian yaitu di SMP Swasta di salah satu Kabupaten Tangerang

16
kelas VIII.
10. Variabel a) Variabel bebas yaitu model pembelajaran LOI.
Penelitian b) Variabel terikat yaitu Keterampilan Proses Sains (KPS)
11. Teknik KPS siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dinilai menggunakan tes
Pengumpulan berbentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
Data perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest).
12. Instrumen Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes KPS, lembar
Yang observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan skala sikap.
Digunakan
13. Uji Analisis Data hasil penelitian mengenai skor N-gain kemudian dianalisis secara
statistik dengan melakukan pengujian terhadap kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Uji yang dilaksanakan berupa uji normalitas (Shapiro-Wilk Test), uji
homogenitas (Lavene Test), uji non parametrik Mann Whitney U, dan uji
statistik berupa uji t (Independent Samples T Test) menggunakan program
aplikasi IBM SPSS Statistics 22. Pada uji hipotesis, taraf signifikansi (α)
yang digunakan adalah 0,05. Keputusan uji hipotesis ditentukan dengan
kriteria: jika Sig. (1-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
C. ANALISIS ISI ARTIKEL
14. Hasil Analisis Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian pada artikel tersebut, maka
Penelitian saya rangkum seperti berikut ini:
1) Skor rata-rata pretest, posttest dan N-gain <g> yang diperoleh siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol tercantum pada tabel 2.

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari setiap indikator KPS, maka


kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.
Pada kelas eksperimen kemampuan KPS dari yang tertinggi dan terendah
yaitu mengklasifikasikan, berkomunikasi, merencanakan percobaan,

17
menafsirkan data dan memprediksi. Sedangkan pada kelas kontrol
kemampuan KPS dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu
mengklasifikasikan, merencanakan percobaan, menafsirkan data,
berkomunikasi dan memprediksi.
3) Hasil KPS dari kedua kelompok siswa tersebut memiliki kesamaan yaitu
siswa sama-sama memiliki peringkat tinggi dalam mengklasifikasikan
dan sama-sama memiliki peringkat rendah dalam memprediksi.
4) Berdasarkan hasil N-gain dan uji t tersebut, maka diperoleh hasil yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu
bahwa kemampuan KPS siswa lebih efektif menggunakan LOI
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
5) Tidak semua pada setiap indikator pencapaian KPS siswa memiliki
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Pada indikator KPS aspek mengklasifikasikan dan
aspek merencanakan percobaan memiliki perbedaan yang tidak begitu
jauh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
6) Selain data kemampuan KPS siswa, maka pada penelitian ini juga
memiliki data terhadap skala sikap siswa ada kelas eksperimen di akhir
pembelajaran. Hasil rekapitulasi sikap siswa terhadap model
pembelajaran LOI disajikan pada tabel 3 berikut.

15. Analisis Berdasarkan beberapa poin-poin hasil penelitian tersebut, maka pada
Pembahasan pembahasan yang ditulis peneliti menjelaskan tentang hasil data yang
Penelitian diperolehnya. Berikut ini adalah hasil analisis terhadap pembahasan peneliti
yaitu:
1) Pada hasil penelitian tentang perbedaan tingkat pencapaian siswa dari

18
yang tertinggi ke yang terendah oleh masing-masing kelompok, tidak
dijelaskan oleh peneliti tentang perbedaan urutan perolehan aspek KPS
siswa tersebut.
2) Peneliti menjelaskan secara keseluruhan tentang hasil N-gain dan uji t
terhadap hasil hipotesis bahwa LOI lebih baik daripada konvensional
untuk KPS siswa. Hal ini dikarenakan “Melalui pembelajaran inkuiri
siswa aktif memecahkan permasalahan dengan langkah langkah metode
ilmiah. Berbeda dengan pembelajaran konvensional berbasis praktikum
verifikasi pada kelas kontrol, beberapa KPS siswa kurang optimal
ditingkatkan. Kelemahan pembelajaran langsung dengan metode
praktikum verifikasi yaitu siswa jarang diberi kesempatan untuk
mengalami langkah-langkah ilmiah sebenarnya dalam memecahkan
masalah-masalah baru”.
3) Peneliti tidak menjelaskan secara khusus mengenai hasil kemampuan
KPS siswa diantara kedua kelompok sama-sama lebih besar pada aspek
mengklasifikasikan dan sama-sama lebih kecil pada aspek memprediksi.
4) Pada hasil penelitian untuk setiap indikator aspek KPS ada dua aspek
yang tidak memiliki perbedaan signifikansi yang besar yaitu aspek
mengklasifikasikan dan merencanakan percobaan. Peneliti menjelaskan
bahwa “kemampuan siswa dalam mengklasifikasi sudah dilatihkan
melalui pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol”.
Sedangkan penjelasan terhadap kecilnya perbedaan aspek merencanakan
percobaan yaitu “diduga karena kemampuan prosedural siswa di kelas
kontrol sudah cukup terlatih melalui kegiatan percobaan yang telah
mereka lakukan sebelumnya...” dan “pada pertemuan awal pembelajaran
di kelas ekperimen tahapan inquiry lesson kurang optimal dilakukan
karena beberapa siswa belum terbiasa dan mengalami kesulitan dalam
merencanakan penyelidikan secara mandiri”.
16. Analisis Pada bagian “Penutup” peneliti menyampaikan kesimpulan dan saran
Kesimpulan yang sudah sangat baik dalam merangkam keseluruhan isi penelitian
dan Saran termasuk hasil dan kendala yang dialami untuk dijadikan saran pada
penelitian selanjutnya. Pada kesimpulan yang disampaikan peneliti yaitu
berkaitan hasil perhitungan N-gain yang menyatakan terdapat perbedaan

19
signifikan terhadap kedua kelompok dalam kemampuan KPS siswa dan
menyatakan bahwa skala sikap siswa menunjukkan sikap positif terhadap
model pembelajaran LOI pada konsep pembiasan cahaya dan alat indera
penglihatan setelah memperoleh pembelajaran.
Sedangkan peneliti juga memberikan saran agar pembelajaran LOI
dilakukan uji coba terlebih dahulu, dan penelitian selanjutnya diharapkan
untuk lebih menekankan pada langkah kegiatan memprediksi,
mengidentifikasi variabel dan menganalisis grafik.
17. Analisis Beberapa kelebihan pada artikel ini yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dan a) Hasil penelitian yang diperoleh relevan terhadap kajian teori yang
Kekurangan dikemukakan oleh peneliti.
Artikel b) Pada penulisan “pendahuluan” peneliti menjelaskan tentang harapan yang
dinginginkan, permasalahan, pentingnya KPS, asalan memilih model LOI
dan memiliki kecukupan teori yang baik untuk melakukan penelitian.
c) Instrumen perolehan data oleh peneliti tidak hanya tentang kemampuan
KPS tetapi dilengkapi dengan perolehan data tentang skala sikap siswa
beserta cara pengukuran skala sikap siswa dengan lengkap.
d) Hasil penelitian disajikan oleh peneliti secara deskriptif, tabel dan
diagram sehingga pembaca jelas mengerti maksud hasil penelitian.
e) Pada pembahasan peneliti mencantumkan sintak pembelajaran LOI yang
dilakukan siswa.
Beberapa kelemahan pada artikel ini yaitu sebagai berikut:
a) Pada bagian abstrak tidak dicantumkan jumlah sampel dan cara
pengambilan sampel.
b) Pada penggunaan instrumen tes kemampuan KPS siswa peneliti tidak
menggunakan uji validitas.
c) Pada pembahasan tidak keseluruhan hasil dijelaskan oleh peneliti.
d) Pada penulisan daftar pustaka belum memiliki konsistensi yang tepat
terutama pada penulisan setiap judul referensi ada yang cetak miring ada
yang tegak.
18. Komentar Bagian dari penelitian ini yang relevan atau digunakan oleh penulisan
Artikel sebagai proposal saya yaitu pada kajian teori tentang LOI khususnya pada bagian
Penunjang sintak LOI disertai dengan langkah-langkah yang dilakukan siswa dan

20
Proposal instrumen data skala sikap beserta cara pengukurannya.

ANALISIS ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL #1

I. Judul Proposal Penulis

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP


MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP”

II. Identitas Artikel

1. Judul : Effect of Levels of Inquiry Model of Science


Teaching on Scientific Literacy Domain Attitudes
2. Jurnal : American Institute of Physics
3. Website Jurnal : http://aip.scitation.org/toc/apc/1848/1
4. Akreditasi : Q2
5. Penulis : Maulana Achmad dan Andi Suhandi
6. Tahun : 2017
7. Nomer ISSN : doi: 10.1063/1.4983960
8. Sumber : https://aip.scitation.org/doi/pdf/10.1063/1.4983960
III. Hasil Analisis

A. ANALISIS PENDAHULUAN
1. Permasalahan Peneliti tidak menuliskan permasalahan secara eksplisit pada penulisan
Pada Latar artikel “pendahuluan”, namun yang menjadi alasan atau dasar penelitian ini
Belakang dilakukan yaitu sebagai berikut:
a) Literasi sains adalah kunci pembelajaran utama untuk semua pendidikan
oleh seluruh siswa. Sehingga seseorang yang melek sains dapat
menggunakan kebiasaan pemikiran tentang pengetahuan sains,
matematika dan teknologi yang mereka peroleh untuk memikirkan dan
memahami banyak gagasan. Oleh karena itu literasi sains sangat penting
untuk dimiliki oleh siswa.
b) PISA 2015 mendefinisikan literasi sains kedalam empat domain yaitu
domain konteks, domain pengetahuan, domain kompetensi dan domain
sikap. Fokus penelitian ini adalah pada domain sikap. Domain sikap
terutama untuk sikap ilmiah sangat penting untuk terbentuk selama proses
pembelajaran karena dapat memotivasi siswa untuk terus belajar.

21
2. Rumusan Apakah model pembelajaran LOI dapat meningkatkan literasi sains pada
Masalah domain sikap siswa SMA?
3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
Penelitian peningkatan literasi sains domain sikap pada siswa SMA sebagai efek dari
model pembelajaran Levels of Inquiry (LOI). Domain sikap literasi sains
yang diteliti yaitu terdiri dari (a) minat dalam sains dan teknologi, (b) Menilai
pendekatan ilmiah untuk penyelidikan dan (c) Persepsi dan kesadaran akan
isu-isu lingkungan.
4. Brand Teori utama dari penelitian pada artikel ini merupakan teori pembelajaran
Teori/Teori inkuiri, yang mana teori pembelajaran inkuiri memiliki banyak jenisnya yang
Utama salah satunya adalah Levels of Inquiry.
5. Alasan Peneliti menyatakan bahwa model pembelajaran LOI adalah model
Penggunaan pengajaran sains yang memfasilitasi siswa untuk melakukan penyelidikan
Model Sebagai dan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempraktekkan
Solusi literasi sains termasuk domain sikap. Model LOI melibatkan proses
Permasalahan penemuan/inkuiri pada setiap tahapannya, sehingga siswa yang terlibat dalam
proses inkuiri akan memungkinkan bagi mereka untuk dapat menjawab
pertanyaan tentang diri mereka, dunia di sekitar mereka, dan lingkungan
tempat mereka tumbuh untuk berliterasi sains dan pengetahuan ilmiah.
B. ANALISIS METODE PENELITIAN
6. Jenis Penelitian ini berjenis quasi experimental.
Penelitian
7. Design Desain penelitian adalah pretest-postest control group design. Menggunakan
Penelitian dua kelas yang di random. Kelas eksperimen menggunakan penerapan model
LOI sedangkan kelas kontrol menggunakan penerapan Interactive Lecture
Demonstration (ILD).

8. Sampel Sampel penelitian yaitu diambil secara random sebanyak 2 kelas dari 7 kelas.
Sebanyak 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol.
9. Populasi Populasi peneltiian ini yaitu seluruh kelas X SMA di Kabupaten Purwakarta.
10. Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat,
Penelitian yaitu sebagai berikut:

22
a) Variabel bebas : model pembelajaran LOI.
b) Variabel terikat : domain sikap literasi sains.
11. Teknik Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dua kali pengukuran.
Pengumpulan Pengukuran pertama yaitu disebut pretest dan pengumpulan kedua disebut
Data posttest. Materi yang digunakan yaitu Fluida Statis. Data yang diperoleh
disajikan dalam deskriptif, tabel dan histogram.
12. Instrumen Data domain sikap literasi sains pada penelitian ini diperoleh dengan
Yang menggunakan instrumen tes skala sikap. Tes skala sikap mempunyai
Digunakan penyataan positif dan pernyataan negatif yang terdiri dari lima pilihan
jawaban menurut skala Likert (sangat setuju, setuju, tidak yakin, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju).
13. Uji Analisis Penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis
terhadap nilai N-gain tes skala sikap literasi sains. Nilai rata-rata N-Gain
diperoleh dari pretest dan posttest.
C. ANALISIS ISI ARTIKEL
14. Hasil Analisis Hasil penelitian pada penulisan artikel ini yaitu sebagai berikut:
Penelitian a) Rata-rata pretest dan postest kelompok eksperimen tidak jauh lebih
tinggi dari kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh skor
<g> sebesar 49% termasuk pada kategori sedang dan kelompok kontrol
memperoleh skor <g> sebesar 31% termasuk pada kategori sedang.

b) Hasil pretest menyatakan bahwa kelompok eksperimen didistribusikan


secara normal dan kelompok kontrol tidak terdistribusi secara normal.
Sehingga data pretest diuji menggunakan uji Mann Whitney. Hasil uji
Mann Whitney yaitu 0,101 > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol. Ini berarti dapat dikatakan kelompok eksperimen dan kelompok

23
kontrol memiliki kemampuan awal literasi sains yang sama.

c) Hasil uji normalitas menyatakan bahwa skor rata-rata kelompok


eksperimen (0,200> 0,05) dan kelompok kontrol (0,200> 0,05)
terdistribusi secara normal.
d) Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam
varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan Sig.
0,218> 0,05.
e) Hasil uji t statistik parametrik menyatakan bahwa sig. 0,000<0,05 yang
berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan kepada siswa yang menggunakan model LOI
dibandingkan siswa yang menggunakan ILD terhadap domain sikap
literasi sains pada materi Fluida Statis.
f) Hasil penelitian menyatakan bahwa indikator tertinggi dicapai oleh
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah minat terhadap sains,
setelah itu indikator menghargai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan,
dan indikator kesadaran lingkungan.

15. Analisis Berikut ini adalah pembahasan dari hasil penelitian yaitu:
Pembahasan a) Rata-rata skor N-gain kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok
Penelitian kontrol karena kelompok eksperimen menggunakan model LOI. Pada
tahapan implementasi model pembelajaran LOI ini mendorong siswa
untuk lebih aktif dalam membangun minat dalam sains dan membangun
pengetahuannya sendiri melalui kegiatan investigasi yang dilakukan
selama proses pembelajaran.

24
b) Minat terhadap sains menjadi indikator tertinggi yang dicapai oleh kedua
kelompok tersebut karena pada setiap tahap model pembelajaran LOI,
siswa diberi kesempatan untuk mengetahui ilmu dalam hal ini fisika
melalui observasi, penyelidikan dan penyelidikan. Sehingga siswa lebih
termotivasi dan antusias untuk mengetahui lebih dalam sains.
c) Kesadaran terhadap lingkungan adalah aspek yang terendah karena
meskipun model pembelajaran LOI telah memfasilitasi kesadaran praktik
lingkungan seperti bendungan untuk kepentingan manusia dan
lingkungan, siswa tidak menyadari bahwa keberadaan bendungan
memberikan kontribusi positif bagi manusia dan lingkungan.
16. Analisis Pada penulisan kesimpulan peneliti hanya menuliskannya secara singkat
Kesimpulan tentang hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu menyatakan bahwa
dan Saran siswa yang diajar dengan model LOI memiliki domain sikap literasi sains
yang lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model ILD. Sehingga
dapat disimpulkan model LOI secara signifikan lebih baik untuk
meningkatkan sikap domain sikap literasi sains.
Sedangkan untuk saran tidak dituliskan oleh peneliti mengenai kendala
yang diamali selama penelitian atau saran-saran untuk penelitian berikutnya.

17. Analisis Beberapa kelebihan pada artikel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dan 1) Bahasa pada penulisan artikel mudah dipahami.
Kekurangan 2) Isi penulisan artikel baik dari kajian teori, hasil hingga pembahasan
Artikel singkat, jelas dan padat sehingga sangat mudah dipahami oleh pembaca.
3) Hasil penelitian tidak hanya disajikan dalam penyampaian kalimat
deskripsi tetapi dipertegas dengan penyajian tabel dan histogram.
4) Hasil penelitian relevan dengan kajian teori yang disampaikan.
Beberapa kekurangan pada artikel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Kajian teori untuk mendukung penelitian terlalu singkat dan kurang
menjelaskan tentang variabel terikat dan variabel bebas penelitian.
2) Sedikit penjelasan tentang permasalahan yang menjadi dasar dari
penelitian ini.
3) Cara pengambilan random sampel kurang dijelaskan dengan jenis random
seperti apa.

25
4) Tidak adanya saran pada bagian penutup penulisan artikel.
18. Komentar Pada penelitian ini bagian yang berperan dalam penulisan proposal saya yaitu
Artikel sebagai sebagai referensi terhadap literasi sains bahwa domain sikap siswa mampu
Penunjang meningkat dengan baik dengan diterapkannya model LOI, yang mana setiap
Proposal tahapan model LOI pada penelitian ini digunakan secara lengkap yaitu dari
tahap level 1 sampai level 6.

ANALISIS ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL #2

I. Judul Proposal Penulis

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP


MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP”

II. Identitas Artikel

1. Judul : The Implementation of Levels of Inquiry With


Writing-To-Learn Assignment To Improve
Vocational School Student’s Science Literacy
2. Jurnal : Journal of Physics: Conference Series
3. Website Jurnal : http://iopscience.iop.org/journal/1742-6596
4. Akreditasi : Q3
5. Penulis : R R Amarulloh, S Utari dan S Feranie
6. Tahun : 2017
7. Nomer ISSN : doi:10.1088/1742-6596/812/1/012049

26
8. Sumber : http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-
6596/812/1/012049/pdf
III. Hasil Analisis

A. ANALISIS PENDAHULUAN
1. Permasalahan Beberapa permasalahan yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Pada Latar a) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu membawa
Belakang pengaruh positif terhadap kehidupan, namun perkembangan itu pula dapat
membawa dampat negatif seperti disipasi energi, merusak alam dan lain-
lain.
b) Berdasarkan tes PISA tahun 2000, 2003, 2006 and 2009 rata-rata siswa
Indonesia berada di bawah rata-rata secara Internasional.
c) Adapun hasil penelitian terdahulu yang dilakukan di salah satu SMA di
Ciamis dengan menggunakan tes literasi sains berdasarkan penilaian
literasi sains PISA 2015 mendapatkan hasil bahwa keterampilan literasi
sains siswa masih cukup rendah baik dalam kompetensi maupun
pengetahuan.
d) Proses pembelajaran sains belum memfasilitasi siswa untuk berliterasi
sains dikarenakan selama ini proses pembelajaran hanya mengajarkan
sains sebagai tubuh pengetahuan yang perlu dihafal siswa dan kurang
menekankan tentang bagaimana perlakuan terhadap alam.
2. Rumusan Pada penelitian ini peneliti secara eksplisit menyampaikan rumusan masalah
Masalah penelitiannya yaitu sebagai berikut:
a) Bagaimana pengaruh penggunaan Levels of Inquiry dengan pembelajaran
menulis untuk peningkatan pengetahuan literasi sains siswa?
b) Bagaimana pengaruh penggunaan Levels of Inquiry dengan pembelajaran
menulis untuk peningkatan kompetensi literasi sains siswa?
3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efektivitas pembelajaran
Penelitian menulis dalam Levels of Inquiry untuk meningkatkan kompetensi literasi
sains siswa SMK dan pengetahuan tentang Suhu dan Panas.
4. Brand Teori utama dari penelitian pada artikel ini merupakan teori pembelajaran
Teori/Teori inkuiri, yang mana teori pembelajaran inkuiri memiliki banyak jenisnya yang
Utama salah satunya adalah Levels of Inquiry.
5. Alasan Penelitian ini memadukan strategi menulis dengan model Levels of Inquiry.
Penggunaan Karena peneliti menyampaikan bahwa menulis adalah proses yang membantu

27
Model Sebagai siswa untuk berpikir lebih mendalam tentang ide dan informasi yang mereka
Solusi temui melalui membaca, mendengarkan, menonton, dan pengalaman mereka
Permasalahan tentang dunia di sekitar mereka. Peneliti menyebutnya dengan Sains Writing
Heuristic (SWH) yang merupakan kerangka penulisan yang dirancang untuk
memberikan panduan bagi siswa untuk melakukan penyelidikan
laboratorium.
B. ANALISIS METODE PENELITIAN
6. Jenis Penelitian ini berjenis quasi experiment.
Penelitian
7. Design Pretest-Postest control group design.
Penelitian
8. Sampel Sampel yang digunakan tidak di random dengan alasan mempertimbangkan
kebutuhan penelitian dan keterbatasan waktu sehingga sampel yang
digunakan adalah kelas yang sudah terbentuk sebelumnya. Jumlah sampel
yaitu 59 siswa kelas XI di SMK Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
9. Populasi Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI di SMK Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
10. Variabel Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu
Penelitian
11. Teknik Pada kelas kontrol akan menggunakan Levels of Inquiry dengan tahapan
Pengumpulan dimulai dari discovery learning, interactive demonstration, inquiry lesson
Data dan inquiry lab. Sedangkan pada kelas eksperimen juga menerapkan tahapan
Levels of Inquiry yang sama tetapi pada akhir tahap inquiry lab, siswa
diminta untuk menuliskan hasil yang dilakukan pada kegiatan laboratorium
sesuai dengan template yang diminta guru.

Kemudian para siswa diminta untuk melakukan diskusi dan perwakilan


kelompok mempresentasikannya, serta akhir pelajaran siswa diberi tugas
merevisi tulisannya di rumah dengan mengacu pada buku teks atau sumber
online.

28
Pelaksanaan pengambilan data tidak disampaikan peneliti, namun
melihat dari analisis hasil maka diketahui peneliti mendapatkan sebanyak 2
kali, yaitu pada saat pretest dan postest. Penelitian dilakukan sebanyak 4 kali.
12. Instrumen Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes essay dengan
Yang penilaian literasi sians PISA. Terdiri dari 16 pertanyaan. Instrumen tes telah
Digunakan dicocokkan dengan penilaian literasi ilmu PISA, terdiri dari 16 pertanyaan
esai. Nilai gain yang dinormalisasi digunakan untuk menentukan peningkatan
literasi sains dan kemudian ditafsirkan dengan menggunakan kriteria yang
diajukan oleh Hake. Berdasarkan hasil uji normalitas, data n gain tidak
terdistribusi normal. dengan demikian, hipotesis diuji dengan menggunakan
"MannWhitney U Test". Untuk menentukan pengaruh perlakuan terhadap
hasil belajar, kami menghitung ukuran efek dengan rumus cohen
13. Uji Analisis Peningkatan literasi sains ditentukan dengan N-gain ternormalisasi dan
diinterpretasikan menggunakan kriteria yang diajukan oleh Hake. Kemudian
hasilnya menyatakan bahwa N-gain tidak terdistribusi normal sehingga
peneliti menggunakan Uji Mann Whitney untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Serta untuk menentukan pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar,
peneliti menggunakan rumus Cohen.
C. ANALISIS ISI ARTIKEL
14. Hasil Analisis a) Hasil perhitungan N-gain terhadap aspek pengetahuan literasi sains
Penelitian menyatakan bahwa peningkatan literasi sains pada kedua kelompok
berada pada kategori sedang.

b) Hasil uji hipotesis Mann Whitney menyatakan bahwa H o ditolak dan Ha


diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol

c) Peningkatan pada aspek pengetahuan di kelas eksperimen dan kelas


kontrol termasuk kategori baik, namun aspek prosedural di kelas kontrol
masih rendah.

29
d) Hasil dari Uji Mann Whitney mengenai perbedaan setiap aspek kelas
kontrol dan kelas eksperimen yaitu aspek konten dan aspek epistemik
tidak memiliki perbedaan yang signifikan, namun aspek prosedural
memiliki peningkatan yang signifikan.

e) Hasil perhitungan N-gain terhadap aspek kompetensi literasi sains


menyatakan bahwa peningkatan literasi sains pada kedua kelompok
berada pada kategori sedang.

f) Hasil uji Mann Whitney menyatakan bahwa aspek evaluasi dan


merancang percobaan serta menginterpretasikan data dan bukti ilmiah
menunjukkan perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok,
sedangkan untuk aspek menjelaskan fenomena sains tidak memiliki
perbedaan yang signifikan diantara kedua kelompok.

g) Hasil perhitungan effect size menunjukkan bahwa perlakuan variabel


bebas memberikan pengaruh yang besar terhadap literasi sains siswa.

30
15. Analisis Pada hasil penelitian tersebut pertama peneliti menjelaskan tentang
Pembahasan “aspek kompetensi”. Hasil tersebut terjadi karena pada kelompok eksperimen
Penelitian perlakuan ditambahkan dengan memberikan “pembelajaran menulis (write-
to-learn)”. Strategi tersebut dapat memberikan hasil yang baik bagi literasi
sains siswa karena siswa difasilitasi untuk menginterpretasikan langkah dan
prosedur eksperimennya melalui beberapa pertanyaan pada template tugas
siswa yang disuruh menuliskan hasil kegiatan laboratoriumnya. Siswa juga
didorong untuk membuat analisis eksperimen yang telah dilakukan dengan
membandingkan hasil eksperimen yang telah diperoleh ke sumber tertulis
atau online dalam proposisi kesimpulan hipotetis, itu dapat membantu siswa
untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk merancang dan mengevaluasi
eksperimen.
Pada pembahasan kedua peneliti menjelaskan tentang hasil dari “aspek
pengetahuan” literasi sains siswa. Pada kegiatan write-to-learn, siswa diminta
untuk menulis makna secara pribadi hasil eksperimen yang dilakukan.
Dengan melakukan itu para siswa menulis ulang ide, desain, prosedur, hasil
penelitian dan kesimpulan yang diambil dari kegiatan investigasi. Sehingga
ini membentuk pengetahuan bagi siswa tentang prosedur yang tepat dan
prosedur yang kurang tepat untuk menjawab pertayaan penelitian.
Berdasarkan hasil analisis pembahasan yang disampaikan peneliti yaitu
peneliti telah menjelaskan dengan baik tentang hasil yang terlihat secara
signifikan saja pada penelitiannya. Namun, peneliti kurang menjelaskan
tentang sebab adanya beberapa hasil penelitian yang menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan.
16. Analisis Pada penyampaian di kesimpulan, peneliti merangkum secara singkat, jelas
Kesimpulan dan padat tentang hasil penelitian yang diperoleh. Peneliti juga
dan Saran menyampaikan bahwa hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya tentang strategi writing-to-learn dapat meningkatkan
literasi sains siswa dengan Levels of Inquiry.
Saran yang disampaikan peneliti adalah agar penelitian ini dapat digunaka

31
referensi bagi para guru agar dapat mengintegrasikan kegiatan inquiry dengan
tugas menulis, yang diperlukan untuk melatih siswa agar dapat membawa
proposisi yang diharapkan. Guru diharapkan memberikan contoh penulisan
yang menunjukkan kriteria ini pada pelatihan ini.
17. Analisis Beberapa kelebihan pada artikel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dan a) Hasil penelitian ini sesuai dengan kajian teori yang disampaikan, bahwa
Kekurangan pembelajaran inkuiri dengan model LOI diintegrasikan dengan strategi
Artikel write-to-learn mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
aspek pengetahuan dan kompetensi literasi sain siswa.
b) Peneliti secara eksplisit menyampaikan rumusan masalah pada penelitian
ini, sehingga mempermudah pembaca menggali informasi penelitian.
c) Penyajian latar belakang pada penelitian ini sangat jelas dan didukung
oleh beberapa pernyataan kesenjangan yang disampaikan penulis.
d) Penyajian hasil penelitian disampaikan dengan jelas baik secara deskripsi
maupun tabel.
e) Penelitian ini mencantumkan referensi bahwa terdapat penelitian yang
sama pada sebelumnya sehingga memperkuat latar belakang dan
pembahasan pada penelitian ini.
Beberapa kekurangan pada artikel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a) Peneliti tidak memberikan rumus perhitungan pada setiap uji analisis
yang dilakukan.
b) Peneliti tidak menyampaikann kriteria pencapaian literasi sains menurut
Hake pada kajian teori.
c) Peneliti kurang menjelaskan tentang model LOI pada kajian teori.
d) Peneliti tidak menjelaskan dari keenam tahapan LOI hanya digunakan
tahapan 1 sampai 4 saja.
e) Sampel penelitian tidak dilakukan dengan randomisasi.
f) Komentar Penelitian ini sangat memberikan referensi yang baik bagi penunjang
Artikel sebagai proposal saya. Bagian dari artikel ini yang berperan pada penulisan proposal
Penunjang saya yaitu lebih kepada cara penyajian hasil penelitian yang baik sehingga
Proposal mempermudah memberikan informasi kepada pembaca. Secara konten yang
berperan yaitu pada pembahasan penelitian, metode dan analisis data.

32
ANALISIS ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL #3

I. Judul Proposal Penulis

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP


MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP”

II. Identitas Artikel

1. Judul : Difference among Levels of Inquiry: Process Skills


Improvement at Senior High School in Indonesia
2. Jurnal : International Journal of Instruction
3. Website Jurnal : http://www.e-iji.net
4. Akreditasi : Q3
5. Penulis : Tuti Hardianti dan Heru Kuswanto
6. Tahun : 2017
7. Nomer ISSN : e-ISSN: 1308-1470
8. Sumber : https://eric.ed.gov/?id=EJ1138375
III. Hasil Analisis

A. ANALISIS PENDAHULUAN
1. Permasalahan Berdasarkan analisis pendahuluan pada penelitian ini, maka peneliti
Pada Latar mengangkat permasalahan pada latar belakang tersebut yaitu sebagai berikut:
Belakang a) Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah tidak hanya melihat hasil
belajar sebagai tujuan akhir tetapi juga memandang proses pembelajaran
sebagai hal yang sangat penting.

33
b) Terdapatnya permintaan bagi siswa untuk dapat memiliki keterampilan
proses yang baik.
c) Pengembangan dan peningkatan keterampilan proses sains siswa menjadi
hal yang penting bagi guru untuk dilakukan sebagai tujuan pembelajaran,
karena keterampilan proses sains adalah pusat untuk pengadaan
pengetahuan ilmiah yang berguna untuk memecahkan masalah dalam
masyarakat.

2. Rumusan Rumusan masalah pada penelitian ini disampaikan secara eksplisit oleh
Masalah peneliti, yaitu sebagai berikut:
a) Apakah ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara Level 2
(PIL-2), 3 (PIL-3), dan 4 (PIL-4) dari pembelajaran inkuiri dalam
meningkatkan keterampilan proses siswa Kelas X ?
b) Manakah dari Level 2 (PIL-2), 3 (PIL-3), dan 4 (PIL-4) pembelajaran
inkuiri, yang lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses?
3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan perbedaan keefektifan
Penelitian diantara Level 2, 3 dan 4 dari pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan
keterampilan proses siswa.
4. Brand Teori utama dari penelitian pada artikel ini merupakan teori pembelajaran
Teori/Teori inkuiri, yang mana teori pembelajaran inkuiri memiliki banyak jenisnya yang
Utama salah satunya adalah Levels of Inquiry.
5. Alasan Peneliti menggunakan pembelajaran inkuiri karena dari beberapa para
Penggunaan ahli dan ia menyimpulkan bahwa dengan pembelajaran inkuiri peserta didik
Model Sebagai memiliki pengalaman yang lebih mandiri dalam proses pencapaian
Solusi pengetahuan ilmiah sehingga memberikan mereka makna persepsi dan
Permasalahan kemampuan proses dapat berkembang.
Namun dalam penyampaian pendahuluan tersebut, peneliti tidak
menjelaskan tentang model LOI dan tahapan yang digunakan mengapa hanya
menguji tahapan 2, 3 dan 4 saja untuk meningkatkan keterampilan proses
sain siswa.
B. ANALISIS METODE PENELITIAN
6. Jenis Penelitian ini berjenis quasi experiment
Penelitian
7. Design Penelitian ini menggunakan pretest-posttest non-equivalent control group

34
Penelitian research design.
8. Sampel Sampel penelitian menggunakan tiga kelas yaitu terdiri dari dua kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Sampel diambil dengan cara cluster
random sampling. Berikut adalah penjelasan setiap kelas:
a) Kelas eksperimen I terdiri dari 25 siswa dengan penerapan Level 3
b) Kelas eksperimen II terdiri dari 24 siswa dengan penerapan Level 4
c) Kelas kontrol terdiri dari 28 siswa dengan penerapan Level 2
9. Populasi Populasi penelitin ini adalah seluruh siswa kelas X SMA semester II tahun
2014/2015.
10. Variabel Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.
Penelitian a) Variabel bebas: Level 2, Level 3 dan Level 4 bagian dari Levels of
Inquiry.
b) Variabel terikat: keterampilan proses siswa.
11. Teknik Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan memberikan
Pengumpulan perlakuan yang berbeda sesuai dengan Level yang ditentukan pada masing-
Data masing kelas. Kemudian mengambil data pertama yang disebut pretest dan
data kedua pada akhir penelitian yang disebut postest. Data yang diperoleh
kemudian dilakukan uji analisis.
12. Instrumen Data penelitian diperoleh dengan cara observasi dan pengujian. Tes esai
Yang digunakan untuk mengetahui keterampilan proses siswa terkait dengan
Digunakan pelajaran tentang statika cairan sebelum dan sesudah perawatan. Tes ini
terdiri dari enam item dengan koefisien reliabilitas yang diperkirakan bernilai
0,72. Aspek keterampilan proses yang dimasukkan dalam pengamatan dalam
penelitian ini adalah melakukan observasi, merumuskan hipotesis,
menginterpretasi data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikannya.
13. Uji Analisis a) Menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk menentukan data
terdistribusi normal dan setiap variabel adalah homogen.
b) N-gain ternormalisasi untuk mengetahui peningkatan hasil pretest dan
postest pada seluruh kelompok.
c) Uji ANOVA untuk mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan secara
signifikan diantara ketiga kelompok.
d) Tes Post Hoc digunakan untuk mengetahui lebih banyak rincian mengenai
kelompok-kelompok berpasangan yang berbeda secara signifikan dan
yang tidak.

35
C. ANALISIS ISI ARTIKEL
14. Hasil Analisis Berikut adalah beberapa hasil penelitian ini yaitu:
Penelitian a) Hasil uji ANOVA menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
dalam efektifitas diantara ketiga Level untuk meningkatkan keterampilan
proses siswa. Selanjutnya, mengetahui bagaimana kelompok tersebut
memiliki perbedaan dengan tes Post Hoc melalui prosedur Turkey HSD.
b) Hasil yang ditunjukkan pada tes Post-Hoc Tukey HSD yaitu (1) tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara ILL-2 dan ILL-3
dalam meningkatkan keterampilan proses; (2) ada perbedaan efektivitas
yang signifikan antara ILL-2 dan ILL-4 dalam meningkatkan
keterampilan proses; dan (3) ada perbedaan efektivitas yang signifikan
antara ILL-3 dan ILL-4 dalam meningkatkan keterampilan proses.
c) Keterampilan proses dari skor rata-rata pretest dan postest yaitu Level 3
lebih tinggi dari level 4 dan level 2 lebih tinggi dari level 4.

15. Analisis Perbedaan efektivitas antara ILL-2, ILL-3, dan ILL-4 terjadi karena
Pembahasan perbedaan yang terjadi pada peran guru dan siswa selama proses
Penelitian pembelajaran, seperti yang dijelaskan berikut ini:
a) Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara ILL-2 dan
ILL-3 dalam meningkatkan keterampilan proses. Dalam ILL-3, siswa
diarahkan untuk mandiri dalam melakukan kegiatan tanpa demonstrasi
dari guru, yang merupakan kondisi yang tidak seperti itu dalam ILL-2,
sehingga siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuan mereka
dengan pikiran mereka sendiri.
b) Ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara ILL-2 dan ILL-4
dalam meningkatkan keterampilan proses. Dalam ILL-4, siswa belum
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena ILL-4 menuntut agar

36
mereka mandiri dalam melakukan kegiatan membuat prosedur investigasi
dengan sedikit bantuan dari guru. Para siswa belum terbiasa untuk pindah
ke tingkat penyelidikan yang lebih tinggi dari tingkat penyelidikan yang
rendah.
c) Ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas antara ILL-3 dan ILL-4
dalam meningkatkan keterampilan proses. Dalam ILL-3 dan ILL-4, siswa
mulai terbiasa mandiri dalam melakukan investigasi. Ini memberikan
siswa pembelajaran yang berarti tetapi ada permintaan bagi siswa untuk
menjadi lebih mandiri ketika mereka berada di ILL-4 daripada ketika
mereka berada di ILL-3. Para siswa tidak dapat langsung mengikuti ILL-
4 karena pembelajaran inkuiri yang baik hanya dapat diterapkan pada
siswa dalam urutan yang dipesan dari tingkat terendah hingga tertinggi.
Selama ini, pembelajaran yang diterapkan pada siswa sebagian besar telah
berpindah dari ILL-2 ke ILL-3. Dalam penelitian, juga ditemukan bahwa
ILL-3 lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan proses, seperti
yang bisa dilihat dari skor gain yang lebih tinggi daripada ILL-2 dan ILL-
4. Dalam ILL-3, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan cukup baik
karena keterampilan sains dan pengalaman siswa sudah sesuai untuk
pengajaran dalam ILL-3.
16. Analisis Dengan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
Kesimpulan sebagai berikut: Pertama, ada perbedaan yang signifikan dalam keefektifan
dan Saran antara pembelajaran inkuiri Level 2 (ILL-2), pembelajaran inkuiri Level 3
(ILL-3), dan pembelajaran inkuiri Level 4 (ILL-4) dalam meningkatkan
keterampilan proses peserta didik. Kelas X (yaitu, kelas pertama di SMA).
Kedua, pembelajaran inkuiri Level 3 (ILL-3) lebih efektif daripada
pembelajaran inkuiri Level 2 (ILL-2) dan pembelajaran inkuiri Level 4 (ILL-
4) dalam meningkatkan keterampilan proses, seperti yang terlihat dari skor
perolehan.
17. Analisis Beberapa kelebihan pada artikel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Kelebihan dan a) Penyajian permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian
Kekurangan disampaikan dengan jelas dan eksplisit oleh peneliti.
Artikel b) Penulisan pada daftar pustaka sudah konsisten.
c) Penyajian pada hasil penelitian dan pembahasan disampaikan dengan

37
jelas.
d) Hasil penelitian sesuai dengan kajian teori yang disampaikan.
e) Pada artikel ini peneliti menyampaikan kajian teori secara khusus pada
“Review of Literature”
Beberapa kekurangan pada artikel penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a) Peneliti tidak menjelaskan tentang level-level yang digunakan sebagai
variabel bebas pada penelitiannya.
b) Uji analisis yang digunakan peneliti kurang jelas, karena menggunakan
dua variabel bebas peneliti tidak menjelaskan apakah uji ANOVA tersebut
merpakan ANOVA satu jalur atau dua jalur.
c) Pada bagian penutup peneliti kurang memberikan saran atas kendala-
kendala yang dihadapi atau saran untuk penelitian selanjutnya.
18. Komentar Artikel penelitian ini merupakan penunjang dalam penulisan proposal saya,
Artikel sebagai yaitu pada bagian membedakan beberapa level inquiry untuk keterampilan
Penunjang proses sains siswa. Sehingga akan diketahui bahwa level 3 yang paling
Proposal efektif. Namun, saya sadari tidak banyak pengaruh besar bagian artikel ini
untuk menjadi kutipan dalam proposal saya. Hanya sebagai penunjang
pemikiran terhadap perlakuan keapda siswa dan sasaran variabel terikat.

38

Вам также может понравиться