Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
G0007212
Pembimbing :
I. ANAMNESIS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. TW
Umur : 79 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Ngablak 3/5 Karang Mojo Tasik Madu, Karanganyar
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Periksa : 27 Maret 2012
No RM : 01117878
B. Keluhan Utama
Nyeri pada lutut sebelah kiri
3 bulan yang lalu pasien mulai merasa lututnya makin sulit untuk
digerakkan dan kadang-kadang disertai sedikit rasa nyeri, terutama saat
berjalan namun nyeri hilang dengan istirahat. Walaupun pasien merasa ada
sedikit gangguan dalam berjalan, namun pasien masih tidak memerlukan alat
bantu apapun untuk berjalan.
2
dirasakan terus menerus dan makin bertambah bila digunakan untuk berjalan.
Nyeri sedikit berkurang dengan istirahat. Pasien kesulitan untuk berjalan
hingga harus dibantu dengan menggunakan tongkat. Pasien kemudian berobat
ke Puskesmas tapi belum ada perbaikan.
F. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : (+) sejak umur 20 tahun @ 7 batang/hari
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat minum obat-obatan : disangkal
penghilang rasa nyeri
Riwayat olahraga : disangkal
3
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang suami yang saat ini tinggal dengan anak yang pertama.
Pasien adalah seorang petani. Penderita makan sehari tiga kali, porsi sedang
dengan lauk pauk tempe, tahu, telur, ikan, kadang-kadang daging ayam atau
sapi. Penderita tidak punya kegemaran khusus pada makanan-makanan
tertentu. Pasien berobat di RSUD Moewardi dengan fasilitas Jamkesmas.
B. Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
C. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider
naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
D. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam,
mudah rontok, mudah dicabut, atrofi otot (-).
E. Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan tak
lansung (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
G. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
4
H. Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris, lidah tremor (+),
stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).
I. Leher
Simetris, trakea di tengah, JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)
J. Thorax
Retraksi (-), bentuk barrel chest, simetris
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
bising (-)
Paru
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor
K. Trunk
Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)
Perkusi : nyeri ketok kostovertebrae (-)
L. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
5
M. Ektremitas
Oedem Akral dingin
- - - -
- - - -
N. Status Psikiatri
Deskripsi Umum
4. Pembicaraan : Normal
Afek : Appropiate
Mood : Eutimik
Gangguan Persepsi
Halusinasi : (-)
Ilusi : (-)
Proses Pikir
Bentuk : realistik
Arus : koheren
Waktu : baik
Tempat : baik
6
Daya Ingat : Jangka panjang : baik
Insight : Baik
O. Status Neurologis
Fungsi Sensorik
5 5 N N +2 +2 - -
4 4 N N +2 +2 - -
P. Range of Motion
NECK
ROM Pasif ROM Aktif
7
Rotasi kanan 0 - 90º 0 - 90º
Ekstensi 0º 0º 0º 0º
Elbow
Pronasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º
8
Ekstensi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º
NECK
Fleksor M. Sternocleidomastoideum 5
Ekstensor M. Sternocleidomastoideum 5
9
TRUNK
Thoracic group 5
Ektensor
Lumbal group 5
Dekst Sinistr
Ektremitas Superior
ra a
M. Deltoideus anterior 5 5
Fleksor
M. Bisepss anterior 5 5
M. Deltoideu 5 5
Ekstensor
M. Teres Mayor 5 5
M. Deltoideus 5 5
Abduktor
M. Biseps 5 5
Shoulder
M. Latissimus dorsi 5 5
Adduktor
M. Pectoralis mayor 5 5
M. Latissimus dorsi 5 5
Internal Rotasi
M. Pectoralis mayor 5 5
M. Biseps 5 5
Fleksor
M. Brachilais 5 5
Elbow
Eksternsor M. Triseps 5 5
Supinator M. Supinatus 5 5
10
Pronator M. Pronator teres 5 5
Dekst Sinistr
Ektremitas Inferior
ra a
Ekstensor M. Soleus 5 5
11
II.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 14,4 g/dL
Hct : 40 %
AE : 4,44. 106 / UL
Ureum : 34 mg/dL
Alignment baik
12
III.ASSESMENT
Geriatri
Osteoarthtritis Genu Bilateral
IV.DAFTAR MASALAH
Masalah Medis :
Geriatri
Osteoarthtritis Genu Bilateral
13
Problem Rehabilitasi Medik
kegiatan sehari-hari
4. Ortesa-protesa : (-)
5. Psikologi : beban pikiran karena keterbatasan melakukan aktivitas sehari
- hari
6. Fisioterapi : mengurangi nyeri
V.PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa
Rehabilitasi Medik
1.Fisioterapi :
Terapi Modalitas
5. Ortesa-protesa : (-)
14
6. Psikologi : Psikoterapi suportif , mengurangi kecemasan pasien
C. Handicap : keterbatasan aktivitas sehari-hari karena rasa nyeri pada salah satu
lutut
VII.PLANNING
Planning Edukasi :
- Usahakan memakai deker pada lututnya pada saat beraktifitas untuk menjaga
VIII.GOAL
15
E. Meningkatkan dan memelihara LGS
IX.PROGNOSIS
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GERIATRI
17
3. Rusaknya sistem imun tubuh (with incised Auto-Antibodies) Mutasi yang
berulang atau perubahan protein pasca-translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self
recognition).
4. Teori menua karena metabolisme Pada tahun 1935, McKay et al. (terdapat
dalam Goldstein, et al, 1989), memperlihatkan bahwa pengurangan intake
kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan
memperpanjang umur
Batasan usia lanjut di Indonesia menurut WHO South East Asia Regional
Office (Organisasi Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah
usia lebih dari 60 tahun. Selain istilah usia lanjut, istilah yang sering muncul adalah
geriatri. Tidak jarang pasien usia lanjut disalahartikan sebagai pasien geriatri, padahal
pasien usia lanjut belum tentu geriatri. Sebaliknya, pasien geriatri sudah pasti berusia
lanjut. Kriteria geriattri, sebagai berikut :
a. DEP.KES RI
60 – 69 th à usia lanjut
≥ 70 th à usia lanjut resiko tinggi
b. WHO :
60 – 64 th à transition to elderly person
65 – 79 th à old
≥ 80 th à old old
c. Menurut Bould et al (1989)
65 – 74 th à “young” old
75 – 84 th à “ old “ old
≥ 85 th à ”oldest” old
18
Konsep "Menua Sehat"
Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua, tetapi tetap sehat (healthy aging).
Healthy aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. Dalam hal ini, yang
terpenting adalah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang juga harus
dimulai sedini mungkin dengan cara dan gaya hidup sehat. Prevensi yang
dimaksudkan adalah mencegah agar proses menua tadi tidak disertai dengan proses
patologik.
Asesmen Geriartri
19
4. Stuck et al (1995) Program asesmen geriatrik dirumah dapat memperlambat
timbulnya keterbatasan dan menurunkan angka perawatan di institusi kesehatan.
20
Asesmen fisik: dokter/perawat.
Dengan tata cara asesmen geriatric yang terarah dan terpola, maka kemungkinan
terjadinya "mis/under diagnosis" yang sering didapatkan pada praktik geriatri dapat
dihindari atau dieliminasi sekecil mungkin.
2. Multi patologik
Multipatologi berarti penyakit yang dialami oleh seseorang pada saat yang
sama lebih daripada satu. Misalnya seorang pasien wanita yang menderita nyeri sendi
(osteoartritis) yang disertai dengan pengeroposan tulang (osteoporosis). Atau seorang
penderita dengan penyakit kencing manis, darah tinggi, gangguan persarafan di kaki,
dan katarak.
B. OSTEOARTHTRITIS
21
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis
degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang
usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering
mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada
pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih
dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan
sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai
kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat
deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom
klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine,
meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi
synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.
1. Definisi
2. Etiologi
22
hubungan antara penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit
dijelaskan. Terlebih lagi, penggunaan sendi selama hidup tidak terbukti
menyebabkan degenerasi. Sehingga, osteoartritis bukan merupakan akibat
sederhana dari penggunaan sendi.
23
mengakibatkan kerusakan fungsi sendi. Walaupun insidens OA meningkat dengan
bertambahnya usia, ternyata proses OA bukan sekedar suatu proses wear and tear
yang terjadi pada sendi di sepanjang kehidupan. Dikatakan demikian karena
beberapa hal, sebagai berikut :
1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi akibat
proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi akibat OA.
3. Patogenesis
Tulang rawan sendi
24
Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk
menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan
kerusakan tulang rawan sendidisertai dan diperparah oleh penurunan
respon kondrosit. Penyebab penurunan respon ini belum diketahui,
namun diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada jaringan,
dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi respon kondrosit
terhadap sitokin anabolik.
Perubahan Tulang.
25
gerak, dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap sendi memiliki pola
karakter yang khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis
biasanya membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan
femur. Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os
humerus biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi
glenohumeral. Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang
rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin
anabolik yang menstimulasi proliferasi dan pembentukan sel tulang dan matrik
kartilageneus.
Jaringan Periartikuler.
Perubahan Patologi
Kartilago sendi biasanya licin, mengkilat, dan basah; pada sendi sehat,
kartilago melindungi permukaan yang bergerak satu sama lain dengan gesekan sekecil
mungkin, seperti “gelas dengan gelas”. Kartilago biasanya menyerap nutrisi dan
cairan seperti spons, dan ini dapat mempertahankan kartilago tetap sehat dan licin.
Pada OA, kartilago tidak mendapatkan nutrisi dan cairan yang dibutuhkan. Lama-
kelamaan kartilago dapat mengering dan retak, bukannya membuat gerakan halus
sepeti “gelas pada gelas “, kartilago yang kasar bergerak seperti kertas amplas dengan
kertas amplas lain. Pada kasus yang ekstrim habisnya kartilago menyebabkkan
terjadinya kontak antara tulang dengan tulang. Rasa sakit pada OA tidak ada
hubungannya dengan rusaknya kartilago tetapi timbul karena aktivasi dari nosiseptif
ujung-ujung saraf di dalam sendi oleh iritan mekanis ataupun kimiawi. Nyeri pada
OA dapat karena penggelembungan dari kapsul sinovial oleh peningkatan cairan
26
sendi, mikrofaktur, iritasi periosteal, atau kerusakan ligamen, sinovium, atau
meniskus.
MANIFESTASI KLINIK OA
27
Tanda, riwayat, pemeriksaan fisik
1. monoartikular atau oligoartikular
2. asimetrik
3. tangan
- sendi distal interfalangeal
Heberden’s nodes (osteofit atau pembesaran tulang). Muncul knopknop kecil
di ujung atau di tengah sendi jari tangan, atau di ujung sendi ibu jari
(Heberden’s nodes). Jari tangan dapat membesar, sakit, kaku dan kebal. Knop
serupa dapat timbul di sendi tengan dari jari.
- sendi proksimal interfalangeal
o Bouchard’s nodes (osteofit)
o Dasar dari ibu jari juga dapat terkena OA
o Kadang knop ini berwarna merah, hangat, bengkak, dan nyeri, biasanya
akibat dari trauma
- sendi pertama carpometacarpal
osteofit memberikan kesan kelihatannya tangan berbentuk persegi
OsteoArthritis di jari tangan adalah tipe yang penyebabnya kemungkinan
karena faktor turunan
Penderita perempuan lebih banyak (10 kali) dibanding laki-laki, terutama
muncul setelah menopause
OA di tangan dapat dibantu dengan obat, bidai atau dengan pemanasan
4. Lutut
Lutut adalah sendi utama penahan berat badan. Sebab itu lutut paling sering
terkena OA. Gejala: kaku, bengkak, sakit dan krepitus, sehingga
mengakibatkan kesulitan untuk berjalan, menaiki tangga, bangkit serta duduk
dll.
Bila tidak diobati, OA di lutut dapat mengakibabatkan cacat
Obat-obat, penurunan berat badan, olahraga, dan alat penyangga dapat
mengurangi rasa sakit.
Pada kondisi yang parah, dapat dilakukan bedah lutut
28
5. Panggul
Yang terasa sakit adalah daerah lipat paha, panggul, dan bokong; sakit pada
saat aktivitas menyangga beban
Kaku terutama sesudah istirahat
Gerakan sendi terbatas
Penyangga seperti tongkat, walkers, dapat mengurangi tekanan dipanggul.
Obat-obat, penyangga, olahraga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan gerakan.
Pada kondisi yang parah, dapat dilakukan bedah panggul
6. Tulang Belakang
yang paling sering terkena adalah tulang belakang L3 dan L4.
Kaku dan nyeri di leher atau tulang belakang bagian bawah dapat disebabkan
karena OA di tulang belakang
Lemas atau kebal di lengan dan kaki
Beberapa orang merasa lebih nyaman bila tidur di kasur yang keras atau duduk
dengan memakai bantal penyangga
Disamping nyeri, keterbatasan gerak, dan kompresi akar saraf berpotensi
untuk timbulnya komplikasi
7. Kaki
Terutama sendi metatarsofalangeal
Pemeriksaan Fisik
29
- OA lanjut : Sendi bengkok, Efusi
Cairan synovial : - Sangat kental
- Leukositosis ringan (<2000 sel/mm)
Nilai laboratorium
- Tidak ada test yang spesifik
- Laju Endap Darah normal
4. Faktor Resiko
Usia
Riwayat Penyakit
30
adalah hubungan antara derajat degenerasi sendi dengan gejala yang
ditimbulkannya. Meskipun gejala osteoartritis utama yaitu nyeri dan kekakuan
sendi, muncul dari degenerasi sendi, tingkat keparahan kerusakan tulang
rawan tidak memiliki korelasi kuat dengan tingkat keparahan gejala. Pasien
dengan degenerasi sendi yang berat dapat merasakan nyeri yang minimal dan
ruang gerak yang luas, dan sebaliknya. Oleh karena itu, sangatlah penting
untuk membedakan riwayat klinis dan riwayat penyakit.
5. Diagnosis
31
Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang gerak
aktif sendi. Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya kartilaggo
artikularis, kontraktur ligamen & kapsul sendi, kontraktur & spasme otot, osteofit,
atau adanya fragmen kartilago, tulang, atau meniskus intraartikuler. Pada palpasi
dapat ditemukan krepitasi, efusi, dan nyeri sendi.
Derajat osteoartritis lutut dinilai menjadi lima derajat oleh Kellgren dan
Lawrence.
0 : tidak ada gambaran osteoartritis.
1 : osteoartritis meragukan dengan gambaran sendi normal, tetapi terdapat
osteofit minimal.
32
2 : osteoartritis minimal dengan osteofit pada 2 tempat, tidak terdapat sklerosis
dan kista subkondral, serta celah sendi baik.
3 : osteoartritis moderat dengan osteofit moderat, deformitas ujung tulang, dan
celah sendi sempit
4 : osteoartritis berat dengan osteofit besar, deformitas ujung tulang, celah sendi
hilang, serta adanya sklerosis dan kista subkondral
6. TERAPI
33
efektif bila dikombinasikan dengan strategi terapi non farmakologis. Terapi non
farmakologis adalah dasar dari rencana asuhan kefarmasian untuk OA, harus
dilaksanakan untuk semua pasien dan dimulai sebelum atau bersama-sama dengan
analgesik sederhana seperti parasetamol.5 Komunikasi antara pasien, klinisi, dan
farmasis merupakan faktor yang penting dalam penatalaksanaan rasa nyeri; hasil
terapi terbaik dapat dicapai dengan aliansi pihak-pihak ini.
Pendekatan secara umum:
Terapi untuk setiap pasien OA tergantung dari distribusi dan keparahan
sendi yang terlibat, penyakit lain yang menyertai, obat-obatan lain yang dipakai,
dan alergi. Penatalaksanaan setiap individu dengan OA dimulai dengan edukasi
pasien, terapi fisik, pengurangan berat badan atau pemakaian alat bantu.
a) Farmakologi
Pengobatan OA yang ada saat ini barulah bersifat simptomatik dengan obat
anti inflamasi non steroid (OAINS) dikombinasi dengan program
rehabilitasi dan proteksi sendi. Pada stadium lanjut dapat dipikirkan
berbagai tindakan operatif. Pengetahuan tentang patogenesis OA
mendorong para peneliti untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat
menghambat perjalanan/progresivitas penyakit yang disebut sebagai
Disease-Modifying Osteoarthritis Drugs (DMOA), sayang hingga saat ini
obat tersebut masih dalam taraf penelitian.
34
Disease Modifying Osteoarthritis Drugs (* dalam penelitian)
Tetrasiklin*
Glycosaminoglycan polysulfuric acid (GAPS)*
Glycosaminoglycan peptide complexes*
Pentosan polysulfate*
Growth factors dan sitokin (TGF-()*
Tetapi genetik*
Transplantasi stem cell den Osteochondral Graft*
Injesi articular :
Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan rasa sakit yang
sangat berat dan pasien yang tidak kooperatif.
35
36
37
b) Terapi Non Farmakologis untuk OA
b.1) Edukasi pasien
b.2) Terapi Fisik, okupasional, aplikasi dingin/panas
b.3) Latihan Fisik
b.4) Istirahat dan merawat persendian
b.5) Penurunan berat badan
b.6) Bedah (pilihan terakhir)
38
b.2) Terapi Fisik & Occupational Therapy
Mengurangi rasa sakit dengan cara non farmakologik. Terapi fisik
dengan panas atau dingin dan latihan fisik akan membantu menjaga dan
mengembalikan rentang gerakan sendi dan mengurangi rasa sakit dan kejang
otot. Mandi atau berendam air hangat akan mengurangi rasa sakit dan
kekakuan. Efek fisiologi dari suhu adalah relaksasi otot dan mengurangi rasa
sakit. Walau demikian pemakaian panas harus dipertimbangkan secara
komprehensif bagi pasien OA. Penderita ada yang melakukan penyembuhan
tanpa obat.
• Handuk hangat, kantung panas (hot packs), atau mandi air hangat, dapat
mengurangi kekakuan dan rasa sakit.
• Kadang kantung es (cold packs) dibungkus handuk dapat menghilangkan
rasa sakit atau mengebalkan bagian yang ngilu. Tanyakan kepada dokter
atau terapi mana yang lebih cocok bagi pasien. Untuk OA di lutut, pasien
dapat memakai sepatu dengan sol tambahan yang empuk untuk meratakan
pembagian tekanan akibat berat, dengan demikian akan mengurangi
tekanan di lutut.
40
b.4) Istirahat dan merawat persendian
Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat. Pasien harus
belajar mendeteksi tanda-tanda tubuh, dan tahu kapan harus menghentikan
atau memperlambat aktivitas, untuk mencegah rasa sakit karena aktivitas
berlebihan. Beberapa pasien merasakan teknik relaksasi, pengurangan stres,
dan biofeedback sangat membantu. Beberapa pasien menggunakan tongkat
atau bidai untuk melindungi persendian dari tekanan. Bidai atau penahan
(braces) memberikan dukungan ekstra pada otot yang lemah. Mereka juga
menjaga persendian pada posisi yang benar selama tidur maupun beraktivitas.
41
Bidai hanya dipakai untuk masa terbatas sebab otot membutuhkan latihan
untuk mencegah kekakuan dan kelemahan
a.6) Pembedahan
1. Realignment osteotomi
2. Arthroplasty
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang
baru ditanam.Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang
berada dalam high-density polyethylene.
o Partial replacement/unicompartemental
42
o Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang dan severe
instability.
Nyeri
Deformitas
Instability
Kontraindikasi :
Neuromuscular dysfunction
Infection
Neuropathic Joint
Komplikasi :
Infeksi
Loosening
Peroneal palsy
1. Mengurangi nyeri
3. Koreksi deformitas
43
4. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
44
DAFTAR PUSTAKA
Altman R.D et al,. 2000. Recommendations for the Medical Management of Osteoarthritis of
the Hip and Knee, American College of Rheumatology vol 43:9.
American Geriatrics Society Panel on Exercise and Osteoarthritis, Exercise Prescription for
Older Adults with Osteoarthritis Pain; The American Geriatrics Society.
Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and Knee
Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
Chapman, Michael W et al. 2001. Chapman’s Orthopaedic Surgery 3rd edition. Chapter 107:
Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins.
USA
Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott
Williams & Wilkins.USA
Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada Osteoartritis.
Cermin Dunia Kedokteran.
National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, Handout on Health:
Osteoarthritis, Bethesda MD, July 2002.
45