Вы находитесь на странице: 1из 5

Executive Summary

Implementasi Perusahaan Dotcom di Indonesia

Analisis Kondisi Perusahaan Dotcom di Indonesia


Dalam perkembangan pengguna Internet di Indonesia, memicu perkembangan usaha di atas
Internet yang kita kenal sebagai dotcom. Bisnis lewat internet, yang ditunjang oleh industri
komputer dan jaringan internet yang tidak mengenal batas-batas negara, pernah merajai dunia
perdagangan. Ribuan perusahaan yang punya nama belakang dot com, muncul dalam jaringan
internet dan menawarkan segala jenis barang dan jasa.
Sebagian pakar industri pernah memperkirakan bahwa bisnis dot com, yang disebut sebagai
"sistem perekonomian baru", akhirnya akan mengalahkan cara perdagangan tradisional atau
"sistem perekonomian lama," dan mengakibatkan bangkrutnya banyak bidang usaha yang masih
mengandalkan gedung, toko dan pramuniaga.
Berita atau informasi manfaat IT (Information Technology) dan Internet terutama di bidang bisnis
nampaknya sudah sedemikian banyak. Beberapa potret perusahaan telah menjadi pengukuh
perkembangan e-business di Indonesia. Terlepas dari baru sedikit yang sukses, itu sudah
menjadi babak awal yang cukup menggembirakan. Harus diakui bersama, bahwa perusahaan-
perusahaan multinasional masih menjadi gerbong perkembangan e-business di Indonesia.
Ekspansi bisnis mereka jelas menjadi tantangan yang harus dijawab para pebisnis nasional.
Dalam Internet Bubble [1] sekarang, bisnis di Internet mendobrak batasan ruang dan waktu.
Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar
Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di
Amerika. Sebaliknya perusahaan luar negeri dapat dengan mudah mengakses pasar Indonesia.
Jika hal ini tidak mendapat perhatian, maka pasar dalam negeri kita akan dijarah oleh
perusahaan asing.
Bisnis terkait dengan IT dapat dibedakan menjadi dua: pertama adalah bisnis IT yaitu IT dijadikan
sebagai sebuah produk, dan kedua bisnis menggunakan IT artinya IT digunakan sebagai alat
(tools). IT disini meliputi hardware dan software, juga on-line dan off-line. Jadi sebuah
perusahaan dapat menghasilkan produk IT atau dapat menggunakan IT untuk menghasilkan
produk atau layanannya. Untuk yang terakhir ini, IT dijadikan sebagai tools, bukan sebagai "end
product" seperti yang akan dibahas di makalah ini.

Peluang bisnis melalui internet


Pengguna Internet di Indonesia berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan APJII (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) hingga akhir semester I 2004, jumlahnya diperkirakan
telah mencapai 10 juta pengakses. Cara akses mencakup baik yang terhubung dari akses
perumahan, perkantoran, sekolah, hingga publik warnet. Jumlah pengguna Internet di Indonesia
pada tahun ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Dengan kondisi tersebut,
diperkirakan hingga akhir tahun ini jumlah pengakses Internet di Indonesia dapat mencapai 12
juta pengguna.
Jika dilihat dari aksesnya, sebagian besar sambungan Internet di Indonesia masih berupa akses
dial-up, yaitu sekitar 90%. Baru sekitar 10% dari sambungan Internet di Indonesia yang telah
menggunakan akses komunikasi data berkecepatan tinggi (broadband access). Target
pertumbuhan pengakses termasuk target penetrasi Internet di Indonesia untuk tahun ini
diperkirakan akan terlampaui. Ini didukung oleh pertumbuhan pengakses Internet yang melonjak
tajam dari sekolah dan pemda. Pasar internet ada satu Internet Shop Sejahtera. Dan
diasumsikan bahwa prosentasi pengakses (access rate) adalah 0.01%, dan sharing market
dengan pebisnis lain di internet adalah 5%. Maka dari 12 juta pengguna internet di Indonesia ada
60 pengguna yang akan mengunjungi Internet Shop Sejahtera. Apabila 1 pengguna mewakili 1
order, dan produk yang dijual adalah produk untuk konsumsi/kebutuhan harian, maka dalam
hitungan satu tahun akan ada total 60X365=21900 order dengan prospek keuntungan sebesar
219 Juta Rupiah apabila tiap satu order memberi keuntungan 10000 Rupiah. Asumsi perhitungan
di atas akan berubah sesuai dengan perubahan jumlah pengakses internet, asumsi rate akses,
dan asumsi sharing market. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peluang bisnis di
internet itu ada, hanya tantangannya ada pada produk yang dijual, artinya apakah produk itu
merupakan kebutuhan utama dari pengakses internet atau tidak. Produk ini bisa berupa barang
keras (produk SPP : sandang, pangan dan papan) dan barang lunak (jasa dan service).

Kiat Memulai Bisnis melalui Internet


Menurut Dr. Ken Evoy, pendiri website 'Make Your Site Sell !', yang sangat sukses, ada 3 langkah
besar untuk menjalankan internet bisnis, yaitu :
Langkah 1 : Mengembangkan produk unggulan yang akan dijual di web shop. Diawali dengan
analisa market internet untuk mengetahui kecenderungan pasar (market tend) terhadap produk.
Analisa ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan data produk tersebut melalui search engine,
surat kabar, program televisi atau sumber lain. Produk dari hasil analisa pasar ini akan menjadi
produk unggulan, produk laik jual. Produk ini akan memenuhi proyeksi keuntungan yang
diperkirakan di awal.
Langkah 2 : Membangun web shop yang mampu menjual produk tersebut. Membangun website
atau homepage untuk web shop dengan tampilan yang menarik sebagai tempat untuk menjual
produk unggulan dan produk-produk lainnya. Akan tetapi perlu diingat bahwa karakteristik
pengakses internet di Indonesia adalah 90% mengakses dengan dial-up [2, 3]. Sehingga
tampilan web shop dengan content yang berat hendaknya dihindarkan, karena akan susah
diakses dan sangat lambat.
Langkah 3 : Menarik pengakses internet untuk berkunjung ke web shop tersebut. Menentukan
berhasil atau tidaknya bisnis melalui internet. Semakin banyak pengakses internet yang
mengunjungi web shop, semakin membuka peluang penjualan produk. Dengan kata lain, adalah
bagaimana menjadikan web shop memiliki akses ranking yang tinggi, sehingga apabila ada
pengakses internet yang akan mencari suatu produk bisa dengan mudah ditemukan di web shop
tersebut. Salah satu indikasi akses ranking yang tinggi dari sebuah web shop adalah apabila kita
search kata yang ada pada content web shop, hasilnya muncul pada halaman pertama.
Rangking trafik situs/website menurut statistik Alexa per 23 Agustus 2004
- http://yahoo.co.jp
- http://amazon.com
- http://republika.co.id
- http://sejahtera.marsinna.com
- http://ilmukomputer.com
- http://www.newsweek.com
Beberapa kiat untuk menaikkan ranking situs :
- Situs web shop yang sederhana, tetapi menarik dan ringan diakses
- Konten website berisi kata-kata umum dan baku
- Mendaftarkan situs web shop di semua search engine
- Membuka web shop di situ web shop mall yang sudah terkenal
- Bergabung di web shop Mall yang gratis
- Mengiklankan web shop di web engine (Google, Yahoo, Infoseek, dll.)
- Tukar menukar banner dengan web shop yang lain (reciprocal link concept)
- Membuat "mail magazine"

Kendala Bisnis melalui Internet


Akhir-akhir ini banyak berita mengenai perusahaan-perusahaan dotcom yang bangkrut. Data
memang menunjukkan bahwa hanya 5% dari puluhan juta website yang mampu bertahan dan
memperoleh keuntungan dari internet bisnis. Banyak perusahaan besar yang terkena 'internet
business syndrome' dengan menginvestasikan dana besar untuk ikut masuk ke dalam bisnis
internet, tapi tanpa menjalankan bisnisnya dengan konsep manajemen yang jelas dan benar.
Kehancuran dotcom di awal tahun 2000 menjadi pelajaran bagi banyak dotcommers di dunia.
Model bisnis yang baik mengurangi kebakaran modal yang selama ini menjadi ciri banyak
dotcommers. Dengan model bisnis yang tepat & baik, beberapa dotcom Indonesia ternyata bisa
survive dan terus berkiprah dengan baik. Detik.com dan Kompas.com merupakan contoh sukses
bagi banyak dotcommers Indonesia. Media online memang menjadi primadona model
dotcommers yang sukses di banyak negara.
Tentunya masih banyak dotcommers yang juga bisa survive di Indonesia dengan fokus usaha
yang tajam. Indosatcom www.dagang2000.com bekerjasama dengan www.meetchina.com
memfokuskan pada fasilitasi perdagangan elektronik B2B (bukan B2C seperti kebanyakan
dotcommers). Pola hybrid antara perdagangan secara real / fisik di satukan dengan dunia cyber
menjadikan konvergensi dagang yang sempurna. www.LippoShop.com berbeda dengan
dagang2000.com, mereka memfokuskan lebih kepada B2C dengan start awal captive market
Lippo yang sudah ada. Pola hybrid juga dilakukan yang ternyata menunjukan bahwa ~90%
transaksi melalui metoda konvensional bukan Internet demikian diakui oleh Parapak salah
seorang Komisaris LippoNet. APEC pada saat ini sangat aktif menginternetisasi negara APEC.
E-commerce adalah salah satu yang paling gencar dengan adanya APEC High Level Symposium
on E-Commerce and Paperless Trading di Beijing 9-10 February 2001.
Komunitas yang fokus menjadi karakter utama model bisnis dotcommers sukses.
www.radioclick.com bermitra dengan stasiun radio swasta di berbagai kota & menggarap
komunitas di radio tsb. Pemberdayaan keberadaan komunitas menjadikan usaha win-win antara
dotcommers dengan komunitasnya. Natnit.net menggarap komunitas WARNET di seluruh
Indonesia, melalui majalahnya interaksi dilakukan. Data lengkap 1200+ WARNET yang
bertambah 4-10 WARNET / hari dapat dilihat di Natnit.net. IndoExchange.com salah satu portal
tertua Indonesia contoh sebuah dotcom yang fokus pada masyarakat industri finansial / bursa.
Informasi keuangan, berita bisnis, index saham, portfolio berbagai perusahaan menjadi secara
transparan sehingga menarik pemain bursa berlangganan ke IndoExchange.com. Bagi para
traveller, turis akan sangat terpikat pada BaliOnLine www.indo.com. Mereka contoh beberapa
dotcommers Indonesia yang sukses berkiprah di komunitasnya.
Keberhasilan para dotcommers menarik banyak usaha pendukungnya. Internet Data Center
(biz.net.id) membuka peluang untuk menyimpan data dalam jumlah besar dan murah di Internet.
Usaha mendata dotcommers dilakukan oleh beberapa portal seperti www.indopage.com ,
www.searchindonesia.com & www.bluebookdirectory.com.
Teknologi Informasi (TI) alat bantu yang sangat effektif bagi seseorang, sebuah institusi atau
sebuah negara – jika mereka bertumpu pada kekuatan otaknya dan bukan pada kekuasaan,
jabatan, kekayaan, kekuatan otot semata. Dengan kurang dari 5% rakyat berpendidikan tinggi,
sulit bangsa kita untuk menang berkompetisi di era globalisasi yang berbasis informasi &
pengetahuan; walaupun dibantu oleh komputer secanggih apapun.
Dalam kebijakan nasional, Teknologi Informasi (TI) menjadi kunci dalam dua (2) hal - effisiensi
proses dan memenangkan kompetisi. Andaikan Gus Dur mau berkata, “Urusan KTP, perijinan,
surat tanah harus dapat selesai dalam waktu 15 menit, tanpa perantara & transparan” sebuah
parameter kontrol effisiensi proses yang ekstrim. Alat bantu TI akan mendorong e-Government &
effisiensi proses. Sialnya, alat bantu TI tidak ada artinya kalau kualitas & budaya SDM
dibelakang-nya kurang baik. Political will Gus Dur & Yahya Muhaimin untuk menyatakan “40%
tenaga kerja harus berpendidikan tinggi” secara taktis diimplementasikan dengan “Memasukan TI
sebagai kurikulum wajib sejak Sekolah Dasar SD” menjadi dasar memperkuat otak bangsa &
memenangkan kompetisi di era globalisasi. Infrastruktur akses ke dunia informasi kunci
keberhasilan implementasi pernyataan politik di atas. Semua jadi bagian integral Gerakan
Nasional Telematika (genetika@yahoogroups.com) yang dicanangkan Luhut & Hikam akhir
Januari 2001.
Beberapa kendala dalam melakukan bisnis melalui internet (kasus di Indonesia) bisa
disampaikan sbb. Kendala ini sekaligus menjadi tantangan dan peluang bagi netrepreneur untuk
meraih kesuksesan berbisnis melalui internet.
1. Terbatasnya sambungan internet broadband baik berbasis DSL/ADSL dan fiber optic.
2. Kurang adanya kepercayaan terhadap internet banking untuk e-payment atau pembayaran
electronik via internet dengan kartu kredit yang dikeluarkan bank lokal Indonesia.
3. Kurang adanya sarana penunjang bisnis internet, seperti layanan "pembayaran antara" untuk
COD (Cash on Delivery) dan layanan antar barang.
4. Masih rendahnya kepercayaan masyarakat kepada web shop, yang selaras dengan masih
kuatnya pasar tradisional. Rendahnya kepercayaan masyarakat ini juga didukung oleh
kurang bisa dipercayanya pelaku web shop dalam berbisnis di internet.
5. Minimnya propaganda berbisnis melalui internet oleh pakar IT maupun netrepreneur/pelaku
bisnis di internet.
6. Belum adanya dukungan pemerintah atau lembaga terkait dalam hal kebijakan dan regulasi.

2007 Tahun Kebangkitan Bisnis Dotcom


Semenjak badai dotcom melanda Indonesia pada pertengahan tahun 2002, bisnis dotcom di
Indonesia mulai senyap. Satu per satu dotcom yang mewarnai Indonesia sejak 1999 mulai
berguguran, banting stir, ganti pemilik, tiarap, atau melakukan reposisi, termasuk Astaga, MWeb,
Kopitime, MWeb, BolehNet. Praktis, sejak 2002 hingga 2005 nyaris tidak ada terobosan di
dotcom Indonesia, kecuali game online. Namun, menjelang tutup tahun 2006, terlihat geliat di
bisnis maya ini. Saya menduga, tahun 2007 ini akan diawali dengan kejutan-kejutan baru di
bisnis dotcom.
Gejala bangkitnya bisnis dotcom Indonesia sudah dirasakan di pertengahan tahun lalu. Gejala
pertama: banyak anak muda dengan modal terbatas yang mulai masuk ke bisnis ini dengan
semangat entrepreneurship yang tinggi. Gejala kedua: banyak perusahaan brick and mortar yang
menyatakan akan memperluas jasanya via dunia maya. Gejala ketiga: media-media tradisional
sudah menyatakan akan lebih serius di media online. Tak usah heran pula kalau pada awal tahun
2007 akan lahir portal-portal yang berbasis politik, terutama yang mengincar pasar khusus. Salah
satu pengunjung blog ini sudah menyatakan akan meluncurkan portal barunya, rumah123.com
secara besar-besaran 12 Januari ini. PortalHR.com pun akan diluncurkan secara resmi pada
bulan yang sama. Jika sudah lolos ujicoba, Wikimu.com dan Virtual Vending yang dirintis
Adrianto Gani dengan pendekatan Web2.0.

Kesimpulan
Bisnis menggunakan IT dan internet sebagai alat (tools) bukan sebagai "end product" berpeluang
menjadi bentuk baru dalam bisnis. Dengan dukungan jumlah pengakses Internet di Indonesia
yang cukup besar (12 juta pengguna) dan akan terus melonjak pada tahun-tahun berikutnya,
membuka peluang bisnis melalui internet terbuka lebar. Dengan melakukan asumsi pengakses
dan analisa market di internet, dapat diprediksikan prospektif bisnis melalui internet. Meskipun
prospek bisnis melalui internet berpotensi berkembang, tetapi perlu disadari juga adanya
kendala-kendala yang cukup menghambat laju perkembangan tersebut. Bagaimana cara
mengatas kendala-kendala tersebut adalah diluar jangkauan makalah ini. Meskipun banyak
hambatan, e-commerce tidak dapat dihindari karena merupakan tuntutan dari masyarakat.

Referensi:
1. http://www.spectacle.org/0101/bubble.html
2. Cyberfraud: Pertaruhan Citra Indonesia di Industri E-Commerce Global
,wartaekonomi.com, 18 Agustus 2004
3. http://www.apjii.or.id/
4. http://search.yahoo.com/
5. http://alexa.com
6. http://seitosha.co.jp)
7. http://budi.insan.co.id
8. http://indo.com
9. http://www.plasmedia.com
10. http://www.beritaiptek.com
11. http://www.porsila.com
12. http://id.wikipedia.org
13. http://www.komputeraktif.com

Вам также может понравиться