Вы находитесь на странице: 1из 17

STATUS PASIEN

I. ANAMNESA
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sosrowijaya Wetan
Status : Menikah

B. Keluhan Utama
Nyeri pinggang menjalar sampai ke kaki
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien datang ke RS Muhammadyah Yogyakarta dengan
keluhan nyeri pinggang menjalar sampai ke kaki, sakitnya sudah dirasakan
5 bulan yang lalu , pasien mengatakan 5 bulan yang lalu jatuh terpleset
didepan rumah jatuhnya dengan posisi duduk . Nyeri dirasakan setiap hari ,
sakit tambah memberat jika pasien kecapean beres-beres rumah dan
mondar-mandir naik motor antar jemput anak sekolah , skala nyeri yang
dirasakan antara 6-7 . Pasien mengatakan sebelumnya sudah berobat tetapi
tidak rutin minum obat karena malas . Pusing disangkal , Nafsu makan
menurun , BAK dan BAB tidak lancar .
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat trauma : jatuh terpleset dengan posisi duduk
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga

0
Riwayat penyakit serupa : Ada
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : disangkal
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum baik, compos mentis E4V5M6, gizi kesan cukup.
B. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,3º C
C. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-).
D. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, kedudukan kepala simetris.
E. Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung (+/+),
pupil isokor
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
G. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
H. Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-).
I. Leher
Simetris, JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak membesar.
J. Thorax

1
a. Retraksi (-)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi Jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-)
c. Paru
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-).
K. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+) normal.
L. Ektremitas
Oedem Akral dingin
- - - -
- - - -

M. Status Psikiatri
Deskripsi Umum
1. Penampilan : Perempuan, tampak sesuai umur,
perawatan diri cukup
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik : Normoaktif
4. Pembicaraan : Normal
5. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif, kontak mata
cukup
Afek dan Mood

2
Afek : Appropiate
Mood : Normal
Gangguan Persepsi
Halusinasi : (-)
Ilusi : (-)
Proses Pikir
Bentuk : Realistik
Isi : Waham (-)
Arus : Koheren
Sensorium dan Kognitif
Daya konsentrasi : Baik
Orientasi : Orang : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Daya Ingat : Jangka panjang : Baik
Jangka pendek : Baik
Daya Nilai : Daya nilai realitas dan sosial baik
Insight : Baik
N. Status Neurologis
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : Normal
Nervus Cranialis : dalam batas normal
Fungsi Sensorik
- Rasa Eksteroseptik : suhu, nyeri, dan raba di ekstremitas inferior
menurun
- Rasa Propioseptik : getar, posisi, dan tekan di ekstremitas
inferior menurun
Fungsi Motorik dan Reflek
Kekuatan Tonus R.Fisiologis R.Patologis
5 5 N N +2 +2 - -
3 3 N N +1 +1 + +
Patella Patella Babinsky

3
Stransky
Tes Laseque : (+)
Tes Kernig : (+)
Doorbell sign: (-)
Tes Valsava : (-)
Tes Naffziger: (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

. Foto Roentgen
Tanggal 15 Januari 2018
 Vertebra Lumbosacral AP/Lateral
Kesan :
Spondylosis thoracolumbales ringan
Degenerasi sebagian discus V.lumbales
Protuded discus ke posterior setinggi DIV L3-4, 4-5 dan V.L5 –V.S 1
yang menekan canakus spinalis dan menekan FIV V.L3-4, 4-5 dan V.L 5-
V.S 1 bilateral
.
Medula spinalis dan conus medularis baik . Tak tampak penyempitan DIV
Penebalan ligamentum flavum setinggi DIV V.L 4-5 yang menekan
canalis spinalis.

IV. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Paraplegi LMN

Diagnosis Topis : Medula spinalis

Diagnosis Etiologi : Post trauma DD. HNP Lumbalis

4
V. PENATALAKSANAAN
 Terapi Medikamentosa
Kalium Diklopenal 50mg
Paracetamol 300mg
Diazepam 2mg
Mfla pulv da in cap

Omeprazole
Eperison Hcl
Neurodex

VI. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia

5
PEMBAHASAN
Hernia Nukleus Pulposus
Diskus intervertebralis dibentuk oleh dua komponen yaitu: (1) nukleus
pulposus yang terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan
dibentuk oleh (2) annulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus yang
terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.
Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebralis pada
daerah lumbosakral yang biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa
berhubungan dengan beberapa cedera pada tulang belakang atau oleh tekanan
yang berlebihan, biasanya disebabkan oleh karena mengangkat beban/
mengangkat tekanan yang berlebihan (berat). Hernia diskus lebih banyak terjadi
pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada daerah servikal dan thorakal tapi
kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja,
tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun.
Menjebolnya (hernia) nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra di atas atau di
bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya
sebagian dari nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat dari foto
roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan sirkumferensial dan
radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya
nodus Schmorl merupakan kelainan mendasari “low back pain” sub kronik atau
kronik yang kemudian disusun oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
khokalgia atau siatika
Definisi

6
Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)
adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke
dalam kanalis vertebralis (protrusi diskus) atau nucleus pulposus yang terlepas
sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (ruptur discus).

Epidemiologi
HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada C5-C6 dan
paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan
remaja tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun.
Insidens
- Hernia Iumbo Sakral lebih dari 90 %
- Hernia Sercikal 5-10 % .
Etiopatofisiologi
Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan sel-sel
kartilago yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus bergerak,
cairan menjadi padat dan rata serta melebar dibawah tekanan dan
menggelembungkan annulus fibrosus.
Menjebolnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteri radikulasi berada
dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi bila penjebolan di sisi lateral. Bilamana
tempat herniasinya di tengah, maka tidak ada radiks yang terkena. HNP dapat
dibagimenjadi:
1.HNPsentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine.
2.HNPlateral

7
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan betis,
belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri tekan.
Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP
lateral L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral
pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu
jari kaki berkurang dan refleks patela negatif. Sensibilitas ada dermatom yang
sdesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada percobaan lasegue atau test
mengnagkat tungkai yang lurus (straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai
secara lurus dengan fleksi di sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang
bagian belakang (tanda lasefue positif). Valsava dab nafsinger akan memberikan
hasil positif.
Salah satu akibat dari trauma sedang yang berulangkali mengenai diskus
intervertebrais adalah terobeknya annulus fibrosus. Pada tahap awal, robeknya
anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial, karena gaya traumatik yang berkali-
kali, berikutnya robekan itu menjadi lebih besar dan disamping itu timbul sobekan
radikal. Kalau hal ini sudah terjadi, maka soal menjebolnya nukleus pulposus
adalah soal waktu dan trauma berikutnya saja.
Apabila trauma pada medula spinalis terjadi secaa mendadak, maka dapat
terjadi renjatan spinal (spinal shock). Pada anak-anak fase ini terjadi lebih singkat
dibandingkan orang dewasa yakni kurang dari 1 minggu. Ada 3 faktor yang
mungkin berperan dalam mekanisme syok spinal yaitu: hilangnya fasilitas traktus
desendens, inhibisi dari bawah yang menetap pada reflex ekstensor, dan
degenerasi aksonal interneuron.
Fase renjatan spinal berdasarkan gambaran klinisnya dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Syok spinal atau Arefleksia

Sesaat setelah trauma, fungsi motorik di bawah tingkat lesi hilang, otot
flaksid, reflex hilang, paralisis atonik vesika urinaria dan kolon, atonia gaster dan
hipestesia. Dijumpai juga hilangnya tonus vasomotor, keringat dan piloereksi serta
fungsi seksual.
2. Aktivitas refleks yang meningkat

8
Setelah beberapa minggu respons refleks terhadap rangsang mulai timbul,
mula-mula lemah makin lama makin kuat. Secara bertahap muncul refleks fleksi
yang khas yaitu tanda Babinsky dan fleksi tripel (gerak menghindar dari rangsang
dengan mengadakan fleksi pada sendi pergelangan kaki, sendi lutut, dan sendi
pangkal paha).
Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka
posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma
adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nukleus pulposus pada
ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat atau
ditunjukkan/dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang sering
kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus pulposus
prolaps, mendorong ujungnya/jumbainya dan melemahkan anulus posterior. Pada
kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau menjadi
“extruded” dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis. Lebih
sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol sampai pada celah anulus,
biasanya pada satu sisi atau lainnya (kadang-kadang ditengah), dimana mereka
mengenai menimpa sebuah serabut atau beberapa serabut syaraf. Tonjolan yang
besar dapat menekan serabut-serabut saraf melawan apophysis artikuler.
Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan
kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal
menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun
atau menghilang Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan
C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar
posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini menghasilkan
nyeri radikal yang mana selalu diawali gejala-gejala dan mengacu pada kerusakan
kulit.
Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-
gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat

9
menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang
paraparese kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.
Penonjolan pada sendi intervertebral toracal masih jarang terjadi (menurut
love dan schorm 0,5 % dari semua operasi menunjukkan penonjolan sendi).
Pada empat thoracal paling bawah atau tempat yang paling sering mengalami
trauma jatuh dengan posisi tumit atau bokong adalah faktor penyebab yang paling
utama.
Gambaran Klinik
 Hernia Lumbosakralis
Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan
periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan
tertentu, ketegangan hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga
kadang-kadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada
tekanan atau ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri
menjalar kedalam bokong dan tungkai. “Low back pain” ini disertai rasa nyeri
yang menjalar ke daerah iskhias sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara
refleks mengambil sikap tertentu untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam
bentuk skilosis lumbal.
Syndrom Perkembangan lengkap syndrom sendi intervertebral lumbalis yang
prolaps terdiri :
1. Kekakuan/ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.
2. Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki
3. Kombinasi paresthesiasi, lemah, dan kelemahan refleks
Nyeri radikuler dibuktikan dengan cara sebagai berikut :
1. Cara Kamp. Hiperekstensi pinggang kemudian punggung diputar
kejurusan tungkai yang sakit, pada tungkai ini timbul nyeri.
2. Tess Naffziger. Penekanan pada vena jugularis bilateral.
3. Tes Lasegue. Tes Crossed Laseque yang positif dan Tes Gowers dan
Bragard yang positif.
Gejala-gejala radikuler lokasisasinya biasanya di bagian ventral tungkai atas
dan bawah. Refleks lutut sering rendah, kadang-kadang terjadi paresis dari
muskulus ekstensor kuadriseps dan muskulus ekstensor ibu jari.

10
 Hernia servicalis
- Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas
(sevikobrachialis)
- Atrofi di daerah biceps dan triceps
- Refleks biceps yang menurun atau menghilang
- Otot-otot leher spastik dan kakukuduk.
 Hernia thorakalis
- Nyeri radikal
- Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang
paraparesis
- Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia
Gambaran Radiologis
Dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal, skoliosis, penyempitan
intervertebral, “spur formation” dan perkapuran dalam diskus
Bila gambaran radiologik tidak jelas, maka sebaiknya dilakukan punksi
lumbal yang biasanya menunjukkan protein yang meningkat tapi masih dibawah
100 mg %.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, gambaran klinis dan gambaran
radiologis. Ada adanya riwayat mengangkat beban yang berat dan berualangkali,
timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya
herniasi.
Diagnosa pada hernia intervertebral , kebocoran lumbal dapat ditemukan
secepat mungkin. Pada kasus yang lain, pasien menunjukkan perkembangan cepat
dengan penanganan konservatif dan ketika tanda-tanda menghilang, testnya tidak
dibutuhkan lagi. Myelografi merupakan penilaian yang baik dalam menentukan
suatu lokalisasi yang akurat yang akurat.
Diagnosis Banding
1 Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang
berprotein tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.
2. Arthiritis

11
3. Anomali colum spinal.
Penatalaksanaan
a. Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh
trauma dan segera diikuti dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, obat
pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan Jika terdapat kaku pada
punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya diberikan.
Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat antispasmodik
seperti diazepam.
b. Rehabilitasi
 Tirah baring (bed rest) 3-6 minggu bila anulus fibrosus masih utuh (intact),
sel bisa kembali ke tempat semula.
 Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.
 Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
 Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan
neurologis, indikasi operasi.
 Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan
mengangkat benda berat, tidur dengan alas keras atau landasan papan.
 Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak
terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset
dan traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan
perbedaan dalam kecepatan penyembuhan.
 Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme
otot. Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin,
termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan
kompres panas maupun dingin.
 Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri pada NPB kronis.

12
Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban pada diskus serta dapat
mengurangi spasme.
 Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal pada
punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain
berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara
fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak.
Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dan tendon
sehingga aliran darah semakin meningkat.
 Proper body mechanics: Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai
sikap tubuh yang baik untuk mencegah terjadinya cedera maupun nyeri.
c. Operasi
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya
gangguan neurologis. Bilamana penderita HNP dioperasi yang akan
memerlukan harus dibuat penyelidikan mielografi. Pilihan operasi lainnya
meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan fragmen of nucleated disk
melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan – ray dan
chemonucleosis. Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut
chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin
yang menonjol.ilitasi pekerjaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran – EGC. 2004. 756-763.

Priguna Sidharta. 1996. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian


Rakyat.

Chusid, IG. 1993. Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta :


Gajahmada University Press.

Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua.Yogyakarta: Gajahmada


University Press.

14
Hernia nukleus pulposus
HNP adalah keluarnya nukleus pulposus dari diskus akibat
melemahnya/robeknya anulus fibrosus.
Diskus intervertebralis terletak diantara tulang-tulang ruas vertebrata yang
berguna untuk : penyangga beban, artikulasi, shock absorber.
Diskus tersebut terdiri dari pada : anulus fibrosus (sebagai dinding luar) dan
nuleus pulpousus (yang tekandung didalamnya).
Nukleus pulposus terdiri atas zat mukopolisakarida yang bersifat kuat mengikat
air. Jika ada proses degenerasi diskus, maka nukleus pulposus lama kelamaan
akan mengeras, daya ikat terhadap air akan ekan berkurang dan elaktisitasnya
pun berkurang dan mengkerut menjadi kecil. Anulus fibrosus punmakin menipis
dan cendrung mudah robek. Akibatnya kedudukan intervertebralis menjadi tidak
stabil.
Protusi (penonjolan) nukleus dan anulus fibrosus cendrung kedalam kanalis
spinalis atau ke foramen intervertebralis daerah posterolateral. Tidak
pernah/jarang ke posterior, sebab ligamentum longitudinalis posterior, sebab
ligamentum longitudinalis posterior bagian tengah sangat kuat.
Jika ada 2 macam arah kecendrungan herniasi :

 Arah posterosentral : ada gejala LBP tanpa ada gejala iskhiagia. Nyeri
pinggang disini disebabkan iritasi ligamentum longitudinalis poterior
tanpa adanya iritasi terhadap radiks.
 Arah posterolateraldisini gejala LBP disertai iritasi radiks (nyeri
radikuler)
Prediksi HNP terutama didaerah L5-S1 dimana yang tertekan adalah radiks S1,
sebab pada daerah L5-S1 adalah

 Daerah pusat beban tubuh


 Daerah vertebra yang paling punya kebebasan bergerak
 Daerah ini berbentuk lordosis
Derajat keparahan HNP :
1. Prolaps diskus : nuleus pulposus keluar menonjol tetapi masih dibungkus
anulus fibrosus (anulus fibrosus belum robek)
2. Ekstrusi diskus : nukleus pulposus keluar dan anulus fibrosus robek tetapi
masih diindungi oleh ligamentum longitudinalis posterior.
3. Sekuestrasi diskus : anulus robek, ligamentum robek dan akibatnya
nukleus pulposus masuk ke kanalis spinalis.
Deerajat 1 dan 2 tersebut diatas masih bisa diobati dengan pengobatan konservatif
akan tetepi derajat 3 jika diobati dengan konservatif selama 2 minggu tidak
menunjukkan perbaikan maka dianjurkan untuk tindakan operatif.

15
16

Вам также может понравиться