Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Ilmu Ukur Tanah
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW.
Selaku tim penyusun, kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Ir. H.
Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T. selaku dosen mata kuliah Praktik Ilmu Ukur
Tanah yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini. Selain itu,
kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam dalam
memudahkan proses pembuatan makalah.
Kami menyadari dalam laporan ini ada kelemahan dan kekurangan, oleh
karena itu adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak sangat kami nantikan
untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1.Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2.Rumusan Masalah…………………...………………………………….1
1.3.Tujuan…………………………………………..………………………2
1.4.Manfaat………………………………..………………………………..2
1.5.Sistematika Penulisan…………………………………………………..2
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………3
2.1.Pengertian Poligon……………………………….…………………….3
2.2.Jenis – Jenis Poligon……………………………….……………..……7
2.2.1. Poligon Tertutup………………………………..…….....……7
2.2.2. Poligon Terbuka……………………………..…………….…9
2.2.3. Poligon Bercabang……………………………..……………16
2.3.Pengukuran Luas…………………………………………………...…20
BAB III TUJUAN DAN PROSEDUR PENGUKURAN POLIGON…..……22
3.1 Tujuan Instruksional Umum………………………………………….22
3.2 Tujuan Instruksional Khusus…………………………………………22
3.3 Peralatan dan Bahan yang Digunakan……………………………..….23
3.4 Prosedur Pengukuran…………………………………………………25
3.5 Prosedur Pengolahan Data……………………………………………26
3.6 Prosedur Penggambaran……………………………………………...29
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM…………………………………….30
4.1 Lokasi Pengukuran…………………………………………………...30
4.2 Waktu Pengukuran…………………………………………………....31
4.3 Pelaksanaan Praktikum……………………………………………….31
ii
BAB V PENGOLAHAN DATA………………………………………………..32
5.1 Data Hasil Pengukuran di Lapangan…………………………………32
5.2 Analisa Data Hasil Pengukuran………………………………………33
BAB VI PENUTUPAN………………………………………………………….60
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………...60
6.2 Saran………………………………………………………………….60
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...61
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain tanpa
ikatan …………………………………………………..……………11
Gambar 6. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung lagi
tanpa ikatan …………………………………………………….……12
Gambar 8. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang
satu lagi terikat orientasi………………………………….…………13
Gambar 9. Polygon terbuka, satu ujungnya terikat azimut, sedangkan ujung yang
satu lagi terikat orientasi………………………………………..……14
Gambar 10. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang
lain terikat azimut saja………………………………………..……..14
Gambar 11. Poligon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat, ujung
yang lain terikat koordinat……………………………………..…….14
iv
Gambar 18. Payung………………………………………………………………24
Gambar 19. Pita Ukur……………………………………………………………24
Gambar 20. Cat dan kuas………………………………………………….……..25
Gambar 21. Lokasi Pengukuran….………………………………………………30
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari laporan ini untuk memperoleh data tentang pemaparan
mengenai praktik pengukuran poligon didalam ilmu ukur tanah, mencakup:
1. Mengetahui tujuan dari pengukuran poligon kerangka dasar horizontal;
2. Mengetahui jenis-jenis poligon;
3. Mengetahui peralatan, bahan dan prosedur pengukuran;
4. Memahami pengolahan data;
5. Bisa menggambarkan data poligon
1.4 Manfaat
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, baik secara teoritis dan praktis. Manfaat yang diperoleh dalam pengukuran
ini antara lain:
1. Secara teoritis, hasil laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang ilmu pengukuran poligon didalam praktik ilmu ukur tanah.
2. Secara praktis, hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
mahasiwa yang tengah memperdalam pengetahuan mengenai praktik ilmu ukur
tanah.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III TUJUAN DAN PROSEDUR PENGUKURAN SIPAT DATAR
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BAB V PENGOLAHAN DATA
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
b. Polygon terbuka
(secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian garis yang
berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan
ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Titik pertama tidak sama dengan titik
terakhir.
c. Polygon bercabang
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Poligon terikat sempurna
Dikatakan poligon terikat sempurna, apabila :
- Sudut awal dan sudut akhir diketahui besarnya sehingga terjadi
hubungan antara sudut awal dengan sudut akhir.
- Adanya absis dan ordinat titik awal atau akhir.
- Koordinat awal dan koordinat akhir diketahui.
2. Poligon terikat sebagian.
Dikatakan poligon terikat sebagian, apabila :
- Hanya diikat oleh koordinat saja atau sudut saja.
- Terikat sudut dengan koordinat akhir tidak diketahui.
3. Poligon tidak terikat
Dikatakan poligon tidak terikat, apabila :
- Hanya ada titik awal, azimuth awal, dan jarak. Sedangkan tidak
diketahui koordinatnya.
- Tidak terikat koordinat dan tidak terikat sudut.
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:
- Polygon terikat sempurna
- Polygon terikat sebagian
- Polygon tidak terikat
Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak-jarak
mendatar antara titik-titik polygon diperoleh atau diukur dari lapangan menggunakan alat
pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.
Koreksi sudut polygon yang diperoleh kemudian dibagi secara merata tanpa
bobot terhadap sudut-sudut polygon hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan.
Sudut-sudut jurusan titik polygon terhadap titik polygon berikutnya mengacu
terhadap sudut awal polygon dijumlahkan terhadap sudut polygon yang dikoreksi.
Kontrol koordinat berbeda dengan kontrol sudut yaitu koordinat akhir dan awal
dikurangi serta dibandingkan terhadap jumlah proyeksinya terhadap absis dan
ordinat. Koreksi absis dan ordinat akan diperoleh dan dibandingkan dengan
mempertimbangkan bobot kepada masing-masin titik polygon. Bobot koreksi
didekati dengan cara perbandingan jarak pada suatu ruas garis terhadap jarak total
polygon dari awal sampai dengan akhir pengukuran.
Syarat - syarat Polygon :
Syarat geometric:
akhir awal n 2180
cd ab k (n 2).180 0
c
a \
awal b
A B
Gambar 1. Perhitungan α
awal = akhir
Syarat absis :
k
X akhir X awal d sin
n
X C X A d cos
X C X A d cos kx
7
Syarat ordinat :
Yakhir Yawal d cos
YC YA d cos ky
f
k n = jumlah sudut
n
2.2. Jenis – Jenis Poligon
Berdasarkan berntuknya poligon dibagi dalam dua bagian, diantaranya :
Jenis Poligon secara Visual :
Polygon tertutup ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu
titik yang sama. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring
poligon). Ditinjau dari segi pengkatannya (azimut dan koordinat), terdapat
beberapa variasi seperti:
a) Tanpa ikatan
b) Terikat hanya azimut
c) Terikat hanya koordinat
d) Terikat azimut dan koordinat
Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama
sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup yang
jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula koreksi
koordinat dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya bahwa
jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol.
Untuk memudahkan, marilah kita lihat suatu contoh polygon tertutup seperti pada
berikut ini :
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
- Bila salah satu sisi polygon itu diketahui misalnya 12 maka azimuth sisi-sisi
yang lain dapat dihitung sebagai berikut :
23 = 12 + 2 + V2 - 1800
34 = 23 + 3 + V3 - 1800
45 = 34 + 4 + V4 - 1800
56 = 45 + 5 + V5 - 1800
67 = 56 + 6 + V6 - 1800
78 = 67 + 7 + V7 - 1800
81 = 78 + 8 + V8 - 1800
12 = 81 + 1 + V1 - 1800
yang harus sama dengan 12 yang diketahui tadi.
9
6. Pada salah satu ujungnya terikat koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat
azimuth,
7. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat koordinat ,
8. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang
lain terikat azimut saja,
9. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang
lain terikat koordinat saja,
10. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat baik azimut maupun koordinat
2 4
5 Q
3
S1
S2 2 4 S6
1 S3 S4 S5
3 5
b. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan
ujung lain tanpa ikatan
Gambar 4. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut terikat azimut saja dan ujung
lain tanpa ikatan
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
c. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung lain
tanpa ikatan
Gambar 5. Polygon terbuka, satu ujung terikat koordinat saja dan ujung
lain tanpa ikatan
d. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung
lagi tanpa ikatan
Gambar 6. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, satu ujung
lagi tanpa ikatan
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
P = titik yang diketahui koordinatnya
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui
1
3 5
1 2 6
4
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
P = titik yang diketahui koordinatnya
14
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari polygon tipe ini ialah :
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
P, Q = titik yang diketahui koordinatnya
h. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang
lain terikat azimut saja
1 7
3 5
1 2 6
4 6
S1
S2 2 4 S6
S3 S4 S5
3 5
Gambar 10. Polygon terbuka, satu ujung terikat azimut dan koordinat, ujung yang
lain terikat azimut saja
15
I = sudut ukuran
Si = sisi-sisi ukuran
aw = azimut yang diketahui
Gambar 11. Poligon terbuka, satu ujungnya terikat azimuth dan koordinat,
ujung yang lain terikat koordinat
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw = azimut yang diketahui
P = titik yang diketahui koordinatnya
Polygon tipe ini merupakan polygon yang paling baik karena kedua
ujungnya terikat penuh. Kalau digambarkan polygon tipe ini mempunyai
bentuk sebagai berikut :
I = sudut-sudut ukuran
Si = jarak-jarak ukuran
aw dan ak = azimut-azimut yang diketahui
P, Q = titik yang diketahui koordinatnya
Polygon bercabang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul, yaitu titik
dimana cabang itu terjadi. Cabang-cabang itu biasanya terbuka, akan tetapi tentu
saja cabang itu dapat saja menutup kepala cabang yang lain. Kalau hal ini terjadi
maka poligon itu sebetulnya adalah kombinasi antara poligon terbuka, tertutup dan
bercabang.
Jadi 'SH = P1 P0 + [p] n1 x 1800
''SH = Q1 Q0 + [t] n2 x 1800
'''SH = R1 R0 + [u] n3 x 1800
bila 'SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon I
18
''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon II
'''SH = sudut jurusan dari S ke H dihitung pada polygon III
1 1
Untuk harga a, b dan c kita ambil masing-masing dan dimana n1 n2
n1 n3
dan n3 banyak titik-titik sudut pada masing-masing cabang polygon Setelah didapat
SH dari hitungan ditas, kita hitung koreksi sudut-sudut ukuran pada masing-
masing cabang polygon tersebut, karena masing-masing cabang polygon sekarang
dapat dipandang sebagai polygon terbuka yang terikat pada kedua ujungnya.
1
Ax = Ay =
{S ) I
1
Bx = By =
{S ) II
1
Cx = Cy =
{S ) III
Bila titik simpul polygon cabang itu lebih dari data, maka hitungannya harus
dilakukan dengan cara perataan yang lain misalnya dengan method kudrat terkecil
atau dengan methoda.
Luas adalah jumlah areal yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikeliligi oleh
garis-garis batas. Perhitungan dan informasi luas merupakan salah satu informasi yang
dibutuhkan perencana dari hasil pengukuran lapangan.
Pengukuran luas ini dipergunakan untuk berbagai macam kepentingan, yaitu: hukum
pertahanan, perubahan setatus hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya. Perhitungan
luas dapat dilakukan dengan berbagai macam, yaitu:
Bentuk daerah yang dihitung luas daerahnya dengan menggunakan metode sarrus ini
haruslah beraturan dengan segmen-segmen garis yang jelas.
(XD,YD) D C (XC,YC)
(0,5) (5,5)
(XA,YA) A B (XB,YB)
(0,0) (5,0)
XA XB XC XD XA
YA YB YC YD YA
Perhitungan luas secara numeris digital menggunakan bantuan perangkat lunak CAD
(Computer Aided Design) dan perangkat keras computer. Daerah yang akan dihitung
luasnya haruslah sudah dimasukan kedalam bentuk digital melalui papan ketik keyboard,
digitizer (alay digitasi), atau scanner. Koordinat batas-batas daerah akan masuk kedalam
memori computer dan diolah secara digital. Bentuk daerah yang akan diukur luasnya
menggunakan metode nimeris digital ini dapat berbentuk beraturan dengan jumlah segmen
terbatas atau berbentuk tidak beraturan dengan jumlah segmen banyak serta berjarak kecil-
kecil.
BAB III
22
23
c. Unting-unting
.
Gambar 20. Cat dan kuas
h. Peta wilayah situasi (wilayah pengukuran).
3.4 Prosedur Pengukuran
Adapun langkah kerja pada pengukuran poligon, antara lain:
a. Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan pada
pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal, didirikan alat theodolite pada titik
( patok) awal pengukuran. Pada pengukuran poligon, alat didirikan diatas patok,
berbeda dengan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal dengan alat yang
berdiri diantara dua buah titik (patok).
b. Target diletakkan diatas patok-patok yang mengapit tempat alat sipat datar
berdiri. Gelembung nivo tabung diketengahkan dengan cara memutar dua buah
sekerup kaki kiap kearah dalam saja atau keluar saja serta memutar sekerup kaki
kiap kearah kanan atau kiri. Teropong diarahkan ke target belakang dan dibaca
sudut horizontalnya pada posisi biasa. Teropong kemudian diputar kearah target
muka dibaca pula sudut horizontalnya pada posisi biasa.
c. Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ketarget muka serta
dibaca sudut horizontalnya. Teropong di putar kearah target belakang dan dibaca
sudut horizontalnya.
d. Periksa pembacaan sudut dengan pengontrolan pembacaan dengan rumus
pembacaan sudut luarbiasa dikurangi pembacaan sudut biasa. [Kontrol : Sudut
Luar Biasa – Sudut Biasa = -10 < 0 < 10]. Jika sesuai teruskan dengan langkah
berikutnya, jika tidak ulangi pembacaan.
e. Alat Theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal yang sama
seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh patok
didirikan alat Theodolite.
f. Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau tabelaris
dengan menggunakan bantuan teknologi digital komputer. Pengolahan data
26
polygon dapat diselesaikan dengan metode Bowditch atau Transit. Pada metode
Bowditch, bobot koreksi absis dan ordinat diperoleh dari perbandingan jarak
resultan dengan total jarak pengukuran poligon, sedangkan pada metode transit
bobot koreksi absis / ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan dengan
total jarak pada arah absis / ordinat.
g. Pengukuran poligon kerangka dasar horizontal selesai.
𝑓𝛽
2. Lalu mencari 𝛽 koreksi dengan rumus : 𝛽𝑛 = 𝛽1 + 𝑛
∑ ∆𝑋 = 𝑑 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝛼
∑ ∆𝑌 = 𝑑 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝛼
𝐷1
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 =
∑𝐷
𝑓𝛽
2. Lalu mencari 𝛽 koreksi dengan rumus : 𝛽𝑛 = 𝛽1 + 𝑛
∑ ∆𝑋 = 𝑑 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝛼
∑ ∆𝑌 = 𝑑 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝛼
28
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
30
31
2. Hari : Kamis
Pertemuan ke : 2
Tanggal : 23 Februari 2017
Kegiatan : Pengukuran Poligon
Waktu : 09.00 s.d 12.30 WIB
Lokasi : Sekitar gedung Gymnasium UPI
4.3 Pelaksanaan Praktikum
Setelah mendapat pengarahan dan pengenalan alat tentang sipat datar, maka
saya bersama rekan dari kelompok 1 melaksankan praktikum pengukuran sipat
datar di Gymnasium UPI. Adapun langkah-langkah yang dilakukan :
32
33
= 2520,0878 - 2520+ f
= 0.0878 + f
f = -0.0878
b. Mencari β Koreksi
𝑓𝛽
β1 = β1 + = 153.6250 – 0.0878 = 153.620
16
𝑓𝛽
β2 = β2 + = 174.9933 – 0.0878 = 174.988
16
𝑓𝛽
β3 = β3 + = 176.7350 – 0.0878 = 176.730
16
𝑓𝛽
β4 = β4 + = 97.2928 – 0.0878 = 97.287
16
𝑓𝛽
β5 = β5 + = 180.9875 – 0.0878 = 180.982
16
𝑓𝛽
β6 = β6 + = 176.6025 – 0.0878 = 176.597
16
𝑓𝛽
β7 = β7 + = 176.2883 – 0.0878 = 176.597
16
𝑓𝛽
β8 = β8 + = 176.4358 – 0.0878 = 176.283
16
𝑓𝛽
β9 = β9 + = 89.59 – 0.0878 = 89.585
16
𝑓𝛽
β10 = β10 + = 176.8133 – 0.0878 = 176.808
16
𝑓𝛽
β11 = β11 + = 186.0492 – 0.0878 = 186.044
16
34
𝑓𝛽
β12 = β12 + = 149.9950 – 0.0878 = 149.990
16
𝑓𝛽
β13 = β13 + = 131.3242 – 0.0878 = 131.319
16
𝑓𝛽
β14 = β14 + = 177.1583 – 0.0878 = 177.153
16
𝑓𝛽
β15 = β15 + = 178.1975 – 0.0878 = 178.192
16
𝑓𝛽
β16 = β16 + = 118 – 0.0878 = 177.995
16
c. Mencari α Koreksi
α1 = 271.192
α2 = α1 – β2 + 180o = 271.19165 - 174.988 + 180 = 276.204
α3 = α2 – β3 + 180o = 276.204 – 176.730 + 180 = 279.474
α4 = α3 – β4 + 180o - 360 o = 279.474 – 97.287 + 180 – 360 = 2.187
α5 = α4 – β5 + 180o = 2.187 – 180.982 + 180 = 1.205
α6 = α5 – β6 + 180o = 1.205 – 176.597 + 180 = 4.608
α7 = α6 – β7 + 180o = 4.608 – 176.283 + 180 = 8.325
α8 = α7 – β8 +180o = 8.325 – 176.43 + 180 = 11.895
α9 = α8 – β9 + 180o = 11.895 – 89.585 + 180 = 102.31
α10 = α9 – β10 + 180o = 102.31 – 176.808 + 180 = 105.502
α11 = α10 – β11 + 180o = 105.502 – 186.044 + 180 = 99.459
α12 = α11 - β12 + 180o = 99.459 – 149.99 + 180 = 129.469
α13 = α12 - β13 + 180o = 129.469 – 131.319 + 180 = 178.151
α14 = α13 - β14 + 180o = 178.151 – 177.153 + 180 = 180.998
α15 = α14 - β14 +180o = 180.998 – 178.192 + 180 = 182.806
α16 = α 15 - β15 + 180o = 182.806 – 117.995 + 180 = 244.811
α1’ = α 16 - β1 + 180o = 244.811 – 153.620 + 180 = 271.192
35
f. Mencari Koreksi ΔX
Koreksi ΔX1 = Bobot 1 . Fx = 0.0823 x 0.0101 = 0,0008
Koreksi ΔX2 = Bobot 2. Fx = 0.0823 x 0.0101 = 0,0008
Koreksi ΔX3 = Bobot 3 . Fx = 0.0905 x 0.0101 = 0,0009
Koreksi ΔX4 = Bobot 4 . Fx = 0.0686 x 0.0101 = 0,0007
Koreksi ΔX5 = Bobot 5 . Fx = 0.0274 x 0.0101 = 0,0003
Koreksi ΔX6 = Bobot 6 . Fx = 0,0278 x 0.0101 = 0,0003
Koreksi ΔX7 = Bobot 7 . Fx = 0,0823 x 0.0101 = 0,0008
Koreksi ΔX8 = Bobot 8 . Fx = 0,0549 x 0.0101= 0,0006
Koreksi ΔX9 = Bobot 9 . Fx = 0,0823 x 0.0101= 0,0008
Koreksi ΔX10 = Bobot 10 . Fx = 0,0828 x 0.0101 = 0,0008
Koreksi ΔX11 = Bobot 11 . Fx = 0,0499 x 0.0101 = 0,0005
Koreksi ΔX12 = Bobot 12 . Fx = 0,0494 x 0.0101 = 0,0005
Koreksi ΔX13 = Bobot 13 . Fx = 0,0823 x 0.0101 = 0,0008
Koreksi ΔX14 = Bobot 14 . Fx = 0,0801 x 0.0101 = 0,0008
Koreksi ΔX15 = Bobot 15. Fx = 0,0321 x 0.0101 = 0,0003
Koreksi ΔX16 = Bobot 16. Fx = 0,0250 x 0.0101 = 0,0003
g. Mencari Koreksi ΔY
Koreksi ΔY1 = Bobot 1 . Fy = 0,0823 x (-0,009) = -0,0008
Koreksi ΔY2 = Bobot 2. Fy = 0,0823 x (-0,009) = -0,0008
Koreksi ΔY3 = Bobot 3 . Fy = 0,0905 x (-0,009) = -0,0008
Koreksi ΔY4 = Bobot 4 . Fy = 0,0686 x (-0,009) = -0,0006
Koreksi ΔY5 = Bobot 5 . Fy = 0,0274 x (-0,009) = -0,0003
Koreksi ΔY6 = Bobot 6 . Fy = 0,0278 x (-0,009) = -0,0003
Koreksi ΔY7 = Bobot 7 . Fy = 0,0823 x (-0,009) = -0,0008
Koreksi ΔY8 = Bobot 8 . Fy = 0,0549 x (-0,009) = -0,0005
Koreksi ΔY9 = Bobot 9 . Fy = 0,0823 x (-0,009) = -0,0008
Koreksi ΔY10 = Bobot 10 . Fy = 0,0828 x (-0,009) = -0,0008
Koreksi ΔY11 = Bobot 11 . Fy = 0,0499 x (-0,009) = -0,0005
38
KONTROL
= 0,623 + 3,241 + 5,431 + 24,981 + 9,998 + 10,117 + 29,683 + 19,57
+ (-6,397) + (-8,073) + (-2,991) + (-11,442) + (-29,985) + (-29,196)
+ (-11,686) + (-3,873)
=0
42
j. Menghitung Koordinat
Koordinat X
X1 = 786,080.395
X2 = X1 + Setelah Koreksi ΔX1
= 786080.395 + (-29.993) = 786,050.402
X3 = X2 + Setelah Koreksi ΔX2
= 786,050.402+ (-29,823) = 786,020.579
X4 = X3 + Setelah Koreksi ΔX3
= 786,020.579+ (-32.549) = 785,988.030
X5 = X4 + Setelah Koreksi ΔX4
= 785,988.030 + 0,955 = 785,988.985
X6 = X5 + Setelah Koreksi ΔX5
= 785,988.985 + 0,211 = 785,989.195
X7 = X6 + Setelah Koreksi ΔX6
= 785,989.195 + 0,816 = 785,990.011
X8 = X7 + Setelah Koreksi ΔX7
= 785,990.011 + 4,345 = 785,994.355
X9 = X8 + Setelah Koreksi ΔX8
= 785,994.355 + 4,123 = 785,998.478
X10 = X9 + Setelah Koreksi ΔX9
= 785,998.478 + 29,311 = 786,027.789
X11 = X10 + Setelah Koreksi ΔX10
= 786,027.789 + 29,102 = 786,056.891
X12 = X11 + Setelah Koreksi ΔX11
= 786,056.891 + 17,953 = 786,074.844
X13 = X12 + Setelah Koreksi ΔX12
= 786,074.844 + 13,896 = 786,088.740
X14 = X13 + Setelah Koreksi ΔX13
= 786,088.740 + 0,969 = 786,089.709
X15 = X14 + Setelah Koreksi ΔX14
= 786,089.709 + (-0,508) = 786,089.202
43
KONTROL
X1’ = X16 + Setelah Koreksi ΔX16
= 786,088.629 + (-8,234) = 786,080.395
Koordinat Y
Y1 = 9240941.291
Y2 = Y1 + Setelah Koreksi ΔY1
= 9240941.291 + 0,623 = 9,240,941.914
Y3 = Y2 + Setelah Koreksi ΔY2
= 9,240,941.914 + 3,241 = 9,240,945.155
Y4 = Y3 + Setelah Koreksi ΔY3
= 9,240,945.155 + 5,341 = 9,240,950.586
Y5 = Y4 + Setelah Koreksi ΔY4
= 9,240,950.586 + 24,981 = 9,240,975.568
Y6 = Y5 + Setelah Koreksi ΔY5
= 9,240,975.568 + 9,998 = 9,240,985.565
Y7 = Y6 + Setelah Koreksi ΔY6
= 9,240,985.565 + 10,117 = 9,240,995.682
Y8 = Y7 + Setelah Koreksi ΔY7
= 9,240,995.682 + 29,683 = 9,241,025.365
Y9 = Y8 + Setelah Koreksi ΔY8
= 9,241,025.365 + 19,570 = 9,241,044.935
Y10 = Y9 + Setelah Koreksi ΔY9
= 9,241,044.935 + (-6,397) = 9,241,038.538
Y11 = Y10 + Setelah Koreksi ΔY10
= 9,241,038.538 + (-8,073) = 9,241,030.466
Y12 = Y11 + Setelah Koreksi ΔY11
= 9,241,030.466 + (-2,991) = 9,241,027.474
44
Yn . Xn + 1
L1= Y1. X2 = 9,240,941.291 x 786,050.402 = 7,263,845,618,692.37
L2= Y2. X3 = 9,240,941.914 x 786,020.579 = 7,263,570,511,469.55
L3= Y3. X4 = 9,240,945.155 x 785,988.030 = 7,263,272,276,085.09
L4= Y4. X5 = 9,240,950.586 x 785,988.985 = 7,263,285,367,296.91
L5= Y5. X6 = 9,240,975.568 x 785,989.195 = 7,263,306,948,052.04
L6= Y6. X7 = 9,240,985.565x 785,990.011 = 7,263,322,343,916.59
L7= Y7. X8 = 9,240,995.682 x 785,994.355 = 7,263,370,443,463.46
L8= Y8. X9 = 9,241,025.365 x 785,998.478 = 7,263,431,873,572.58
L9= Y9. X10= 9,241,044.935 x 786,027.789 = 7,263,718,120,386.38
L10= Y10. X11= 9,241,038.538 x 786,056.891 = 7,263,982,026,216.87
L11= Y11. X12= 9,241,030.466 x 786,074.844 = 7,264,141,585,495.26
L12= Y12. X13= 9,241,027.474x 786,088.740 = 7,264,267,646,342.63
L13= Y13. X14= 9,241,016.032x 786,089.709 = 7,264,267,606,499.67
L14= Y14. X15= 9,240,986.047x 786,089.202 = 7,264,239,344,520.12
L15= Y15. X16= 9,240,956.850x 786,088.629 = 7,264,211,104,293.35
L16= Y16. X1= 9,240,945.164x 786,080.395 = 7,264,125,823,937.22
+
116,220,358,640,24
0
116,220,358,622,567 −116,220,358,640,240
Luas = = 8,836.719 m2
2
46
= 2520,0878 - 2520+ f
= 0.0878 + f
f = -0.0878
b. Mencari β Koreksi
𝑓𝛽
β1 = β1 + = 153.6250 – 0.0878 = 153.620
16
𝑓𝛽
β2 = β2 + = 174.9933 – 0.0878 = 174.988
16
𝑓𝛽
β3 = β3 + = 176.7350 – 0.0878 = 176.730
16
𝑓𝛽
β4 = β4 + = 97.2928 – 0.0878 = 97.287
16
𝑓𝛽
β5 = β5 + = 180.9875 – 0.0878 = 180.982
16
𝑓𝛽
β6 = β6 + = 176.6025 – 0.0878 = 176.597
16
𝑓𝛽
β7 = β7 + = 176.2883 – 0.0878 = 176.597
16
𝑓𝛽
β8 = β8 + = 176.4358 – 0.0878 = 1746.283
16
𝑓𝛽
β9 = β9 + = 89.59 – 0.0878 = 89.585
16
𝑓𝛽
β10 = β10 + = 176.8133 – 0.0878 = 176.808
16
𝑓𝛽
β11 = β11 + = 186.0492 – 0.0878 = 186.044
16
47
𝑓𝛽
β12 = β12 + = 149.9950 – 0.0878 = 149.990
16
𝑓𝛽
β13 = β13 + = 131.3242 – 0.0878 = 131.319
16
𝑓𝛽
β14 = β14 + = 177.1583 – 0.0878 = 177.153
16
𝑓𝛽
β15 = β15 + = 178.1975 – 0.0878 = 178.192
16
𝑓𝛽
β16 = β16 + = 118 – 0.0878 = 177.995
16
c. Mencari α Koreksi
α1 = 271.192
α2 = α1 – β2 + 180o = 271.19165 - 174.988 + 180 = 276.204
α3 = α2 – β3 + 180o = 276.204 – 176.730 + 180 = 279.474
α4 = α3 – β4 + 180o - 360 o = 279.474 – 97.287 + 180 – 360 = 2.187
α5 = α4 – β5 + 180o = 2.187 – 180.982 + 180 = 1.205
α6 = α5 – β6 + 180o = 1.205 – 176.597 + 180 = 4.608
α7 = α6 – β7 + 180o = 4.608 – 176.283 + 180 = 8.325
α8 = α7 – β8 +180o = 8.325 – 176.43 + 180 = 11.895
α9 = α8 – β9 + 180o = 11.895 – 89.585 + 180 = 102.31
α10 = α9 – β10 + 180o = 102.31 – 176.808 + 180 = 105.502
α11 = α10 – β11 + 180o = 105.502 – 186.044 + 180 = 99.459
α12 = α11 + β12 – 180o = 99.459 – 149.99 + 180 = 129.469
α13 = α12 + β13 – 180o = 129.469 – 131.319 + 180 = 178.151
α14 = α13 + β14 – 180o = 178.151 – 177.153 + 180 = 180.998
α15 = α14 + β14 – 180o = 180.998 – 178.192 + 180 = 182.806
α16 = α 15 + β15 – 180o = 182.806 – 117.995 + 180 = 244.811
α1’ = α 16 + β1 – 180o = 244.811 – 153.620 + 180 = 271.192
48
Bobot ΔX
Bobot ΔY
h. Mencari Koreksi ΔY
Koreksi ΔY1 = Bobot Y1 . Fy = 0.0923 x (-0,512) = -0.047
Koreksi ΔY2 = Bobot Y2. Fy = 0.0881 x (-0,512) = -0.045
Koreksi ΔY3 = Bobot Y3 . Fy = 0.0848 x (-0,512) = -0.043
Koreksi ΔY4 = Bobot Y4 . Fy = 0.0842 x (-0,512) = -0.043
Koreksi ΔY5 = Bobot Y5 . Fy = 0.0785 x (-0,512) = -0.040
Koreksi ΔY6 = Bobot Y6 . Fy = 0.0711 x (-0,512) = -0.036
Koreksi ΔY7 = Bobot Y7 . Fy = 0.0276 x (-0,512) = -0.014
Koreksi ΔY8 = Bobot Y8 . Fy = 0.0867 x (-0,512) = -0.044
Koreksi ΔY9 = Bobot Y9 . Fy = 0.0648 x (-0,512) = -0.033
Koreksi ΔY10 = Bobot Y10 . Fy = 0.0559 x (-0,512) = -0.029
Koreksi ΔY11 = Bobot Y11 . Fy = 0.0772 x (-0,512) = -0.040
Koreksi ΔY12 = Bobot Y12 . Fy = 0.0544 x (-0,512) = -0.028
Koreksi ΔY13 = Bobot Y13 . Fy = 0.636 x (-0,512) = -0.033
Koreksi ΔY14 = Bobot Y14 . Fy = 0.297 x (-0,512) = -0.015
Koreksi ΔY15 = Bobot Y15. Fy = 0.0109 x (-0,512) = -0.006
Koreksi ΔY16 = Bobot Y16. Fy = 0.0303 x (-0,512) = -0.015
KONTROL
= (-29.99) + (-29.82) + (-32.55) + 0.95 + 0.21 + 0.82+ 4.35 + 4.128
+ 29.31+ 29.10 + 17.95 + 13.90 + 0.97 +(-0.51) + (-0.573) + (-8.235)
=0
j. Mencari Setelah Koreksi ΔY
Setelah Koreksi ΔY1 = (D1 x Cos α1) + Koreksi ΔY1
= (-22.8547) + (-0.047)
= -22.9019
Setelah Koreksi ΔY2 = (D2 x Cos α2) + Koreksi ΔY2
= (-21.8121) + (-0.045)
= -21.8572
Setelah Koreksi ΔY3 = (D3 x Cos α3) + Koreksi ΔY3
= (-21.0011) + (-0.043)
= -21.0455
Setelah Koreksi ΔY4 = (D4 x Cos α4) + Koreksi ΔY4
= (-20.8494) + (-0.043)
= -20.8925
54
KONTROL
= 0.6239 + 3.2418 + 5.4317 + 24.9807 + 9.973 + 10.1167 + 29.6825 +
19.597 + (-6.3964) + (-8.0722) + (-2.9911) + (-11.4425) + (-29.9857) +
(-29.1969) + (-11.6865) + (-3.8732)
=0
56
k. Menghitung Koordinat
Koordinat X
X1 = 790835.367
X2 = X1 + Setelah Koreksi ΔX1
= 790,835.367 + (18.74) = 786,050.403
X3 = X2 + Setelah Koreksi ΔX2
= 790,854.108 + (19.34) = 786,020.580
X4 = X3 + Setelah Koreksi ΔX3
= 790,873.451 + (20.64) = 785,988.032
X5 = X4 + Setelah Koreksi ΔX4
= 790,894.092 + 19.36 = 785,988.986
X6 = X5 + Setelah Koreksi ΔX5
= 790,913.452 + (-21.87) = 785,989.196
X7 = X6 + Setelah Koreksi ΔX6
= 790,891.581 + (-22.48) = 785,990.012
X8 = X7 + Setelah Koreksi ΔX7
= 790,869.096 + (-27.98) = 785,998.478
X9 = X8 + Setelah Koreksi ΔX8
= 790,841.119 + (-14.70) = 786,027.790
X10 = X9 + Setelah Koreksi ΔX9
= 790,826.414 + (-7.74) = 786,056.892
X11 = X10 + Setelah Koreksi ΔX10
= 790,801.163 + (-10.07) = 786,074.846
X12 = X11 + Setelah Koreksi ΔX11
= 790,791.259 + (-9.90) = 786,088.742
X13 = X12 + Setelah Koreksi ΔX12
= 790,800.944 + 9.68 = 786,089.710
X14 = X13 + Setelah Koreksi ΔX13
= 790,813.974 + 13.03 = 786,089.202
X15 = X14 + Setelah Koreksi ΔX14
= 790,826.030 + 12.06 = 786,088.629
57
KONTROL
X1’ = X16 + Setelah Koreksi ΔX16
= 786088.528 + (-8.23) = 786,080.395
Koordinat Y
Y1 = 9240656.509
Y2 = Y1 + Setelah Koreksi ΔY1
= 9,240,656.509 + (-22.9019) = 9240941.915
Y3 = Y2 + Setelah Koreksi ΔY2
= 9,240,633.607 + (-21.8572) = 9240945.1567
Y4 = Y3 + Setelah Koreksi ΔY3
= 9,240,611.750 + (-21.0445) = 9240950.5884
Y5 = Y4 + Setelah Koreksi ΔY4
= 9240590.706 + (-20.8925) = 9240985.5665
Y6 = Y5 + Setelah Koreksi ΔY5
= 9240569.813 + (-19.4764) = 9240995.6832
Y7 = Y6 + Setelah Koreksi ΔY6
= 9240550.337 + (-17.6535) = 9241025.3657
Y8 = Y7 + Setelah Koreksi ΔY7
= 9240532.683 + 6.8148 = 9241044.9354
Y9 = Y8 + Setelah Koreksi ΔY8
= 9240539.498 + 21.4344 = 9241038.5390
Y10 = Y9 + Setelah Koreksi ΔY9
= 9240560.932 + 16.0093 = 9241030.4668
Y11 = Y10 + Setelah Koreksi ΔY10
= 9240576.942 + 13.8117 = 9241027.4757
58
l. Mencari Luas
Σ(𝑋𝑛 .𝑌𝑛+1)−Σ(𝑌𝑛 .𝑋𝑛+1)
Luas =
2
Xn . Yn + 1
L1= X1. Y2 = 786080.3949 x 9240941.9149 = 7,264,123,269,698.59
L2= X2. Y3 = 786,050.403 x 9240945.1567 = 7,263,848,663,429.68
L3= X3. Y4 = 786,020.580 x 9240950.5884 = 7,263,577,341,760.72
L4= X4. Y5 = 785,988.032 x 9240975.5691 = 7,263,296,199,555.20
L5= X5. Y6 = 785,988.986 x 9240985.5665 = 7,263,312,873,808.01
L6= X6. Y7 = 785,989.196 x 9240995.6832 = 7,263,322,768,833.37
L7= X7. Y8 = 785,990.012 x 9241025.3657 = 7,263,353,634,705.60
L8= X8. Y9 = 785,994.356 x 9241044.9354 = 7,263,409,158,532.07
L9= X9. Y10= 785,998.478 x 9241038.5390 = 7,263,442,227,138.23
L10= X10. Y11= 786,074.846 x 9241016.0333= 7,263,706,752,559.66
L11= X11. Y12= 786,088.742 x 9240986.0475= 7,263,973,340,796.28
L12= X12. Y13 = 786,089.710x 9240956.8507= 7,264,130,254,495.44
L13= X13. Y14= 786,089.202x 9240945.1642 = 7,264,235,096,985.65
L14= X14. Y15= 786,088.629 x 9240941.2910 = 7,264,221,093,239.45
59
116,220,358,755,636−116,220,358,773,310
Luas = = 8,836.695 m2
2
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah merupakan salah satu aplikasi dari mata kuliah
Ilmu Ukur Tanah. Dalam hal ini mengenai pengukuran poligon, pengukran poligon
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui luas dan koordinat dalam suatu tempat.
Dalam pengukuran sipat datar diperlukan ketelitian yang tinggi dalam pembacaan
sudut biasa dan luar biasa karena sedikit kesalahan pembacaaan dapat
menyebabkan kesalahan yang fatal mengingat jarak dalam pengukuran. Selisih
biasa dan luar biasa hendaknya diukur dengan teliti.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
62