Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
IIN RAHAYU
(0605.19)
( IIN RAHAYU )
Nim : 0605.19
Mengetahui
Kepala Puskesmas
(……………………..)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat , taufik dan
hidayah-Nya
Penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “ M“
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan kami banyak mendapatkan
bimbingan, pengalaman dan pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya
kami mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prodi D III Kebidanan
Widyagama Husada yang masih banyak membutuhkan bimbingan dan
pengajaran yang baik dan benar. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Laily amie selaku direktur STIKES widyagama husada malang
2. Peni indrawati, SKM, selaku dosen pembimbing dan kepala kaprodi D III
Kebidanan STIKES Kebidanan Widyagama Husada Malang
3. dr. Andrijani Rifka selaku kepala puskesmas gading rejo
4. triwuryaningsih, selaku bidan Koordinator ditruang KIA
5. semua bidan dan perawat serta staf pegawai puskesmas gading rejo
6. Orang tua, yang slalu memberikan semangat dan doa serta material
7. Teman dan semua pihak yang telah membantu sampai terselesaikan
laporan ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan kebidanan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kritik
dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini. Harapan kami semoga laporan asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi kita
semua.
Malang, juli 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penurunan mortalitas perinatal yang terjadi dengan perbaikan
perawatan obstetric dan neonatus disertai pengurangan jumlah anak cacat.
Sebagian besar BBLR diharapkan dapat bertahan hidup sebagai individu yang
normal tetapi sebagian besar dari mereka tidak dapat bertahan hidup karena
faktor biaya antara 10 – 30 % bayi dapat bertahan berat badan < 1 kg saat lahir
menderita cacat besar.
BBLR sangat membutuhkan penanganan khusus karena bayi BBLR
sangat rentan terjadi infeksi maupun hipotermi. Banyak kasus-kasus yang ada
hubungan dengan bayi BBLR ini maupun bayi-bayi bermasalah lainnya dan
ini sangat utama sekali karena dapat berakibat pada bayi itu sendiri yaitu akhir
dari segalanya adalah kematian. Angka perfalensi BBLR di Indonesia tinggi
sekitar 17-25 % kelahiran hidup (30 – 40 % adalah kecil masa kehamilan)
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil kasus ini karena
dengan dilakukan asuhan kebidanan ini, diharapkan bayi BBLR berkurang di
Indonesia.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Melalui laporan ini diharapkan mampu menguji, mengidentifikasi dan
melaksanakan asuhan kebidanan khususnya bagi kami mahasiswa
kebidanan yang sedang dalam proses pembelajaran praktek kebidanan di
RSUD Sidoarjo.
Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan dapat
- Mengumpulkan data sampai dengan menganalisis data
- Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
- Mengidentifikasi kebutuhan segera.
- Merencanakan asuhan kekbidanan
- Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan
- Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
C.Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada masalah bayi
baru lahir normal
D.Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam membuat asuhan kebidanan
ini pada bayi Ny. “M” dengan bayi baru lahir normal menggunakan metode
studi kasus ini dengan pendekatan deskriptif dengan melakukan tinjauan
kasus melalui :
o Wawancara dan anamnese
Komunikasi langsung yang bertujuan mencari informasi guna melengkapi
data pasien dengan cara berkomunikasi dengan keluarga pasien untuk
memperoleh data yang akurat.
o Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang kesehatan pasien
o Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan melalui catatan atau status
pasien, catatan perkembangan dan hasilnya.
o Studi pustaka
Dari buku penunjang
E.Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Jenis BBLR
Menurut harapan hidupnya :
o Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
o Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir < 1500 gram
o Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000 gram
(Sarwono, 2002 : 376)
- Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil : pre-eklamsi atau eklamsi, ketuban pecah
- Faktor janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim
5. Penanganan
- Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan dengan ketat
o Bayi berat badan dibawah 2 kg 350 C
o Bayi berat badan 2 kg – 2,5 kg 340 C
o Suhu incubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu sekitar 24-270 C
- Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi
- Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikendalikan dengan seksama
konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan
timbulnya kerusakan jaringan pada retina bayi sehingga menimbulkan
kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter hidung
- Pengawasan nutrisi / ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat
o Reflek hisap baik – ASI ½ jam setelah lahir
o Reflek hisap lemah ASI khusus dengan sonde
o Frekuensi
BB < 1250 gr = 24 x minum / hari
BB 1250 – 2000 = 12 x minum / hari.
BB >2000 gr = 8 x minum / hari
o Jumlah cairan
Hari I : 60 cc/ kg / BB / hari
Hari II : 90 cc/ kg / BB / hari
Hari III : 120 cc/ kg / BB / hari
Hari IV : 150 cc/ kg / BB / hari
o Pemberian intravena bila :
Gangguan pernafasan
Oral tidak mencukupi
- Penimbangan dengan ketat
o Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
o Beberapa bayi sangat kecil yang lambat menambah menambah
berat badan, mungkin menderita asidosis metabolic, tetapi ia akan
tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi dengan natrium
bikarbonal
o Bayi tidak boleh kehilangan lebih dari 10 % berat badan Lahirnya
dan ia akan memperoleh kembali berat badannya dalam 10-14 hari
B. Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi “S” dengan BBLR
I. Pengkajian data
Tanggal : 14 – 11 – 2008
Jam : 06.00 WIB
Di : ruang bersalin puskesma gading rejo
Reg :
a.Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By. “…”
Tanggal lahir : ..................
Jenis kelamin : ..................
Anak ke : ..................
Pekerjaan : Pekerjaan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan rendah yaitu
…………gram
4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum PASI dan D5 % 10 cc setiap 2 jam sekali dan
bayi tidak muntah
b. Pola eliminasi
BAB : 2kali / sehari
BAK : 7x / hari (normalnya)
c. Pola istirahat
Setiap waktu bayi tidur, bangun saat BAB dan BAK atau saat
lapar (normalnya 16-20 jam)
d. Pola aktivitas
Bayi menangis lemah saat lapar, BAB dan BAK
b.Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kemampuan menghisap : lemah ……..
Warna kulit : merah muda
2. Observasi TTV
Suhu : 35 – 360 C
BB : < 2500 gr
HR : 120 – 160 x/ menit
RR : 30 – 90 x / menit
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : caput cuccedaneum (-), cepal hematoma (-), cacat
bawaan (-), kulit kepala tipis, transparan, UUB
cekung
Mata : simetris, iktrus (-), konjungtiva (-), tidak ada
kelainan, tidak terbuka maksimal
Muka : warna kulit merah muda, bentuk simetris, lanugo
banyak, kriput tampak seperti orang tua.
Hidung : simetris, lubang kanan/kiri, pernafasan cuping
hidung (-)
Mulut : monoalisis (-), lidah bersih, cyanosis (-)
Leher : leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid
Telinga : telinga tidak mengeluarkan cairan, bentuk simetris,
imatur
Dada : dada simetris, tidak ada kelainan, retraksi dinding
dada (-)
Abdomen : tidak ada masa, bentuk simetris, tali pusat belum
lepas, bersih
Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora, anus
(+) wanita, lelaki testis terdapat dalam abdomen,
konalis langunilis atau skrotum.
Ekstremitas : bentuk simetris, kelaian (-), pergerakan lemah
auskultasi dada HR : 120-160 x/menit. Abdomen
bising usus
Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis
Abdomen : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada nyeri tekan
4. Pemeriksaan Neorologis
a. Reflek moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan,
bayi bergerak terkejut (+) lemah
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam
(+) lemah
c. Reflek rooting / mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi menoleh (+) lemah
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot, bayi berusaha
menghisap (+) lemah
e. Reflek globela
Saat disentuh pangkat hidung dengan jari tangan bayi
mengedipkan mata (+) lemah
f. Gland reflek
Saat bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri dengan
jari tangan maka ia kana berusaha mengagkat pahanya (+)
lemah
g. Konjungtiva mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata ke atas
(+) lemah
5. Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan : < 2500 gram
b. Panjang badan : 35 – 48 cm
c. Lingkar kepala : 32-35 cm
d. Lingkar logam : 8 – 10 cm
6. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibunya yaitu pada saat
diberi ASI dia akan diam
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan merasa lapar bayi
mengungkapkan perasaan melalui tangisan
c. Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya dengan lemah
d. Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan menggerakkan anggota
tubuhnya dengan lemah
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Agar ibu dan keluarga kooperatif terhadap tindakan
2. Lakukan observasi TTV setiap jam
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
3. Lakukan observasi input dan output merupakan deteksi
keseimbangan elektrolit dalam tubuh
R/ Dengan observasi input dan output merupakan deteksi
keseimbangan elektrolit dalam tubuh
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ Bayi dapat berkembang dan bertahan hidup
5. Letakkan bayi dalam incubator
R/ Agar suhu tubuh bayi stabil
6. Lakukan penimbangan BB setiap hari
R/ Pengukuran BB secara rutin dapat membantu proses pelaksanaan
terapi dan peningkatan BB
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ melakukan fungsi dependent
V. Implementasi
Mengacu pada intervensi
Tanggal : ………….
Jam : ………….
VI. Evaluasi
Tanggal : ..............
Jam : ..............
Keadaan umum : baik s/d lemah
BB : < 2500 gr
PB : 35 cm
HR : 120 – 160 x / menit
RR : 30 – 90 x / menit
Bayi diinkubator
Bayi terpasang infuse
Catatan Perkembangan
Tanggal : ..............
Jam : ..............
S : Ibu mengatakan BB bayinya rendah
O : KU : baik s/d koma
Kesadaran : composmentis
BB : 7 kg
HR : 120 – 160 x / menit
PB : 35 cm
RR : 30 – 90 x / menit
Suhu : 36-370 C
Muka : seperti orang tua
Mata : tidak membuka maksimal
Kulit : banyak lanugo, keriput
Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora
Telinga : masih belum matur
UUB : cekung
A : Bayi “……” usia “…..” dengan BBLR
P : Observasi TTV
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
Timbang BB setiap hari sehabis mandi
Pasang infuse
Lanjutkan advis dokter : pasang infuse, bayi diinkubator
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 14 – 11 – 2008
Jam : 07.00 WIB
Di : Ruang bersalin
Reg :
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By. Ny. “M”
Tanggal lahir : 14 – 11 – 2008
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : 1 hari
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan rendah yaitu 2100
gram UK 38 minggu
4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum dengan PASI setiap dia menangis
b. Pola eliminasi
BAB : Mekoneum<hitam< kental dan pekat
BAK :
c. Pola istirahat
Setiap waktu bayi tidur, bangun saat BAB dan BAK atau saat
lapar
d. Pola aktivitas
Bayi menangis apabila lapar, BAB dan BAK
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kemampuan menghisap : lemah
Warna kulit : merah muda
2. Observasi TTV
Suhu : 350 C
BB : 2100 gram
HR : 130 x/ menit
RR : 38 x / menit
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Caput cuccedaneum (-),hematoma (-).
Muka : warna kulit merah muda, bentuk simetris, kulit kriput
tampak seperti orang tua.
Mata : Simetris, iktrus (-), konjungtiva (-), tidak ada kelainan,
konjungtiva tidak pucat, tidak terbuka maksimal.
Hidung : Simetris, lubang kanan / kiri, pernafasan cuping hidung
(-)
Mulut : Monoalisis (-), lidah bersih.
Leher : leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
Telinga : telinga tidak mengeluarkan cairan, bentuk simetris,
imatur
Dada : dada simetris, tidak ada kelainan.
Abdomen : abdomen normal, bentuk simetris, tali pusat sudah
lepas,
Genetalia :
Ekstremitas : bentuk simetris, kelaian (-), pergerakan lemah
Palpasi
Dada : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
Auskultasi :
Dada HR : 130 x / menit
Abdomen : Bising usus (+)
4. Pemeriksaan Neorologis
a. Reflek moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan, bayi
bergerak terkejut (+) lemah
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam (+)
lemah
c. Reflek rooting / mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi menoleh (+) lemah
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot, bayi berusaha
menghisap (+) lemah
e. Reflek globela
Saat disentuh pangkat hidung dengan jari tangan bayi
mengedipkan mata (+) lemah
f. Gland reflek
Saat bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri dengan jari
tangan maka ia kana berusaha mengagkat pahanya (+) lemah
g. Konjungtiva mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata ke atas (+)
lemah
5. Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan : 2100 gram
b. Panjang badan : 45 cm
c. Lingkar kepala : 31 cm
d. Lingkar logam : 11 cm
6. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibunya yaitu pada saat
diberi ASI dia akan diam
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan merasa lapar bayi
mengungkapkan perasaan melalui tangisan
c. Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya dengan lemah
d. Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan menggerakkan anggota
tubuhnya dengan lemah
V. INTERVENSI
Dx : Bayi Ny. “M” usia 1 hari dengan BBLR
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam.
Diharapkan masalah pada klien dapat teratasi
Kriteria hasil :
TTV : dalam batas normal
KU : baik
Suhu : dalam batas normal
HR : 120 – 160 x / menit
RR : 30 – 60 x / menit
Berat badan meningkat
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
HR : 130 x / menit
RR : 38 x / menit
BB : naik setiap minggu
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Agar ibu dan keluarga kooperatif terhadap tindakan
2. Lakukan observasi TTV setiap jam
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
3. Lakukan observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
R/ Dengan observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ Bayi dapat berkembang dan bertahan hidup jika kebutuhan nutrisi
terpenuhi
5. Letakkan bayi dalam incubator
R/ Agar suhu tubuh bayi stabil
6. Lakukan penimbangan BB setiap hari
R/ Pengukuran BB secara rutin dapat membantu proses pelaksanaan
terapi dan peningkatan BB
7. Anjurkan pada ibu untuk tidak memandikan bayi sampai BB bayi naik
R/ Untuk mencegah hipotermi
8. Bayi tidak segera diberikan imunisasi Hepatitis B hingga BB bayi normal
R/ system imunitas bayi belum optimal
9. Lakukan suntik vit K pada bayi dalam waktu 1 jam PP
R/ Untuk mencegah perdarahan dikepala
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 14 – 11 – 2008
Jam : 11.00
Dx : Bayi Ny. “M” usia 1 hari dengan BBLR
1. Melakukan penekatan pada ibu dan keluarga dengan memperkenalkan
diri
2. Melakukan observasi TTV
3. Melakukan observasi input dan out put pada bayi mengobservasi BAB
dan BAK. Mengobservasi cairan minuman dan saat bayi menangis dari
setiap pagi
4. Melakukan tindakan memenuhi kebutuhan bayi memberikan PASI
5. Meletakkan bayi ke dalam inkubatir dengan suhu 32,40 C
6. melakukan penimbangan BB setiap pagi saat bayi akan dimandikan BB :
2100 gram
7. menganjurkan pada ibu untuk tidak memandikan bayi sampai BB bayi
naik
8. tidak melakukan imunisasi hepatitis B pada bayi hingga BB bayi normal
9. melakukan suntik vit K pada bayi
VII. EVALUASI
Tanggal : 14 – 11 – 2008
Jam : 13.00 WIB
S : Ibu mengatakan berat badan bayinya masih rendah
O : KU : Sedang
Kesadaran : composmentis
BB : 2100gram
PB : 45cm
HR : 130 x / menit
RR : 30 x / menit
Suhu : 360 C
Muka : muka tampak seperti orang tua
Mata : tidak membuka maksimal
Kulit : banyak lanugo, keriput
Dada : retraksi dinding dada (-)
Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora
Telinga : masih belum matur
A : Bayi Ny. “M” usia 1 hari dengan BBLR
P : Observasi TTV
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
Pantau BB setiap hari
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
BBLR adalah bayi baru lair yang berat badannya saat lair kurang dari
2500 gram. BBLR sangat membutuhkan penanganan khusus karena bayi
BBLR sangat rentan terhadap infeksi maupun hipotermi. Oleh karena itu,
perlu penanganan antara lain :
1. Pengaturan suhu lingkungan
2. Pengawasan nutrisi / makanan
3. Pemberian O2
4. Pencegahan infeksi
5. Penimbangan secara ketat
B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan (bidan) harus meningkatkan kualitas
pelayanan pada maternal maupun neonatal sehingga dapat mengurangi insiden
terjadinya BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar IKA Gk UI, 1986, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : Bagian IKA IF
UI.