Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Nama : Riki Riswanto
NIM : 161211027
Kelas : 2MA
ECM memanfaatkan reaksi kimia melalui pelepasan muatan listrik sehingga terjadi
pelarutan anodis dari material benda kerja (anode) oleh elektroda (katode) yang keduanya
bersifat konduktif (menghantarkan listrik). Listrik dengan kuat arus tinggi dan bertegangan
rendah digunakan untuk melarutkan dan mengikis partikel logam benda kerja. Sumber tegangan
yang digunakan adalah arus DC melalui perantara reaksi cairan elektrolit yang mengalir pada
celah (gap) antara benda kerja dan elektroda. ECM biasa digunakan untuk proses pemesinan
material yang mempunyai tingkat kekerasan sangat tinggi serta sulit dikerjakan dengan metode
konvensional.
Pemesinan menggunakan ECM mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1. Mampu melakukan pemesinan pada benda kerja dengan kekerasan material yang tinggi
karena prosesnya tidak dipengaruhi oleh kekerasan bahan benda kerja,
2. Pemesinan pada benda kerja jenis fragile parts dan brittle materials sangat aman
menggunakan ECM,
3. Benda kerja non-rigid dapat diproses dengan mudah,
4. Tidak ada cutting force karena elektroda dan benda kerja tidak bersentuhan,
5. Mampu membuat bentuk yang kompleks yang sulit dikerjakan dengan metode
konvensional,
6. Dapat digunakan untuk memotong benda yang sangat kecil atau dengan sudut yang
kecil,
7. Tidak ada kerusakan akibat pengaruh panas dan tekanan (thermal and mechanical
stress) pada benda kerja,
8. Elektroda atau pahat lebih awet karena tidak ada keausan pemakaian,
9. Surface finish yang baik,
10. ECM memiliki time saving yang lebih baik, dibanding mesin konvensional.
11. Proses pemesinan tidak bising (smooth).
Di samping kelebihan tersebut, ECM mempunyai kekurangan antara lain:
1. Memerlukan daya yang tinggi untuk mengoperasikan ECM,
2. Memerlukan waktu dan biaya tambahan untuk membuat elektroda sebagai alat potong pada
ECM,
3. Penggunaan elektrolit dapat mengakibatkan korosi pada benda kerja dan mesin itu sendiri,
4. Pengikisan material benda kerja tergantung dari energi yang dipakai selama pemesinan.
Prinsip ECM yaitu proses pengerjaan material dengan cara pelarutan anodis (anodic dissolution)
dari benda kerja oleh cairan elektrolit yang mengalir melalui celah (gap) antara benda kerja (anode) dan
elektroda (katode), Benda kerja yang bertindak sebagai anode dihubungkan dengan sumber arus searah
bermuatan positif (DC +), sedangkan elektroda (tool) katode dihubungkan dengan sumber arus searah
bermuatan negatif (DC -) dan cairan elektrolit dialirkan di antara elektroda dan benda kerja.
McGeough (1988) menyatakan bahwa ketika beda potensial diterapkan pada elektroda maka
akan terjadi beberapa kemungkinan reaksi yang terjadi pada anode dan katode Proses Ideal Pada
ECMPada proses pemesinan ECM terdapat kondisi ideal yang ditentukan sebagai berikut:
1. Hukum faraday mencakup seluruh proses pada gap antar elektroda dan permukaan benda kerja,
2. Pergerakan ion dan transfer elektron yang mengakibatkan disolusi pada permukaan benda kerja,
3. Konduktivitas elektrik dan termal pada tengah-tengah gap bernilai konstan terhadap waktu dan
tempat,
4. Beda potensial, hambatan, efisiensi arus memiliki nilai yang tetap pada setiap titik permukaan
benda kerja,
5. Adanya flushing yang berfungsi untuk pendingin, medium elektrolisis, dan penghapusan tatal.
1. Micro-ECM
Diameter yang dihasilkan pada Electro Chemical Drilling (ECDR) berkisar antara 1 sampai
2 mm dengan laju pemakanan 1 sampai 5 mm/menit. tool elektroda yang digunakan pada ECDR
adalah elektroda jenis tubular (pipa). Cairan elektrolit kemudian dipompakan melalui tengah tool
dan keluar melalui celah (gap) antara tool dan benda kerja.Proses pemakanan benda kerja juga
terjadi pada arah lateral yaitu antara permukaan samping tool dan permukaan benda kerja di
dekatnya sehingga diameter lubang yang dihasilkan lebih besar daripada diameter tool. Untuk
hasil pemesinan dengan oversize diameter yang rendah serta akurasi tinggi disarankan
menggunakan laju pemakanan (feed rate) yang tinggi. Dengan kondisi yang sama, material
removal rate (MRR) dan surface quality yang dihasilkan pun lebih tinggi.
Proses disolusi akibat adanya perbedaan tegangan listrik di antara tool dan benda kerja
merupakan prinsip dasar Shaped Tube Electrolyte Machining (STEM). Adanya medan listrik di
antara elektroda dengan perantara elektrolit menyebabkan terjadinya penghapusan material
pada permukaan benda kerja. Sistem konfigurasi pemesinan pada STEM adalah sama dengan
ECM. Namun sistem harus tahan terhadap asam (acid resistant), kekakuan tidak tinggi, dan
memiliki power supply dengan polaritas yang dapat diubah secara periodik. Karena proses
pemesinan pada STEM menggunakan elektrolit yang bersifat asam, maka penggunaannya
terbatas untuk material yang tahan terhadap korosi (corrosion resistant materials). Diameter
oversize lubang yang dihasilkan STEM lebih kecil daripada ECDR. Aplikasi pemesinan STEM
misalnya pada komponen mesin jet dan turbin gas seperti: Lubang pendingin pada sudu turbin,
Fuel Nozzle, Pengeboran alur pelumasan pada bearing dimana penggunaan EDM dapat
menyebabkan crack.
Electrostream (Capillary) Drilling merupakan pengembangan dan teknik khusus dari ECM
yang digunakan untuk menghasilkan lubang (holes) yang baik dimana terlalu dalam apabila
menggunakan EDM dan terlalu kecil jika menggunakan STEM. Tool yang digunakan adalah glass
nozzle (diameter 0,025-0,50 mm) Untuk mengkonduksikan arus pemesinan menuju elektrolit,
digunakan kawat platina yang terpasang di dalam glass nozzle.
Electro Chemical Jet Drilling (ECJD) digunakan dalam pembuatan lubang yang lebih kecil
yang dapat dicapai menggunakan electrostream (Capillary) Drilling. Proses pemesinannya dimana
nozzle berperan sebagai katodenya.
Khusus Electrochemical Jet Drilling, besar tegangan listrik yang digunakan yaitu antara
400 sampai 800 Volt. Umumnya, lubang yang dihasilkan oleh ECJD lebih besar daripada Electrolyte
Jet karena proses disolusi pada ECJD dibantu dengan tekanan air dari nozzle.
Dengan adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko bersaudara menyempurnakan
proses dengan cara menempatkan cairan tidak konduktif di mana percikan listrik terjadi di antara
dua konduktor, cairan tersebut dinamakan dielektrik (dielectric). Rangkaian listrik yang membuat
peristiwa tersebut terjadi digunakan sebagai nama proses ini. Pada saat ini telah banyak unit EDM
yang digunakan lebih maju daripada milik Lazarenko. Pada saat ini ada dua macam mesin EDM
yaitu: EDM konvensional (Biasanya disebut Sinker EDM atau Ram EDM) dan Wire EDM.
Mengetahui tentang apa yang terjadi di antara elektrode dan benda kerja dapat sangat
membantu operator EDM dalam banyak hal. Pengetahuan dasar teori EDM dapat membantu dalam
memecahkan masalah yang timbul (troubleshooting), misalnya dalam hal pemilihan kombinasi
benda kerja/elektrode dan pemahaman mengapa pengerjaan yang bagus untuk satu benda kerja
tidak selalu berhasil untuk yang berikutnya. Deskripsi berikut ini menjelaskan tentang kombinasi
apa yang telah diketahui dan apa yang telah ada dalam teori tentang proses EDM.
Pada saat ini beberapa teori tentang bagaimana EDM bekerja telah mengalami kemajuan
selama beberapa tahun, sebagian besar mendukung model thermoelectric. Sembilan ilustrasi
berikut menunjukkan tahap demi tahap apa yang telah diyakini terjadi selama satu siklus EDM.
Gambar di sebelahnya menunjukkan harga relatif dari tegangan dan arus pada titik yang diambil.
Gambar di atas pada proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan
ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak
isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun
cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar
menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik
melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang
tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara: partikel-partikel
(konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara
langsung, serta partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan.
Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode
dan benda kerja paling dekat, seperti pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik
menunjukkan bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi arusnya nol.
EDM telah berkembang bersama dengan Mesin Bubut, Mesin Frais, dan Mesin Gerinda
sebagai teknologi yang terdepan. EDM terkenal dalam hal kemampuannya untuk membuat bentuk
kompleks pada logam-logam yang sangat keras. Penggunaan yang umum untuk Mesin EDM
adalah dalam pemesinan dies, perkakas potong, dan cetakan (molds) yang terbuat dari baja yang
telah dikeraskan, tungsten carbide, high speed steel, dan material yang lain yang tidak mungkin
dikerjakan dengan cara tradisional (penyayatan). Proses ini juga telah memecahkan banyak
masalah pada pembuatan bahan ”exotic”, seperti Hastelloy, Nitralloy, Waspaloy and Nimonic,
yang digunakan secara luas pada industri-industri pesawat ruang angkasa.
Dengan telah ditemukannya teknologi yang maju tentang keausan elektrode, ketelitian dan
kecepatan, EDM telah mengganti proses pemotongan logam yang lama pada beberapa aplikasi.
Faktor lain yang menyebabkan berkembangnya penggunaan EDM adalah kemampuannya
mengerjakan bentuk tipis, khususnya dalam pengerjaan ketinggian dan ketirusan. EDM yang
menggunakan kawat (Wire EDM) dapat membelah dengan ketinggian 16 inchi (sekitar 400 mm),
dengan kelurusan ± 0,0005 inchi (± 0,0125 mm) tiap sisi.
Pada waktu yang lalu, EDM digunakan terutama untuk membuat bagian-bagian mesin
yang sulit dikerjakan dengan proses konvensional. Pertumbuhan penggunaan EDM pada sepuluh
tahun terakhir menempatkan proses pembuatan komponen dirancang menggunakan EDM terlebih
dahulu, sehingga EDM bukanlah pilihan terakhir, tetapi pilihan yang pertama.
Proses EDM telah berubah. Perusahaan-perusahaan yang menggunaan EDM juga sudah
berubah. Perubahan yang sangat berarti adalah:
1. Lebih cepat.
2. Lebih otomatis. Mesin lebih mudah diprogram dan dirawat.
3. Lebih akurat ukurannya.
4. Dapat menggunakan kawat dengan diameter yang lebih kecil pada mesin Wire EDM.
5. Menurunkan biaya operasional. Harga mesin menjadi lebih murah.
6. Dapat menghasilkan permukaan yang lebih halus.
7. Dapat menyayat karbida tanpa ada cacat ketika menggunakan Wire EDM dan Ram EDM.
8. Gerakan kawat EDM dan putaran benda kerja dapat dilakukan secara simultan.
9. Ram EDM tidak memerlukan pembersih benda kerja lain.
10. EDM lebih efektif pada kondisi pembersihan benda kerja dengan tingkat kesulitan tinggi.
11. EDM lebih mudah digunakan. Waktu untuk pelatihan dan pemrograman lebih singkat.
2.3.Penggunaan EDM
1. Keras.
2. Liat.
3. Meninggalkan sisa penyayatan.
4. Harus mendapat perlakuan panas.
Disarankan menggunakan EDM untuk mengganti proses meliputi:
EDM tidak dipengaruhi oleh kekerasan bahan benda kerja, sehingga sangat bermanfaat bila
digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan kekerasan di atas 38 HRc. Bahan tersebut
meliputi baja yang telah dikeraskan, Stellite and Tungsten Carbide. Karena proses EDM
menguapkan material sebagai ganti penyayatan, kekerasan dari benda kerja bukan merupakan
faktor penting. Maka dari itu mesin Wire EDM dan Ram EDM digunakan untuk membuat
bentuk komplek dies dan perkakas potong dari material yang amat keras.
Bagian lain yang hanya bisa dikerjakan dengan EDM adalah kemampuannya membuat
sudut dalam (internal corners) yang runcing. Pemesinan konvensional tidak mungkin
mengerjakan kantong dengan pojok runcing, yang bisa dicapai adalah radius minimal sekitar
1/32 inchi yang paralel dengan sumbu pahat. Jenis pengerjaan dan ukuran minimal yang dapat
dicapai oleh EDM dapat dilihat pada Tabel.
Maka dari itu EDM digunakan untuk mengerjakan klep (valves) pengukur bahan bakar,
komponen printer, cetakan, dan perbaikan cetakan.
2.4.Pemilihan Elektrode
Fungsi elektrode adalah menghantarkan tegangan listrik dan mengerosi benda kerja
menjadi bentuk yang diinginkan. Bahan elektrode yang berbeda memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap proses pemesinan. Beberapa akan menghilangkan benda kerja secara
efisien tetapi keausannya tinggi, elektrode yang lain memiliki keausan rendah tetapi
kemampuan menghilangkan material benda kerja sangat lambat. Ketika memilih bahan
elektrode dan merencanakan cara pembuatannya, faktor-faktor berikut harus diperhitungkan:
Bahan elektrode dibagi menjadi dua macam, yaitu: logam dan graphite. Pada saat ini
adalimamacam elektrode, yaitu: kuningan (brass), Tembaga (copper), Tungsten, Seng (zinc),
dan Graphite. Selain itu, beberapa elektrode dikombinasikan dengan logam yang lain agar
dapat digunakan secara efisien, yaitu:
Penelitian menunjukan bahwa elektrode graphite memiliki laju yang lebih besar dalam
menghilangkan bagian benda kerja dibandingkan dengan keausannya sendiri. Graphite tidak
mencair di celah elektrode, pada sekitar temperatur 3.350° C berubah dari bentuk padat
menjadi gas. Karena graphite lebih tahan panas di celah elektrode dibandingkan dengan
tembaga, untuk sebagian besar pengerjaan EDM lebih efisien menggunakannya. Tungsten
memiliki titik lebur setara dengan graphite, akan tetapi tungsten sangat sulit
dibentuk/dikerjakan dengan mesin.Tungsten digunakan sebagai pengerjaan biasanya
berbentuk tabung atau ruji untuk lubang-lubang dan lubang kecil proses gurdi.
Elektrode logam biasanya yang terbaik untuk pengerjaan EDM bagi material yang
memiliki titik lebur rendah seperti: aluminum, copper dan brass. Untuk pengerjaan baja dan
paduannya, elektrode graphite lebih disarankan. Prinsip umum dalam pemilihan elektrode
adalah: elektrode logam untuk benda kerja atau paduan yang memiliki titik lebur rendah, dan
elektrode graphite untuk yang memiliki titik lebur tinggi. Hal tersebut dengan pengecualian
untuk pengerjaan tungsten, cobalt, and molybdenum. Elektrode logam seperti tembaga sangat
direkomendasi karena frekuensi yang lebih tinggi diperlukan untuk mengerjakan benda kerja
tersebut.
Tembaga sebagai elektrode memiliki keuntungan lebih dibandingkan graphite, karena
bentuk keausan ketika digunakan (discharge-dressing) lebih baik. Elektrode ini setelah
digunakan mengerjakan satu benda kerja, sesudahnya dapat digunakan lagi untuk proses
pengerjaan finishing atau digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang lain.
Proses galvano
Kadang-kadang elektrode berbentuk pejal yang besar terlalu berat bagi motor servo, dan
proses pembuatannya terlalu mahal. Pada kasus ini proses Galvano dapat digunakan untuk
membuat cetakan. Cetakan tersebut dilapisi dengan tembaga dengan ketebalan sampai 5 mm.
Tabung tembaga yang telah terbentuk di dalamnya diisi dengan epoxy dan kawat tembaga
dihubungkan dengan elektrode. Elektrode yang telah dibuat kemudian dipasang di mesin
EDM.
Ketika elektrode campuran selalu digunakan, campuran 70/30 tungsten dan tembaga dalam
bentuk serbuk dibuat dengan cetakan bertekanan, kemudian disinter di dapur pemanas. Proses
ini dapat menghasilkan elektrode dengan ukuran yang teliti.
Graphite adalah bahan yang berpori, sehingga cairan dapat masuk ke dalamnya yang
menyebabkan menjadi tidak murni. Untuk memurnikannya dilakukan dengan cara
memanaskan elektrode tersebut ke dalam dapur pemanas selama satu jam pada temperatur 250
F (121°C). Dapat juga elektrode tersebut dikeringkan pada udara panas. Elektrode tidak boleh
dikeringkan menggunakan pemanas microwave. Apabila elektrode yang berpori digunakan,
seharusnya dalam keadaan yang tidak lembab (basah). Kelembaban yang terjebak di dalam
elektrode akan menimbulkan uap ketika proses pengerjaan EDM dan merusak elektrode.
Elektrode untuk wire EDM
Beberapa pihak yakin bahwa elektrode logam efisien digunakan untuk Wire EDM. Akan
tetapi pada akhir-akhir ini kecepatan potong Wire EDM telah bertambah tinggi, sehingga lebih
ekonomis bila menggunakan elektrode graphite. Graphite angstrofine yang berstruktur padat
dapat melakukan pemotongan dua kali lebih cepat daripada jenis graphite yang lain. Kawat
yang dilapisi seng juga dapat meningkatkan kecepatan proses EDM dari elektrode ini.
Beberapa riset menunjukkan bahwa menggunakan kawat yang dilapisi seng dapat
meningkatkan kecepatan potong sampai 50 persen.
Lubang hasil proses EDM dimensinya selalu lebih besar daripada elektrodenya. Celah
perbedaan antara elektrode dan benda kerja dinamakan ”overcut” atau ”overburn”. Besarnya
overcut tergantung dari banyak faktor yaitu besar arus, waktu ion, jenis elektrode, dan bahan
benda kerja.
Faktor utama yang mempengaruhi overcut adalah besarnya arus listrik pada celah. Overcut
selalu diukur pada tiap sisi. Besarnya bervariasi antara 0,020 mm sampai 0,63 mm. Overcut
yang tinggi dihasilkan oleh penggunaan amper/arus yang tinggi. Hampir semua pembuat EDM
menyertakan sebuah grafik yang menunjukkan besarnya overcut yang dapat diprediksi oleh
operator sehubungan dengan pengaturan arus listrik. Selama pengerjaan pengasaran (roughing)
arus yang besar digunakan, menyebabkan overcut yang lebih besar. Pengerjaan penghalusan
(finishing), menggunakan arus yang lebih kecil, sehingga menghasilkan overcut yang lebih
kecil. Dengan pengaturan arus dan material yang sama, overcut yang terjadi tetap. Dengan
demikian, toleransi 0,0025 mm dapat dicapai dengan Ram EDM. Akan tetapi, bila toleransi
tersebut harus tercapai, biaya yang diperlukan meningkat, karena waktu yang diperlukan
menjadi lebih lama.
Pemahaman tentang prinsip overcut adalah sangat penting dalam memahami kehalusan
permukaan hasil proses EDM. Ketika arus (current) tinggi digunakan menghasilkan percikan
(sparks) yang besar, sehingga kawah (crater) pada benda kerja besar. Proses ini digunakan
untuk proses awal (roughing).
Ketika arus yang digunakan relatif kecil, percikan api (sparks) yang dihasilkan kecil,
sehingga kawah pada benda kerja kecil, sehingga permukaan yang dihasilkan halus.
Menggunakan arus yang kecil pada proses finishing akan memperlama proses pemesinan,
tetapi menghasilkan permukaan yang halus.
Pada waktu menggunakan arus yang sangat kecil (dengan waktu yang pendek dan arus
rendah) ke pemukaan benda kerja, mesin EDM dapat menghasilkan permukaan benda kerja
seperti cermin. Mesin yang memiliki kemampuan mengorbitkan elektrode dapat membantu
membuat produk yang sangat halus permukaannya dengan memutar elektrode. Beberapa
mesin yang dapat memutar elektrode (dengan jalur orbit) dapat diprogram, sehingga arus akan
menurun secara bertahap sampai memproduksi permukaan seperti cermin tercapai.
Benda kerja yang dihasilkan pada proses EDM adalah gambaran/cerminan dari elektrode
yang digunakan. Apabila elektrodenya tidak bagus misalnya ada cacat di permukaannya, maka
benda kerja yang dihasilkan juga akan ada cacatnya. Elektrode yang kasar permukaannya akan
menghasilkan permukaan benda kerja yang kasar pula. Semakin halus struktur butiran bahan
elektrode, akan menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus.
Pengontrolan cairan dielektrik dapat memperbaiki kehalusan permukaan hasil proses EDM
secara nyata. Beberapa mesin EDM menggunakan cairan dielektrik khusus untuk proses
finishing sehingga menghasilkan permukaan seperti cermin dengan kehalusan permukaan
kurang dari Rmax l7 µm. Beberapa mesin memiliki dua tangki cairan dielektrik, satu untuk
proses pengasaran (roughing) dan semi finishing dan yang satu untuk proses finishing sampai
permukaan benda kerja seperti cermin hasilnya.
Beberapa perusahaan pembuat EDM telah menemukan bahwa menambah bubuk silicon,
graphite, atau aluminum pada cairan dielektrik, dapat menghasilkan kehalusan permukaan
yang sempurna.
Penggunaan mesin EDM dibatasi oleh ukuran tangki kerja penampung cairan dielektrik. Mesin
EDM standar populer yang digunakan sekarang memiliki keterbatasan:
a. Untuk Wire EDM, ukuran maksimum benda kerja sekitar 59 inchi (1.500 mm) pada sumbu
Y, 24 inchi (600 mm) pada sumbu Z dan tidak terbatas pada sumbu X.
b. Untuk Ram EDM, ukuran benda kerja maksimum sekitar 59 inchi (1.500 mm) pada sumbu
Y, 17 inchi (520 mm) pada sumbu Z, dan 98 inchi (2500 mm) pada sumbu X.
c. Pembuatan bentuk sudut/tirus pada Wire EDM adalah hal yang perlu dipertimbangkan.
Sudut tirus maksimum adalah ± 450, walaupun beberapa bengkel telah berhasil mencapai
± 500. Perbandingan sudut dan tinggi maksimum adalah 300 pada ketinggian 16 inchi (400
mm).
d. Hambatan listrik maksimum untuk benda kerja dan pencekam sekitar 0,5-5,0 ohm/cm
untuk Mesin Wire dan Ram EDM.
e. Keakuratan sekitar 0,00002 inchi (0,0005 mm) untuk mesin Wire EDM.
f. Keakuratan ± 0,0001 inchi (0,0025 mm) untuk mesin Ram EDM.
g. Kehalusan permukaan sekitar VDI 0 (4 microinchi) untuk Wire EDM.
h. Kehalusan permukaan VDI 5 (2 microinchi) untuk Ram EDM.
i. Keutuhan permukaan (surface integrity) adalah 1/20 juta untuk setiap inchi ketebalan recast
layer untuk Wire dan Ram EDM.
j. Panjang retakan mikro adalah 1/20 juta untuk Wire dan Ram EDM. Hasil ini sama atau
lebih baik dari pada permukaan hasil proses gerinda.
2.7. Cara Kerja EDM
Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda
kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak
isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric.
Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang
cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan
tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan
partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam
dua cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan
membawa tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat mempercepat
pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling
kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat, seperti
pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik menunjukkan bahwa tegangan (beda
potensial) meningkat, tetapi arusnya nol.
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik
menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut. Tegangan
meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Arus mulai muncul ketika cairan
berkurang sifat isolatornya menjadi yang paling kecil. Beda tegangan mulai menurun.
Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat dan tegangan terus menurun
drastis. Panas menguapkan sebagian cairan, benda kerja, dan elektrode, serta jalur
discharge mulai terbentuk antara elektrode dan benda kerja. Gelembung uap melebar ke
samping, tetapi gerakan melebarnya dibatasi oleh kotoran-kotoran ion di sepanjang jalur
discharge. Ion-ion tersebut dilawan oleh daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus terus
meningkat dan tegangan menurun.
Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan tekanan di dalam
gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian logam telah dihilangkan.
Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada kondisi mencair, tetapi masih berada
di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur discharge sekarang berisi plasma
dengan suhu sangat tinggi, sehingga terbentuk uap logam, minyak dielektrik, dan karbon
pada saat arus lewat dengan intensif melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun
menjadi nol. Temperatur turun dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan
logam yang telah dicairkan lepas dari benda kerja. Cairan dielektrik baru masuk di antara
elektrode dan benda kerja, menyingkirkan kotoran-kotoran dan mendinginkan dengan
cepat permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku dan membentuk
lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam yang terlepas membeku dalam bentuk
bola-bola kecil menyebar di cairan dielektrik bersama-sama dengan karbon dari elektrode.
Uap yang masih ada naik menuju ke permukaan. Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-
kotoran yang terbentuk akan terkumpul membentuk percikan api yang tidak stabil.
Water Jet Machining (WJM) merupakan mesin yang menggunakan pancaran air untuk
memotong lembaran logam. Contoh prinsip pengerjaan dalam mesin WJM ini adalah apabila
jari diletakkan pada ujung keran air, maka cucuran aliran dengan tekanan tinggi akan mencuci
kotoran yang melekat secara efektif.
Dalam teori ilmu pengetahuan, bila pancaran air diarahkan pada suatu sasaran seperti
misalnya menumbuk suatu permukaa, aliran kecepatan yang tinggi seolah-olah dihentikan
tiba-tiba, kemudian sebagian besar energi kinetik dari air diubah menjadi energy tekanan.
Kenyataanya pada permulaan bebera[a milidetik setelah tumbukan awal dari pancaran
mengenai sasaran sebelum aliran lateral dari air dimulai, tekanan transein sesungguhnya yang
ditimbulkan tiga kalinya tekanan stagnasi normal.
Erosi terjadi bila tekanan fluida setempat melebihi tegangan ikay dari material yang
mengikat diri bersama sasaran. Dengan kata lain, pancaran cairan pemotong mengelupas
material pertama-tama olehgayamekanis dari cucuran dengan kecepatan tinggi yang menimpa
pada luasan kecil, dimana oleh tekanan tersebut melampaui tekanan aliran material terpotong.
Farmer dan attewell melaporkan hasil eksperimennya mengenai pancaran air menimpa
batu pasir. System tersebut menggunakan pancaran bergetar dengan kecepatan 500 meter/detik
dan pengaruh kecepatan terhadap penetrasi dilaporkan. Studi dari Brook dan Summers
memikirkan mengenai pancaran air kontinyu menimpa sasaran batu pasir. Pengaruh dari SOD
pada tekanan sampai 92 MN/m2 untuk pancaran dengan atau tanpa bahan tambahan polymer.
Pancaran air bergetar telah digunakan dalam penggalian batu dan permesinan alumunium dan
tembaga. Fanz telah mencatat pentingnya memanfaatkan pancaran cairan koheren dan telah
diberikan hasil eksperimennya pancaran cairan dengan bahan dan telah diberikan hasil
eksperimennya pancaran cairan dengan bahan tambahan polymer. Penggunaan pancaran cairan
untuk pemotongan material selain batuan adalah juga telah dipelajari oleh beberapa ilmuan
peneliti. Kemapuan pemotongan pada tekanan sampai 10.000 atm telah dilaporkan untuk
berbagai sasaran material yang sangat luas. Material yang sangat luas tersebut seperti kayu,
tembaga, karet, alumunium, perunggu, dan baja. Studi yang baru telah dilaporkan oleh Neusen
dan La Brush, pengelupasan material yang efektif adalah sebagai fungsi dari tekanan masuk
nosel dan jarak antara nosel dan sasaran.
Pompa sebagai sumber tekanan dan nosel sebagai pembentuk pancaran adalah bagian yang
mendasar pada setiap system pemotongan dengan pancaran. Perlengkapan lainnya seperti
perpipaan, fitting, dan valves. Adapun penjelasan dari peralatan-perlatan tersebut adalah
sebagai berikut:
Pompa
Penekanan cairan sebesar 1500 dan 4000 Mn/m2 biasanya dilakukan oleh salah satu dari
gerakan langsung secara mekanis terhadap plumper berdiameter kecil atau dengan penguat
(internsifier). Tekanan fluida yang cukup besar menggerakan piston berpenampang besar
dimana pada langkah baliknya menggerakan ram berdiameter kecil yang menampakan fluida
pemotong.
Pada tekanan tersebut permasalahan itamanya adalah mengatasi kebocoran (sealing) akibat
tekanan tinggi dari ram, sedangkan masalah kerusakan komponen mekanis dapat dibatasi oleh
unsure hidup dari perlatan tersebut. Beberapa cara penyelesaian telah diketemukan salah satu
diantaranya adalah memebrikan paking tekanan tinggi yang dapat digantikan secara cepat
dengan kemudahan untuk mendapatkannya. Alternative lainnya conventional fabric back,
paking karet sintetis dapat dilumasi dengan menambahkan seluble oil sampai 5% kepada air
yang dipompakan. Namun oil ini mungkin tidak cocok dengan material yang dipotong dan
pembuangan limbah fluidanya dapat juga menjadikan pertimbangan yang menyulitkan.
Ram untuk gerak bolak-balik (reciprocating ram) dapat dilingkupi dengan fitting sleeve
tertutup yang panjang. Dengan rancangan yang benar dan pembuatan yang presisi kebocoran
fluida melewati kelonggaran seal dapat dikurangi serendahnya 2% dari unit pengiriman rata-
rata pada tekanan 30KN/cm2. Membuat komponen dari logam keras menjadikan seal
mempunyai umur hidup yang panjang dan cocok untuk berbagai jenis fluida pemotong
termasuk air murni. Metode lain adalah menggunakan dua seal berkelonggaran kecil pada ram.
Melalui gerak pemakanan (feeding) pada ruang antara seal dan oli yang sangat kental pada
tekanan tinggi, kebocoran dapat terkurangi, namun sebagian kecil oli akan tak terelakkan
keluar fluida pemotong melalui seal bagian dalam (innerseal).
Perpipaan (Tubing)
Pipa tekanan tinggi yang digunakan untuk mengirim fluida dari satu system ke komponen
lainnya adalah berdinding tebal dengan perbandingan antara diameter luar dan diameter dalam
sedikitnya 5 dan kadang-kadang lebih tinggi dari 10. Pipa dapat dibuat dari baja stainless bor
dinding pejal atau dinding kompsit dengan baja stainless didalamnya dan baja karbon sebagai
kulitnya. Perpiapaan dapat digunakan untuk melawan fluida pda tekanan lebih tinggi dari pada
tegangan yield material pipa melalui pemakian proses yang dikenal dengan autofrottaging atau
self hooping.
Penyambung Pipa (Tube Fitting)
Garis kontak antara logam dengan logam adalah teknik yang biasa dipakai untuk
mendapatkan penyekatan fluida dalam penyambungan pipa tekanan tinggi, yang diberikan
oleh penarikan bentuk konis masuk kedalam rongga yang melingkupinya (Rounded socket).
Konis mungkin dikerjakan langsung pada pipanya atau bentuk konis yang dipasangkan dapat
dipakai. Pada tekanan yang lebih tinggi, rancangan konis yang replaceable adalah yang
kebanyak digunakan.
Valves
Kebanyak valves untuk tekanan tinggi adalah tipe jarum (needle type). Aliran utama yang
melewatinya dikontrol oleh bentuk konis yang terpasang tetap pada ujung jarum terhadap
dudukannya. Seal kelenjar (Gland Seal) biasanya dibutuhkan untuk mengurangi kebocoran
sepanjang batang tangkai.
Nosel
Nosel berari mengubah tekanan tinggi dari cairan menjadi pancaran dengan kecepatan
tinggi sesuai dengan berbagai keinginan dari perancang. Untuk erosi minimum maka material
nosel harus sangat keras, sebaliknya untuk memberikan bentuk kontur yang halus material
harus ulet dan mudah dikerjakan. Nosel dapat dibuat dari sintered diamond atau sappire dan
dapat digunakan untuk bagian yang dipasangkan pada pemegang baja yang jelas membutuhkan
tegangan dan keuletan. Diamond, tungsten carbide, dan baja special telah digunakan untuk
membuat nosel yang berkualitas. Suatu nosel dengan diameter keluar 0,05 – 0,35 mm akan
memberikan pancaran koheren dengan panjang sampa 3 – 4 cm. Metode untuk menaikan
panjang pancaran adalah dengan menambahkan kepada air pemotong sebanyak 1% bahan
polymer dengan mata rantai panjang (a long chain polymer) seperti polyethylene- oxide
dengan berat molekuler 4 milyar, yang akan menghasilkan viskositas fluida yang sangat tinggi.
Dengan bahan penambah seperti itu pancaran koheren akan sampai mencapai panjang 600x
diameternya. Melewati titik pisah (break-up point) beberapa gaya pemotongan masih
memungkinkan dikonsentrasi inti cairan dengan pancaran berlubang melingkupinya.
3.3.Rincian Proses
Air dan polymer dicampur secara tepat dan campuran tersebut dikirm ke intensifier dimana
tekanan dinaikan. Penguat hidrolis (hidrolik intesifer) menaikan intensitas tekanan air dan
memberikannya ke akumualtor hidrolis (penampung reservoir), selama itu energy tidak
dibutuhkan secara kontinyu. Selama periode tak ada proses (idle-periode) energy disimpan
didalam akumualtor dan diberikan keluar selama pemotongan.
Air bertekanan yang datang dari akumulator dikontrol oleh papan control darimana air itu
pergi ke nosel setelah melewati valves pembuka dan penutup (stop-star). Aliran pancaran
keluar dari nosel memotong benda kerja, dan selanjutnya dikumpulkan dalam system saluran.
Penambagan batu bara telah dilakukan dirusia, cina, polandia, cekoslowakia, kanada
dan jerman. Sementara eksperimen-eksperimen yang berhubungan degan masalah tersebut
telah dilaksanakan di negara-negara lain. termasuk inggris. Pada kebanyakan tambang
pemakaian tekanan air dibawah 3,5 KN/cm2 dikombinasikan dengan nosel berdiameter
lebar. Sejumlah ebrsar air yang digunakan juga membantu membawa pecahan batu bara
dari permukaan. Dari tambang di kanada, dicatat bahwa dua orang pekerja dpat
menghasilkan 2.250 ton batu bara dalam satu shift dengan menggunakan cara
penambangan hidrolis.
Kemudian teknik pengerjaan ini dikembangkan orang untuk pemakaian percetakan dan
barulah pada periode perang Dunia II proses chemical machining ini dikembangkan lebih
intensif untuk proses produksi masa. Pemakaian proses ini, misalnya dalam industri pesawat
terbang untuk mengurangi berat sayap dengan jalan melarutkan bagian-bagian yang tidak
penting dari pada sayap tersebut. Pada proses elektronika, proses ini dipergunakan untuk
pembuatan printed circuit dari pada suatu rangkaian elektronik.
Pada dasarnya proses CHM ini adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi pada suatu
metal akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut secara kimiawi menjadi
senyawa geram yang mengandung unsure metal tersebut.
Di dalam proses pengerjaan secara relatif, dibutuhkan suatu material pelindung pada
bagian benda kerja tersebut, sedemikian rupa sehingga tidak terjadi reaksi kimia antara bagian
yang terlindung itu dengan zat pelarut kimia. Material pelindung inilah yang disebut dengan
etchant resistant material atau lebih dikenal dengan istilah maskant. Berdasarkan cara
pemakaiannya, maka maskant ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Cut and peel maskant.
a. Seluruh permukaan benda kerja dilapisi dengan maskant ini. Caranya dengan
menyemprotkan ataupun dengan membenamkan benda kerja tersebut ke dalam maskant.
b. Tebalnya lapisan maskant pada permukaan benda kerja bervariasi, antara 20-200 µm.
c. Lapisan maskant pada daerah yang akan dikerjakan kemudian dipotong dan dikupas. Untuk
memudahkan dan untuk menjaga ketelitian ukuran maka dipergunakan mal yang bentuk
dan ukurannya telah disesuaikan dengan bagian pada permukaan benda kerja tersebut yang
akan mengalami reaksi kimia.
d. Sifat dan tebal lapisan maskant pada permukaan benda kerja memungkinkan proses
pengerjaan dengan CHM bias mencapai kedalaman tetap 10 mm.
e. Dengan mempergunakan maskant tipe ini, maka proses pengerjaan CHM secara bertingkat
dapat dilakukan.
Cut and peel maskant ini banyak dipergunakan dalam industri pesawat terbang. Material
benda kerjanya adalah titanium dan baja paduan. Keuntungan-keuntungan diperoleh dengan
mempergunakan maskant jenis ini, diantaranya adalah:
a. Maskant ini tidak cocok untuk dipergunakan pada benda kerja yang tipis karena
memungkinkan terjadinya deformasi pada bagian-bagian tertentu dari pada benda kerja
tersebut pada saat penarikan lapisan maskant dari permukaan benda kerja itu.
b. Ketelitian ukuran benda kerja yang dihasilkan terbatas maksimum sekitar 130 µm.
Photoresist maskant
Maskant jenis ini sangat sensitive terhadap sinar ultraviolet. Benda kerja dilapisi
photoresist maskant dengan cara menambahkan ataupun menyemprotkan maskant tersebut
pada permukaan benda kerja dan kemudian dikeringkan. Karena photoresist maskant
mempunyai ketahanan yang kurang terhadap reaksi kimia, maka proses CHM yang terjadi
hanya mampu menghasilkan ke dalam proses pengerjaan sekitar 2 mm. Beberapa
keuntungan dari pada photoresist maskant:
a. Memungkinkan proses CHM bisa dilakukan pada material yang sangat tipis.
b. Ketelitian benda kerja bias tinggi sekitar 15 µm.
c. Kecepatan produksi dari pada proses CHM dengan mempergunakan maskant ini
bias dipertinggi dengan teknik fotografi.
a. Karena terlalu tipisnya lapisan maskant ini pada permukaan benda kerja maka mengurangi
kedalaman yang bias dicapai oleh proses CHM.
b. Pelekatan yang tidak sempurna dari pada lapisan photoresistant maskant pada permukaan
benda kerja, kecuali jika sebelumnya permukaan benda kerja yang akan dilapisi
dibersihkan secara hati-hati.
c. Sensitive terhadap sinar, kotoran dan debu, dan mudah rusak terhadap cara penggunaan
yang kurang berhati-hati.
d. Proses pelapisan maskant ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan maskant cut and
peel.
Screen-print maskant
Sebelum maskant ini dipasangkan pada permukaan benda kerja terlebih dahulu permukaan
tersebut diberi tirai dengan semacam sutera (silk). Dengan teknik fotografi permukaan tirai
tersebut diberi zat pelapis sesuai dengan pola dari pada bagian-bagian yang akan mengalami
proses pengerjaan CHM. Kemudian barulah material benda kerja tersebut dicelupkan ke dalam
maskant dan maskant ini tidak akan melekat pada bagian-bagian yang telah dilapisi dan proses
CHM hanya terjadi pada bagian-bagian ini. Jadi urutan pengerjaan dengan mempergunakan
screen-print maskant adalah sebagai berikut:
a. Benda kerja dibersihkan dari debu dan minyak.
b. Pemasangan print-screen maskant seperti yang telah diuraikan di atas.
c. Pengerjaan dari pada pola bagian-bagian yang akan mengalami proses pengerjaan
CHM, dan juga pengeringan maskant.
d. Pelaksanaan proses CHM.
Dalam hal ini karakteristik dari pada screen-print maskant terletak diantara photoresist
maskant dan cut and peel maskant. Dengan mempergunakan screen-print maskant, maka
kedalaman proses pengerjaan bias mencapai 2 mm dan ketelitian + 100 µm.
Terdapat beberapa pembatasan dalam proses CHM. Berikut merupakan pembatasan dalam
proses CHM:
Proses CHM ini bisa dipergunakan untuk pembuatan lubang atau celah. Lubang atau
celahdibuat untuk balnking-operation dan engraving (pembuatan huruf atau bentuk-bentuk
ukiran).
Proses CHM memiliki beberapa keuntungan. Berikut merupakan keuntungan proses CHM:
Prinsip kerja dari proses ECG adalah awalnya sumber tegangan D.C sekitar 5 hingga 15volt diberikan
kepada benda kerja dan grinding wheel (roda gerinda). Batu gerinda yangkonduktif dihubungkan pada
katode (-) dari power supply (DC), dan benda kerja yang mana juga konduktif dihubungkan pada anode
(+).Dengan begitu arus listrik akan mengalirdiantara katode dan anode, sementara itu cairan elektrolit akan
melakukan proses pengerjaandengan cara pelarutan anodis (anodic dissolution) pada benda kerja. Batu
gerinda abrasivenyadengan cepat akan menyapu material benda kerja yang telah teroksidasi. Maka dari itu,
tidak akan terjadi tegangan sisa atau burr pada daerah pemotongan.
Penggunaan cairan electrolyte di proses ECG tidak terlalu berbeda dengan penggunaan
cairanelectrolyte di proses ECM (Electrochemical Machining).Fungsi dari grinding wheel sendiri adalah
sebagai berikut :
Merupakan isolator antara benda kerja dengan pahat sehingga tidak terjadi hubungansingkat
(short circiut)diantara kedua benda diatas.
Untuk membuang lapisan penghalang (passive layer) yang berada diantara pahat danbenda kerja.
Untuk proses pengerjaan material benda kerja.
Laser Beam Machining (LBM) adalah suatu metode pemotongan, di mana benda kerja dileburkan dan
diuapkan oleh sebuahsinar laser monokromatik yang kuat. Ketika sinar mengenai benda kerja,panas
menghasilkan lelehan dan menguapkan benda kerja hingga yangpaling keras sekalipun.LBM dapat
digunakan untuk welding dan cutting metals/nonmetals.Selain itu, LBM juga dapat digunakan untuk
brazing (memelas), soldering,drilling, dan membuat tanda (marking).
10 Sinar yang lolos, dipancarkan hampir sepenuhnya sejajar atauhanya berbeda sudut (θ) radian.Karena
perbedaan yang rendahini dan sifat monokromatiknya, sinar dapatdifokuskan dengan lensasederhana
untuk memperoleh kerapatan daya yang tinggi di area kecilberukuran 1-6 in dari lensa.Karena diperuntukan
untukmemfokuskan/memusatkan sinar yang datang ke padanya, lensa yangdigunakan adalah lensa
cembung yang bersifat konvergen.Dengan mengatur fokus lensa, kita dapat membentuk potonganyang kita
inginkan, seperti bentuk potongan yang melebar di atas atau melebar di bawah. Cara lain adalah dengan
mengatur posisi benda kerjaterhadap jatuhnya sinar. Hal ini membutuhkan pengaturan meja kerja.
Gambar 5.Bentuk Potongan LBM
Khusus untuk tipe laser gas, seperti laser CO2, sumber energiberasal dari pelepasan elektron oleh
elektroda, bukan dari sinar lampu.
b. Ketidakadaan kontak langsung dan gaya yang besar antara alat danbenda kerja.
c. Kemampuan untuk bekerja dalam udara, gas inert, ruang hampa , dancairan atau padatan yang
transparan secara optik.
d. Keakuratan dan kemampuan untuk membuat lubang dan potonganyang sangat kecil.
e. Kecocokan untuk memotong keramik dan material-material lain yangsiap dikenai panas kejut.
Gambar 13.Hasil Pemesinan LBM
b. Kemampuan pakai yang terbatas (benda kerja yang tipis dan pemotongan material untuk jumlah yang
kecil).
kerja.
https://www.scribd.com/document/186940038/Laser-Beam-Machining
http://dharmawanadi.blogspot.co.id/2014/05/electrochemical-machining-ecm.html
http://ariefsuryowibowo.blogspot.co.id/2014/05/makalah-electrical-discharge-machines.html
https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/04/21/water-jet-machining-wjm/
http://adamnsath.blogspot.co.id/2012/03/chemical-machining-chm.html
https://www.slideshare.net/ejacock/electro-chemical-machining-ecmelectro-chemical-grinding-
ecgelectro-discharge-machining-edm