Вы находитесь на странице: 1из 23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu Fluida Panas Masuk
(Thi)

314 Th Qc = 1800 cm³/menit


co-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
co-current
312 Th Qc = 1800 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
counter current
310 Th Qc = 1900 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
Suhu (K)

308 co current
Th Qc = 1900 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
306 counter-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
co-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
304 co-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
302 counter-current
0 0.75 1.5
Jarak (m)

Gambar 4.1 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 2000 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) =
313,15 K
314 Th Qc = 1800 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
co-current
312 Th Qc = 1800 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
counter current
310 Th Qc = 1900 cm³/menit
co-current
Suhu (K)

Tc Qc = 1900 cm³/menit
308 co current
Th Qc = 1900 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
306 counter-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
304 co-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
302 counter-current
0 0.75 1.5
Jarak (m)

Gambar 4.2 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 2300 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) =
313,15 K

316 Th Qc = 1800 cm³/menit


co-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
314 co-current
Th Qc = 1800 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
312 counter current
Th Qc = 1900 cm³/menit
co-current
310 Tc Qc = 1900 cm³/menit
Suhu (K)

co current
Th Qc = 1900 cm³/menit
308 counter-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
counter-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
306 co-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
co-current
304 Th Qc = 2000 cm³/menit
counter-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
302 counter-current
0 0.75 1.5
Jarak (m)

Gambar 4.3 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 2600 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) =
313,15 K
320 Th Qc = 1800 cm³/menit
co-current
318 Tc Qc = 1800 cm³/menit
co-current
Th Qc = 1800 cm³/menit
316
counter-current
Th Qc = 1900 cm³/menit
314 co-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
co current
Suhu (K)

312
Th Qc = 1900 cm³/menit
counter-current
310 Tc Qc = 1900 cm³/menit
counter-current
308 Th Qc = 2000 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
306 co-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
304 counter-current
Tc Qc = 2000 cm3/menit
302 counter-current
0 0.75 1.5
Jarak (m)

Gambar 4.4 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 2000 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) =
318,15 K

320 Th Qc = 1800 cm³/menit


co-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
318 co-current
Th Qc = 1800 cm³/menit
316 counter-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
counter current
314 Th Qc = 1900 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
Suhu (K)

312 co current
Th Qc = 1900 cm³/menit
310 counter-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
counter-current
308 Th Qc = 2000 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 2000 cm3/menit
306 co-current
Th Qc = 2000 cm3/menit
304 counter-current
Tc Qc = 2000 cm3/menit
counter-current
302
0 0.75 1.5
Jarak (m)

Gambar 4.4 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 2300 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) =
318,15 K
320 Th Qc = 1800 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
318
co-current
Th Qc = 1800 cm³/menit
316 counter-current
Tc Qc = 1800 cm³/menit
counter current
314 Th Qc = 1900 cm³/menit
co-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
Suhu (K)

312
co current
Th Qc = 1900 cm³/menit
310 counter-current
Tc Qc = 1900 cm³/menit
308 counter-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
co-current
306 Tc Qc = 2000 cm³/menit
co-current
Th Qc = 2000 cm³/menit
304 counter-current
Tc Qc = 2000 cm³/menit
302 counter-current
0 0.75 1.5
Jarak (m)

Gambar 4.6 Pengaruh Jarak Perpindahan Panas terhadap Suhu pada Laju Alir
Fluida Panas (Qh) = 2600 cm3/menit dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) =
318,15 K

Pada gambar 4.1 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 313,15 K untuk
konfigurasi co-current dan counter-current, dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah
313,15 K untuk konfigurasi co-current dan counter-current. Gambar 4.1
memperlihatkan hubungan pengaruh jarak perpindahan panas terhadap suhu pada laju
alir fluida panas (Qh) = 2000 cm3/menit dengan suhu fluida dingin (Qc) berturut-turut
1800, 1900, dan 2000 cm3/menit terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) dapat dilihat
bahwa seiring bertambahnya jarak perpindahan panas (x), maka suhu fluida panas
masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu fluida dingin (Tci) cenderung
meningkat.
Pada gambar 4.2 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 313,15 K untuk
konfigurasi co-current dan counter-current, dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah
313,15 K untuk konfigurasi co-current dan counter-current. Gambar 4.2
memperlihatkan hubungan pengaruh jarak perpindahan panas terhadap suhu pada laju
alir fluida panas (Qh) = 2300 cm3/menit dengan suhu fluida dingin (Qc) berturut-turut
1800, 1900, dan 2000 cm3/menit terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) dapat dilihat
bahwa seiring bertambahnya jarak perpindahan panas (x), maka suhu fluida panas
masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu fluida dingin (Tci) cenderung
meningkat.
Pada gambar 4.3 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 313,15 K untuk
konfigurasi co-current dan counter-current, dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah
318,15 K untuk konfigurasi co-current dan counter-current. Gambar 4.3
memperlihatkan hubungan pengaruh jarak perpindahan panas terhadap suhu pada laju
alir fluida panas (Qh) = 2600 cm3/menit dengan suhu fluida dingin (Qc) berturut-turut
1800, 1900, dan 2000 cm3/menit terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) dapat dilihat
bahwa seiring bertambahnya jarak perpindahan panas (x), maka suhu fluida panas
masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu fluida dingin (Tci) cenderung
meningkat.
Pada gambar 4.4 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 313,15 K untuk
konfigurasi co-current dan counter-current, dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah
313,15 K untuk konfigurasi co-current dan counter-current. Gambar 4.4
memperlihatkan hubungan pengaruh jarak perpindahan panas terhadap suhu pada laju
alir fluida panas (Qh) = 2000 cm3/menit dengan suhu fluida dingin (Qc) berturut-turut
1800, 1900, dan 2000 cm3/menit terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) dapat dilihat
bahwa seiring bertambahnya jarak perpindahan panas (x), maka suhu fluida panas
masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu fluida dingin (Tci) cenderung
meningkat.
Pada gambar 4.5 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 313,15 K untuk
konfigurasi co-current dan counter-current, dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah
318,15 K untuk konfigurasi co-current dan counter-current. Gambar 4.5
memperlihatkan hubungan pengaruh jarak perpindahan panas terhadap suhu pada laju
alir fluida panas (Qh) = 2300 cm3/menit dengan suhu fluida dingin (Qc) berturut-turut
1800, 1900, dan 2000 cm3/menit terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) dapat dilihat
bahwa seiring bertambahnya jarak perpindahan panas (x), maka suhu fluida panas
masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu fluida dingin (Tci) cenderung
meningkat.
Pada gambar 4.6 suhu fluida panas masuk (Thi) adalah 313,15 K untuk
konfigurasi co-current dan counter-current, dan suhu fluida dingin masuk (Tci) adalah
318,15 K untuk konfigurasi co-current dan counter-current. Gambar 4.6
memperlihatkan hubungan pengaruh jarak perpindahan panas terhadap suhu pada laju
alir fluida panas (Qh) = 2600 cm3/menit dengan suhu fluida dingin (Qc) berturut-turut
1800, 1900, dan 2000 cm3/menit terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) dapat dilihat
bahwa seiring bertambahnya jarak perpindahan panas (x), maka suhu fluida panas
masuk (Thi) cenderung menurun sedangkan suhu fluida dingin (Tci) cenderung
meningkat.
Secara teori, perpindahan kalor tidak akan terjadi pada sistem yang memiliki
temperatur sama. Perbedaan temperatur menjadi daya penggerak untuk terjadinya
perpindahan kalor (Bizzy dan Setiadi, 2013).
Semakin panjang penukar panas maka laju perpindahan panas akan makin besar,
hal ini dikarenakan semakin panjang penukar panas maka luas permukaan kontak akan
semakin besar, kondisi ini mengakibatkan temperatur keluar (Thi) akan makin turun
dan temperatur air (Tco) akan bertambah naik sehingga selisih beda temperatur akan
makin besar untuk masing masing fluida (Santoso, 2017).
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa seluruh hasil kecuali pada gambar 4.3
yang diperoleh telah sesuai dengan teori dimana semakin besar jarak maka suhu
semakin menurun untuk fluida panas karena sepanjang fluida panas mengalir di dalam
pipa dengan jarak tertentu akan terjadi pelepasan kalor yang diserap oleh fluida dingin.
Oleh karena itu, penurunan suhu untuk fluida panas dan peningkatan suhu untuk fluida
dingin merupakan fungsi jarak daripada penampang yang dilalui.
Adanya sedikit penyimpangan pada hasil 4.3 yang terjadi dapat disebabkan oleh:
1. Adanya sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran
panas berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Suhu fluida panas masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
3. Suhu fluida masuk belum mencapai keadaan mantap atau sesuai dengan suhu yang
ditentukan, namun pengukuran sudah dilanjutkan.
4.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh)
4.2.1 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Dilepas Fluida
Panas (WE)

800
Daya yang Dilepas Fluida Panas

700
Qc = 1800 cm³/menit co-
600 current
Qc = 1900 cm³/menit co-
500
(WE (J/s))

current
400 Qc = 2000 cm³/menit co-
current
300 Qc = 1800 cm³/menit counter-
current
200
Qc = 1900 cm³/menit counter-
100 current
Qc = 2000 cm³/menit counter-
0 current
2000 2200 2400 2600
Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.7 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Dilepas
Fluida Panas (WE) terhadap Suhu Fluida Masuk (Thi) = 313,15 K
1200

1000 Qc = 1800 cm³/menit co-


Daya yang Dilepas Fluida Panas

current
800 Qc = 1900 cm³/menit co-
current
Qc = 2000 cm³/menit co-
(WE (J/s))

600
current
400 Qc = 1800 cm³/menit
counter-current
Qc = 1900 cm³/menit
200 counter-current
Qc = 2000 cm³/menit
0 counter-current
2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600
Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.8 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Dilepas
Fluida Panas (WE) terhadap Suhu Fluida Masuk (Thi) = 318,15 K

Dari gambar 4.7 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida panas (Qh) terhadap
daya yang dilepas (WE) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) 313,15 K, dimana
dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk cenderung naik yaitu daya yang dilepas
(WE) meningkat seiring dengan pertambahan laju alir fluida panas (Qh) pada laju alir
fluida dingin (Qc) berturut-turut 1800, 1900, dan 2000 cm3/menit.
Dari grafik 4.8 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida panas (Qh) 2000, 2300
dan 2600 cm3/menit dengan (Qc) berturut-turut 1800, 1900, dan 2000 cm3/menit
terhadap daya yang dilepas (WE) terhadap suhu fluida masuk (Thi) 318,15 K, dimana
dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk cenderung mengalami fluktuasi.
Secara teori, semakin besar laju alir fuida panas (Qh) maka dayan yang dilepas
(WE) juga akan meningkat. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Qc = Qh
mc . Cpc . (Tco - Tci) = mh . Cph . (Thi – Tho)

(Haneed dan Bashar, 2016)


Dimana :
q = Kalor yang dipindahkan (W)
Cp = Panas jenis (J/kg.K)
m = Laju alir massa (kg/s)
T = Temperatur (K)
c,h = Fluida dingin, fluida panas
i,o = Masuk, keluar
Berdasarkan rumus diatas, dapat disimpulkan bahwa panas yang dipindahkan
berbanding lurus dengan laju alir massa, panas jenis fluida dan perbedaan temperatur.
Dimana semakin besar laju panas maka semakin besar pula daya yang dilepas.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terdapat daya yang dilepas (WE)
yang turun maupun konstan seperti pada Qh dan Qc aliran co-current dan counter-
current pada suhu 313,15 K dan 318,15 K pada grafik 4.7 dan 4.8. Penyimpangan yang
terjadi disebabkan oleh:
1. Adanya sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran
panas berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Suhu fluida masuk belum mencapai keadaan mantap atau sesuai dengan suhu yang
ditentukan, namun pengukuran sudah dilanjutkan.
3. Suhu fluida panas masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
4.2.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Diserap Fluida
Dingin (WA)

Daya yang Diserap Fluida Dingin 600

500 Qc = 1800 cm³/menit co-


current
400 Qc = 1900 cm³/menit co-
current
(WA (Watt))

300 Qc = 2000 cm³/menit co-


current
200 Qc = 1800 cm³/menit
counter-current
Qc = 1900 cm³/menit
100 counter-current
Qc = 2000 cm³/menit
0 counter-current
2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600
Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.9 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang Diserap
Fluida Dingin (WA) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15 K

800
700 Qc = 1800 cm³/menit co-
Daya yang Diserap Fluida Dingin

current
600 Qc = 1900 cm³/menit co-
current
500
Qc = 2000 cm³/menit co-
(WA (Watt))

400 current
300 Qc = 1800 cm³/menit counter-
current
200 Qc = 1900 cm³/menit counter-
current
100
Qc = 2000 cm³/menit counter-
0 current
2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600
Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.10 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Daya yang
Diserap Fluida Dingin (WA) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15
K
Kedua gambar tersebut menunjukan grafik pengaruh laju alir fluida panas (Qh)
terhadap daya yang diserap (WA) pada suhu fluida panas masuk (Thi) 313,15 K dan
318,15 K.
Dari grafik 4.9 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida panas (Qc) terhadap daya
yang diserap (WA) terhadap suhu fluida panas masuk (Thi) 313,15 K, dimana dapat
dilihat bahwa grafik yang terbentuk cenderung konstan dan ada satu kurva yang
mengalami fluktuasi.
Dari grafik 4.10 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida panas (Qh) terhadap
daya yang dilepas (WA) terhadap suhu fluida masuk (Thi) 318,15 K, dimana dapat
dilihat bahwa grafik yang terbentuk cenderung mengalami peningkatan, konstan dan
juga menurun pada salah satu kurva.
Secara teori, dapat digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir
fluida panas terhadap daya yang diserap.
(Haneed dan Bashar, 2016)
Qh = mh . Cph . (Thi – Tho)
mh =ρh . Qh (Marpaung, 2013)

Dimana :
Qm = Laju perpindahan panas (J/s)
Qh = Laju alir fluida panas (cm3/s)
mh = Laju alir massa (cm3/menit)
ρh = Densitas fluida (kg/m3)
Cph = Kapasitas fluida panas pada tekanan konstan (J/g.K)
dTf = Perubahan suhu fluida (K)
Berdasarkan rumus diatas, besarnya daya yang dilepas adalah sebanding dengan
besarnya laju alir fluida panas. Dimana semakin besar laju panas maka akan semakin
besar pula daya yang dilepas.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana daya yang diserap (WA) yang
mengalami fluktuasi dan terdapat beberapa yang konstan dengan bertambahnya laju
alir fluida panas (Qh). Penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Adanya sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran
panas berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Suhu fluida panas yang masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
3. Suhu fluida masuk belum mencapai keadaan mantap atau sesuai dengan suhu yang
ditentukan, namun pengukuran sudah dilanjutkan.

4.2.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh
1200
Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh (U (Watt/m2.K))

Qc = 1600 cm³/menit co-


1000
current
Qc = 1700 cm³/menit co-
800 current
Qc = 1800 cm³/menit co-
600 current
Qc = 1600 cm³/menit counter-
400 current
Qc = 1700 cm³/menit counter-
200 current
Qc = 1800 cm³/menit counter-
current
0
2300 2400 2500 2600 2700

Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.11 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15 K

1000
Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh (U (Watt/m2.K))

Qc = 1600 cm³/menit co-


900
current
800 Qc = 1700 cm³/menit co-
700 current
Qc = 1800 cm³/menit co-
600
current
500 Qc = 1600 cm³/menit counter-
400 current
300 Qc = 1700 cm³/menit counter-
current
200 Qc = 1800 cm³/menit counter-
100 current
0
2300 2400 2500 2600 2700

Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.12 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15 K
Dari gambar 4.11 yaitu hubungan pengaruh laju fluida panas (Qh) terhadap
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) =
313,15 K dapat dilihat bahwa terdapat beberapa hasil yang fluktuatif dan konstan.
Dari grafik 4.12 yaitu hubungan pengaruh laju alir fluida panas (Qh) terhadap
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) terhadap suhu fluida masuk (Thi) 318,15
K, dimana dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk cenderung mengalami fluktuasi.
Secara teori, hubungan koefisien perpindahan panas menyeluruh dengan laju alir
fluida panas dinyatakan dalam pernyataan berikut.
Qh (Prasad, dkk., 2012)
U=
A. ∆Tm
Dimana :
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (W/m2.K)
Qh = Laju alir fluida panas (cm3/menit)
A = Luas permukaan (m2)
ΔTm = Beda suhu rata-rata logaritma (K)
Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa koefisien perpindahan
panas menyeluruh (U) berbanding lurus dengan laju alir fluida panas (Qh). Dimana
semakin besar laju alir fluida panas, maka nilai U akan semakin besar.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana koefisien perpindahan panas
mengalami kurva mengalami fluktuasi pada grafik 4.11 dan 4.12 dengan
bertambahnya laju alir fluida dingin (Qc). Penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Adanya sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran
panas berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Suhu fluida panas yang masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
3. Suhu fluida masuk belum mencapai keadaan mantap atau sesuai dengan suhu yang
ditentukan, namun pengukuran sudah dilanjutkan.

4.2.4 Hubungan Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
80

70 QcQ=c =
1600 cm3/menit
cm³/menit
1600 co-
Efisiensi Daya (EFFD (%)) current
co-current
60 QcQ=c = 1700
1700 cm3/menit
cm³/menit co-
current
co-current
50
QcQ=c = 1800
1800 cm3/menit
cm³/menit co-
40 current
co-current
QcQ=c = 1600
1600 cm3/menit
cm³/menit
30 counter current
counter-current
20 QcQ=c = 1700
1700 cm3/menit
cm³/menit
counter-current
counter-current
10 QcQ=c = 1800
1800 cm3/menit
cm³/menit
counter-current
counter-current
0
2350 2400 2450 2500 2550 2600 2650

Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.13 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15 K

90
80 Qc
Qhc==1600 cm3/menit
1600cm³/menit
2400 co-
Efisiensi Daya (EFFD (%))

current
co-current
70
Qc
Qhc==1700
2500cm³/menit
1700 co-
cm3/menit
60 current
co-current
50 Qc
Qhc==1800 cm3/menit
2600cm³/menit
1800 co-
current
co-current
40
Qhc==1600
Qc 2400 cm3/menit
1600cm³/menit
30 counter-current
counter current
Qhc==1700
Qc cm3/menit
2500cm³/menit
1700
20
counter-current
counter-current
10 Qhc==1800
Qc 1800 cm3/menit
2600cm³/menit
0
counter-current
counter-current
2350 2400 2450 2500 2550 2600 2650

Laju Alir Fluida Panas (Qh (cm3/menit))

Gambar 4.14 Pengaruh Laju Alir Fluida Panas (Qh) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15 K

Dari gambar 4.13 diatas menunjukkan grafik pengaruh laju fluida panas (Qh)
terhadap Efisiensi Daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current pada suhu
fluida panas masuk (Thi) = 313,15 K yang dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk,
efisiensi daya cenderung naik dan fluktuatif seiring bertambahnya laju alir fluida
panas.
Dari gambar 4.14 diatas menunjukkan grafik pengaruh laju fluida panas (Qh)
terhadap Efisiensi Daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current pada suhu
fluida panas masuk (Thi) = 318,15 K yang dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk,
efisiensi daya cenderung menurun dan fluktuatif seiring bertambahnya laju alir fluida
panas.
Efisiensi semakin menurun seiring dengan bertambahnya laju alir fluida panas.
Secara teori, hubungan antara laju alir fluida panas dengan efisiensi daya dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
Qc
ɳ= ×100 (Joshua, 2009)
Qh
Dimana :
ɳ = Efisiensi (%)
Qc = Laju kalor fluida dingin (J/s)
Qh = Laju kalor fluida panas (J/s)
Dari persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa laju alir fluida panas (Qh)
berbanding terbalik dengan efisiensi daya. Dimana semakin besar laju fluida panas
maka efisiensi daya akan semakin kecil.
Dari grafik yang diperoleh pada saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil
percobaan yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terjadi fluktuasi kurva
efisiensi pada grafik 4.13 dan 4.14 dengan meningkatnya laju aliran fluida panas.
Penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Adanya sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran
panas berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Suhu fluida panas yang masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
3. Suhu fluida masuk belum mencapai keadaan mantap atau sesuai dengan suhu yang
ditentukan, namun pengukuran sudah dilanjutkan.

4.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc)


4.3.1 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Dilepas Fluida
Panas (WE)
545

Daya yang Dilepas Fluida Panas (WE


540
3
535 Q
Qh=h ==2400
Qh 2400
2400 cm
cm3/menit
/menit
cm³/menit co-current
co-current
co-current 3
530
QhQh=h =
Q 2500
=2500
2500 cm
cm3/menit
/menit
cm³/menit co-current
525 co-current
co-current 3
QQh=h ==2600
2600 cm
cm3/menit
(J/s))

520 Qh 2600 /menit


cm³/menit co-current
co-current
co-current 3
515
Q
QhQh=h ==2400
2400
2400 cm
cm3/menit
/menit
cm³/menit counter-
510 counter
counter current
current current
3
505 Q
QhQh=h ==2500
2500
2500 cm
cm3/menit
/menit
cm³/menit counter-
counter-current
current
counter-current
500 3
Q
QhQh=h ==2600
2600
2600 cm
cm3/menit
/menit
cm³/menit counter-
495 counter-current
current
counter-current
1500 1600 1700 1800 1900

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))

Gambar 4.15 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Dilepas
Fluida Panas (WE) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15 K

800
Daya yang Dilepas Fluida Panas (WE

700
QhQ=
h= 2400
2400 cm3/menit
cm³/menit co-current
600 co-current
500 QhQ=
h= 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit co-current
co-current
400 QhQ=h= 2600 cm3/menit
(J/s))

2600 cm³/menit co-current


co-current
300 cm3/menit
QhQ=h= 2400
2400 cm³/menit counter-
200 counter current
current
QhQ=h= 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit counter-
100 counter-current
current
QhQ=h= 2600
2600 cm3/menit
cm³/menit counter-
0
counter-current
current
1550 1600 1650 1700 1750 1800 1850
Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))

Gambar 4.16 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Dilepas
Fluida Panas (WE) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15 K

Dari gambar 4.15 yaitu pengaruh laju alir fluida dingin (Qc) terhadap daya yang
dilepas fluida panas (WE) untuk suhu fluida masuk (Thi) 313,15 dapat dilihat bahwa
terdapat hasil yang konstan.
Dari gambar 4.16 yaitu pengaruh laju alir fluida dingin (Qc) terhadap daya yang
dilepas fluida panas (WE) untuk suhu fluida masuk (Thi) 318,15 dapat dilihat bahwa
terdapat beberapa hasil yang fluktuatif.
Secara teori, digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir fluida
dingin terhadap panas yang dilepas.
Q= mc .Cpc .(Tc2 .Tc1 ) (Patel, 2015)

Q=mh . Cph . dTf (Bellavia, dkk., 2005)


mh =ρh . Qh (Marpaung, 2013)

Dimana :
Qm = Laju perpindahan panas (J/s)
Qh = Laju alir fluida panas (cm3/s)
mh = Laju alir massa (cm3/menit)
ρh = Densitas fluida (kg/m3)
Cph = Kapasitas fluida panas pada tekanan konstan (J/g.K)
dTf = Perubahan suhu fluida (K)
Berdasarkan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa panas yang
dipindahkan berbanding lurus dengan laju alir massa, panas jenis fluida dan perbedaan
temperatur (Dubey, dkk., 2014), dimana semakin tinggi laju alir fluida dingin maka
daya yang dilepas semakin besar.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai teori dimana daya yang dilepas (WE) meningkat dengan
bertambahnya laju alir fluida dingin. Penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Ada sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran panas
berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Laju alir fluida dingin yang tidak dijaga konstan.
3. Suhu fluida masuk belum mencapai keadaan mantap atau sesuai dengan suhu yang
ditentukan, namun pengukuran sudah dilanjutkan.
4.3.2 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Diserap Fluida
Dingin (WA)
400
Daya yang Diserap Fluida Dingin

350
Qh
Qh= =2400 cm3/menit
cm³/menit
2400 co-
300 current
co-current
Qh= =2500
Qh 2500 cm3/menit
cm³/menit co-
(WA (Watt))

250 current
co-current
200 Qh= =2600
Qh 2600 cm3/menit
cm³/menit co-
current
co-current
150 Qh= =2400
Qh 2400 cm3/menit
cm³/menit counter-
current
counter current
100
Q=
Qh h= 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit counter-
50 counter-current
current
Qh= =2600
Qh 2600 cm3/menit
cm³/menit counter-
0
counter-current
current
1500 1600 1700 1800 1900

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))

Gambar 4.17 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang
Diserap Fluida Dingin (WA) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15
K

450
400
Daya yang Diserap Fluida Dingin (WA

350
QhQ= 2400
h= 2400 cm3/menit
cm³/menit co-
current
co-current
300 QhQ=h= 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit co-
current
co-current
250
QhQ=h= 2600
2600 cm3/menit
cm³/menit co-
(Watt))

200 current
co-current
150 QhQ=h= 2400
2400 cm3/menit
cm³/menit
counter current
counter-current
100 cm3/menit
QhQ=h= 2500
2500 cm³/menit
50 counter-current
counter-current
QhQ=h= 2600
2600 cm3/menit
cm³/menit
0
counter-current
counter-current
1550 1600 1650 1700 1750 1800 1850

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))

Gambar 4.18 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Daya yang Diserap
Fluida Dingin (WA) terhadap Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15 K
Kedua gambar tersebut menunjukan grafik pengaruh laju alir fluida dingin (Qc)
terhadap daya yang diserap (WA) pada suhu fluida panas masuk (Thi) 313,15 K dan
318,15 K.
Dari gambar 4.17 yaitu pengaruh laju alir fluida dingin (Qhi) terhadap daya yang
diserap fluida dingin (WA) untuk suhu fluida panas masuk (Thi) 313,15 dapat dilihat
bahwa terdapat beberapa hasil yang fluktuatif.
Dari gambar 4.18 yaitu pengaruh laju alir fluida dingin (Qc) terhadap daya yang
diserap fluida dingin (WA) untuk suhu fluida masuk (Thi) 318,15 dapat dilihat bahwa
terdapat beberapa hasil yang fluktuatif.
Secara teori, digunakan persamaan yang menyatakan hubungan laju alir fluida
dingin terhadap panas yang dilepas.
Q= mc .Cpc .(Tc2 .Tc1 ) (Patel, 2015)
(Bellavia, dkk., 2005)
Q=mh . Cph . dTf
(Marpaung, 2013)
mh =ρh . Qh
Dimana :
Qm = Laju perpindahan panas (J/s)
Qh = Laju alir fluida panas (cm3/s)
mh = Laju alir massa (cm3/menit)
ρh = Densitas fluida (kg/m3)
Cph = Kapasitas fluida panas pada tekanan konstan (J/g.K)
dTf = Perubahan suhu fluida (K)
Berdasarkan rumus diatas, besarnya daya yang dilepas adalah sebanding dengan
besarnya laju alir fluida dingin. Dimana semakin besar laju fluida dingin maka akan
semakin besar pula daya yang dilepas.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana daya yang diserap (W A) yang
mengalami fluktuasi dengan bertambahnya laju alir fluida dingin (Qc). Penyimpangan
yang terjadi disebabkan oleh:
1. Suhu fluida panas yang masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
2. Ada sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran panas
berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
3. Laju alir fluida dingin yang tidak dijaga konstan.
4.3.3 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh

1400
QhQ=h =2400
2400 cm3/menit
cm³/menit co-
Koefisien Perpindahan Panas
Menyeluruh (U (Watt/m2.K))

1200 current
co-current
QhQ=h =2500
2500 cm3/menit
cm³/menit co-
1000 current
co-current
800 QhQ=h =2600
2600 cm3/menit
cm³/menit co-
co-current
current
600 QhQ=h =2400
2400 cm3/menit
cm³/menit counter-
counter current
current
400 Q=h =2500
2500 cm3/menit
Qh cm³/menit counter-
counter-current
current
200
QhQ=h =2600
2600 cm3/menit
cm³/menit counter-
0 counter-current
current
1500 1600 1700 1800 1900

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))

Gambar 4.19 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15 K

1000
900 QhQ=h = 2400
2400 cm3/menit
cm³/menit co-
Menyeluruh (U (Watt/m2.K))
Koefisien Perpindahan Panas

800 current
co-current
700 QhQ=h = 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit co-
current
co-current
600
QhQ=h = 2600
2600 cm3/menit
cm³/menit co-
500 co-current
current
400 QhQ=h = 2400
2400 cm3/menit
cm³/menit counter-
300 counter current
current
QhQ=h = 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit counter-
200
counter-current
current
100 QhQ=h = 2600
2600 cm3/menit
cm³/menit counter-
0 counter-current
current
1500 1600 1700 1800 1900

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))


Gambar 4.20 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Koefisien Perpindahan
Panas Menyeluruh (U) dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15 K

Dari gambar 4.19 yaitu hubungan pengaruh laju fluida dingin (Qh) terhadap
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) =
313,15 K dapat dilihat bahwa terdapat hasil yang fluktuatif.
Dari gambar 4.20 yaitu hubungan pengaruh laju fluida dingin (Qc) terhadap
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) dengan suhu fluida panas masuk (Thi) =
318,15 K dapat dilihat bahwa terdapat hasil yang fluktuatif.
Secara teori, hubungan koefisien perpindahan panas menyeluruh dengan laju alir
fluida dingin dinyatakan dalam pernyataan berikut.
Qc (Prasad, dkk., 2015)
U=
A. ∆Tm
Dimana :
U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh (W/m2.K)
Qc = Laju alir fluida panas (cm3/menit)
A = Luas permukaan (m2)
ΔTm = Beda suhu rata-rata logaritma (K)
Berdasarkan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa koefisien perpindahan
panas menyeluruh berbanding lurus dengan laju alir fluida dingin. Dimana semakin
besar laju alir fluida dingin maka nilai U semakin besar.
Dari grafik yang diperoleh saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil percobaan
yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana koefisien perpindahan panas
mengalami fluktuasi dengan bertambahnya laju alir fluida dingin (Qc). Penyimpangan
yang terjadi disebabkan oleh:
1. Ada sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran panas
berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.
2. Suhu fluida panas yang masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
3. Laju alir fluida dingin yang tidak dijaga konstan.
4.3.4 Hubungan Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Efisiensi Daya
80

70 QhQ=h =2400
2400 cm3/menit
cm³/menit co-
Efisiensi Daya (EFFD (%))

current
co-current
60 QhQ=h =2500
2500 cm3/menit
cm³/menit co-
50 current
co-current
QhQ=h =2600
2600 cm3/menit
cm³/menit co-
40 current
co-current
QhQ=h =2400
2400 cm3/menit
cm³/menit
30
counter current
counter-current
20 QhQ=h =2500
2500 cm3/menit
cm³/menit
counter-current
counter-current
10 cm3/menit
QhQ=h =2600
2600
cm³/menit
0 counter-current
counter-current
1550 1600 1650 1700 1750 1800 1850

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))

Gambar 4.21 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 313,15 K

90
80 Qh
Q= 2400
h= cm3/menit
cm³/menit
2400 co-
Efisiensi Daya (EFFD (%))

current
co-current
70
Q=
Qh h= 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit co-
60 current
co-current
50 Q=
Qh h= 2600
2600 cm3/menit
cm³/menit co-
current
co-current
40
Q=
Qh h= 2400
2400 cm3/menit
cm³/menit
30 counter current
counter-current
20 Q=
Qh h= 2500
2500 cm3/menit
cm³/menit
counter-current
counter-current
10 Q= h= 2600 cm3/menit
Qh 2600 cm³/menit
0 counter-current
counter-current
1550 1600 1650 1700 1750 1800 1850

Laju Alir Fluida Dingin (Qc (cm3/menit))


Gambar 4.22 Pengaruh Laju Alir Fluida Dingin (Qc) terhadap Efisiensi Daya (EFFD)
dengan Suhu Fluida Panas Masuk (Thi) = 318,15 K

Dari gambar 4.21 diatas menunjukkan grafik pengaruh laju fluida dingin (Qc)
terhadap Efisiensi Daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current pada suhu
fluida panas masuk (Thi) = 313,15 K yang dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk,
efisiensi daya cenderung naik dan fluktuatif seiring bertambahnya laju alir fluida
panas.
Dari gambar 4.22 diatas menunjukkan grafik pengaruh laju fluida dingin (Qc)
terhadap Efisiensi Daya (EFFD) pada aliran co-current dan counter-current pada suhu
fluida panas masuk (Thi) = 318,15 K yang dapat dilihat bahwa grafik yang terbentuk,
efisiensi daya cenderung fluktuatif seiring bertambahnya laju alir fluida dingin.
Efisiensi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya laju alir fluida
dingin. Secara teori, hubungan laju alir fluida dingin dengan efisiensi daya dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut.
Qc (Joshua, 2009)
ɳ= ×100
Qh
Dimana :
ɳ = Efisiensi (%)
Qc = Laju kalor fluida dingin (J/s)
Qh = Laju kalor fluida panas (J/s)
Dari persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa laju alir fluida dingin (Qc)
berbanding lurus dengan efisiensi daya. Dimana semakin besar laju fluida dingin maka
efisiensi daya akan semakin besar.
Dari grafik yang diperoleh pada saat percobaan dapat dilihat bahwa hasil
percobaan yang diperoleh belum sesuai dengan teori dimana terjadi fluktuasi pada
hasil percobaan. Penyimpangan yang terjadi ini dapat disebabkan oleh:
1. Laju alir fluida panas yang tidak dijaga konstan.
2. Suhu fluida panas masuk yang telah ditentukan tidak dijaga konstan.
3. Ada sedikit fluida yang keluar pada titik-titik tertentu pada saat pertukaran panas
berlangsung sehingga ada sebagian panas yang hilang.

Вам также может понравиться