Вы находитесь на странице: 1из 17

KELOMPOK 1 ( SATU )

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI


PANGKEP
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “ etikadan
Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang tercinta yang telah sabar
untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini
Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai
“Pengertian etika, moral, faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan etika
dan moral, serta perubahan etika dan moral tersebut”.Namun dalam
penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun diharapkan kami dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik
lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulisterlebih kepada pembacanya.
Wasallamualaikum

Mandalle,29 Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
1.3 TUJUAN........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
2.1 Pengertian etika dan moral.............................................................................3
2.2 Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral.................5
2.3 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Moral Dan Etika..............6
2.4 Solusi Untuk Mengatasi Perubahan Moral Dan Etika.................................14
BAB
IIIPENUTUP........................................................................................................12
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................12
4.2. Saran .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama
Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru
khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak
maupun elektronik.Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan
negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-
budaya sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling
memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas
merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh
nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan
yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan
sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di
contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak sekolah yang membolos pada
jam pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan
kriminal yang setiap hari biasa kita lihat.Hal ini membuktikan bahwa krisis moral
telah dan sedang melanda bangsa ini.
Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan
setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang
memperhatikan moralitas, sopan santun, dan etika.Sehingga secara langsung para
pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh moral dan tingkah lakunya.Terutama bila
para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja (pelajar) yang belum memilki
bekal pengetahuan agama yang kuat.Tak hanya itu saja, dari segi ilmu
pengetahuan kita memang memperoleh banyak manfaat dari era globalisasi
ini.Namun, dari segi kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh
negatif.
Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem
pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada
penguasaan kognitif akademis.Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan.Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin
tata krama, sopan santun, dan etika moral.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Hubungan antara etika dan moral ?
2. Etika dan Moral dalam pendidikan jasmani dan olahraga ?
3. Cara mengajarkan etika dan moral baik dalam kehidupan?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Etika dan Moral.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dampak modernisasi dan globalisasi terhadap
etika, dan moral.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang Menyebabkan terjadinya Perubahan
Moral dan Etika.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Solusi untuk mengatasi Perubahan moral dan
etika.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ETIKA DAN MORAL


1. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau yang diharapkan).
Secara sederhana hal itu kemudian diartikan sebagai ajaran tentang perikelakuan
yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari
kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan
oleh beberapa ahli berikut ini:
A. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
B. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah lakuperbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan olehakal.
C. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu
di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
dalam segala aspek atau sisi kehidupan.
2. Moral
Kata moral berasal kata latin ‘’mos’’yaitu kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus
dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu berhubungan
dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan
layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak
orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus
mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh.Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia.apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga
dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan
seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,
tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.

2.2. DAMPAK MODERNISASIDAN GLOBALISASI TERHADAP ETIKA


DAN MORAL
Dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral
pelajarModernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke
arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang berasal dari kata global atau globe
artinya bola dunia atau mendunia.
Jadi,globalisasi berarti suatu proses masuk ke lingkungan
dunia.Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap masyarakat dalam
bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
A.Sikap positif
1. Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-
hal lama yang bersikap kolot.
2. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan dalam menilai hal-hal
hal yang akan terjadi.



B.Sikap Negatif
1. Menjadi tertutup.
2. masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat
yang ada.
3. Acuh tah acuh.
4. masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan
globalisasi.
5. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi.
6. Dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi.
Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat
melalui berbagai media, terutama media elektronik seperti internet. Karena
dengan fasilitas ini semua orang dapat dengan bebas mengakses informasi dari
berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran seseorang sangat menentukan
sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat.Apakah nantinya berdampak
positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan masyarakat.Untuk itu,
diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring
informasi. Kurangnya filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke
Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang labil terhadap
perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan etika dan moral pada
masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi
lebih banyak mengarah ke negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita
sendiri dan terbawa oleh budaya barat, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak
mempelajari pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia dan tidak menjaga
kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya barat yang kita serap disaring terlebih
dahulu.Karena tidak semua budaya barat adalah baik.Jika kita terus menerima dan
menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia,
dapat terjadi penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri.Melalui
penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan
pergaulan yang menyimpang.Tidak hanya akibat negatif yang dihasilkan
modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga menghasilkan akibat positif, yaitu
terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan melek terhadap perubahan dan
perkembangan dunia.

2.3. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN


ETIKA DAN MORAL
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan
Etika, yaitu:
1. Longgarnya pegangan terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir
dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai
terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan
suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.Dengan longgarnya pegangan
seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada
didalam dirinya.Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral
yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya.
Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam
diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar
tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan
senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-
hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang
melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi
tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.Sebaliknya dengan semakin
jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam
masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.

2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga,


sekolah maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan
menurut semsetinya atau yang sebiasanya.Pembinaan moral dirumah tangga
misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan
dan umurnya.Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana uang benar dan
mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak
berlaku dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk
manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu.
Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak
menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.
Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai
dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak
keci.Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak
sebaliknya.Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan
yang penting dalam pembinaan moral anak didik.Hendaknya dapat diusahakan
agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental
dan moral anak didik.
Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan
kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi
anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek
kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang
demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang
diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang. Selanjutnya
masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.Masyarakat
yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri,
keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.Karena kerusakan masyarakat itu
sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak.Terjadinya
kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan
diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
pembinaan moral.Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak
belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
3. Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar
tentang anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi
mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom
dan benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-
hal yang dapat merusak moral.Namun, gejala penyimpangan tersebut terjadi
karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa
nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama.Timbulnya sikap tersebut tidak
bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis
yang disalurkan melalui tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-
siaran, pertunjukan-prtunjukan dan sebagainya.Penyaluran arus budaya yang
demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk
keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa
memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral.Derasnya arus budaya yang
demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam
menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.


Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi,
sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan
yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa.Hal yang
demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang
semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan
cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini
belum adanya tanda-tanda untuk hilang.
Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan
cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi
kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi
apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka
sudah kehiangan daya efektifitasnya.
Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah
moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan.Kekuasaan, uang, teknologi dan
sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan
konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan
berkesinambungan.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika
generasi muda saat ini adalah:a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih
pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan
anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu
keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin
terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah
mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba
dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
2.4. SOLUSI UNUTUK MENGATASI PERUBAHAN MORAL DAN ETIKA
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih
teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral
dan kepribadian seseorang.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,
terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari
orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian
orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini,
orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri
dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat
menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif.
Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri,
melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal
pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah
terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal
soleha
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni,
serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang
anak terjun kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua
jenis kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga
untuk mengukir prestasi.
BAB III
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa antara moral, dan
etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik
dan buruk. Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran,
dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di
masyarakat.Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan
nilai etika dan moral, seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang
tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan
menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-
hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi
masyarakat di masa yang akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan
berganti lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.
Perubahan moral dan etika terjadi akibat menurunnya moral, akhlak dan
etika. Sehingga kehidupan yang mereka jalani tidak sesuai dengan tuntunan yang
ada, banyak diantara mereka yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang
bebas.
4.2. SARAN
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan
moral dalam kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut
sesuai dengan ajaran Agama masing-masing, serta menjauhi dan meninggalkan
perilaku yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2016/03/bab-i-pendahuluan.html (diakses pada


tanggal 29 Maret 2016)
http://berkat-nias.blogspot.com/2016/03/pengertian-moral-dan-etika.html(diakses
pada tanggal 29 Maret 2016)
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2016/03/29/kenakalan-remaja-bentuk-
penyebab-dan-cara-mengatasinya/ (diakses pada tanggal 29 Maret 2016)
(diakses pada tanggal 29 Maret 2016)
http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika (diakses pada
tanggal 29 Maret 2016
http://bunkslamet.wordpress.com/29/03/2016/pengertian-etika/ (diakses pada
tanggal 29 Maret 2016)

Вам также может понравиться