Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Perlu diperhatikan sejenak, sebelum kita melanjutkan ke tahap berikutnya, ada hal yang harus
kita pahami terlebih dahulu, yaitu mengenai Diagonal dalam Matriks. Didalam matriks,
terdapat 2 diagonal yaitu diagonal utama dan diagonal sekunder. Nah untuk lebih jelasnya
silahkan dilihat contoh dibawah ini:
Diagonal Utama dari matriks pertama adalah 3, 6, dan 2, sedangkan diagonal sekunder pada
matriks nomor dua adalah 6, 3, dan 6.
Matriks Persegi
Matriks Persegi adalah matriks yang mana jumlah baris dan kolomnya sama, Misalnya
matriks berordo 3x3, 4x4, 5x5 dan seterusnya. Contohnya bisa kalian lihat pada gambar dibawah
ini:
Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris dan beberapa kolom. Ingat, jumlah
barisnya satu dan kolomnya lebih dari satu. Contohnya bisa kalian lihat dibawah ini:
Matriks Kolom
Matriks kolom adalah kebalikan dari matriks baris, yaitu matriks yang terdiri dari satu kolom dan
beberapa baris. Contoh:
Matriks Nol
Matriks Nol yaitu Matriks yang dimana elemen-elemennya bernilai Nol. Contohnya:
Matriks Identitas
Matriks identitas yaitu matriks persegi yang nilai pada diagonal utamanya adalah satu dan selain
itu elemen-elemennya bernilai nol.
Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang elemen-elemen selain diagonal utamanya bernilai
nol.
Matriks Segitiga
Matriks segitiga ini masih dibagi menjadi 2 lagi, yaitu segitiga atas dan segitiga bawah.
⇒ Matriks Segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen dibawah diagonal utama bernilai
nol.
⇒ Matriks Segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen diatas diagonal utama bernilai
nol.
Matriks Skalar
Matriks Skalar adalah matriks yang diagonal utamanya bernilai sama dan elemen lainnya bernilai
nol.
Matriks Simetris
Matriks Simetris adalah matriks yang elemen-elemen dibawah dan diatas diagonal utama adalah
simetris, artinya elemen pada sel mn sama dengan elemen pada sel nm.
Definisi Matriks sendiri adalah susunan dari bilangan-bilangan dalam bentuk persegi atau
persegi panjang yang diapit oleh tanda kurung "(..)" atau tanda kurung siku "[..]".
Matriks sendiri dinotasikan dengan huruf kapital dan angka-angka yang ada didalam matriks
disebut dengan elemen.Banyaknya elemen didalam matriks tadi disebut dengan Ordo. Ordo
sendiri ditulis dengan a x b untuk a adalah baris dan b adalah kolom.
Materi Matriks Lengkap Dan Contohnya
Tuesday, August 13th 2013. | Matriks
advertisements
Matriks dalam matematika merupakan kumpulan bilangan, simbol atau ekspresi berbentuk persegi
panjang yang disusun menurut baris dan kolom. Bilangan-bilangan yang terdapat pada suatu matriks
disebut dengan elemen atau disebut juga anggota dari suatu matriks. Contoh matriks dengan 2 baris dan
3 kolom yaitu sebagai berikut
Matriks banyak dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan matematika misalnya dalam
menemukan solusi masalah persamaan linear, transformasi linear yakni bentuk umum dari fungsi linear
contohnya rotasi dalam 3 dimensi. Matriks juga seperti variabel biasa, sehingga matrikspun dap at
dimanipulasi misalnya dikalikan, dijumlah, dikurangkan, serta didekomposisikan. Menggunakan
representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan dengan lebih terstruktur.
Penjumlahan serta pengurangan dalam matriks hanya dapat dilakukan apabila kedua matriks mempunyai
ukuran atau tipe yang sama. Elemen-elemen dalam suatu matriks yang dijumlahkan atau dikurangan
yaitu elemen yang memilki posisi/letak yang sama.
representasi dekoratifnya sebagai berikut
2. Perkalian Skalar
Perkalian matriks dilakukan dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, selanjutnya dijumlahkan
pada kolom yang sama
dan
maka
contoh perhitungan :
Ordo suatu matriks merupakan bilangan yang menunjukan banyaknya baris (m) dan banyaknya kolom
Matriks Identitas
Matriks Identitas adalah matriks yang anggota pada diagonal utamanya selalu 1
Jawab:
maka
maka
maka
2.
4.
1. Misalnya terdapat matriks yang berordo 2×2 dalam menentukan determinan dari
matrikas A yang biasa ditulis |A| adalah
2. Metode Sarrus
Misalnya terdapat maka untuk menentukan nilai determinan dari matriks A tersebut
Ubah matriks dalam bentuk seperti diatas selanjutnya perhitungannya dengan cara menambahkan
elemen dari kiri atas kekanan bawah (mulai dari a → e → i, b → f → g, dan c → d → h) kemudian
dikurangi dengan elemen dari kanan atas kekiri bawah (mulai dari c → e → g, a → f → h, dan b → d → i)
maka akan menjadi
Sebagai contohnya
maka tentukan
Matriks Singular
Matriks Singular yaitu matriks yang nilai determinannya 0.
Sebagai contoh
Jawab:
vs
Invers Matriks
Persamaan Matriks
Tentukan X matriks dari persamaan:
Pada gambar di atas dapat didefinisikan bahwa matriks m x n berubah menjadi m x n. Jika kita
perhatikan, elemen-elemen yang ada pada baris satu berubah posisi menjadi elemen kolom 1. Elemen
pada baris 2 berubah menjadi elemen pada kolom 2, begitu juga dengan elemen pada baris ke 3
berubah posisi menjadi elemen kolom ke 3. Sekarang mari kita lihat sifat-sifat yang berlaku untuk
transpose matriks.
Sifat-sifat Matriks Transpose
Transpose matriks memiliki beberapa sifat yang menjadi dasar di dalam operasi perhitungan matriks,
yaitu:
(A + B)T = AT + BT
(AT)T = A
(AB)T = BT AT
Untuk mempelajari matriks secara efektif, pertama kita akan mendefinisikan matriks
secara umum. Untuk matriks umum A, semua elemen/anggotanya dinotasikan sebagai
huruf kecil “a”, dengan posisi dari elemen tersebut ditunjukkan dengan indeks
rangkap aij. Huruf i dan j secara berturut-turut menyatakan urutan baris dan kolom dari
elemen matriks yang dimaksud. Matriks A secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut.
Ukuran dari matriks disebut sebagai ordo, sehingga kita dapat mengatakan bahwa
matriks A di atas berordo m × n. Perhatikan bahwa semua elemen-elemen yang terletak
pada diagonal matriks memiliki bilangan kolom dan baris yang sama, aij, dimana i = j.
Demikian juga, apabila elemen-elemen dari matriks A dituliskan dengan aij, maka
elemen-elemen dari matriks B dapat dituliskan sebagai bij, elemen-elemen
matriks C sebagai c ij, dan seterusnya.
Contoh 1: Mengidentifikasi Ordo dan Elemen dari Suatu Matriks
Nyatakan ordo dari masing-masing matriks berikut dan elemen-elemen yang
bersesuaian dengan a22, a31; b22, b31; dan c 22, c 31.
1.
2.
3.
Pembahasan
1. Pernyataan pada poin 1 adalah salah. Matriks tersebut memiliki ordo yang sama, yaitu 2 × 2,
dan elemen-elemen yang sama, tetapi elemen-elemen yang bersesuaian tidaklah sama. Pilih
elemen pada baris pertama dan kolom pertama, yaitu 1 pada matriks di ruas kiri, sedangkan
pada matriks ruas kanan elemen tersebut adalah –3.
2. Pernyataan pada poin 2 juga salah, karena ordo dari matriks-matriks tersebut tidaklah
sama. Ordo dari matriks di ruas kiri adalah 3 × 2, sedangkan matriks di ruas kanan berordo
2 × 3.
3. Pernyataan pada poin 3 adalah kondisional. Agar pernyataan tersebut bernilai benar,
maka a – 2 = 1 (a = 3), 2b = 4 (b = 2), c = –2, dan akan salah jika tidak memenuhi salah satu
(atau lebih) dari syarat tersebut.
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Penjumlahan atau pengurangan matriks dapat ditentukan dengan mengoperasikan
elemen-elemen yang bersesuian dari matriks yang dijumlahkan atau dikurangkan. Hal
ini mengakibatkan, matriks-matriks yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan adalah
matriks-matriks yang memiliki ordo sama, sehingga setiap elemen dari matriks yang
satu memiliki elemen yang bersesuaian dengan matriks yang lainnya. Hal ini akan
menghasilkan matriks baru yang memiliki ordo yang sama dari matriks-matriks yang
dijumlahkan atau dikurangkan. Sebagai catatan, aij merepresentasikan elemen dari
suatu matriks, sedangkan [aij] merepresentasikan keseluruhan dari matriks.
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Diberikan matriks-matriks A, B, C, dan D yang memiliki ordo sama.
A + B = C dimana [aij + bij] = [c ij],
A – B = D dimana [aij – bij] = [dij].
Contoh 3: Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Hitunglah penjumlahan dan pengurangan dari matriks-matriks berikut.
1. A + C
2. A + B
3. C – A
Pembahasan
1. Matriks A dan matriks C memiliki ordo yang sama, yaitu 3 × 2. Sehingga kedua matriks
tersebut dapat dilakukan operasi penjumlahan sebagai berikut.
2. Karena matriks A dan B tidak memiliki ordo yang sama, maka operasi penjumlahan tidak
dapat dilakukan pada kedua matriks tersebut.
3. Pengurangan matriks C oleh A dapat dilakukan karena ordo dari kedua matriks tersebut
sama. Berikut pengurangan dari kedua matriks tersebut.
Syarat suatu matriks dapat dicari determinannya adalah matriks tersebut harus merupakan matriks persegi
det A = = ad – bc
Contoh Soal 1 :
a. A = b. B =
Penyelesaian :
a. det A = = (5 × 3) – (2 × 4) = 7
dengan det A =
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan determinan matriks berordo 3 × 3,
yaitu aturan Sarrus dan metode minor-kofaktor.
Aturan Sarrus
Untuk menentukan determinan dengan aturan Sarrus, perhatikan alur berikut. Misalnya, kita
akan menghitung determinan matriks A3 × 3. Gambaran perhitungannya adalah sebagai
berikut.
Metode Minor-Kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan
dengan Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan. Misalnya, dari matriks A3 × 3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1 sehingga :
Akan diperoleh M21 = . M21 adalah minor dari elemen matriks A baris ke-2 kolom
ke-1 atau M21 = minor a21 . Sejalan dengan itu, kita dapat memperoleh minor yang lain,
misalnya :
M13 =
Kofaktor elemen aij, dinotasikan Kij adalah hasil kali (–1)i+j dengan minor elemen tersebut.
Dengan demikian, kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan :
Dari matriks A di atas, kita peroleh misalnya kofaktor a21 dan a13 berturut-turut adalah
= a11 (a22 a33 – a32 a23 ) – a12(a21 a33 – a31 a23) + a13 (a21 a32 – a31 a22 )
= a11 a22 a33 – a11 a23 a32 – a12 a21 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 – a13 a22 a31
= a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a21 a32 – a13 a22 a31 – a11 a23 a32 – a12 a21 a33
Tampak bahwa det A matriks ordo 3 × 3 yang diselesaikan dengan cara minor kofaktor
hasilnya sama dengan det A menggunakan cara Sarrus.
Contoh Soal 2 :
Penyelesaian :
Cara 2: (Minor-kofaktor)
det A =
= –2 – 2(–8) + 3(–1)
= –2 + 16 – 3 = 11
Coba kalian selidiki nilai determinan ini dengan cara lain. Apakah hasilnya sama?
1. Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan nol maka determinan
matriks itu nol.
Misal :
2. Jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan elemen-elemen
baris/kolom lain maka determinan matriks itu nol.
Misal B = (Karena elemen-elemen baris ke-1 dan ke-3 sama).
6. |A–1 | = , untuk A–1 adalah invers dari matriks A. (Materi invers akan kalian pelajari
pada subbab berikutnya).
7. |kA| = kn |A|, untuk A ordo n × n dan k suatu konstanta. Sifat-sifat di atas tidak dibuktikan
di sini. Pembuktian sifat-sifat ini akan kalian pelajari di jenjang yang lebih tinggi.
Misalkan A adalah suatu matriks yang memiliki ordo m x n, dengan c R merupakan suatu sembarang
konstanta, maka c . A adalah suatu matriks yang diperoleh dengan cara mengalikan semua unsure dari matriks
A dengan c.
A=
cA = c =
Contoh :
Diketahui P = , R=
Hitunglah : 3P dan 2(P - 3R)
Jawab :
3P = 3 =
2(P - 3R) = 2 ( -3 )
=2( - )
=2
Dua matriks dapat dijumlahkan hanya jika memiliki ordo yang sama. Ordo matriks hasil
penjumlahan dua matriks adalah sama dengan memiliki ordo yang sama dengan matriks yang
dijumlahkan .
Rumusan penjumlahan dua matriks di atas dapat kita terapkan untuk memahami konsep
pengurangan matriks A dengan matriks B.
Pengurangan matriks A dengan matriks B didefinisikan sebagai jumlah antara matriks A dengan
lawan dari matriks –B, ditulis: A – B = A + (–B).
Matriks –B dalam merupakan matriks yang elemennya berlawanan dengan setiap elemen yang
bersesuaian matriks .
Sebelumnya, pada kajian pengurangan dua matriks, A – B = A + (–B), (–B) dalam hal ini
sebenarnya hasil kali bilangan –1 dengan semua elemen matriks B.
Artinya, matriks (–B) dapat kita tulis sebagai: –B = k.B, dengan k = –1.
Ingat :
Cara :
Perkalian dilakukan dengan menjumlahkan hasil kali setiap elemen baris matriks A dengan
setiap elemen kolom matriks B yang sesuai.
Contoh :
A= B=
AxB=
a. A2
b. A3
Jawab
a. A2 = A x A
b. A3 = A x A x A
Pemanfaatan matriks misalnya dalam menemukan solusi sistem persamaan linear. Penerapan
lainnya adalah dalam transformasi linear, yaitu bentuk umum dari fungsi linear,
misalnya rotasi dalam 3 dimensi.
Matriks seperti halnya variabel biasa dapat dimanipulasi, seperti dikalikan, dijumlah,
dikurangkan dan didekomposisikan. Dengan representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan
dengan lebih terstruktur.
contoh Matriks :
Matriks-Matriks Khusus
Beberapa macam matriks khusus yang perlu kalian kenal adalah sebagai berikut.
a. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas satu baris.
Misalnya:
P = [3 2 1]
Q = [4 5 –2 5]
b. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri atas satu kolom, Misalnya:
c. Matriks Persegi
Matriks persegi adalah matriks yang banyak baris sama dengan banyak kolom. Jika
banyak baris matriks persegi A adalah n maka banyaknya kolom juga n, sehingga ordo
matriks A adalah n × n. Seringkali matriks A yang berordo n × n disebut dengan matriks
persegi ordo n. Elemen-elemen a11, a22 , a33 , ..., ann merupakan elemen-elemen pada
diagonal utama.
Misalnya:
A= merupakan matriks persegi ordo 2.
Elemen-elemen diagonal utama matriks A adalah 1 dan 10, sedangkan pada matriks B
adalah 4, 6, 13, dan 2.
d. Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi dengan setiap elemen yang bukan elemen-
elemen diagonal utamanya adalah 0 (nol), sedangkan elemen pada diagonal utamanya
tidak semuanya nol. Misalnya:
e. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks persegi dengan semua elemen pada diagonal utama
adalah 1 (satu) dan elemen lainnya semuanya 0 (nol). Pada umumnya matriks identitas
dinotasikan dengan I dan disertai dengan ordonya. Misalnya:
f. Matriks Nol
Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya adalah 0 (nol). Matriks nol
biasanya dinotasikan dengan huruf O diikuti ordonya, Om × n. Misalnya:
Notasi
Matriks pada umumnya ditulis dalam tanda kurung siku/kurung tegak:
A. Penjumlahan Dan Pengurangan Matriks
Dua buah matriks A dan B dapat dijumlah dan dikurang jika ordo keduanya sama hasil
penjumlahan dan pengurangan matriks A dan B didapat dengan cara menjumlahkan atau
mengurangkan unsur-unsur yang seletak.
a. A + B;
b. A + C.
Penyelesaian :
a. A + B =
Jawaban :
Cara 1:
Karena –B = maka
A – B = A + (–B) =
Cara 2:
A–B=
3.
Nilai a + b + c + d =
Pembahasan
Jumlahkan dua matriks pada ruas kiri, sementara kalikan dua matriks pada ruas kanan,
terakhir gunakan kesamaan antara dua buah matriks untuk mendapatkan nilai yang diminta.
2 + a = −3
a=−5
4+b=1
b=−3
d−1=4
d=5
c−3=3
c=6
Sehingga
a + b + c + d = −5 − 3 + 6 + 5 = 3
Misalnya diketahui suatu matriks A memiliki elemen-elemen seperti dibawah ini, maka Determinan Matriks A
adalah sebagai berikut:
Seperti yang sudah ada diatas, kita harus menambahkan 3 baris dan 2 kolom disebelah kanan dari matriks A
tersebut sehingga nantinya akan ketemu hasilnya. Untuk rumusnya sudah tertera pada gambar diatas.
Yang perlu dipahami adalah Determinan Utama, Determinan Variabel x dan Determinan Variabel y.
1. Determinan Utama (D) adalah determinan yang koefisiennya x dan y. Koefisien x masing-masing terletak
pada kolom pertama, sedangkan koefisien y terletak masing-masing di kolom kedua.
2. Determinan Variabel x ( Dx) adalah determinan yang diperoleh dengan cara mengganti koefisien-koefisien
variabel x dari determinan utama dengan bilangan-bilangan ruas kanan.
3. Determinan Variabel y ( Dy) adalah determinan yang diperoleh dengan cara mengganti koefisien-koefisien
variabel y dari determinan utama dengan bilangan-bilangan ruas kanan
Pembahasan:
Untuk menyelesaikannya kita cari dulu nilai D, Dx dan Dy.