Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) dapat diartikan sebagai suatu
pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan
kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar
kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang
sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.
Pelayanan prima di Rumah Sakit melibatkan seluruh karyawan dari manajer puncak
sampai ke pekarya. Para profesi yang meliputi berbagai bidang kedokteran atau
kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit, yang tidak hanya
dituntut profesional akan tetapi juga diharapkan peran serta aktifnya dalam
manajemen Rumah Sakit termasuk manajemen mutu (Sunartini, 2000).
Pelayanan prima di Rumah Sakit merupakan pelayanan yang bermutu tinggi yang
diberikan pada pasien, berdasar standar kualitas tertentu untuk memenuhi bahkan
melebihi kebutuhan dan harapan pasien, sehingga tercapai kepuasan pasien dan akan
menyebabkan peningkatan kepercayaan pasien kepada Rumah Sakit.
Unsur unsur melayani prima sebagaimana dimaksud dengan pelayanan umum, sesuai
keputusan Menpan No. 81/1993, yaitu (1). Kesederhanaan, (2). Kejelasan dan
Kepastian, (3). Keamanan, (4). Keterbukaan, (5) Efisien, (6). Ekonomis, (7). Keadilan
yang merata, (8). Ketepatan waktu.
Steven Tjong menyatakan bahwa pelayanan prima dapat diartikan sebagai :
1. Perbuatan atau tindakan.
2. Yang memberikan kepada pelanggan.
3. Apa (yang lebih daripada) yang mereka harapkan.
4. Pada saat mereka membutuhkan.
5. Dengan cara yang mereka inginkan.
Pelayanan prima yang diberikan perawat, seperti: mau mendengarkan keluhan
pasien secara tuntas, penuh pengertian, penerimaan dan ketulusan serta empati akan
sangat membantu proses kesembuhan pasien dan munculnya kesediaan pasien untuk
bekerja sama dalam proses pengobatan, akibatnya perasaan cemas, takut dan depresi
akan terkurangi dan akibat lebih lanjut berupa kesembuhan pasien menjadi lebih cepat
tercapai.
B. Unsur Pokok Pelayanan Prima
C. Tujuan Pelayanan Prima
1. Untuk menimbulkan kepercayaan dan kepuasan kepada pelanggan
2. Untuk menjaga agar pelanggan merasa dipentingkan dan diperhatikan segala
kebutuhannya
3. Untuk mempertahankan pelanggan agar tetap setia menggunakan barang dan
jasa yang ditawarkan.
4. Untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi kepada pelanggan.
5. Untuk menimbulkan keputusan dari pihak pelanggan agar segera membeli
barang/jasa yang ditawarkan pada saat itu juga
6. Untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap pelanggan terhadap
barang/jasa yang ditawarkan.
7. Untuk menghindari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tidak perlu dikemudian hari
terhadap produsen.
d) Semangat memberi
Melayani berarti memberikan sesuatu bukan mendapatkan sesuatu.
Jangan pernah berpikir, kita akan mendapat apa dari pelayanan yang kita
berikan lebih-lebih berharap keuntungan. Sebab jika demikian yang terjadi,
kita hanyalah pedagang, yang selalu menghitung untung dan rugi.
4. Perbaikan Berkelanjutan
Konsumen juga pada hakikatnya belajar mengenali kebutuhan dirinya dari
proses pelayanan petugas Rumah Sakit. Berdasarkan catatan petugas Rumah
Sakit, semakin baik mutu pelayanan yang diberikan, kadang-kadang akan
menghasilkan konsumen yang semakin sulit untuk dipuaskan, karena tuntutannya
yang semakin tinggi dan meluas.
5. Memberdayakan Pelanggan
Memberdayakan pelanggan berarti menawarkan jenis-jenis layanan yang
dapat digunakan sebagai sumber daya atau perangkat tambahan oleh pelanggan
untuk menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari. Ketiga jenis pelayanan
diatas memiliki peran yang sama penting dalam menciptakan citra keprimaan dari
seluruh rangkaian proses pelayanan.
6. Pelayanan Menurut Prioritas Pengembangan
Para petugas Rumah Sakit semuanya sudah memahami bahwa memuaskan
pelanggan memang tidak mudah, dan untuk merebut hati pelanggan perlu
melakukan pengembangan dengan menambah beberapa jenis layanan baru yang
lebih menarik. Hanya saja pengembangan itu perlu terencana dengan baik agar
diperoleh hasil yang optimum.
5. Percaya Diri
Kepercayaan diri menjadi modal bagi seorang perawat karena perawat dituntut
untuk bersikap tegas, tidak boleh ragu-ragu dalam melaksanakan dan memenuhi
kebutuhan pasien (Gunarsa, 1995).
6. Bersikap wajar
Sikap yang wajar dan tidak dibuat-buat akan memberikan makna yang besar bagi
pasien bahwa perawat dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan ketentuan
keperawatan dan profesionalismenya.
7. Berpenampilan memadai
Perawat dengan penampilan yang bersih, seragam yang bersih, dengan
penampilan yang segar dalam melakukan tugas-tugas perawatan diharapkan
mampu mengubah suasana hati pasien (Gunarsa, 1995)
2. Mendengarkan Aktif
Mendengarkan secara aktif mempunyai makna bahwa mendengar bukan untuk
menjawab akan tetapi mendengar untuk mengerti dan memahami. Dengan
demikian jika perawat dalam mendengarkan keluhan pasien tentang penyakitnya,
maka perawat akan dapat mengerti bahwa apa yang dikeluhkan merupakan
kondisi yang sebenarnya, sehingga respon yang diberikan perawat terasa tepat dan
benar bagi pasien, karena ekspresi yang muncul baik verbal maupun non verbal
dari perawat sesuai dengan keluhan dan kondisi pasien.
3. Empati
Empati merupakan kemampuan dan kesediaan untuk mengerti, memahami dan
ikut merasakan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dan apa yang diinginkan
pasien. Di dalam empati perawat diharapkan akan mengerti dunia pasien, alam
pikiran pasien atauinternal frame of reference. Di dalam empati perawat harus
masuk ke dalam alur pemikiran dan perasaan pasien tanpa terbawa oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/pelayanan-prima-service-excellent-di-rumah-sakit/
https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/viewFile/7684/5953