Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PT XYZ menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui penerapan Sistem
Manajemen K3 diseluruh proses bisnis perusahaan. PT XYZ menyadari bahwa K3 sama pentingnya
dengan kualitas. Dalam rangka mewujudkan perlindungan K3 kepada karyawan dan pihak yang
berkaitan dengan tempat kerja, upaya nyata perusahaan mencakup hal-hal berikut:
Adapun tujuan dari Kebijakan K3 ini adalah untuk mencapai target Nol kecelakaan kerja, Nol
personil luka dan Nol kerusakan barang dan properti.
PT XYZ berkomitmen dan bertekad untuk melaksanakan kebijakan K3 ini secara terus-menerus.
Untuk melaksanakan kebijakan ini, perusahaan akan memastikan semua karyawan mengetahui
kebijakan ini dan pimpinan puncak perusahaan akan bertanggung jawab secara penuh terhadap
pelaksanaan kebijakan K3 dan seluruh kegiatan K3 perusahaan.
Tanggal, ….
(Pimpinan Perusahaan)
7.1. Sistem Manajemen dan Kebijakan K3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih
dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.
Kebijakan K3 dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang
kemudian harus dijelaskan dan disebarluaskan kepada semua tenaga kerja, pemasok dan
pelanggan. Kebijakan K3 bersifat dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam rangka
peningkatan kinerja K3.
REFERENSI HUKUM:
1. UU KETENAGAKERJAAN NO. 13 TAHUN 2003, PASAL. 86-87;
2. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NO. 50 TAHUN 2012;
3. PERATURAN MENAKER NO.PER.05/MEN/1996;
4. PERATURAN MENAKERTRANS NO.PER.18/MEN/XI/2008, PASAL 2(1).
Kepala P2K3 diharuskan untuk ditempati oleh perwakilan dari manajemen tingkat tinggi.
Pihak yang ditunjuk sebagai Sekretaris P2K3 harus memiliki sertifikasi Ahli K3 Umum. Untuk
mendapatkan penunjukan tersebut, dia harus mengikuti pelatihan Ahli K3 Umum selama
dua minggu yang diselenggarakan oleh Kementarian tenaga Kerja dan Transmigrasi serta
menerima surat penunjukan dari Kementerian.
P2K3 diharuskan untuk menyampaikan laporan kegiatan P2K3 kepada Dinas Tenaga Kerja
setempat yang tembuskan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi setiap 3 bulan.
Contoh Kasus: Setelah P2K3 telah didirikan di sebuah pabrik garmen, General Manager
merasa bahwa dirinya terlalu sibuk untuk terlibat, jadi dia mendelegasikan tugas-tugas ketua
komisi kepada Compliance Officer yang adalah seseorang yang memiliki sertifikat Ahli K3.
Ini tidak diperkenankan. General Manager atau manajer senior lainnya harus mengambil
tanggung jawab sebagai Ketua P2K3 dan Compliance Officer yang bersertifikat Ahli K3
Umum harusnya memegang posisi Sekretaris P2K3.
REFERENSI HUKUM:
1. UU KESELAMATAN KERJA NO. 1 TAHUN 1970, PASAL 10;
2. PERATURAN MENAKERTRANSKOP NO. PER.03/MEN/1978;
3. PERATURAN MENAKER NO. PER-05/MEN/1996, LAMPIRAN II, BAGIAN 1.4;
4. PERATURAN MENAKER NO. PER.04/MEN/1987.
Pengusaha juga harus memastikan bahwa instalasi penyalur petir serta seluruh instalasi
listrik di tempat kerja telah terpasang dengan baik dan tersertifikasi sesuai dengan standar
nasional.
REFERENSI HUKUM:
1. PERATURAN MENAKERTRANS TENTANG BEJANA TEKAN NO. PER.01/MEN/1982;
2. PERATURAN MENAKER TENTANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI NO.
PER.04/MEN/1985;
3. PERATURAN MENAKER TENTANG PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT NO.
PER.05/MEN/1985;
4. PERATURAN MENAKER TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT
OPERATOR PESAWAT UAP NO. PER.01/MEN/1988;
5. PERATURAN MENAKERTRANS TENTANG OPERATOR DAN PETUGAS PESAWAT
ANGKAT DAN ANGKUT NO. PER.09/MEN/VII/2010;
6. PERATURAN MENAKER TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR
NO. PER.02/MEN/1989;
7. PERATURAN MENAKERTRANS TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL
INDONESIA (SNI) No. SNI-04-0225-2000 MENGENAI PERSYARATAN UMUM
INSTALASI LISTRIK 2000 (PUIL 2000) DI TEMPAT KERJA NO. KEP.75/MEN/2002;
8. STANDAR NASIONAL INDONESIA TENTANG PERSYARATAN UMUM INSTALASI
LISTRIK 2000 (PUIL 2000) NO. SNI 04-0225-2000.