Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh:
Sutinah
1110016200008
Yang mengesaltkan
Pembimbing II
Pembimbing I
Nama Sutinah
TempatiTgl. Lahir Bogor, 01 September 1992
NIM 1110016200008
Jurusan/Prodi Peudidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skipsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit
Den Larutan Nonelektrolit
Dosen Pembimbing : 1. Burhanudin Milama, M.Pd.
2. Dedi Irwandi, M. Si.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
sal a bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satr.( syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
Mahasiswa Ybs.
NIM. 1110016200008
lll
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan
kekuatan disetiap perjalanan hidup. Sholawat seta salam semoga selalu tercurah
kepada tauladan kita, Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan umatnya.
Dengan segala upaya dan doa, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Analisis Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan
Nonelektrolit. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana
pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari dukungan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hanna Susanti, M.Sc selaku Kepala Jurusan Pendidikan IPA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dedi Irwandi, M.Si selaku Kepala Program Studi Kimia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Burhanudin Milama, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan saran
dalam penyususnan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang
sebagai Bapak Pembimbing I dan Pembimbing Akademik. Semoga Alloh
selalu memberkahi kehidupan Bapak.
5. Dedi Irwandi, M.Si sebagai pembimbing II yang juga telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran
dan kasih sayang. Semoga Alloh memberkahi kehidupan Bapak.
6. Kedua orang tua tercinta dan tersayang yaitu Bapak Diding Suryadin dan
Emak Sumyati, Kakak pertama Dedi supriadi, Kakak kedua Asep Supriatna,
Kakak ipar Ida Nengsih, Keponakan tercinta Bunga Qurratun ‘Aini serta
vi
keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi melalui
perjuangan dan gema do’a yang tiada hentinya.
7. Arif Soleh, S.Pd. selaku guru mata pelajaran kimia di SMA DK yang telah
banyak membantu dan memberikan saran untuk penelitian ini.
8. Ayah Dr. Sihabudin Noor, Bunda Karlina Helmanita M.A dan Keluarga
besar Sanggar Baca Jendela Dunia (Kak Ilut, Kak Zainul, Kak Ida, Kak
Najmah, Kak Hafidz, Kak Helmi, dan Kak Dion). Terimakasih telah
memberikan inspirasi dan motivasi secara tidak langsung bagi saya.
9. Tanpa Nama. Seseorang spesial yang masih berada di Lauhul Mahfudz dan
saya masih mencari serta menjemputnya nya hingga detik ini. Namun tetap
saja belum bertemu. Salam rindu dan Salam Jomblo Mulia. :’(
10. Sahabat di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Sahabat di PSU (Pos Solidaritas Ummat), Sahabat Akhwat Forum
Angkatan An-Najm, Sahabat Pendidikan Kimia 2010, Sahabat Alumni
MAN Parungpanjang (Iti, dina, Abirah, Mae, tompel, ilfa, Mpau, sarah,
atika, aad, , dkk). Terimakasih telah memberikan banyak hal yang tiada bisa
ditulis dengan kata-kata. Cerita tentang cinta tulus kalian selama berada
dikampus peradaban telah menggoreskan kenangan yang tak pernah terlupa
hingga masa tua.
11. Teman-teman di Kosan Markaz Al-Hamra (Juni, Apri, Kak Hikmah, Tari,
Linda, dan Lala), dan teman-teman Bangsal A6 (Bangsa Assalam Kamar
A6)
12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Skripsi ini.
Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga
menambah pengetahuan peneliti. Peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Sutinah
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6
C. Batasan Masalah ................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
viii
b. Pengertian Berpikir Kritis ........................................ 22
c. Prinsip Berpikir Kritis ............................................. 25
d. Karakteristik Berpikir Kritis .................................... 27
e. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ................... 27
f. Delapan Langkah Untuk Menuju Berpikir Kritis .... 31
3. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit .... 34
4. Konsep Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit .. 37
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 41
C. Kerangka Berpikir .............................................................. 42
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 94
B. Saran .................................................................................. 95
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 19 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan ................... 187
Lampiran 20 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi .......... 188
Lampiran 21 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Mengidentifikasi Asumsi ........................................................... 189
Lampiran 22 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan
Memutuskan Suatu Tindakan .................................................... 190
Lampiran 23 Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Berinteraksi
dengan orang lain ....................................................................... 191
Lampiran 24 Hasil Wawancara Terhadap Siswa .......................................... 192
Lampiran 25 Hasil Dokumentasi Kegiatan Belajar....................................... 193
Lampiran 26 Uji Referensi ............................................................................ 194
Lampiran 27 Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ................................. 200
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2012 skor sains indonesia dalam peringkat
terendah. Dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di
bawah peringkat 641. Oleh sebab itu, pembaharuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dilakukan pemerintah melalui penataan dalam
berbagai komponen pendidikan. Tiga isu utama yang menjadi fokus dalam
pembaharuan pendidikan adalah pembaharuan kurikulum, peningkatan
kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran. Oleh karena
itu, pemerintah menetapkan kurikulum 2013 sebagai kurikulum
pendidikan terbaru yang merupakan hasil revisi dari kurikulum 2006 atau
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Menurut Husamah, kurikulum 2013
ini mampu menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.2
Pendidikan merupakan suatu berkah dari Maha Pencipta terhadap
ciptaanNya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang ditakdirkan untuk
memperoleh pendidikan. Hakikat pendidikan adalah proses memanusiakan
anak manusia yaitu menyadari akan manusia yang merdeka.3 Berdasarkan
hal tersebut, pendidikan merupakan salah satu karunia yang berasal dari
Rabb Semesta Alam yang wajib di dapatkan oleh setiap manusia yang
merdeka supaya bisa mencetak generasi penerus bangsa Indonesia yang
mumpuni di bidang-bidang yang di gelutinya.
1
http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. h. 5.
2
Husamah,dkk, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan dalam
Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi
Pustakakaraya, 2013), h. 4.
3
H.A.R. Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional tinjauan dari perspektif postmodernisme
dan studi kultural kompas Indonesia, (Jakarta: Buku Kompas, 2005), Cet.1 h. 109.
1
2
4
Pendis.Kemenag,
http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/06.B.SalinanLampiranPermendikbudNo.65th2
013ttgStandarIsi.pdf Di unduh pada 26 Maret 2014
5
http://bsnp-indonesia.org/id/?p=1239/SalinanLampiranPermendikbudNo.54th2013
3
6
Agung W Subiantoro, Pentingnya Praktium dalam Pembelajaran IPA.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM_PENTINGNYA%20PRAKTIKUM.pdf Di unduh
pada 26 Maret 2014
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, dapat
diidentifikasi beberapa masalah, antara lain :
1. Proses pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (teacher center).
9
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasiona Edisi satu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet.6 h.144
10
Annas Kurniawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait siswa SMP.
http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/download/399/191
11
Ida Ayu Kade Sastrika, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikir Kritis. E-journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program studi IPA (Volume 3 Tahun 2013)
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka masalah
hanya dibatasi pada :
1. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada
materi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
2. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Project
Based Learning.
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kualitas keterampilan berpikir kritis siswa melalui
pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit?”
2. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok
tinggi, kelompok sedang, & kelompok rendah pada materi larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit?”
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
semua kalangan terutama untuk :
a. Siswa, penelitian dapat digunakan untuk memahami konsep tentang
materi larutan elektrolit dan non elektrolit sehingga dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
b. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep materi larutan
elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan model Project
Based learning.
c. Sekolah, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi
bagi guru-guru yang akan mengembangkan penelitian ini.
d. Peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk mengetahui model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Joyce dan Murin dalam Rusman berpendapat bahwa, “Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
di kelas atau yang lain”.1 Menurut Rusman model pembelajaran
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu, (2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu,
(3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-
mengajar dikelas, (4) Memiliki bagian-bagian model atau urutan
langkah-langkah pembelajaran (syntax), (5) Memiliki dampak
sebagai akibat terapan model pembelajaran, (6) Membuat
persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.2
1
Rusman, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 133.
2
Ibid., h. 136
3
John W. Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), p. 1.
9
10
4
Erica Baker et al., Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st
Century, (Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), p. 1.
5
Alec Patton, Work that Matters: The Teacher’s guide to Project-Based Learning, (UK:
The Paul Hamlyn Foundation, 2012), p. 13.
6
Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning
Handbook “Educating the Millennial Learner”, (Kuala Lumpur: Communication and Training
Sector, 2006), p. 3.
11
7
Educational Technology Division Ministry of Education, op. cit., p. 51.
8
Ibid., p. 51.
9
Ibid., p. 13.
10
Ibid., p. 18.
11
Ibid., p. 6.
12
12
Thomas, op.cit., h.3-4.
13
Wena, op.cit., h.145.
13
17
Ibid., h.146-147.
18
Carolyn M. Evertson and Carol S. Weinstein (eds), Handbook of Classroom
Management, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 2006), p. 590.
19
Ibid., h. 590.
15
20
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”,
(Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002) p. 24.
17
21
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 147.
18
22
Jennifer Railsback, Project Based Instruction “Creating Excitement for Learning”,
(Northwest Regional: Educational Laboratory, 2002), p. 9.
23
Educational Technology Division Ministry of Education, op. cit., p. 6.
19
24
Wena, op. cit., h. 149-151.
20
guru siswa
27
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang
Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.2 h. 124.
28
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), cet.1 h. 54-
55
29
Ibid, h. 55.
30
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2011), cet.8 h. 230.
31
Donald C. Orlich, Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction, (USA:
Wadsworth Cengage Learning, 2010), h. 286.
32
Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward De Bono:Belajar Berpikir Canggih dan
Kreatif dalam Memecahkan masalah dan Memantik Ide-ide Baru, (Bandung: Kaifa, 2007) h. 24.
23
33
Anonim. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, (Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 9.
34
Joyce M Laurens, "integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam pembelajaran
di studio perancangan. prosedding seminar nasional" jurnal Seminar nasional Pendidikan
Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. h. 35
http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/99-035/3.5-Joyce%20M.Laurens.pdf diunduh pada 09
januari 2014 14.43 WIB
35
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet.1 h. 19.
24
36
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, ( Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 9.
37
Kasdin Sihotang, dkk., Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2012), Cet.1
38
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama,
2008), h. 10.
39
Ibid., h. 4
40
Wanda Teays, Second thought:critical thinking for a diverse society, (New York: Mc
Graw-Hill Companies, 2006), h. 22.
25
41
Liliasari, "Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme
guru". http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/194909271978032-
LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf diunduh 09 januari 2014 17.04 WIB
42
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, (Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 14.
43
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2,
Terj. Marianto Samosir, (Jakarta: PT.Indeks, 2009), h. 40.
26
44
Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, ( Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 15.
27
45
Ibid., h. 19.
46
Ibid., h. 18.
47
Perkins, C., & Murphy, E, (2006). Identifying and measuring individual engagement in
critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology &
Society, 9 (1), h. 299.
48
Dina Mayadiana Suwarna, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, tt), h. 13-16.
28
2) Menganalisis Mengidentifikasi
argument kesimpulan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
pertanyaan
Mengidentifikasi
kalimat-kalimat
bukan pertanyaan
Mengidentifikasi
dan menangani
suatu ketidaktepatan
Melihat struktur dari
suatu argument
Membuat ringkasan
tafsiran.
ketidakbenaran yg
disengaja.
Membuat isi
definisi.
49
Elaine B, Jhonson, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center(MLC), 2007), Cet.5 h.
190.
50
Ibid., h. 192.
51
Ibid., h. 193.
52
Ibid., h. 194.
33
53
Ibid., h. 195.
54
Ibid., h. 197.
55
Ibid., h. 198.
56
Ibid., h. 199.
34
57
Ibid., h. 200.
35
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
60
Michael Purba, Kimia 1 untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 166.
61
Ibid., h. 170.
39
Senyawa ion.
NaCl, HNO3,
Senyawa kovalen
H2SO4, NaOH,
Elektrolit kuat polar yang Terang
CH3COOK
terhidrolisis
sempurna.
Elektrolit Senyawa kovalen polar CH3COOH,
Redup
Lemah terhidrolisis sebagian. NH3, H2CO3
C12H22O11,
C2H5OH,
Senyawa kovalen polar Tidak
Nonelektrolit CO(NH2)2,
yang tidak terhidrolisis. menyala
C6H12O6
62
Ibid., h. 168-169
40
dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk lelehan dan
larutan atau cair, maka cairan dan dan dalam larutn senyawa ion dapat
menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur (NaCl) dalam
larutannya terurai menjadi ion-ion (Terionisasi).
NaCl(aq) +
Senyawa kovalen dalam bentuk larutan juga dapat
menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya
asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi
sehingga larutannya dapat menghantarka listrik.
Reaksinya:H2SO4(aq) 2 +
Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit. Menurut
Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat
menghantarkan listrik jika dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Tabel 2.8. Perbedaan Senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Jenis
Larutan dalam
Senyawa Padatan Lelehan
pelarut air
Tidak dapat Dapat Dapat
menghantarkan menghantarkan menghantarkan
arus listrik, arus listrik, arus listrik,
karena dalam karena dalam karena dalam
bentuk padatan, bentuk lelehan, bentuk larutan,
ion-ionnya tidak ion-ionnya dapat ion-ionnya dapat
Senyawa Ion
dapat bergerak bergerak jauh bergerak bebas.
bebas. lebih bebas
dibandingkan
ion-ion dalam
zat padat.
63
Navies Luthvitasari, Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan
Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA Vol.3,2013.
64
Rosyidatul Munawaroh, “Penerapan Model Project Based Learning Untuk
Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”.Jurnal dari Unnes Physics Education
Journal/2012 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
42
C. Kerangka Berpikir
Salah satu tujuan pembelajaran kimia di SMA adalah “siswa dapat
memahami konsep-konsep kimia dan keterkaitannya serta penerapannya
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari”. Pada konsep
kimia yang kebanyakan bersifat abstrak, memerlukan penalaran tinggi dan
kebanyakan juga perhitungan, yang mana guru selalu menyajikan materi
kimia dengan menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari dan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa
pelajaran kimia itu cenderung tidak bermakna dan menakutkan.
Pada dasarnya proses pembelajaran kimia itu, guru tidak hanya
menekankan kepada salah satu dimensi aspek kognitif saja atau hanya
sekedar mengingat (C1) dan memahami (C2) saja, namun pada dimensi
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), sampai
dengan mencipta(C6). Hal ini sangat penting, karena siswa akan mampu
65
Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis” e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013
66
Herti,Patmawati, “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan
Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum”, Skripsi Pada Strata satu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan.
67
Istiqomah, Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan PBL”Skripsi
pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012. Tidak dipublikasian
43
(1)Memfokuskan pertanyaan
(3)Bertanya dan menjawab Pertanyaan Tahap Perencanaan
(4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya Proyek
atau tidak
(5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi
(7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi Tahap Pelaksanaan
Dengan menggunakan PjBL akan Proyek dan Tahap
muncul indikator keterampilan berpikir Penyelidikan
(1)Memfokuskan pertanyaan kritis pada setiap tahapnya. Dan materi terbimbing dan
(3)Bertanya dan menjawab Pertanyaan yang sesuai dengan KD adalah Larutan pembuatan produk.
(4)Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak
elektrolit dan nonelektrolit
(5)Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi
(7)Menginduksi & mempertimbangkan hasil induksi Tahap Kesimpulan
(2)Menganalisis Argumen Proyek
(8)Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
(12)Berinteraksi dengan orang lain.
METODOLOGI PENELITIAN
1
NanaSyaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT.Remaja Rosadakarya, 2010),
Cet.6 h.72.
2
Ibid., h.73.
3
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada), h.30.
4
Ibid., h. 34.
45
46
Studi Pendahuluan
Perbaikan Proposal
Revisi
Validasi Instrumen
Membuat Skripsi
Pedoman
Wawancara
47
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penyelesaian
Tahap-tahap penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus kurikulum
2013, dan standar isi mata pelajaran kimia serta menganalisis materi
kimia diberbagai literatur yang sesuai dengan KI dan KD pada
kurikulum 2013, agar pada saat proses pembelajaran peneliti mampu
menerapkan pembelajaran berbasis proyek dan pendekatan
keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil analisis, peneliti memilih
materi mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit.
b. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator
keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan.
c. Menentukan materi yang akan dijadikan proyek bagi siswa pada konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran berbasis proyek.
e. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data berupa
tes keterampilan berpikir kritis,lembar observasi, dan pedoman
wawancara yang dibuat oleh peneliti yang dibimbing oleh dosen
pembimbing.
f. Menguji validasi instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir
kritis dan lembar observasi oleh para ahli, kemudian diperbaiki sesuai
dengan saran para ahli, selanjutnya instrumen tes essay diuji cobakan
kepada siswa kelas XII IPA SMA untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil validasi
instrumen dikonsultasikan kepada kedua dosen pembimbing. Apabila
48
5
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11 h.297.
50
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengambilan data yang digunakan
untuk memperoleh data. Instrumen yang dirancang pada penelitian ini untuk
6
Ibid, h.300
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), h.183.
8
Ibid., 192.
51
Rencana
Variabel Sumber Instrumen Kegunaan
Pemberian
Penelitian Data Penelitian Instrumen
instrumen
Keterampilan Siswa Tes Mengukur Setelah
Berpikir Kritis. sebagai berupa keterampil- proses
Pelaku. esai. an berpikir pembelaja-
kritis pada ran
setiap
indikator-
indikator
keterampi-
lan berpikir
kritis.
9
Sugiyono.Metode penelitian Pendidikan(Pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
(Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11 h.305
10
Suharsimi, op.cit., h.203
52
Instrument penelitian ini digunakan untuk melihat skor siswa secara individu
dengan teknik tes dan non tes. Adapun Indikator keterampilan berpikir kritis
yang akan dianalisis pada penelitin ini adalah:
Tabel 3.3Sub keterampilan berpikir kritis yang akan dianalisis
Aspek
Sub Dapat
Keterampilan
No Keterampilan Penjelasan diketahui
Berpikir
Berpikir Kritis di
kritis
1. (1)Memberi- (3)Bertanya dan Memberikan Tes essai
kan Menjawab penjelasan
Penjelasan Pertanyaan Sederhana
Sederhana Menyebutkan Tes Essai
Contoh
(2)menganalisis Mengidentifikasi Tes Essai
Argumen Kerelevanan
(1)Memfokus- Mengidentifikasi Tes Essai
kan Pertanyaan atau merumuskan
pertanyaan
2. (2)Memba- (4)Mempertim- Mampu memberikan Tes Essai
ngun bangkan alas an
keterampilan kredibilitas Mempertimbangkan Tes Essai
Dasar (kriteria) suatu penggunaan
sumber prosedur yang tepat.
(5)Mengobser- Mempertanggung- Lembar
vasi dan jawabkan hasil Observasi
mempertim- observasi
bangkan laporan Melaporkan Hasil Lembar
observasi Observasi Observasi
(6)Membuat Menyatakan tafsiran Tes Essay
deduksi dan
mempertim-
bangkan hasil
observasi
53
kan atau
memutuskan hal-
hal yang
diinginkan
Adapun kisi-kisi soal tes tertulis keterampilan berpikir kritis yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.5.
yang
memungkinkan
atau memutuskan
hal-hal yang
diinginkan
Keterangan:*:Nomor Soal yang valid
b. Non Tes
1) Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap atau pengamatan
langsung. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.12
Lembar observasi adalah Pedoman terperinci yang berisi
langkah-langkah melakukan observasi mulai dari merumuskan
masalah, prosedur dan teknik perekaman, kriteria analisis hingga
interpretasi. Melalui lembar observasi peneliti dapat melihat apakah
muncul indikator keterampilan berpikir kritis siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek. Instrumen yang digunakan untuk menyaring data disesuaikan
dengan indikator keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dalam lembar observasi. Format yang
digunakan terdapat empat kategori, yaitu sangat baik, baik, kurang
baik dan sangat kurang baik.
Tabel 3.6Kisi-kisi sub keterampilan berpikir kritis yang diteliti
pada lembar observasi
12
Suharsimi, op.cit., h. 199-200.
57
2) Pedoman Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan antara dua orang
atau lebih dan berlangsung antara interviewer dan interviewee.
Dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada sebgaian
siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran
berbasis proyek dan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir
kritis masing-masing siswa.
Tabel 3.7Kisi-kisi pedoman wawancara
Aspek yang
Pertanyaan
diwawancara
Respon siswa terhadap 1. Menurut pendapat Anda, Apa
model pembelajaran perbedaan yang Anda rasakan antara
berbasis proyek pembelajaran berbasis proyek
dengan pembelajaran yang sehari-
hari dikelas khususnya pada
pembelajarn kimia?
2. Apakah Anda mengalami kesulitan
pada saat pembelajaran
berlangsung?Jika “Ya” kesulitan apa
yang kamu alami? Dan bila “tidak”
sebutkan alasanmu?
3. Menurut pendapat Anda, Apakah
dengan menggunakan pembelajaran
berbasis proyek dikelas sangat
menarik?jelaskan!
Respon siswa terhadap 1. Apakah Anda termotivasi untuk
akibat menggunakan lebih kreatif melalui pembelajaran
pembelajaran berbasis berbasis proyek ini?Jelaskan alasan
proyek (keterampilan Anda!
berpikir kritis) 2. Apakah Anda termotivasi untuk
membuat pertanyaan dan
menyampaikan ide-ide atau
gagasanmu melalui pembelajaran
berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan
Anda!
3. Apakah dengan pembelajaran
berbasis proyek mampu membuat
58
F. Kalibrasi Instrumen
Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Validitas adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu
pengukuran(diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah
laku.13Menurut Suharsimi validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen.
Sedangkan Sugiyono mendefinisikan validitas itu adalah derajad
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang
dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk mengukur
keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh pakar
pendidikan. Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes ini adalah
ujian validitas isi(content validity), yaitu dimana suatu isi tes sesuai
dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai
menurut tujuan kurikulum.14
13
Ngalim purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran,
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.18 h.137.
14
Purwanto,Op.cit h. 138.
59
rxy=
√ √
Keterangan:
rxy :Koefisien antara variabel X dan variabel Y
X :Skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y :Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N :Jumlah Responden
Valid atau tidaknya suatu soal dapat diketahui dengan
membandingkan rxy dan rtabel dengan Product Moment dengan α =0,05.
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0. Dengan menggunakan kriteria acuan untuk
validitas butir soal yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Validitas Butir Soal
No Rentang Kriteria
1. 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,6 – 0,79 Tinggi
3. 0,4 – 0,59 Sedang
4. 0,2 – 0,39 Rendah
5. 0,0 – 0,19 Sangat Rendah
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2010), cet.14, h.213.
16
Purwanto, op.cit., h.137.
60
r11=( )( )
Keterangan:
:Varian Total
Harga reliabilitas yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan
kriteria reliabilitas seperti pada tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.9Klasifikasi Interpretasi untuk Koefisien Reliabilitas Tes
No Rentang Kriteria
1 0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,6 – 0,79 Tinggi
3 0,4 – 0,59 Sedang
4 0,2 – 0,39 Rendah
5 0,0 – 0,19 Sangat Rendah
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates versi 4.0.
17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003)
h.208.
18
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010), h.266.
61
P=
Keterangan:
P :Indeks Kesukaran
B :Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
:Jumlah seluruh peserta tes
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, maka perhitungan
tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang ada. Untuk
mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan kriteria tingkat
kesukaran pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria
1 0,70≤TK≤1,00 Mudah
2 0,30≤TK<0,70 Sedang
3 0,70≤TK<0,30 Sukar
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Software Anates versi 4.0.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir
soal mampu dijawab oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:20
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006),
cet.6, h.223.
20
Ibid., h. 228.
62
D= - = -
Keterangan:
D :Daya Beda
:Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
:Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
:Banyaknya peserta kelompok atas
:Banyaknya peserta kelompok atas
Keterangan:
S=Ragam/Varians
Xi=Skor Siswa
̅ Rata-rata
Jumlah Siswa
Adapun rumus untuk menghitung simpangan baku adalah:
√ ( )
s=Standar Deviasi
21
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan Ms. Office Exel, (Bandung:PT.Refika Aditama, 2010), Cet.1 h.71.
64
NP= x 100
Keterangan:
NP :Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R :Skor mentah yang diperoleh siswa
SM :Skor maksimum ideal dari tes yang berangkutan
100 :Bilangan tetap
3. Menganalisis hasil lembar observasi
Hasil data observasi ini digunakan untuk dapat melengkapi data-data
penelitian yang telah diolah. Data yang diperoleh dari lembar observasi
dianalisis dengan cara:
a. Membubuhkan tanda ceklis di kolom yang tersedia. Tanda ceklis
tersebut dimasukkan ke dalam lembar observasi sesuai dengan kriteria
yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis
siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan proses
pembelajaran.
b. Menjumlahkan banyak ceklis(√) pada setiap kolom yang terdapat pada
lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir
kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria, yaitu sangat
baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
c. Menghitung persentase dari masing-masing indikator yang muncul
berdasarkan rumus:
NP= x 100
Keterangan:
NP :Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R :Skor mentah yang diperoleh siswa
SM :Skor maksimum ideal dari tes yang berangkutan
100 :Bilangan tetap
d. Mengukur skor rata-rata setiap kelompok siswa untuk masing-masing
sub keterampilan berpikir kritis.
22
Purwanto, op.cit., h.102.
65
Rata-rata =
α x 100%
Keterangan:
α =Sebaran siswa pada setiap kategori kelompok (Tinggi, Sedang,
Rendah) dan untuk masing-masing kategori kemampuan.
: Jumlah siswa pada setiap kategori kemampuan (SB, B, C, K,
SK).
: Jumlah siswa pada setiap kategori kelompok (Tinggi, Sedang,
Rendah)
f. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap
subketerampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama proses
pembelajaran.
4. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis tes essay, dan lembar
observasi, nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk
kategori agar lebih mudah dibaca dan mudah untuk memberi kesimpulan
masing-masing keterampilan berpikir kritis termasuk dalam kategori
sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang. Pengkategorian ini
berdasarkan pedoman penilaian menurut Riduwan. Adapun kategori
penskoran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.12 Pengkategorian Skor23
No Interval Skor Kategori
1 81%-100% Sangat Baik
2 61%-80% Baik
3 41%-60% Cukup
4 21%-40% Kurang
5 0%-20% Sangat Kurang
23
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 89.
66
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil
penelitian dengan judul analisis keterampilan berpikir kritis siswa melalui
model pembelajaran berbasis proyek pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit. Penelitian ini dilakukan di SMA Dharma Karya dengan
menggunakan sampel kelas X-MIA (Matematika-IPA) yang berjumlah 24
orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Pada saat proses pembelajaran, diterapkan model pembelajaran berbasis
proyek ini yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan proyek,
tahap pelaksanaan proyek, tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan
produk, serta tahap kesimpulan proyek. Terdapat lima aspek atau kelompok
keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari dua belas indikator. Pencapaian
keterampilan berpikir kritis setiap kelompok dapat dilihat dari hasil jawaban
tes essay untuk indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen,
bertanya & menjawab pertanyaan, mempertimbangkan kredibilitas suatu
sumber, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, membuat & mempertimbangkan nilai
keputusan, mendefinisikan istilah & mempertimbangkan definisi,
mengidentifikasi asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Hasil dari lembar
observasi, indikator yang mampu terukur terdapat dua indikator, yaitu
mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, serta berinteraksi dengan
orang lain.
67
68
nilai keputusan
Mendefinisikan
istilah, dan Sangat Sangat
9 92 88 72 Baik
mempertimbangkan Baik Baik
definisi
Mengidentifikasi
10 42 Cukup 38 Kurang 33 Kurang
Asumsi
Memutuskan Suatu
11 67 Baik 67 Baik 67 Baik
Tindakan
Berinteraksi dengan Sangat Sangat Sangat
12 94 88 81
orang lain Baik Baik Baik
Rata-rata 79 Baik 76 Baik 72 Baik
B. Pembahasan
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.1
Keterampilan ini diperoleh melalui penerapan model pembelajaran berbasis
proyek dikelas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran
dikelas dengan memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada
pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa
untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
secara mandiri.2 Pembelajaran berbasis proyek mempunyai lima karakteristik,
yaitu sentralis, pertanyaan pendorong, investigasi konstruktif, otonomi, dan
realistis.3 Kelima karakteristik ini yang akan melatih keterampilan berpikir
kritis siswa melalui lima tahapan pembelajaran berbasis proyek, diantaranya
tahapan perencanaan proyek, tahapan pelaksanaan proyek, tahapan
penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk, dan kesimpulan proyek.
Pada tahapan perencanaan proyek keterampilan berpikir kritis yang
dikembangkan adalah memfokuskan pertanyaan, menginduksi dan
1
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,
2009), h. 4.
2
John W Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, (California: The
Autodesk Foundation, 2000), p. 1.
3
Ibid, h.3-9
71
siswa kelompok tinggi dengan kategori sangat baik, pada kelompok sedang
dengan kategori sangat baik, dan pada kelompok rendah dengan kategori
sangat baik. Persentase tersebut menunjukan bahwa kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok rendah dapat mengembangkan sub
keterampilan menganalisis argumen.
Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik disebabkan karena
penerapan model pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas, pada saat
tahap penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk siswa belajar konsep
utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek dan siswa melakukan
praktikum sehingga siswa dituntut untuk mengerahkan seluruh kemampuan
berpikirnya secara optimal, pada tahapan ini juga setiap kelompok dituntut
untuk saling berdiskusi dengan sesama timnya yang akan berakibat kepada
siswa yang berkognitif rendah akan memahami lebih dalam dari proses
diskusi tersebut. Selain itu, dikarenakan penyebaran siswa pada setiap
kelompok merata, artinya disetiap kelompok terdapat siswa yang berlevel
kognitif tinggi, sedang, dan rendah, sehingga mengakibatkan siswa yang
berlevel kognitif rendah mampu menganalisis argumen dari soal/pertanyaan
yang diberikan guru dengan baik.
Jika ditinjau dari jenis soal/pertanyaan yang diberikan, soal ini
memuat perbedaan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh tiga jenis larutan
elektrolit(kuat/lemah) dan nonelektrolit, setelah melihat jawaban siswa,
mereka cenderung mampu menjawab soal tersebut dengan baik. Hal ini lah
yang menyebabkan kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok
rendah mencapai kategori sangat baik. Hal ini pun sejalan dengan hasil
observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran didalam kelas dan
laboratorium, semua kelompok siswa memperoleh kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap para siswa diketahui bahwa selama
proses pembelajaran beberapa siswa berperan aktif dalam menjelaskan
contoh larutan elektrolit setelah mereka melihat video yang ditayangkan.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara diperoleh jawaban sebagai berikut:
75
menjawab setiap pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa dan
lembar proyek bersama kelompok mereka dan setiap anggota kelompok
merasa penasaran dengan pertanyaan yang kurang dipahami sehingga
mereka bertanya kepada guru. Namun, ketika guru memberikan post test,
data statistik menunjukkan ketiga kelompok ini berada pada kategori
cukup.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya disebabkan
karena faktor diri dan faktor lingkungan. Faktor diri bisa saja terlihat pada
penguasaan konsep materi prasyarat siswa yang belum baik, yaitu
mengenai ikatan kimia, sehingga siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan baik. Selain itu, pada saat proses pembelajaran,
terdapat beberapa siswa yang kurang aktif ketika proses diskusi bersama
tim kelompoknya, sehingga membuat sebagian siswa kurang memahami
konsep yang diajarkan.
Sebagian siswa yang salah dalam menjawab saat diminta untuk
menjelaskan penyebab larutan elektrolit (NaOH/HCl) dalam senyawa ion
dan senyawa kovalen polar yang mampu menghantarkan arus listrik.
Sebagian besar siswa hanya mampu menjawab bahwa penyebab larutan
tersebut adalah karena termasuk kedalam elektrolit kuat dan elektrolit
lemah. Di ketahui bahwa masih banyak siswa yang belum memahami
konsep larutan elektrolit berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Hal ini pun sesuai dengan hasil wawancara yang menunjukkan masih
terdapat siswa yang kesulitan dalam menjawab soal ini.
Tanya:”Pada soal nomor 3, bagaimana cara kamu menjawab soal
ini?Apakah kamu mengalamai kesulitan?”
Kelompok Tinggi:”Saya sebenarnya bingung jawabnya kak, untuk soal ini
saya lumayan mengalami sedikit kesulitan.”
Kelompok Sedang: ”Saya bisa menjawab ini dari lks yang sudah dibaca,
dan lumayan sedikit bingung soalnya.”
Kelompok Rendah: ”Saya bisa menjawab soal ini karena sudah praktek
kak, lumayan sulit .”
77
6
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 104.
7
Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis” e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 h.7
80
Kelompok Tinggi:”Saya hanya tahu kalau air jeruk itu elektrolit lemah
karena sudah praktek, dan sedikit sulit.
Kelompok Sedang:”Saya bisa karena sudah mencoba air jeruk saat di
lab.”
Kelompok Rendah:”Saya bisa karena sudah praktek kak.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, beberapa siswa hanya mengetahui
bahwa air jeruk termasuk larutan elektrolit lemah saja namun tidak
mengetahui mengapa penyebab air jeruk tersebut bersifat elektrolit lemah.
Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu mengetahui cara
menghubungkan materi prasyarat dengan materi yang sedang dipelajari
sehingga mereka mengalami sedikit kesuliitan.
7) Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang ketujuh adalah
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. Keterampilan
menginduksi adalah kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan
berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara
umum. Pada soal essay yang memuat indikator ini siswa diharapkan
mampu membuat kesimpulan pengelompokkan larutan elektrolit kedalam
larutan elektrolit (kuat/lemah) dan larutan nonelektrolit. Pencapaian
indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi ini diukur
melalui soal essay nomor 12 (lampiran 2 ).
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori sangat baik. Pencapaian ini berada pada kategori sangat baik
disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek di
dalam kelas, pada saat tahapan pelaksanaan proyek penyebaran siswa pada
setiap kelompok merata, artinya disetiap kelompok terdapat siswa yang
berlevel kognitif tinggi, sedang, dan rendah, sehingga mengakibatkan siswa
yang berlevel kognitif rendah mampu menjawab soal menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi yang diberikan guru dengan baik. Selain
itu, hal ini pun teramati pada saat diskusi berlangsung, dengan adanya
diskusi dalam pembelajaran ini memberikan siswa yang berada pada
82
8
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana Pranada Media, 2011), h. 204.
83
baik. Selain itu, pada tes essay pun siswa mampu menjawab soal tersebut
dengan baik.
10) Mengidentifikasi Asumsi
Indikator keterampilan berpikir kritis yang kesepuluh adalah
mengidentifikasi asumsi. Menurut Jhonson, asumsi adalah ide-ide yang kita
terima apa adanya.9 Pencapaian indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan hasil induksi ini diukur pada soal essay nomor 17
(lampiran 2). Pada tes essay, siswa diharapkan mampu merekonstruksi
argumen mengenai penyebab larutan elektrolit itu kuat dan lemah.
Pencapaian sub keterampilan ini secara keseluruhan berada pada
kategori kurang. Indikator ini merupakan indikator dengan persentase
terendah jika dibandingkan dengan indikator keterampilan berpikir kritis
yang lain. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Fitria Takhlisi,
keterampilan mengidentifikasi asumsi memiliki kategori yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penelitian ini. Rendahnya keterampilan berpikir kritis
ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang tidak aktif saat
praktikum dan ada beberapa siswa yang tidak ikut berkontribusi dalam
membuat alat uji elektrolit terutama saat mencari informasi di internet atau
buku. Sehingga siswa kurang memahami konsep mengenai penyebab
larutan elektrolit itu bisa bersifat kuat dan lemah. Hal ini, dibuktikan
dengan hasil wawancara kepada siswa.
Tanya:”Pada soal nomor 9, Bagaimana kamu bisa menjawab soal
ini?Apakah kamu mengalami kesulitan?
Jawaban Kelompok Tinggi:”Lumayan bisa karena sudah praktikum, tapi
saya belum tahu penyebabnya kak”
Jawaban Kelompok Sedang:”Saya bingung kak alasannya.”
Jawaban Kelompok Rendah:”Saya bingung alasannya kak.”
9
Elaine B jhonson, Contextual Teaching & Learning (Menjadikan Kegiatan Belajar-
Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2006), h. 195.
85
pada saat guru menayangkan video, saat memberikan lks, saat memberikan
lembar proyek, saat pembuatan proyek dan praktikum. Setiap kelompok
siswa yang terdiri dari kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok
rendah ini bekerja sama dalam satu tim untuk membuat satu proyek yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu lima hari dan secara otomatis setiap
anggota tim saling bertukar ide atau membagi tugas.
Hal ini terbukti dari hasil penilaian sejawat/sesama siswa yang
menjelaskan bahwa mereka mampu belajar secara mandiri. Keadaan ini
membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis proyek ini dapat
membantu siswa untuk mencapai keterampilan berinteraksi dengan orang
lain dengan kategori sangat baik, sebab model ini memiliki prinsip otonomi
yaitu menuntut siswa untuk belajar mandiri saat melaksanakan proses
pembelajaran dan dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa, sehingga siswa
dipacu untuk berdiskusi dengan kelompok lain untuk menyelesaikan tugas
proyek yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan data hasil tes essay keterampilan berpikir kritis, dan lembar
observasi dapat diketahui bahwa rata-rata pencapaian keterampilan seluruh
siswa termasuk dalam kategori baik. Pencapaian indikator keterampilan
berpikir kritis yang tertinggi diperoleh oleh indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi dengan kategori sangat baik, sedangkan
pencapaian indikator keterampilan berpikir kritis yang terendah diperoleh oleh
indikator mengidentifikasi asumsi.
Rendahnya indikator ini disebabkan karena terdapat beberapa siswa yang
tidak aktif saat praktikum dan ada beberapa siswa yang tidak ikut berkontribusi
dalam membuat alat uji elektrolit terutama saat mencari informasi di internet
atau buku. Sehingga siswa kurang memahami konsep mengenai penyebab
larutan elektrolit itu bisa bersifat kuat dan lemah. Hal ini pun senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati bahwa aspek
keterampilan berpikir kritis yang keempat itu tergolong kurang karena
disebabkan oleh penguasaan konsep prasyarat siswa yang tidak baik, sehingga
87
siswa tidak dapat memberikan penjelasan dengan baik. Alasan yang lain adalah
siswa tidak dapat menghubungkan konsep-konsep yang telah dimiliki dan tidak
dapat mengaitkannya dengan suatu fenomena yang terjadi pada praktikum
yang dilakukan.10
Model pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan motivasi
belajar dan siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek,
siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Sri
Wahyuni yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Hal yang sama pun
dikemukakan oleh Fitri Takhlisi yang menjelaskan pembelajaran inquiri
terbimbing dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa aktif
dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa11. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani Dwi Astuti pun menjelaskan bahwa
pencapaian keterampilan berpikir kritis seluruh siswa secara umum dikatakan
baik dengan menggunakan pembelajaran Learning Cycle tipe Hypotetical
Dedustive.12
10
Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Kelas X Dan Xi
Pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Metoda Praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
UPI. h. 6. Di unduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195603231981012-
SITI_DARSATI/Makalah_Semnaskim.pdf
11
Fitria, Takhlisi. Analisis keterampilan berpikir kritis dalam model pembelajaran
inquiry(guided inquiry) pada materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. h. 74.
12
Oktaviani dwi astuti. Analisis keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
learning cycle tipe hypothetical deductive. h. 67.
BAB V
A. Kesimpulan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas
keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA setelah diterapkannya
model pembelajaran berbasis proyek dan untuk mengetahui perbedaan
kualitas keterampilan berpikir kritis setelah penerapan model
pembelajaran berbasis proyek. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
pembahasan pada bab IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan kualitas keterampilan berpikir kritis untuk setiap
kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah) tergolong baik dan dapat
dikembangkan secara optimal.
2. Terdapat perbedaan Kualitas keterampilan berpikir kritis pada
kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan; Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi; Mengidentifikasi asumsi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti
merekomendasikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru :
a. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek disarankan lebih sering diterapkan karena dapat melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
b. Jika guru akan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek,
hendaknya memperhatikan karakteristik siswa yang akan diajarkan
misalnya siswa yang memiliki karakter pekerja
keras/semangat/tekun dalam belajar, karakteristik materi yang akan
diajarkan sebaiknya bersifat kontekstual agar siswa tidak kesulitan
dalam menerapkan konsep menjadi suatu proyek, jenis proyek
88
89
Baker, Erica. 2011. Project-Bades Learning Model: Relevant Learning for the
21st Century. Amerika: Pacific Education Insttitute.
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar bagi
Guru. Bandung: Yrama Widya.
Ennis, Robert H. 1996. Critical Thinking. New York: The New York Company.
Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: PT.Gelora Aksara
Pratama.
Gowin, D.Bob. 2005. The Art of Educating with V Diagrams. New york:
Cambridge University Press.
90
91
Patton, Alec. 2012. Work that Matters: The Teacher’s guide to Project-Based
Learning. UK: The Paul Hamlyn Foundation.
Sastrika Ida Ayu Kade., Sadia, I Wayan, dan Muderawan, I Wayan. Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Kimia.e-journal
program pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi IPA. (3) Tahun
2013.
Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan
Jilid 2, Terj. Marianto Samosir. Jakarta: PT.Indeks.
Wanda, Teays. 2006. Second thought:critical thinking for a diverse society. New
York: Mc Graw-Hill Companies.
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA / MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester :X/1
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :Ke-1
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI 1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
KD Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
1.1
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
95
KD Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
2.1
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
2.2
alam.
KD Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
2.3
keputusan.
KD Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
3.8
Indikator:
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
KD Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-
4.8
elektrolit.
Indikator:
Menyusun perencanaan proyek mengenai perancangan alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengkaji literatur, menanya, berdiskusi, merancang dan melakukan percobaan peserta didik dapat :
Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
Menyusun perencanaan proyek mengenai perancangan alat identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit.
96
97
b. Kegiatan Inti
Perencanaan Membagikan lembar desain project, Mendiskusikan project yang akan (4)Mempertim- 10 menit
lembar manajemen tugas, dan dikerjakan bersama, dan memberi bangkan apakah
assessment
menjelaskan bahwa setiap kelompok tugas secara merata kepada setiap sumber dapat
harus membuat sebuah project berupa anggota kelompok dipercaya atau
pembuatan alat uji elektrolit yang tidak
dimodifikasi alat identifikasi larutan
elektrolit dan non elektrolit dalam
kehidupan sehari-hari serta
mempresentasikan project yang telah
dibuat.
Mengatur sumber Meminta siswa untuk menjelaskan hasil Perwakilan siswa dari masing-masing (5)Mengobser- 20 menit
diskusi kelompok mereka. kelompok menjelaskan hasil diskusi vasi dan
100
c. Kegiatan Akhir
Tahapan Project Komponen Project Based Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Alokasi
Based Learning Learning Waktu
Tahap Perencanaan Kegiatan Akhir Meminta siswa untuk mengumpulkan Memberikan hasil diskusi lembar desain project 5 menit
Proyek dan menanyakan beberapa hal mengenai alat dan
lembar desain project dan memberikan
bahan yang akan digunakan
masukan terhadap bahan serta alat yang
akan digunakan.
Mengembalikan lembar desain project Menulis di dalam lembar managemen tugas
dan menjelaskan bahwa pertemuan dan mengingatkan kepada kelompoknya
selanjutnya adalah laporan progress masing-masing.
project yang dijalankan.
4. Gambarlah rangkaian alat uji elektrolit sederhana dan memodifikasi indikator alat
identifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari yang
akan kalian buat!
5. Buatlah Prosedur kerja atau langkah kerja pada proyek yang akan kalian buat
dengan Tim kelompok!
104
Nama Kelompok :
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA / MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester :X/1
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :Ke-2
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud. kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
KD 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
KD 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Indikator:
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
berdasarkan hantaran listrik.
KD 4.8 Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non-
elektrolit.
Indikator:
Merancang percobaan pengujian daya hantar listrik berbagai larutan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengkaji literatur, menanya, berdiskusi, merancang dan melakukan percobaan peserta didik dapat :
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
berdasarkan hantaran listriknya.
Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar listrik.
107
108
a. Kegiatan Awal
Sub indikator
Tahapan Project Komponen Project Alokasi
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa keterampilan
Based Learning based Learning Waktu
berpikir kritis
Tahap Awal Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit
Perancangan Menunjuk salah satu siswa untuk Bersama-sama berdoa sebelum
proyek memimpin doa. belajar
Mengecek kehadiran siswa dan Memperhatikan guru dan duduk
meminta siswa duduk bersama bersama kelompoknya
kelompoknya
Merangsang minat, Menunjukkan contoh larutan elektrolit Melihat contoh larutan elektrolit (2)Menganalisis 5 menit
semangat, dan perhatian dalam kehidupan sehari-hari seperti tersebut dan menjawab pertanyaan Argumen
para siswa minuman mizone, extra jos. Kemudian guru bahwa larutan tersebut
Guru bertanya :Tebak lah minuman termasuk larutan elektrolit.
ini, termasuk kedalam larutan apa?
Membangun harapan Memberikan pertanyaan : Karena tangan kita mengandung (1)Memfokuskan
tinggi “Mengapa saat mencabut saklar, air, dan air termasuk kedalam pertanyaan.
tangan kita tidak boleh basah?Apa larutan elektrolit, sehingga tangan
yang akan terjadi jika tangan kita yang basah akan tersetrum jika
basah? bersentuhan dengan saklar.
Menjelaskan bahwa project yang Siswa merasakan bahwa mereka
akan dilakukan sangat berguna harus menampilkan kemampuan
untuk meningkatkan kualitas yang baik dan mampu bekerja
pribadi masing-masing dan akan bersama kelompok untuk
terlihat dari rubrik penilaian teman menyelesaikan project tersebut.
sekelompok.
109
Menjelaskan peraturan, Menjelaskan bahwa pada akhir Membaca rubrik penilaian presentasi
prosedur, produk, kegiatan, project akan ditampilkan di dan saling memotivasi sesama
jadwal,dan penilaian depan semua kelompok dan anggota kelompok.
praktik memberikan rubrik penilaian
presentasi.
b. Kegiatan Inti
Sub Indikator
Tahapan Project Komponen Project Alokasi
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Keterampilan
Based Learning Based Learning waktu
Berpikir Kritis
Tahap Memfasilitasi Meminta setiap kelompok untuk Melakukan praktikum di 20
penyelidikan penggunaan sumber mengelompokkan larutan elektrolit laboratorium bersama masing- menit
Terbimbing dan belajar dan non elektrolit serta larutan masing tim kelompok.
Pembuatan elektrolit kuat dan lemah
Produk berdasarkan daya hantar listriknya
dengan praktikum.
Membagikan LKS bagi setiap Menerima LKS bersama
kelompok untuk didiskusikan kelompok.
bersama kelompok.
Meminta setiap kelompok untuk Menyiapkan alat dan bahan yang (4)Mempertim-
110
nonelektrolit. observasi.
Meminta siswa untuk mengulangi Mengulangi kegiatan tersebut (8)Membuat dan
kegiatan tersebut pada larutan pada larutan lainnya dengan mempertimbang-
lainnya dengan terlebih dahulu terlebih dahulu membersihkan kan nilai
membersihkan elektrode sampai elektrode sampai kering. keputusan.
kering.
Meminta siswa untuk mengisi LKS Mengisi LKS bersama kelompok.
secara berkelompok.
Meminta siswa menjelaskan Elektrolit kuat:terdapat nyala (8)Membuat dan
gejala-gejala yang terjadi pada lampu terang dan banyak mempertimbang-
elektrolit kuat, elektrolit lemah, gelembung gas. Elektrolit kan nilai keputusan
dan nonelektrolit. lemah:terdapat nyala lampu
redup dan sedikit gelembung.
Nonelektrolit:tidak ada nyala
lampu dan tidak ada
gelembung gas
Meminta siswa untuk Larutan elektrolit senyawa ion: (3)Bertanya dan
menyebutkan contoh larutan NaCl dan KCl. Larutan Menjawab
elektrolit yang berasal dari elektrolit senyawa kovalen:
112
agar pada saat tahap pameran alat proyek) kan apakah sumber
identifikasi larutan elektrolit dan non dapat dipercaya atau
elektrolit dan poster hasil praktikum tidak
telah siap untuk dipresentasikan di
depan kelas.
Mengusahakan Meminta siswa untuk mendiskusikan Mendiskusikan konten/materi yang (7)Menginduksi &
keterampilan presentasi konten/materi yang akan akan dipresentasikan bersama mempertimbangkan
dipresentasikan. kelompoknya. hasil induksi
114
c. Kegiatan Akhir
Bahan
Berdasarkan Bentuk Zat
Nama Zat Bentuk Zat Jumlah Zat
Murni 3 gram
NaOH
Larutan 3 gram/30 ML
I. Penilaian:
Guru Kimia
Peneliti
A. Identitas
Identitas Sekolah : SMA / MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas /Semester :X/1
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :Ke-3
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
KD 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
KD 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
KD 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
alam.
KD 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
KD 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Indikator:
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
KD 4.8 Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan
119
120
b. Kegiatan Inti
Tahapan Komponen Sub Indikator
Alokasi
Project Based Project Based Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Keterampilan
Waktu
Learning Learning Berpikir Kritis
Tahap Tahap pameran Meminta siswa menyiapkan Membaca sumber yang telah dibawa dari (9)Mendefiniskan 25 menit
kesimpulan kelompoknya untuk mempresentasikan rumah. dan
proyek hasil eksperimen dalam bentuk poster mempertimbangkan
didepan kelas. suatu definisi.
(10)Mengidentifikasi
Asumsi
Meminta salah satu kelompok untuk Mempresentasikan project. (12)Berinteraksi
mempresentasikan project di depan kelas dengan orang lain
Meminta masing-masing siswa aktif Aktif dalam kegiatan diskusi
untuk berdiskusi (bertanya hal yang
kurang dipahami).
Guru menguatkan dan atau meluruskan Siswa menyimak dan mencatat penjelasan
hasil diskusi kelompok. guru.
Melakukan Menilai penampilan setiap kelompok Menampilkan penampilan terbaik agar 5 menit
penilaian dengan rubrik mendapatkan nilai yang baik
122
Memberikan peer assessment bagi setiap Masing-masing siswa menerima peer 5 menit
kelompok assessment lalu mengisinya
Memberikan beberapa komentar atas Mengapresiasi penampilan-penampilan
beberapa penampilan terbaik terbaik
c. Kegiatan Akhir
G. Sumber Belajar :
1. Internet
http://www.chem-is-try.org/
http://kimia.lipi.go.id/
http://www.swfcabin.com/open/1386036058
2. Buku Kimia SMA Kelas X
James,Brady.Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi kelima Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara.
Michael Purba. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta:Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
H. Alat dan Bahan yang digunakan:
1. Infokus
2. Sound system
I. Penilaian:
Rubrik Diskusi
Rubrik Presentasi
Rubrik penilaian hasil proyek
124
Dst
Keterangan :
1. Kemampuan menghargai pendapat teman lain
2. Kemampuan mempertanggung jawabkan argumentasi
3. Kemampuan mengajukan pertanyaan
4. Kemampuan menggunakan banyak ide (kreatif)
5. Bersemangat ( Pantang Menyerah )
6. Kerja sama
Penskoran :
Skor 1=Tidak Baik
Skor 2 = Kurang Baik
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Baik
Skor 5 = Sangat Baik
125
Bentuk Soal : Essay Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
elektrolit
berdasar-
kan
hantaran
listrik.
Menyim- Diberikan Memberikan 6 Dalam kehidupan kita sehari-hari sering Senyawa ion: NaCl dan KCl
pulkan soal untuk Contoh senyawa menggunakan larutan elektrolit. Sebutkanlah masing- Senyawa Kovalen Polar: HCl,
bahwa menyebut- ion dan senyawa masing 2 contoh larutan elektrolit yang berasal dari CH3COOH
larutan kan contoh kovalen polar senyawa ion dan kovalen polar?(C3)
elektrolit larutan
dapat elektrolit
berupa yang berasal
senyawa dari senyawa
ion & ion dan
senyawa senyawa
kovalen kovalen
polar. polar.
Menyim- Diberikan Memberikan 7 Seorang siswa ingin menguji daya hantar senyawa Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam
pulkan soal untuk penjelasan ionik dan senyawa kovalen, contohnya lelehan bentuk lelehan & larutan serta senyawa
bahwa menjelask- sederhana NaOH dan larutan NaOH serta larutan HCl. kovalen polar dalam bentuk larutan, ion-
larutan an senyawa Mengapa senyawa kovalen polar (dalam bentuk ionnya akan terurai dan bergerak bebas,
elektrolit yang bersifat larutan) serta senyawa ion (dalam bentuk lelehan dan sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
dapat sebagai larutan) mampu menghantarkan arus listrik!(C4)
berupa elektrolit.
senyawa
ion &
senyawa
kovalen
polar.
Mengana- Diberikan (2)Membe- (4)Memperti- Memberikan 8 Perhatikan data pada tabel berikut ini! a. Karena padatan NaOH termasuk padatan
lisis tabel yang rikan mbangkan alasan Bentuk Zat Keterangan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa
penyebab terdiri dari Keteramp- apakah bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
NaOH Padatan Tidak dapat
larutan berbagai ilan Dasar sumber dapat menghantarkan arus listrik
menghantarkan
elektrolit bentuk zat, dipercaya atau b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak
132
Meranca- Disediakan Mempertimba- 10 Saat akan melakukan eksperimen tentang pengujian 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
ng alat dan ngkan daya hantar listrik larutan disediakan alat dan bahan digunakan.
percobaan bahan yang penggunaan sebagai berikut: 2. melarutkan NaOH dengan menggunakan
pengujian dibutuhkan prosedur yang 1. Satu set alat uji elektrolit aquades.
daya untuk tepat. 2. Padatan NaOH 3. Uji daya hantar larutan dengan
hantar membuat 3. Aquades 100 mL mencelupkan elektrode kedalam larutan
listrik langkah 4. Batang Pengaduk yang akan diuji.
berbagai kerja pada 5. Gelas Kimia 100 mL 4. Dilakukan pengamatan pada nyala
larutan. percobaan Tulislah prosedur kerja pengujian daya hantar listrik lampu dan pada gelembung gasnya di
daya hantar pada larutan NaOH dengan menggunakan alat uji kedua elektroda.
listrik elektrolit!(C4) 5. Mencatat hasil pengamatan.
terhadap
larutan.
Mengelo- Diberikan (3)Menyimp (7)Mengind- Membuat 11 Perhatikan data percobaan daya hantar listrik dari Semua air dari berbagai sumber bersifat
mpokkan tabel ulkan uksi & Kesimpulan beberapa sumber berikut! elektrolit.
larutan ke mengenai mempertimba atau
dalam daya hantar ngkan hasil merumuskan
Jenis Air Nyala Lampu Gelembung
larutan listrik induksi hipotesis
Gas
elektrolit berbagai
Sumur Redup Ada
kuat dan jenis air,
Laut Redup Ada
elektrolit siswa
lemah serta diminta Sungai Tidak Ada
berdasar- untuk Menyala
kan menyimpu- Danau Tidak Ada
hantaran lkan daya Menyala
listrik. hantar Berdasarkan data dari tabel diatas, buatlah
listrik. kesimpulan yang dipahami oleh Anda! (C3)
Mengelo- Diberikan (7)Mengind- Membuat 12 Diketahui data hasil eksperimen daya hantar listrik Larutan 1, 3, 5 adalah larutan elektrolit
mpokkan tabel uksi & Kesimpulan beberapa larutan berikut: lemah, karena tidak ada nyala lampu dan
larutan ke mengenai mempertim- atau Lar- Gelem- Keterangan terdapat gelembung gas.
Lampu
dalam daya hantar bangkan hasil merumuskan utan bung Gas Larutan 2 adalah larutan elektrolit kuat,
larutan listrik induksi hipotesis Larutan elektrolit karena ada nyala lampu dan terdapat
elektrolit berbagai 1 - +
lemah gelembung gas.
kuat dan jenis air, 2 + + Larutan elektrolit Larutan 4 & 6 adalah larutan
134
polar.
Mengana- Diberikan (4)Membe- (9)Mendefin- Strategi definisi 15 Pada pagi hari, Lulu akan mencabut saklar untuk Akan tersetrum. Hal ini dikarenakan tangan
lisis soal rikan isikan istilah, (tindakan mematikan lampu dengan menggunakan tangan yang yang basah tersebut mengandung air atau
penyebab mengenai Penjelasan mempertim- mengidentifik- basah. Lalu Ibunya menegur Lulu supaya mengelap ion-ion yang dapat terurai menjadi ion
larutan peristiwa Lanjut bangkan hasil asi persamaan) tangannya yang basah terlebih dahulu saat mencabut positif ( kation) dan ion negatif (anion),
elektrolit hantaran induksi saklar. Lulu pun penasaran dan bertanya kepada sehingga jika tangan yang basah tersebut
dapat listrik, siswa ibunya "Apakah yang terjadi jika tangan yang dalam menyentuh saklar, Lulu akan tersengat
menghan- diminta keadaan basah mengenai saklar?Mengapa tangan listrik.
tarkan arus untuk yang basah jika mengenai saklar bisa tersetrum?.
listrik. menghub- Jawablah pertanyaan tersebut!jelaskan
ungkan alasannya.(C4)
peristiwa (9)Mendefin- Strategi definisi 16 Bagaimana senyawa ion dan senyawa kovalen polar Senyawa ion:Jika senyawa ion
tersebut. isikan istilah, (tindakan dapat menghantarkan arus listrik?Jelaskan menurut dilarutkan dalam air, ion-ion yang terikat
mempertim- mengidentifik- pendapat Anda!(C4) kuat dalam zat padat akan lepas dan
bangkan hasil asi persamaan) dapat bergerak bebas satu dengan yang
induksi lainnya. Sehingga senyawa ion bisa
menghantarkan arus listrik.
Senyawa kovalen polar: Senyawa
kovalen polar terjadi karena adanya
penggunaan bersama pasangan elektron
antara dua atom nonlogam yang
memiliki keelektronegatifan yang besar.
Molekul-molekul senyawa kovalen polar
dapat diuraikan oleh air membentuk ion
positif dan ion negatif yang bergerak
bebas. Sehingga dapat menghantarkan
arus listrik.
Mengana- Diberikan (10)Mengid- Rekonstruksi 17 Mengapa larutan NaCl 5% di dalam air dapat NaCl tergolong senyawa ion. Jika dilarutkan
lisis soal untuk entifikasi Argumen menghantarkan arus listrik dengan baik (lampu dalam air akan terionisasi membentuk ion
penyebab merekonst- Asumsi menyala terang), sedangkan larutan CH3COOH 10% Na+ dan ion Cl−. Oleh karena daya hantar
larutan ruksi menyala redup?Jelaskan!(C4) listrik NaCl baik, berarti elektrolit kuat.
elektrolit argumen CH3COOH tergolong senyawa kovalen.
dapat siswa Jika dilarutkan dalam air, hanya ada sedikit
menghan- mengenai ion-ion H+ dan CH3COO− yang dapat
136
memungkin-kan pelajar diarahkan supaya bisa mengembangkan terlarut terbesar. Untuk mendapatkan arus
atau energi alternatif. Menurut Anda, apakah air laut dapat listrik yang besar diperlukan lempengan
memutuskan dimanfaatkan sebagai energi alternatif penghasil elektroda yang mempunyai luas permukaan
hal-hal yang energi listrik?jelaskan hubungannya dengan larutan yang besar dan air laut yang banyak.
diinginkan elektrolit! (C4)
Mengana- Diberikan (6)Mendedu- Menyatakan 21 Menurut analisis Anda, air buah jeruk itu dapat Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat
lisis soal tentang ksi dan Tafsiran menghantarkan arus listrik atau tidak? Jika menghantarkan arus listrik dan termasuk
penyebab air buah mempertimba seandainya dapat menghantarkan listrik, kira-kira kedalam larutan elektrolit lemah. Hal ini
larutan jeruk untuk ngkan hasil termasuk elektrolit kuat atau elektrolit disebabkan karena Air jeruk tersebut terurai
elektrolit menyatak deduksi lemah?Jelasakan alasannya menurut sebagian membentuk ion-ionnya dalam
dapat tafsiran pengetahuanmu!(C4) pelarut air.
menghan- mengenai
tarkan arus mengapa air
listrik. jeruk
tersebut
termasuk
elektrolit.
Mengana- Diberikan (6)Mendedu- Menyatakan 22 Jika Anda terkena penyakit diare, akibatnya adalah Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan
lisis soal tentang ksi dan Tafsiran tubuh terasa lemah. Menurut Analisis anda mengapa karena tubuh kekurangan cairan
penyebab fenomena mempertimba tubuh menjadi terasa lemah? Kira-kira larutan apa tubuh(dehidrasi) yang mengandung
larutan dalam ngkan hasil yang diminum untuk memulihkan tubuh yang terasa elektrolit. Untuk memulihkannnya dapat
elektrolit kehidupan deduksi lemah?(C4) diberikan larutan oralit, karena larutan oralit
dapat sehari-hari adalah larutan yang mengandung elektrolit.
menghan- untuk
tarkan arus menganalisis
listrik. penyebab
dari
fenomena.
Lampiran 3
138
b. Gejala yang timbul pada senyawa NH4OH adalah nyala lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
a. Gejala yang timbul pada senyawa C6H12O6 adalah tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas.
0:Tidak memberikan jawaban.
5 C3 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut ini:
Larutan Elektrolit yang bersifat Asam:HCl, H2SO4
Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH, NH4OH
1:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Larutan Elektrolit yang bersifat Asam: NH4OH, H2SO4
Larutan Elektrolit yang bersifat Basa:NaOH, HCl,
0:Tidak memberikan jawaban.
6 C3 2: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Senyawa ion: NaCl dan KCl
Senyawa Kovalen Polar: HCl, CH3COOH
1:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Senyawa ion: NaCl
Senyawa Kovalen Polar: HCl
0:Tidak memberikan jawaban.
7 C4 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut:
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan serta senyawa kovalen polar dalam bentuk larutan, ion-ionnya
akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat. Seperti berikut:
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk lelehan & larutan ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa
menghantarkan arus listrik.
2:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat. Seperti berikut ini:
Hal ini dikarenakan senyawa ion dalam bentuk larutan ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan
arus listrik. Senyawa kovalen polar ion-ionnya akan terurai dan bergerak bebas, sehingga bisa menghantarkan arus listrik.
1:Bila membuat jawaban tidak tepat.
Hanya senyawa ion yang termasuk larutan elektrolit.
0:Tidak memberikan jawaban.
8 C4 4:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat. Seperti berikut:
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
menghantarkan arus listrik
b. Karena ion-ion NaOH dapat bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
c. Lelehan NaOH bisa menghantarkan arus listrik, karena ion-ion tersebut dapat bergerak bebas.
3:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat (poin a/b/c saja). Seperti berikut:
a. Karena padatan NaOH termasuk padatan senyawa ion yang ion-ionnya tidak bisa bergerak bebas. Sehingga tidak mampu
140
NaCl tergolong senyawa ion. Jika dilarutkan dalam air akan terionisasi membentuk ion Na+ dan ion Cl−. Oleh karena daya hantar
listrik NaCl baik, berarti elektrolit kuat.
CH3COOH tergolong senyawa kovalen. Jika dilarutkan dalam air, hanya ada sedikit ion-ion H+ dan CH3COO− yang dapat
menghantarkan arus listrik. Berarti larutan CH3COOH tergolong elektrolit lemah.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
NaCl tergolong senyawa ion.
CH3COOH tergolong senyawa kovalen.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
18 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik karena dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga larutan H2SO4 termasuk larutan elektrolit kuat.
Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena senyawanya dalam air tidak dapat terurai membentuk ion positif
(kation) dan ion negatif (Anion), sehingga larutan alkohol termasuk larutan nonelektrolit.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Larutan H2SO4: Dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan Alkohol: Tidak dapat menghantarkan arus listrik,
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
19 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Memutuskan atau mematikan aliran listrik. Hal ini dilakukan karena air banjir bersifat elektrolit. Larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat terurai menjadi ion positif(kation) dan ion negatif(anion), yang akan
mengakibatkan sengatan listrik disekitar air banjir tersebut.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Memutuskan atau mematikan aliran listrik.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0:Tidak memberikan jawaban.
20 C4 3:Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion
Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar. Untuk mendapatkan arus listrik
yang besar diperlukan lempengan elektroda yang mempunyai luas permukaan yang besar dan air laut yang banyak.
2:Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Air laut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil listrik karena air laut mengandung senyawa NaCl (garam) yang terurai menjadi ion
Na+ dan Cl- di dalam air. Air laut pun merupakan larutan elektrolit dengan zat terlarut terbesar.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat
0:Tidak memberikan jawaban.
21 C4 3: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah. Hal ini
143
disebabkan karena Air jeruk tersebut terurai sebagian membentuk ion-ionnya dalam pelarut air.
2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Air jeruk atau asam sitrat (C6H8O7)itu dapat menghantarkan arus listrik dan termasuk kedalam larutan elektrolit lemah
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0: Tidak memberikan jawaban.
22 C4 3: Bila mampu membuat jawaban sangat tepat.
Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit. Untuk
memulihkannnya dapat diberikan larutan oralit, karena larutan oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit.
2: Bila mampu membuat jawaban cukup tepat.
Tubuh terasa lemah saat diare, disebabkan karena tubuh kekurangan cairan tubuh(dehidrasi) yang mengandung elektrolit.
1:Bila mampu membuat jawaban kurang tepat.
0: Tidak memberikan jawaban.
Lampiran 4
144
Rata-rata = 36,63
Simpang Baku = 6,38
Korelasi XY = 0,63
Reliabilitas Tes = 0,77
Butir Soal = 22
Jumlah Subyek = 24
No.Butir Tingkat Signifikan
No T DP(%) Korelasi
Soal Kesukaran Korelasi
1 1 2,58 50,00 Sedang 0,631 Sangat Signifikan
2 2 1,38 27,78 Sedang 0,142 -
3 3 0,54 8,33 Sukar 0,274 -
4 4 1,75 27,78 Sedang 0,474 Signifikan
5 5 2,24 41,67 Sedang 0,409 Signifikan
6 6 0,00 0,00 Sedang 0,194 -
7 7 3,38 45,83 Sedang 0,437 Signifikan
8 8 2,44 29,17 Sedang 0,651 Sangat Signifikan
9 9 -.... -2... Sedang -0,162 -
10 10 1,27 20,83 Mudah 0,422 Signifikan
11 11 0,00 0,00 Sangat Mudah 0,152 -
12 12 4,57 45,83 Sedang 0,623 Sangat Signifikan
13 13 2,12 33,33 Mudah 0,559 Sangat Signifikan
14 14 1,58 33,33 Sedang 0,267 -
15 15 3,95 55,56 Mudah 0,552 Sangat Signifikan
16 16 2,70 44,44 Mudah 0,322 -
17 17 2,08 27,78 Sedang 0,433 Signifikan
18 18 -... -1... Sedang -0,111 -
19 19 0,96 16,67 Sedang 0,402 Signifikan
20 20 0,00 0,00 Mudah 0,059 -
21 21 2,91 38,89 Sedang 0,586 Sangat Signifikan
22 22 -... -2... Sedang -0,411 -
Lampiran 5
145
LEMBAR OBSERVASI
Pertemuan ke :-----------------------------------
Petunjuk Penilaian :
Observer
(………………………………)
Lampiran 6
148
1:Tidak Bertanya
(4)Mempertimbangkan Merencanakan proyek di lembar 4: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan
apakah sumber dapat proyek dengan baik/lengkap dan baik/lengkap dan tepat waktu.
dipercaya atau tidak. tepat waktu 3: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan tidak
baik/lengkap dan tepat waktu.
2: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan
baik/lengkap namun tidak tepat waktu.
1: Merencanakan proyek di lembar proyek dengan tidak
baik/lengkap dan tidak tepat waktu.
(5)Mengobservasi dan Mengamati gejala hantaran arus 4: Memperkirakan semua gejala yang terjadi saat larutan
mempertimbangkan listrik yang timbul pada alat uji diuji dengan alat uji daya hantar listrik baik pada nyala
laporan. elektrolit yang terdapat pada video. lampu maupun pada elektrode.
3: Memperkirakan beberapa gejala saja yang terjadi saat
larutan diuji dengan alat uji daya hantar listrik, misalnya
hanya pada nyala lampu saja/ hanya pada elektrode saja.
2: Memperkirakan semua gejala yang terjadi saat larutan
diuji dengan alat uji daya hantar listrik baik pada nyala
lampu maupun pada elektrode namun kurang tepat.
1: Tidak memperkirakan gejala yang terjadi saat larutan
diuji dengan alat uji daya hantar listrik. Tidak
memperkirakan gejala yang terjadi saat larutan diuji
150
Tahap Pelaksanaan (1)Memfokuskan Memberikan respon terhadap 4:Menjawab semua pertanyaan dengan benar
Proyek dan Tahap pertanyaan guru. pertanyaan guru. 3:Menjawab semua pertanyaan namun kurang tepat.
Penyelidikan 2:Menjawab hanya beberapa pertanyaan namun salah.
terbimbing dan 1:Tidak memberikan respon.
pembuatan produk. (2)Menganalisis Menjelaskan dua contoh larutan 4:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
Argumen elektrolit dan nonelektrolit nonelektrolit dengan lengkap dan benar.
3:Menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan dua
contoh larutan nonelekktrolit namun kurang tepat.
2:Menjelaskan hanya sebagian contoh larutan elektrolit
dan larutan nonelektrolit.
1:Tidak menjelaskan dua contoh larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit.
(3)Bertanya dan Bertanya mengenai materi yang 4:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
Menjawab Pertanyaan diajarkan. LKS dan Lembar Proyek yang digunakan.
3:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS saja.
2:Bertanya tentang pertanyaan yang terdapat didalam
LKS dan lembar proyek namun kurang jelas.
1:Tidak Bertanya
(4)Mempertimbangkan Membuat prosedur atau langkah 4: Membuat prosedur atau langkah kerja percobaan
apakah sumber dapat kerja percobaan sederhana sederhana dengan baik/lengkap/sesuai.
155
elektrolit
Sedangkan lampu pada larutan gula tidak menyala sama sekali dan tidak terdapat gelembung gas.
Lulu menyimpulkan bahwa larutan garam bersifat elektrolit dan larutan gula bersifat nonelektro-
lit
2. Berdasarkan video yang telah Anda amati dan wacana yang telah Anda baca, Tulislah alat dan ba-
han yang digunakan oleh Bunda dan lulu saat melakukan pengujian daya hantar arus listrik larutan!
3. Berdasarkan video yang telah Anda amati dan alat dan bahan yang telah Anda tulis, Rangkailah
alat uji elektrolit dan buatlah prosedur kerja pengujian daya hantar arus lsitrik larutan elektrolit dan
nonelektrolit!
160
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Bunda dan Lulu pada video tersebut, isi-
lah table pengamatan dibawah ini! Berikanlah tanda ceklis (√)!
5. Buatlah pengelompokkan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan kategori berikut ini !
Setelah mengamati tayangan video tersebut, buatlah sketsa poster yang berisi tentang eksperimen
sederhana yang akan tim kelompok Anda lakukan pada pertemuan kedua. Didalam poster tersebut
harus memuat: Judul eksperimen, Nama Kelompok, Tujuan Eksperimen, Teori, Alat dan Bahan,
Prosedur kerja, hasil pengamatan, pembahasan, kesimpuln dan daftar pustaka.
162
PERTANYAAN
1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit beserta contohnya!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan gejala-gejala yang menandai hantaran listrik melalui larutan!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………................................................................................................................................................
3. Berdasarkan hasil percobaan, Bagaimana kamu dapat mengelompokkan larutan berdasarkan daya hantar
listriknya?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan ciri-ciri larutan elektrolit dan non elektrolit?Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
5. Apa yang bisa kamu simpulkan dari praktikum yang telah dilakukan oleh lulu?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
........................................................................................................................................................................
Lampiran 7 163
Nonelektrolit
Sholeh mengingatkan udin, bahwa larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala
lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan soda kue. Larutan yang termasuk
elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya
larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu
dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
1. Berdasarkan wacana diatas, temuan apa yang Anda peroleh?Rumuskan dalam ben-
tuk pertanyaan!
2. Tulislah alat dan bahan yang digunakan saat melakukan pengujian daya hantar arus listrik laru-
tan!
3. Rangkailah alat uji elektrolit dan buatlah prosedur kerja pengujian daya hantar arus lsitrik larutan
elektrolit dan nonelektrolit!
4. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama
Larutan, Rumus kimia larutan, jenis larutan(senyawa ion/kovalen), pengamatan pada nyala lampu,
pengamatan pada elektrode, keterangan mengenai larutan elektrolit(kuat/lemah) dan larutan non el-
ektrolit!
165
PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan non-
elektrolit !
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………................................................................................................................................................
3. Sebutkan contoh larutan elektrolit dari senyawa ion dan dan larutan elektrolit dari senyawa kovalen po-
lar?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
5. Pada senyawa ion dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik? Sedangkan da-
lam senyawa kovalen polar dalam bentuk apalah senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
........................................................................................................................................................................
166
6. Apa yang bisa kamu simpulkan dari praktikum yang telah dilakukan ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
7. Jelaskan mengapa senyawa ion dalam bentuk padatan bersifat nonelektrolit dan dalam bentuk lelehan
serta lelehan bersifat elektrolit!
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Kompetensi Dasar :Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Indikator :Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik melalui penayangan video.
Mengemukakan hipotesis atau dugaan-dugaan Hipotesis ini merupakan jawaban sementara untuk pertanyaan
yang muncul. sebelumnya.
Hipotesis yang diharapkan.
168
1. Gejala-gejala yang dapat dialami oleh larutan elektrolit adalah nyala lampu dan timbulnya gelembung gas.
2. Hanya larutan garam yang menyalakan lampu. Sedangkan larutan gula tidak menyalakan lampu.
3. Hanya larutan garam yang menghasilkan gelembung gas. Sedangkan larutan gula tidak menghasilkan gas.
(5)Mengobservasi dan Merencanakan dan mengkonstruksi suatu Siswa membuat langkah kerja pengujian daya hantar arus listrik larutan elektrolit
melaporkan hasil perangkat dan nonelektrolit
observasi.
1. Merangkai alat uji elektrolit.
2. Menyiapakan gelas kimia untuk diisikan larutan yang akan diamati, lalu memasukan alat penguji elektrolit ke dalam larutan! Amati
peristiwa yang terjadi!
3. Catat data hasil pengamatan pada tabel hasil percobaan,
4. Ulangi kegiatan tersebut dengan terlebih dahulu membersihkan elektrode hingga kering.
Setelah melihat video percobaan pengujian daya Siswa mencatat hasil percobaan dalam tabel data hasil percobaan.
hantar listrik, siswa mencatat data hasil
pengamatan berdasarkan percobaan tersebut.
(8)Membuat dan Menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa Siswa menjawab pertanyaan dalam lembar kerja siswa berdasarkan data
mempertimbangkan berdasarkan data pengamatan pengamatan yang disajikan dari hasil percobaan sebelumnya.
nilai keputusan 1. Jelaskan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit beserta contohnya?
169
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, contohnya larutan NaCl, dan larutan Asam asetat/cuka. larutan
nonelektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik, contohnya larutan gula.
2. Gejala yang menandai hantaran listrik pada larutan dengan nyala lampu dan timbul gelembung gas pada elektrode.
3. Dengan cara melihat ciri-ciri pada larutan tersebut.
4. Ciri-ciri larutan elektrolit:Dapat menyalakan lampu dan menimbulkan gelembung gas pada elektrode.
Ciri-ciri larutan nonelektrolit:Tidak dapat menyalakan lampu dan tidak mampu menimbulkan gelembung gas padaelektrode.
(6)Membuat induksi Membuat kesimpulan bedasarkan pengamatan. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.
dan mempertimbang
hasil induksi
Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik, dengan gejala adanya nyala lampu dan timbulnya gelembung gas
pada elektrode. Sedangkan larutan nonlektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan arus listrik, dengan gejaltidak adanya nyala
lampu dan tidak adanya gelembung gas
170
Kompetensi Dasar :Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
Indikator :Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit kuat/lemah dan larutan nonelektrolit berdasarkan hantaran listrik.
1. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit!
Larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan
garam. Larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya
larutan cuka. Sedangkan larutan yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas,
misalnya alkohol dan gula.
171
Tahap (4)Mempertimbangkan Merencanakan dan mengkonstruksi suatu Siswa membuat langkah kerja untuk melakukan percobaan.
penyelidikan kriteria suatu sumber perangkat.
terbimbing dan (5)Mengobservasi dan
pembuatan mempertimbangkan
produk. hasil observasi
1. Merangkai alat uji elektrolit.
2. Menyiapakan gelas kimia untuk diisikan larutan yang akan diamati, lalu memasukan alat penguji elektrolit ke dalam larutan! Amati
peristiwa yang terjadi!
3. Catat data hasil pengamatan pada tabel hasil percobaan,
4. Ulangi kegiatan tersebut dengan terlebih dahulu membersihkan elektrode hingga kering.
Melakukan percobaan larutan elektrolit, lalu Siswa mencatat hasil percobaan dalam tabel data hasil percobaan.
siswa mencatat hasil pengamatannya
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Jenis larutan Keterangan Gejala Yang Terjadi
Rumus (senyawa (elektrolit Lampu Gelembung pada elektroda
No. Nama larutan kimia ion/kovalen) kuat/lemah
Tidak Tidak
larutan atau Terang Redup Banyak Sedikit
nyala ada
nonelektrolit)
Larutan Natrium
1
Hidroksida
Padatan Natrium
2
Hidroksida
Lelehan Natrium
3
Hidroksida
4 Asam Klorida
5 Asam asetat
6 Alkohol
7 Larutan Gula
172
Membuat dan Menjawab pertanyan dan lembar kerja siswa Siswa menjawab dalam lebar kerja siswa berdasarkan data pengamatan yang
mempertimbangkan nerdasarkan data pengamatan yang disajikan. disajikan.
nilai keputusan. 1. Apa yang dimaksud larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan
nonelektrolit?
2. Sebutkan gejala-gejala yang terjadi pada larutan elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan nonelektrolit?
3. Sebutkan contoh larutan elektrolit dari senyawa ion dan larutan elektrolit dari
senyawa kovalen polar?
4. Kelompokkan larutan kedalam Asam, Basa, dan Garam
5. Pada senyawa ion dalam bentuk apa senyawa tersebut dapat menghantarkan
arus listrik? Sedangkan pada senyawa kovalen polar, dalam bentuk apa
senyawa tersebut dapat menghantarkan arus lsitrik?
6. Jelaskan mengapa senyawa ion dalam bentuk padatan bersifat nonelektrolit
dan dalam bentuk lelehan serta larutan bersifat elektrolit!
7. Tuliskan rekasi ionisasi dari senyawa berikut ini!
g. KCL g. HBr
h. NaOH h. H2SO4
i. NaCl i. NH4OH
j. NaSO4 j. NH4Cl
k. HNO3
1. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik dengan gejala nyala lamu terang dan timbul banyak gelombang.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang bisa menghnatrkan arus listrik dengan gejala nyala lampu redup dan timbu sedikit gelembung.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. Larutan yang termasuk elektrolit kuat adalah yang memiliki nyala lampu terang dan timbul banyak gelembung gas, misalnya larutan garam. Larutan
yang termasukelektrolit lemah adalah yang memiliki nyala lampu redup dan timbul sedikit gelembung, misalnya larutan cuka. Sedangkan larutan
yang termasuk nonelektrolit adalah yang tidak ada nyala lampu dan tidak ada gelembung gas, misalnya alkohol dan gula.
3. Larutan elektroit berupa senyawa ion:NaCl
Larutan elektrolit berupa senyawa kovalen polar:HCl, CH3COOH
4. Larutan asam: HCl, CH3COOH
Larutan Basa:NaOH
Larutan Netral :NaCl dan C2H5OH
173
Larutan NaCl
5. Pada senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan yang bisa menghantarkan arus lsitrik. Sedangkan pada senyawa kovalen polar dalam
bentuk larutan saja yang bisa menghantarkan arus listrik.
6. Senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan dapat menghantarkan arus listrik disebabkan karena ion-ionnya dapat bergerak bebas.
Sedangkan dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya tidak bergerak bebas.
7. Reaksi ionisasi:
a. KCl K+ + Cl−
b. NaOH Na+ + OH−
c. NaCl Na+ + Cl−
d. NaSO4 Na+ + SO4−
e. HBr H+ + Br−
f. H2SO4 H2+ + SO42−
g. NH4OH NH4+ + OH−
h. NH4Cl NH4+ + Cl−
i. HNO3 H+ + NO3−
Membuat induksi dan Membuat kesimpulan beradsarkan pengamatan Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.
mempertimbangkan
induksi Kesimpulan yang diharapkan
Berdasarkan percobaan ini larutan elektrolit yang temasuk kedalam larutan elektrolit kuat adalah larutan garam, Larutan yang termasuk kedalam
larutan elektrolit lemah adalah asama asetat, dan larutan yang termasuk kedalam larutan nonelektrolit adalah gula dan alkohol.
Lampiran 9
174
𝑥𝑖−𝑥 2
1. S=
𝑛−1
1982,29
=
24−1
= 86,18 = 9,3
2. Mean = 87,7
Jadi:
Indikator/Nomor Soal
Kode Jumlah Nilai
No 5 12 Kategori
Siswa 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 Skor Presentase
k1 k2 k3 k4 k5 k6 k1 k2
1 S1 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 3 3 1 1 4 3 54 83 Sangat Baik
2 S2 1 2 2 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 1 1 1 4 4 49 75 Baik
3 S3 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 1 4 2 3 1 3 4 4 56 86 Sangat Baik
4 S4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 1 1 3 4 56 86 Sangat Baik
5 S5 1 3 1 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 1 3 3 4 51 78 Baik
6 S6 2 3 1 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 1 3 4 55 85 Sangat Baik
7 S7 3 3 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 54 83 Sangat Baik
8 S8 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 1 4 2 3 1 1 4 4 54 83 Sangat Baik
9 S9 1 3 1 4 3 3 2 3 3 4 1 4 2 2 1 3 4 4 48 74 Baik
10 S10 3 3 1 4 2 3 3 3 4 3 1 4 2 2 1 3 3 4 49 75 Baik
11 S11 1 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 2 4 4 56 86 Sangat Baik
12 S12 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 1 3 4 4 58 89 Sangat Baik
13 S13 1 3 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 2 1 3 4 4 55 85 Sangat Baik
14 S14 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 1 3 2 3 49 75 Baik
15 S15 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 3 1 1 3 3 52 80 Baik
16 S16 2 1 1 4 3 3 4 3 4 3 2 4 1 3 1 1 3 3 46 71 Baik
17 S17 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 58 89 Sangat Baik
18 S18 1 3 1 4 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 1 3 3 4 51 78 Baik
19 S19 2 2 1 4 3 1 3 2 3 4 3 4 2 2 1 1 3 4 45 69 Baik
20 S20 2 3 1 4 3 4 3 4 4 4 1 4 3 3 1 1 4 4 53 81 Sangat Baik
21 S21 1 1 1 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 1 1 1 3 4 44 68 Baik
22 S22 2 3 3 4 2 3 4 3 4 4 1 4 3 2 1 3 4 4 54 83 Sangat Baik
177
Indikator/Nomor
No Soal
Kode Siswa Nilai Kategori Kelompok
1
Skor
1 Ag 3 100 Sangat Baik
2 dria 3 100 Sangat Baik
3 usna 3 100 Sangat Baik
4 zaldi 3 100 Sangat Baik TINGGI
Jumlah 12 400
Skor Max 3 Sangat Baik
100
Rata2(%) 100
1 gung 3 100 Sangat Baik
2 Nad 2 67 Baik
3 lia 1 33,3 Kurang
4 ina 2 67 Baik
5 dira 2 67 Baik
6 Apr 1 33,3 Kurang
7 rani 3 100 Sangat Baik
8 mega 2 67 Baik
9 mikha 3 100 Sangat Baik SEDANG
10 reza 2 67 Baik
11 rusd 3 100 Sangat Baik
12 sabil 2 67 Baik
13 siti 1 33,3 Kurang
14 Syah 1 33,3 Kurang
Jumlah 28 935,2
Skor Max 3 Baik
66,8
Rata2(%) 67
1 lica 2 67 Baik
2 evin 2 67 Baik
3 raden 1 33,3 Kurang
4 rofi 1 33,3 Kurang
5 sil 1 33,3 Kurang RENDAH
6 Gab 1 33,3 Kurang
Jumlah 8 267,2
Skor Max 3 Kurang
44,5
Rata2(%) 44,5
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 13
179
Indikator/Nomor Soal
No
Kode Siswa 2 Nilai Kategori Kelompok
Skor
1 usna 3 100 Sangat Baik
2 dria 3 100 Sangat Baik
3 Ag 3 100 Sangat Baik
4 zaldi 3 100 Sangat Baik TINGGI
Jumlah 12 400 Sangat Baik
Skor Max 3
100 Sangat Baik
Rata2(%) 100
1 gung 3 100 Sangat Baik
2 Nad 3 100 Sangat Baik
3 lia 3 100 Sangat Baik
4 ina 3 100 Sangat Baik
5 Apr 3 100 Sangat Baik
6 dira 1 33,3 kurang
7 rani 3 100 Sangat Baik
8 mega 3 100 Sangat Baik
9 mikha 3 100 Sangat Baik SEDANG
10 reza 3 100 Sangat Baik
11 rusd 3 100 Sangat Baik
12 sabil 3 100 Sangat Baik
13 siti 1 33,3 kurang
14 Syah 3 100 Sangat Baik
Jumlah 38 1266,6
Skor Max 3 Sangat Baik
90,5
Rata2(%) 90,5
1 lica 2 67 Baik
2 evin 3 100 Sangat Baik
3 raden 3 100 Sangat Baik
4 rofi 3 100 Sangat Baik
5 sil 2 67 Baik RENDAH
6 Gab 3 100 Sangat Baik
Jumlah 16 534
Skor Max 3 Sangat Baik
89
Rata2(%) 89
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 14
180
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Bertanya & Menjawab Pertanyaan
Indikator/Nomor
Kode Soal
No Nilai Kategori Kelompok
Siswa 3
Skor
1 Ag 4 100 Sangat Baik
2 dria 1 25 Kurang
3 usna 1 25 Kurang
4 Nad 1 25 Kurang TINGGI
Jumlah 7 175
Skor Max 4 Kurang
43,7
Rata2(%) 43,7
1 gung 3 75 Baik
2 Apr 3 75 Baik
3 lia 1 25 Kurang
4 ina 2 50 Cukup
5 dira 1 25 Kurang
6 rani 1 25 Kurang
7 mega 3 75 baik
8 mikha 4 100 Sangat Baik
9 zaldi 3 75 Baik SEDANG
10 reza 3 75 Baik
11 rusd 1 25 Kurang
12 sabil 1 25 Kurang
13 siti 1 25 Kurang
14 Syah 1 25 Kurang
Jumlah 28 700
Skor Max 4 Cukup
50
Rata2(%) 50
1 lica 1 25 Kurang
2 evin 3 75 Baik
3 raden 1 25 Kurang
4 rofi 4 100 Sangat Baik
5 sil 2 50 Cukup RENDAH
6 Gab 3 75 Baik
Jumlah 14 350
Skor Max 4 Cukup
58,3
Rata2(%) 58,3
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 15
181
Indikator/Nomor Soal
No Kode Siswa 4 Nilai Kategori Kelompok
Skor
1 Ag 4 100 Sangat baik
2 dria 4 100 Sangat baik
3 usna 4 100 Sangat baik
4 zaldi 4 100 Sangat baik TINGGI
Jumlah 8 400
Skor Max 4 Sangat baik
100
Rata2(%) 100
1 gung 4 100 Sangat baik
2 Nad 4 100 Sangat baik
3 lia 4 100 Sangat baik
4 ina 4 100 Sangat baik
5 dira 4 100 Sangat baik
6 rani 4 100 Sangat baik
7 mega 4 100 Sangat baik
8 mikha 3 75 Baik
9 Apr 4 100 Sangat baik SEDANG
10 reza 4 100 Sangat baik
11 rusd 4 100 Sangat baik
12 sabil 4 100 Sangat baik
13 siti 4 100 Sangat baik
14 Syah 4 100 Sangat baik
Jumlah 55 1375
Skor Max 4 Sangat baik
98,2
Rata2(%) 98,2
1 evin 4 100 Sangat baik
2 raden 4 100 Sangat baik
3 rofi 4 100 Sangat baik
4 sil 2 50 Cukup
5 lica 4 100 Sangat baik RENDAH
6 Gab 4 100 Sangat baik
Jumlah 22 550
Skor Max 4 Sangat baik
92
Rata2(%) 92
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 16
182
Indikator
Kode
No 5 Jumlah Skor Nilai Kategori Kelompok
Siswa
Ksa Ksb Ksc Ksd Kse Ksf
Sangat
1 Ag 3 4 3 4 4 4 22 92
Baik
Sangat
2 dria 4 3 4 4 4 4 23 96
Baik
Sangat
3 usna 3 3 4 3 4 4 21 87,5 TINGGI
Baik
4 zaldi 2 2 3 3 3 3 16 67 Baik
Jumlah 12 12 14 14 15 15 82 342,5
Sangat
Skor Max 4 4 4 4 4 4 24
85,6 Baik
Rata2(%) 75 75 88 88 94 94 85,4
Sangat
1 gung 4 4 3 4 4 4 23 96
Baik
Sangat
2 Nad 4 4 4 3 4 4 23 96
Baik
Sangat
3 lia 4 4 4 4 3 4 23 96
Baik
4 ina 4 3 3 4 2 2 18 75 Baik
5 dira 3 3 2 3 3 4 18 75 Baik
Sangat
6 rani 3 3 4 4 4 4 22 92
Baik
Sangat
7 mega 4 4 4 4 3 3 22 92
Baik
Sangat
8 mikha 3 2 4 4 4 4 21 87,5
Baik SEDANG
Sangat
9 reza 3 3 4 3 4 3 20 83,3
Baik
Sangat
10 rusd 3 2 3 4 4 4 20 83,3
Baik
11 sabil 3 1 3 2 3 4 16 67 Baik
Sangat
12 Apr 4 4 4 4 4 3 23 96
Baik
13 siti 3 3 3 3 4 3 19 79,1 Baik
Sangat
14 Syah 2 3 4 3 4 4 20 83,3
Baik
Jumlah 47 43 49 49 50 50 288 1201,5
Sangat
Skor Max 4 4 4 4 4 4 24
85,8 Baik
Rata2(%) 84 77 88 88 89 89 85,71
1 evin 2 3 3 3 4 3 18 75 Baik
Sangat
2 sil 3 4 3 4 4 4 22 92
Baik
Sangat
3 rofi 4 4 3 4 4 3 22 92
Baik
Sangat
4 raden 4 4 4 4 3 3 22 92
Baik
Sangat RENDAH
5 lica 3 3 3 4 3 4 20 83,3
Baik
Sangat
6 Gab 3 3 3 4 4 4 21 87,5
Baik
Jumlah 19 21 19 23 22 21 125 521,8
Sangat
Skor Max 4 4 4 4 4 4 24
87 Baik
Rata2(%) 79 88 79 96 92 88 87
Lampiran 17
183
Indikator/Nomor Soal
No Kode
6 Nilai Kategori Kelompok
Siswa
Skor
1 Ag 3 100 Sangat baik
2 dria 1 33,3 kurang
3 zaldi 1 33,3 kurang
4 usna 1 33,3 kurang TINGGI
Jumlah 6 199,9
Skor Max 3 Cukup
50
Rata2(%) 50
1 gung 2 67 Baik
2 Nad 1 33,3 kurang
3 lia 3 100 Sangat baik
4 ina 2 67 Baik
5 dira 2 67 Baik
6 rani 1 33,3 kurang
7 mega 2 67 Baik
8 mikha 2 67 Baik
9 Apr 2 67 Baik SEDANG
10 reza 2 67 Baik
11 rusd 1 33,3 kurang
12 sabil 2 67 Baik
13 siti 2 67 Baik
14 Syah 2 67 Baik
Jumlah 26 869,9
Skor Max 3 Baik
62,13
Rata2(%) 62
1 sil 2 67 Baik
2 rofi 1 33,3 kurang
3 raden 1 33,3 kurang
4 evin 1 33,3 kurang
5 lica 3 100 Sangat baik RENDAH
6 Gab 3 100 Baik
Jumlah 11 366,9
Skor Max 3 Baik
61
Rata2(%) 61
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 18
184
Indikator/Nomor
Soal
No Kode Siswa Nilai Kategori Kelompok
7
Skor
1 Ag 4 100 Sangat Baik
2 dria 4 100 Sangat Baik
3 usna 4 100 Sangat Baik
4 zaldi 4 100 Sangat Baik TINGGI
Jumlah 16 400
Skor Max 4 Sangat Baik
100
Rata2(%) 100
1 gung 3 75 Baik
2 Nad 4 100 Sangat Baik
3 lia 4 100 Sangat Baik
4 ina 4 100 Sangat Baik
5 dira 4 100 Sangat Baik
6 rani 4 100 Sangat Baik
7 mega 4 100 Sangat Baik
8 mikha 4 100 Sangat Baik
9 reza 4 100 Sangat Baik SEDANG
10 rusd 4 100 Sangat Baik
11 sabil 4 100 Sangat Baik
12 Apr 4 100 Sangat Baik
13 siti 4 100 Sangat Baik
14 Syah 4 100 Sangat Baik
Jumlah 55 1375
Skor Max 4 Sangat Baik
98,2
Rata2(%) 98,2
1 evin 4 100 Sangat Baik
2 lica 4 100 Sangat Baik
3 sil 4 100 Sangat Baik
4 raden 4 100 Sangat Baik
5 rofi 4 100 Sangat Baik RENDAH
6 Gab 4 100 Sangat Baik
Jumlah 24 600
Skor Max 4 Sangat Baik
100
Rata2(%) 100
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 19
185
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 20
186
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 21
187
Indikator/Nomor Soal
Kode
No 10 Nilai Kategori Kelompok
Siswa
Skor
1 Ag 2 67 Baik
2 dria 1 33 Kurang
3 usna 1 33 Kurang
4 zaldi 1 33 Kurang TINGGI
Jumlah 5 166
Skor Max 3 Cukup
42
Rata2(%) 42
1 gung 1 33 Kurang
2 Nad 1 33 Kurang
3 lia 1 33 Kurang
4 ina 1 33 Kurang
5 dira 1 33 Kurang
6 rani 1 33 Kurang
7 mega 1 33 Kurang
8 mikha 1 33 Kurang
9 reza 2 67 Baik SEDANG
10 rusd 1 33 Kurang
11 sabil 2 67 Sangat Baik
12 Apr 1 33 Kurang
13 siti 1 33 Kurang
14 Syah 1 33 Kurang
Jumlah 16 530
Skor Max 3 Kurang
38
Rata2(%) 38
1 raden 1 33 Cukup
2 sil 1 33 Cukup
3 rofi 1 33 Cukup
4 evin 1 33 Cukup
5 lica 1 33 Cukup RENDAH
6 Gab 1 33 Cukup
Jumlah 6 198
Skor Max 3 Kurang
33
Rata2(%) 33
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 22
188
Indikator/Nomor Soal
No Kode Siswa 11 Nilai Kategori Kelompok
Skor
1 Ag 3 100 Sangat Baik
2 dria 1 33,3 Kurang
3 usna 3 100 Sangat Baik
4 zaldi 1 33,3 Kurang TINGGI
Jumlah 8 266,6
Skor Max 3 Baik
67
Rata2(%) 67
1 gung 1 33,3 Kurang
2 Nad 1 33 Kurang
3 lia 3 100 Sangat Baik
4 ina 1 33,3 Kurang
5 dira 1 33,3 Kurang
6 rani 1 33,3 Kurang
7 mega 3 100 Sangat Baik
8 mikha 3 100 Sangat Baik
9 Apr 3 100 Sangat Baik SEDANG
10 reza 3 100 Sangat Baik
11 rusd 3 100 Sangat Baik
12 sabil 1 33,3 Kurang
13 siti 1 33,3 Kurang
14 Syah 3 100 Sangat Baik
Jumlah 28 932,8
Skor Max 3 Baik
67
Rata2(%) 67
1 raden 3 100 Sangat Baik
2 evin 3 100 Sangat Baik
3 sil 1 33,3 Kurang
4 rofi 1 33,3 Kurang
5 lica 1 33,3 Kurang RENDAH
6 Gab 2 67 Baik
Jumlah 11 366,9
Skor Max 3 Baik
61
Rata2(%) 61
Cara Perhitungan :
Rata-rata (%) = Jumlah Skor Siswa/Jumlah Siswa, setelah itu dibagi Skor Maksimal
Nilai (%) = Skor yang diperoleh siswa/Skor Maksimal x 100%
Lampiran 23
189
Hasil Nilai dan Kategori Sub Keterampilan Berinteraksi Dengan Orang Lain
Indikator
Kode Jumlah
No 12 Nilai Kategori Kelompok
Siswa Skor
ka kb
Sangat
1 Ag 3 7 87,5
4 Baik
Sangat
2 dria 4 7 87,5
3 Baik
Sangat
3 usna 4 8 100 TINGGI
4 Baik
4 zaldi 2 3 5 62,5 Baik
Jumlah 13 14 27 337,5
Sangat
Skor Max 4 4 8
84,4 Baik
Rata2(%) 81,2 87,5 84,4
Sangat
1 gung 4 8 100
4 Baik
Sangat
2 Nad 4 8 100
4 Baik
3 lia 3 3 6 75 Baik
4 ina 2 2 4 50 Cukup
Sangat
5 dira 4 8 100
4 Baik
Sangat
6 rani 4 8 100
4 Baik
Sangat
7 mega 4 8 100
4 Baik
Sangat
8 mikha 4 8 100
4 Baik
Sangat SEDANG
9 Apr 4 7 87,5
3 Baik
10 reza 3 3 6 75 Baik
Sangat
11 rusd 4 7 87,5
3 Baik
Sangat
12 sabil 4 7 87,5
3 Baik
Sangat
13 siti 4 7 87,5
3 Baik
Sangat
14 Syah 4 8 100
4 Baik
Jumlah 48 52 100 1250
Sangat
Skor Max 4 4 8
89,2 Baik
Rata2(%) 86 93 89,2
Sangat
1 sil 4 8 100
4 Baik
2 raden 3 3 6 75 Baik
Sangat
3 rofi 3 7 87,5
4 Baik
Sangat
4 evin 4 7 87,5
3 Baik RENDAH
Sangat
5 lica 4 7 87,5
3 Baik
6 Gab 3 3 6 75 Baik
Jumlah 20 21 41 512,5
Sangat
Skor Max 4 4 8
85,4 Baik
Rata2(%) 83 87,5 85,4
Lampiran 24
190
Hasil Wawancara
Apakah Anda termotivasi untuk membuat Iya saya jadi termotivasi, untuk
pertanyaan dan menyampaikan ide-ide membuat pertanyaan dan
atau gagasanmu melalui pembelajaran menyampaikan ide-ide kepada
berbasis proyek ini ?Jelaskan alasan kelompok saya
Anda!
UJI REFERENSI
Nama :Sutinah
Nim :1110016200008
Jurusan/prodi :P.IPA/P.Kimia
Paraf Paraf
No Referensi
Pembimbing I Pembimbing 2
BAB I
,l
2
!.qtp!rvrvrv. gs_q_{.o-lglp-r-a.,1ky_fi ldilgVpuq1o l. 2.
results-overview.pdf. h.5.
I{usamah,dkk. Desuin Penbelajantn Berhosis
t bt
Pencapaian Kompetc si Panduan dalant
l,lttttncattg Peutb,luJrtr,tr ttttrttl' .ll,nJtrlittttg
Implementasi Kurikulun 2013.(Jakarta:Prestasi
+ M
Pustakakamva. 2013). h.4
3 tI.A.R. Tilaar. lvloni/bsto Pendidikcot Ncrsionql
tinjauon duri perspektiJ postnodernisne cltur
stucli ktrltural kompas Indonesia.(Jakala;Buku
Konpas.2005) Cet.l h.109
{ K
4 Pendis.Kemenag
httD://www.pendis.kemenag.go.id
t &r
5 http://bsnp-indonesia
SalinanlampiranPerme[dikludNa. 4th20 L3 5
+ &:
Agung W Subiantoro. Pentingnyq Prqklium
6
dalam Pembelojaran IPA.
httD://staff.uny.ac. id
t A-
7 Michael, Purba. Kinia Untnk SMA/MA kelas
X (Jakarta:Erlanssa .2012) h.3 t Df
8 Navhies Luthvitasari. I tplementasi
Pembelajaran Berbasis Prcyek
Keterampilan Berpikir dan Kemahiran Generik
Pada + Jn
Sains.
9 Made,Wena. Sn-atugi Penbelajaran Inovatif
Kontemporer Sudtlt Tinjauan KonseptLtal
Operasiona Eclisi satu.(Iakafta:Bumi Aksara,
2011). Cet.6 h.144
f ff
l0 Annas Kurniawan. Pengaruh Motlel
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
ketertlmpilan beryikir kritis dan sikap terkait
{ h'
siswa SMP, http : //pas ca.undilqha.ac.itl/eioumal/
ll Ida Ayu Kade Sastrika,dkk. Pengaruh Mctclel
Pembelajaran Berbqsis Proyek Terhadap
Pemahemqn Konsep Kimia Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Pada Matq Pelajaran Kimia.e-
joumal program pascasarjana Universitas
+ A-
Peodidikan Ganesha Prodi.IPA(volume 3 Tahun
2013)
BAB II
1 Rusman. Model-model pembelajaran
Mengenbangkan Profesionqlisue
GurLt.(lakarta.PT Raja Grafi ndo Persada, 2012)
h.133
{ K
Rusman. Model-model
2 pembelajaran
Mensemb anpkan Profesionalisme Gtru.h.136 h'
3 John W. Thomas, A review of Reasearch on
ProjecfBased Learning, (Califomia: The
Autodesk Foundation. 2000). p. l. f k
4 Erica Baker. et all, Project-Basetl Leanting
Model: Relevut Leorning for the 2lsl Centtu!,
(Amerika: Pacific Education Insttitute, 2011), p.
i.
+
!{
5 Alec Patton. lqork that M.ttters: Tlle Teucher's
guide to Project-Bctsed Leurning, (UK: The Paul
Hamlyn Foundation.2012). p. 13. f 4,.
k
6 Educational Technology Division Ministry of
Education, , Project Bosed Learning Handboctk
"Educating the Millennial Leartter", (Kuala {
Lunrpur: Communication and Training Sector,
2006).. p.l.
7
8
Educational Technology Division Ministry of
Education, op.cit, p.5l
Educational Technology Division Ministry of
t d\'
p,'
Education. .........p. 51.
9 Educational Technology Division Ministry of
Education ..........p. 13. T.;
d+
10 Educational Technology Division Ministry of
Education ..........p. 18.
&.
lt Educational Technology Division Ministry of
Education ..........p. 6. t J
12 Thomas, '7 revietv of Reasearch on Projecl
-.,..,,,,.h.3-4
Based Leamins".
Made,Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif
t {\.
13
Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasiona Edisi satu .........h.145
f A'
14 Made,Wena. Strategi Pembelajaran Inotatif
Kontemporer Suatu Tinjauak Konseptuol
Operqsiona Edisi satu -......,,.h.745
t A"
15 Made,Wena. Strategi Pembelajarqn Inoyatif
Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasiona Edisi sqtu ....,,,,,..h.146
t A^
t6 Made,Wena. Strategi Pembelajqrqn Inoyatif
Ko temporer Suatu Tinjauan Konsepttnl
Operasiona Edisi satu .......,-...h.146
t I
k
t7 Made,Wena. Strategi Pembelqjqran Inovatif 4.'
Kontefiporer Suatu Tinjauan Konseptudl
Operas iona E dis i satu .. - -.....,,,h.1 46-14'7
18 Carolyn M, Evertson and Carol S. Weinstein
(eds), Hanclbook of Classroom Management,
(New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
I A"
Publishers. 2006). p. 590.
t9 Carolyn M. Evefison and Carol S. Weinstsin
(eds), Handbook of Classroom Management { h"
..........h.590
20 Jennifer Railsback, Project Based Instnrction
"Creating Excitement for Learning " , (North\'/est
Regional: Educational Laboratory. 2002) p.24. t A/
21 Made Wena, Stralegi Pembelajaron Inotatif
Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara. 2011), h.
14',7 .
I k
22 Jennifer Railsback, Project Bqsed Instruction
"Creating Excitement for Leanin9", (Northwest
Regional: Educational Laboratory, 2002). p. 9.
{ k
23
24
Educational Technology Division Ministry of
Education. or. cil.. D. 6.
Wena, op. cr., h. 149-151.
t, h'
%'
,2s Muhibbin- Syah. Psikobgi Penclidikan Dengcut
Pendekat.ol -Barrr.(Bandung:PT.
Rosdakarya.2009).Ce t.1 5 h.117
Remaja
t h
26 Muhibbin Syah. Psr*o1ogi Pentlitlikan Dertgan
Pentlekatatl Bcu'u............h. I 17 t h'
21 Darmiyati, Zrschdi. Hunanisusi Pentlilikcm
Menentrkan Kenbali Penclidikan )ang
Monltsictwi.(Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet.2
h 124
{ K
Sumadi,Suryabrata.
28
Penditlikax.(Jakana:Rajawali Press,20i0), cet.l
h.54-55
Psikologi
t lr'
29 Sumadi,Suryabmta. Ps i ko logi Penditlikon h.5 5
r b\
30 Wina, sanjaya. Strategi Pembelajaran
Berorientasi StLndar Proses
Pendidikan.(lakafta:Kencana, 201 1). cet.8 h.230
{- k
31 Donald C. Orlich. Teaching Strategies A Guide
to Effectiye
Censase Learnins. 2010) h.286
1rrlr'rclior.(UsA:Wadswofth t u,
32 Edward de Bono. Revolusi Beryikir Etlward De
Bono:Belajar Berpikir Canggih dall Kreatif
dalum Memecahkan masaluh dan Memantik Lle-
{ 0.,'
ide B aru.(Banduns..Kaifa. 2007) h.24
33 Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan
Critical Thinking.( Departemen
Nasional:2009) h.9
Pendidikan f A"
Joyce M Lalurens, "integrasi riset
J{'
34 dan
cles ain :s eb uah p ewlekat an dalam p em b e I aj aran (
di srudio perancangan. prosedding sentintr
nasional" jurnal Seminar nasional Pendidikan
Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari
2008. h. 35
35 Wowo Sunaryo Kuswana. Taksononi Berpiki'.
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 201
h.l9
l) Cet.l t A^
36 Anonim. Pembelajaran yctng Mengembangkan
Critical Thinking.( Depaftemen
Nasional:2009) h.9
Pendidikan t A.
3',7 Kasdin, Sihotang, dkk. Critical Thi*ing
Membongun Penikiror aog,-r.(Jakafta:Pustaka
Sinar HaraDan. 2012) Cet.1 h.3
t A'
38 Alec, Fisher. Berpikir K'itis
Penga tar.(Jakafia:PT.Gelora Aksara Pratama,
Sebuah
f tt.
#j
2008) h.10
39 Alec, Fisher. Berpikir Kritis Sebualt Pengantar
.......-......h.4 f l',"
40 Wanda, Teays. Seco d thought:critical thinking
At
for a
dtuerse society.(New York:Mc Grarv-Hill
Comoanies.2006) h.22
r
41 Llliasari.
Sui s
" B erpikir Krllis tla lan P em beltiatatt
!t'
6'7
dengan Menggrnakan PBL"SLipsi pada Strata
satu UIN Syarif Hidayatullah lakarta.2012. {
Tidak dipublikasian
BAB III
1 Nana, Syaodih. Metode
P endidikan.(Bandung:PT.Remaja
2010), Cet.6 h.72
Penelitian
Rosadakarya,
( k
2
3
Nana, Syaodih-lletode Penelitian Pendidikan
........h.73
Ibnu Hadjar. Dasto-Dusur Metodologi
r A/'
Penelitian Kwantitatif dalant Penclidikan.
(Jakarta: PT.Raia Gmfindo Persada) h.30 t A'
4 Ibnu Hadjar. Dasar Dasu Metodologi
Pe elitiltt Kw.oltitatiJ tlalan
....................h.34
Pentlidikan
{ &-
5 Sugiyono. Metode pertelitian
Pen d idikan (Pentlicli kan kuant
dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet.
itotif, kuo I itat if,
11 { 4'
t
h.29'7
6 Sugiyono. Metode penelitian
Pendidikan(Perulidikan kuntitcrtif, kualltatif, ,L-
dan R&D... ... ... ... ... ... h.300
7 Suharsirni Arikunto. Prcserll'
pendekatan
2006). h.139
Peitelitia
pruktik, (lakartatRineka
suatLt
Cipta, { k
8 Suharsimi Aiktnto. Pros edur
pendekatan praktik...........h192.
Sugiyono. Metode
P en
pefielitian
elitian suqtLt
f a"
t
9
Pendidikan(Pendidikatn k@ntitutif, kuqlitatif,
dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2010), Cet. 11
h.305
$,
l0 Suharsimi, op.cit., h.203 trl A^
ll Anas, Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendiclian.
(Jakarta:PT Raia Crafindo. 2005) h.67 f/ 4^
t2 Suharsimi, op.cit., h. I 99-200 U'1
il-
t3 Ngalim, purwanto..Prinsip-prinsip dan Teknik
Evahnsi Pembelajaran. (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2013) Cet.1 8 h.137. t 0\'
t4 Purwanto,Op.cit h. 138 f A1
l5 Suharsimi, Aiktnto Prosedur P ene litian
suatu
"
penclekotan prak:tik.(Jakarta:Rineka Cipta, 20 I 0),
cet.14 . h. 213
{ &"
f
.
21
Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar EraluLtsi
Pendidikan...........h.228
Budi, Susetyo. Statistika Untuk Analisis Data
f A'
Pe elitian Dilengkapi Cara Perltitungan dengan
SPSS dan Ms. Ofiice Exel(Bandung:PT.Refika { l,^
Aditama. 2010) Cet.1 h.71
22 Purwanto, op.cit., h.102
L'
23 Rlduwan. Belojar Mtrlah Penelitian untLtk Gut t-
Karyavan dan Penelili Pentula, { ),^
(Banduns:Alfabeta.2009). h.89.
BAB IV
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuuh
Pengatlt.tr,(J akul^ -P T Celora Aksara Pratama,
2009). h.4
{ L./
John W. Thomas, A rc\'ie\\, of Reoseurch on
h'/
2
Prcject-Base.l Learning, (Calilornia: The
Autodesk Foundation. 2000). p. l. {
John W. Thomas, A rcriev of Retsecu ch olt
3
ed Leortilre... t'
k
Pt'oi ect- B os -..........h.3-9
Annas kunriawan, Petgamlt lulodel
t
4
Pembelajorun Bel btsis Proyek Terhaclalt
Ketetqmpilan Berpikir Kritis dan Sikap terkait
Sairs Sisrua SMP (Studi Eksperinen di SMPN 4
Sinearaia)
5 S Chee Choy & Phaik Kin Cheah. Teqcher
Perceptions Of Critical Thinking Among
Students and lts ltiluence on Highet Educatiotl.
Joumal of teaching and leaming in higher
education. (2009). Vol.20 No.2, h.202
6 Zulfian| dkk. Sttotegi Pembelajaran
Sairs.(Jakafia:Lembaga Penelitian UIN Jakafia,
2009). h.104 r 02"
k
7 Ida Ayu Kade Sastrika. "Pergai'rrh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhatlap
Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan {
Beryikir Kritis" e-Joumal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
IPA Vol. 3 Tahun 2013 h.7
8 Wina, Sanjaya. Strategi pembelajaran
beroientasi slandar proses
(Jakafta:Kencana Pranada Media,20I
pendielikan.
I) h.204
{ h^
B
9 Elaine, jhonson. ContextLral Teaching &
Learning (Menjadikan Kegiqtan Belajar-
Mensaiar Mensasyikan dqn I 4.
Bennakno-(Bandung:Mizan Leanring Center.
2006) h.195
Yang Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing 1l
Ltl^4.r."-t-
Burhanudin Milarna. M.Pd.
NIP. 19770201 200E01 l00l NtP. 19710528 2000031 002
SURAT KETERANGAN
NOMOR: 303/I02.1/SMA DK-YPII/H/2014
Kepala SMA Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten menerangkan bahwa:
Nama :Sutinah
NIM :1110016200008
Telah melakukan observasi dan penelitian dalam rangka menyusun SKRIPSI dengan judul
“Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis
Proyek Pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit” di SMA Dharma Karya
UT terhitung mulai tanggal 1 November s/d 30 November 2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat dipergunakan
sebagai mestinya.