Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KAPASITOR
a. Tujuan Percobaan
1. Mengerti dan memahami teknik memparalelkan 2 atau lebih generator AC
3 fasa.
2. Mengerti dan memahami pengaruh dari berbagai macam beban terhadap
generator 3 fasa.
b. Dasar Teori
Ada dua metode system pembangkitan energy listrik, yaitu:
a. System pembangkitan tunggal. Kelemahan system ini adalah
Generator akan terus memproduksi energy listrik sepanjang waktu
bahkan ketika system daya memikul daya yang ringan
Apabila generator gagal dalam bekerja, tidak ada daya cadangan yang
dapat diberikan
Jika suatu saat beban bertambah, system pembangkitan energy listrik
secara keseluruhan harus di-upgrade
Karena kelemahan-kelemahan di atas, system ini tidak banyak dipakai
b. System pembangkitan dengan cara memparalelkan dua generator atau
lebih melalui system transmisi tegangan tinggi, yang disebut grid.
Walaupun demikian timbul masalah-masalah, yaitu:
Tegangan, frekuensi dan sinkronnya fasa dari masing-masing
generator harus sama
Pengaman grid dan stasiun pembangkitan dari gangguan pada
generator maupun saluran transmisi juga harus mendapat perhatian
Harus diperhitungkan masalah produksi energy dan pemeliharaan
berkala untuk operasi ekonomis system daya yang berkelanjutan
c. Alat
Hampden Power System Simulator
d. Prosedur Percobaan
1. Untuk menjalankan motor DC:
a) Menghidupkan CB utama Power System Simulator dan CB utama dari
sumber tegangan 125V DC 20A.
b) Menghidupkan CB 125V DC untuk generator no. 3. Motor seharusnya
mulai berputar.
c) Setelah kira-kira 3 detik, memposisikan saklar Start-Run pada posisi
Run.
2. Memberi penguatan medan alternator 3 fasa:
a) Menghidupkan CB pencatu tegangan 0-18 volt DC.
b) Menutup (meng-on-kan) saklar pemutus medan.
c) Menutup saklar isolasi generator 3 (bukan saklar isolasi saluran).
d) Menaikkan level tegangan penguatan hingga 25% dan melihat
penunjukkan frekuensi meter dan voltmeter.
3. Menyesuaikan rheostat medan motor DC dan pencatu penguatan medan
untuk memperoleh tegangan keluaran generator sebesar 390V 50Hz.
4. Mengalirkan daya dari generator 3 ke stasiun #1 dan menambahkan beban
station service dan beban agricultural. Pertahankan tegangan keluaran dan
frekuensinya.
5. Memutar saklar synchroscope dari generator 3 ke posisi running. Dan
memutar saklar synchroscope dari generator 2 ke posisi incoming.
6. Memutar saklar lampu sinkronisasi ke posisi generator 2. Memutar saklar
frekuensi meter ke posisi generator 2.
7. Memastikan bahwa saklar isolasi saluran generator dalam kondisi off.
8. Menyalakan CB pencatu DC utama untuk generator 2.
9. Menghidupkan generator 2 sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan
sebelumnya. Set tegangan keluaran sebesar 390V dan frekuensi 50Hz.
10. Mengamati lampu sinkronisasi. 3 lampu sinkronisasi akan berkedip-kedip
dengan frekuensi sebesar selisih antara frekuensi kedua generator.
berkedip-kedipnya lampu-lampu tersebut menunjukkan bahwa tegangan
keluaran generator belum mempunyai frekuensi yang sama. Tidak
diperbolehkan mempararelkan generator pada kondisi ini.
11. Mengamati synchroscope. Kecepatan putar jarum penunjuk sama dengan
selisih antara kedua frekuensi kedua generator. arah rotasi (SLOW/FAST)
menunjukkan generator incoming mempunyai kecepatan relative terhadap
generator running. Sebagai contoh, jika rotasi mengarah ke posisi SLOW
pada perputaran 1 putaran per detik, maka generator 2 mempunyai
frekuensi 1Hz lebih lambat daripada generator 3. Ingat bahwa
synchroscope tidak dapat digunakan untuk mengetahui bahwa fasa kedua
sumber dalam keadaan tidak sefasa.
12. Menyesuaikan generator 2 sehingga jarum synchroscope berhenti berputar.
Jaga tegangan keluar kedua generator. Jika jarum synchroscope sudah tidak
berputar dan lampu sinkronisasi sudah tidak berkedip maka kedua
generator siap dipararelkan dengan menutup saklar isolasi saluran.
13. Synchroscope harus tetap berputar. Jika tidak, bukalah saklar isolasi
saluran dan ulangi langkah ke 12.
14. Mengatur generator 2 sehingga generator tersebut mensuplai 50% dari daya
beban. Tetap pertahankan tegangan keluaran dan atur power factor tetap
dalam kondisi lagging. Isikan data tegangan, arus, daya dan power factor
kedua generator pada tabel hasil percobaan.
15. Mengarahkan aliran daya ke beban industry dan menambahkan daya
industry. Jaga stasiun #1 pada keluaran yang sesuai. Aturlah kedua
generator sehingga kedua generator sama-sama memikul beban tersebut.
Gunakan regulator untuk menjaga tegangan tetap 390V pada beban
industrial. Isikan data tegangan, arus, daya dan power factor kedua
generator pada tabel hasil percobaan.
16. menghilangkan beban station service. Jaga kedua generator tetap memikul
beban yang tersisa. Isikan data tegangan, arus, daya dan power factor kedua
generator pada tabel hasil percobaan.
17. Kemudian mengambil alihkan semua beban ke generator 2. Pertahankan
tegangan dan frekuensi stasiun #1 tetap konstan. Juga pertahankan power
factornya tetap lagging. Ketika generator 3 tidak lagi menghasilkan daya
watt, buka saklar isolasi saluran. Dan matikan generator 3. Isikan data
tegangan, arus, daya dan power factor kedua generator pada tabel hasil
percobaan.
18. Menghilangkan beban dari sistem. Atur kembali generator 2 tetap
mempunyai tegangan 390V, 50Hz. Kemudian mematikan generator 2.
Beban Frekuensi
No Beban Tegangan Arus
PF G1 G2
(V) (A)
1 SS
2 SS + AS
3 SS + AS + RS1
4 SS + AS + RS2
5 SS + AS + RS3
0,98
6 SS + R1 + X1 130 0,2 49,4 49,4
(lag)
0,98
7 SS + R1 + C1 140 0 49,5 49,5
(lead)
8 SS + R2 + X2 125 0,38 0,97 49,4 49,4
9 SS + R3 + X3 115 0,7 0,96 49,5 49,5
10 SS + Lighting 120 0,65 0,98 49,5 49,5
11 SS + R3 + X3 + C3
12 SS + Lighting + X2 135 0 1 49,8 49,8
Keterangan:
R1 = 1000 Ω X1 = 600 Ω C1 = 2650 Ω
R2 = 500 Ω X2 = 300 Ω
R3 = 250 Ω X3 = 150 Ω C3 = 1325 Ω
f. Analisa
Dari data yang diperoleh, untuk nilai frekuensi dan tegangan nilainya sama
antara generator 1 dan 2 pada tiap – tiap beban. Perubahan beban pada
generator akan mempengaruhi besarnya tegangan keluaran generator.
Ketika generator hanya dibebani 1 jenis beban (Station Service), maka arus
yang timbul kecil (G1=0,02A; G2=0,18A), PFnya mendekati unity (G1=1;
G2=0,99 lagging), dan pada G2 memberikan daya sebesar 0,14 kW.
Ketika generator dibebani 2 jenis beban (SS+AS), maka arus yang timbul
semakin besar (G1=0,12A; G2=0,3A), tegangan yang terukur semakin
kecil (G1=370V; G2=370V), PFnya turun menjadi (G1=0,98 lagging;
G2=0,99 lagging), dan pada G1 memberikan daya sebesar 0,06 kW serta
pada G2 memberikan daya sebesar 0,2 kW.
Ketika generator dibebani SS+AS+RS1,
g. Kesimpulan