Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali
jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat
kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan
bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa
hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain
ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas
ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana
sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar
(biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup
satu dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi. Ekosistem tersusun atas
komponen-komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Komponen itu membentuk satuan-satuan organism kehidupan. Antara
individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk
populasi. Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam
satu daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas. Hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem.
Kumpulan ekosistem di dunia akan membentuk biosfer. Urutan satuan -
satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar
adalah Individu, Populasi, Komunitas, Ekosistem dan Biosfer. namun pada
sekian banyak susunan ekologi tersebut, pada kesempatan ini penulis akan
menyajikan makalah tentang Populasi dan Komunitas.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. populasi ?
1.2.2. Sifat-sifat yang dimiliki populasi ?
1.2.3. komunitas ?

1
1.2.4. Sifat-sifat yang dimiliki komunitas?
1.2.5. interaksi antar populasi ?
1.2.6. interaksi antar komunitas?
1.3. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas kami mengambil tujuan masalah yaitu :
1.3.1. Untuk mengetahui tentang populasi dan sifat-sifatnya
1.3.2. Untuk mengetahui tentang komunitas dan sifat-sifatnya
1.3.3. Untuk mengaetahui interaksi antar populasi dan komunitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti
penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu
yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis
individu yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas waktunya serta
tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
2.1.1. Sifat – sifat yang dimiliki populasi
1. Kerapatan atau kepadatan.
Kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan
biasanya digunakan pada manusia. Populasi organisme pada suatu
daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya. Jika jumlah
populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan
berubah. Ada dua hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan
populasi organisme pada suatu daerah.
 Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang
datang dari tempat lain atau imigrasi.
 Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang
pergi pindah ke tampat lain atau emigrasi.
Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang
datang lebih besar daripada yang pergi maka kepadatan populasi
akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan
makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu.
Hal itu akan meningkatkan jumlah populasi sekaligus meningkatkan
kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi organisme pada
suatu daerah akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi.
Pertumbuhan populasi akan terus berlangsung selama lingkungan
mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi sudah mencapai

3
titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan
menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada dasarnya bergantung pada
rasio antara natalitas dengan mortalitas. Apabila natalitas lebih besar
dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya meningkat. Apabila
natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya
menurun.
2. Natalitas (angka Kelahiran)
Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan
jumlah individu baru yang menyebabkan populasi bertambah per
satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya natalitas merupakan
faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.
3. Mortalitas (angka Kematian)
Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan
jumlah pengurangan individu per satuan waktu. Terjadinya kematian
merupakan salah satu faktor utama yang mengontrol ukuran suatu
populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem senantiasa
mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang tampak jelas
dan ada pula yang tidak jelas.
4. Bentuk pertumbuhan, Penyebaran umur dan perkembangan populasi.
Penyebaran umur merupakan cirri atau sifat penting populasi
yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karena itu suatu
populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlansung dari
populasi dan menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa
mendatang. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat
mengandung sebagian besar individu – individu muda, populasi yang
stasioner memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang
menurun akan mengandung sebagian besar individu –individu yang
berumur tua. Jika dikaji lebih dalam maka terdapat tiga umur ekologi
yaitu prereproduktif, reproduktif dan posreproduktif.

4
5. Perluasan atau penyebaran populasi.
Perluasan atau penyebaran populasi adalah gerakan individu
– individu atau anak – anaknya kedalam atau keluar darerah dari
populasi. Ada tiga bentuk penyebaran populasi yaitu sebagai berikut:
Emigrasi yaitu gerakan keluar atau kepergian individu keluar dari
batas – batas tempat populasi sehingga populasinya berkurang.
Imigrasi yaitu gerakan kedalam batas – batas tempat populasi,
sehingga populasi bertambah.
Migrasi yaitu berangkat (pergi) dan dating (kembai) secara periodic.
6. Mempunyai sifat – sifat genetic yang berhubungan secara lansung
dengan ekologi, yaitu : beradaptasi, keserasian, reproduktif dan
ketahanan.
2.2. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks
bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi
dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi
interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu-spesies seperti pada
populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan
yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud sutau hubungan timbal
balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga
terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).
Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah terbentuk, maka
populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga
satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan
komponen non hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem
2.2.1.Nama Komunita
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-
sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu

5
dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana
wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. Cara
yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan
mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun
tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau
indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau
hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan
dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas
hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dll
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe
metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti
iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang
terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
2.2.2. Macam-macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Komunitas akuatik, misalnya yang terdapat di laut, danau, sungai,
parit atau kolam.
2. Komunitas terestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di
pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
2.2.3. Struktur Komunitas
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah
kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.

6
Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per
unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan
penangkapan
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang
berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara
teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya
dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah
komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini
komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir
suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis
yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang
berat sekali, sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang
atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang
tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada
suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan
ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas
yang tersisa.
2.2.4. Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas
dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan
interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
Untuk Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang
lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang
sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau

7
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita
lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada
yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme
dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak
merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi
mangsa.
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies,
bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil
makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya
Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan.
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
 Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam
komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan
antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

8
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi
terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk
mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
 Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah
yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya
komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh
bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular,
dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas
sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien
dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua
komunitas tersebut
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya
melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
 Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk
ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya
menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran
energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin
terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem.
Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong
terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
 Populasi adalah semua individu sejenis yang menempati suatu daerah
tertentu Suatu organisme disebut sejenis bila memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Untuk Menempati daerah atau habitat yang sama
2. Untuk Mempunyai persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas
3. Untuk mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang
mampu berkembang biak.
 Komunitas adalah sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang
sama. Di daerah tersebut, antar jenis makhluk hidup yang satu dengan
yang lainnya akan terjadi interaksi. Kemudian interaksi itu membentuk
suatu kumpulan, di mana di dalamnya setiap individu menemukan
lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis berharap adanya masukan serta
kritik dan saran dari kawan- kawan demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adnan Kasry, Dkk. 2008. Buku Ajar Ekologi Perairan. Laboratorium Universitas
Riau: Pekanbaru
Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta :
Jakarta.
Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB : Bandung.
Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni : Jakarta.
Slamet Ryadi. 1981. Ekologi. Usaha Nasional: Surabaya
Zoer’aini Djamal Irawan. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi Ekosistem. Sinar
Grafika Offset: Jakarta

11
12

Вам также может понравиться