Вы находитесь на странице: 1из 54

MODUL

LOGIKA MATEMATIKA

Dosen Pengampu:

IWAN SETIAWAN WIBISONO, S.T., M.Kom

Penyusun:

Iwan Setiawan Wibisono, S.T., M.Kom

FAKULTAS KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW i


Deskripsi Mata Kuliah
Kebanyakan orang setuju bahwa logika memainkan peranan penting dalam
berbagai bidang keilmuan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika terkait erat
dengan berbagai ilmu lain yang berhubungan dengan komputer, misalnya
matematika, statistika, algoritma,dan mata kuliah-mata kuliah pemrograman.
Materi logika, yaitu dasar-dasar logika, tabel kebenaran, proposisi majemuk,
tautologi, ekivalensi logis, pembuktian logika dan analisis argument, kuantor, dan
rangkaian logika.

Tujuan Perkuliahan
Agar mahasiswa dapat memahami mata kuliah logika dan dapat
mengimplementasikannya.

Deskripsi Isi Perkuliahan


Materi pembelajaran dalam Mata Kuliah Logika disusun dalam 6 pokok bahasan, yaitu:
konsep logika proposisi yang mencangkup operator, hukum, dan tabel logika, konsep
logika predikat yang mencangkup tentang kuantor, terjemahan kalimat berkuantor, dan
teorema kalimat berkuantor, Teori inferensi yang mencangkup argumentasi, tautologi,
dan validitas argumen, deskripsi teori himpunan yang mencangkup operasi, hukum dan
sifat operasi himpunan, jenis himpunan, perkalian himpunan, Aljabar Boolean yang
mencangkup ekspresi boolean, prinsip dualitas, hukum aljabar boolean, bentuk
kanonik, penyederhanaan fungsi, dan Rangkaian Logika yang mencangkup cara
pembuatan rangkaian.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW ii


Daftar Isi

Daftar Isi

Daftar Isi....................................................................................................................................... iii


Memahami Konsep Logika Proposisi ..................................................................................... 4
Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)..................................................................... 10
Memahami Konsep Logika Predikat.................................................................................... 17
Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)...................................................................... 19
Teori Inferensi ............................................................................................................................ 24
Teori Inferensi (bag.2).............................................................................................................. 26
Mendeskripsikan Teori Himpunan....................................................................................... 29
Aljabar Boolean ......................................................................................................................... 34
Aljabar Boolean (bag.2) ........................................................................................................... 38
Aljabar Boolean (bag.3) ........................................................................................................... 41
Aljabar Boolean (bag.4) ........................................................................................................... 44
Rangkaian logika ....................................................................................................................... 50

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW iii


Memahami Konsep Logika Proposisi

Pertemuan 1
Memahami Konsep Logika Proposisi

Tujuan Instruksional : Pengantar


Tujuan dari materi ini adalah untuk memahami konsep dari logika proposisi.

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep logika proposisi

Waktu Pertemuan : 100 menit

Sebelum membahas lebih jauh tentang logika proposisi, terlebih dahulu kita bahas
pengertian dari logika proposisi. Logika proposisi / kalkulus proposisi adalah
bidang logika yang membentuk proposisi pada peryataan yang mengandung
peubah.

Proposisi itu sendiri adalah peryataan dalam bentuk kalimat yang mengandung nilai
benar atau salah, tetapi tidak sekaligus mengandung nilai benar dan salah. Benar
diartikan sebagai adanya kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan fakta yang
sebenarnya.

Proposisi dilambangkan dengan huruf kecil (misal: p, q, r). Contoh dari proposisi:

p : 13 adalah bilangan ganjil.

q : Soekarno adalah almnus UGM.

r:2+2=4

Mengkombinasikan proposisi

Beberapa proposisi tunggal, dapat dikombinasikan menjadi satu kesatuan.

Contoh:

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 4


Memahami Konsep Logika Proposisi

Misalkan p dan q adalah proposisi.

1. Konjungsi (conjunction) : p dan q


Dinotasikan dengan p ∧ q

2. Disjungsi (disjunction) : p atau q


Dinotasikan dengan p ∨ q

3. Ingkaran (negation) dari p : tidak p


Dinotasikan dengan ~p

Dalam hal ini, p dan q disebut sebagai proposisi atomik. Sedangkan kombinasi
dari proposisi tersebut menghasilkan proposisi majemuk (compound proposition).

Berikut ini adalah contoh dari kalimat logika proposisi.

Diketahui :

p : hari ini hujan.


q : murid-murid diliburkan dari sekolah.

p ∧ q : hari ini hujan dan murid-murid diliburkan dari sekolah.

p ∨ q : hari ini hujan atau murid-murid diliburkan dari sekolah.

~p : tidak benar bahwa hari ini hujan (atau : hari ini tidak hujan)

Berikut ini adalah contoh penotasian (bentuk simbolik) dari kalimat proposisi
majemuk.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW


5
Memahami Konsep Logika Proposisi

Diketahui :
p : pemuda itu tinggi
q : pemuda itu tampan

1. Pemuda itu tinggi dan tampan


p ∧ q
2. Pemuda itu tinggi tapi tidak tampan
p ∧ ~q
3. Pemuda itu tidak tinggi maupun tampan
~ (p ∧ q)
4. Tidak benar bahwa pemuda itu pendek atau tidak tampan
~ ( ~p ∨ ~q )
5. Pemuda itu tinggi, atau pendek dan tampan
p ∨ (~p ∧ q)
6. Tidak benar bahwa pemuda itu pendek maupun tampan
~ (~p ∧ q)

Operator logika dan Tabel logika

Didalam konsep logika, terdapat beberapa operator-operator logika. Operator


tersebut berfungsi untuk menggabungkan proposisi-proposisi atomik. Berikut ini
adalah macam-macam operator logika:

- Negasi (NOT)
- Konjungsi (AND)
- Disjungsi (OR)
- Eksklusif or (XOR)
- Implikasi (jika - maka)
- Bikondisional (jika dan hanya jika)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 6


Memahami Konsep Logika Proposisi

Tabel logika (tabel kebenaran / truth table) adalah tabel yang digunakan untuk
mencari nilai kebenaran dari suatu proposisi majemuk. Tabel ini berisi semua
kemungkinan dari nilai proposisi.

Berikut ini adalah tabel kebenaran yang ada dari dari tiap operator logika:

- Negasi (NOT) : operator uner, lambang: ~

p ~p
Benar Salah
Salah Benar

- Konjungsi (AND) : operator biner, lambang: ∧

p q p∧q
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Salah
Salah Salah Salah

- Disjungsi (OR) : operator biner, lambang: ∨

p q p∨q
Benar Benar Benar
Benar Salah Benar
Salah Benar Benar
Salah Salah Salah

- Eksklusif or (XOR) : operator biner, lambang: +

p q p+q
Benar Benar Salah

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 7


Memahami Konsep Logika Proposisi

Benar Salah Benar


Salah Benar Benar
Salah Salah Salah

- Implikasi (jika - maka) : operator biner, lambang: →

p q p→q
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Benar
Salah Salah Benar

- Bikondisional (jika dan hanya jika) : operator biner, lambang: ↔

p q p↔q
Benar Benar Benar
Benar Salah Salah
Salah Benar Salah
Salah Salah Benar

Pernyataan-pernyataan dan operator-operator sebelumnya, dapat digabungkan


menjadi suatu pernyataan yang baru. Contohnya:

p q p↔q p ∨ (p ↔ q) ~q ( p ∨ (p ↔ q)) ∧(~q)


Benar Benar Benar Benar Salah Salah
Benar Salah Salah Benar Benar Benar
Salah Benar Salah Salah Salah Salah
Salah Salah Benar Benar Benar Benar

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 8


Memahami Konsep Logika Proposisi

Pernyataan-pernyataan dapat memiliki nilai kebenaran yang sama dengan suatu


pernyataan yang lain. Kondisi ini disebut ekivalen. Contoh dari pernyataan ekivalen
dapat dilihat pada tabel berikut:

p q ~(p∧q) (~p) ∨ (~q) (~(p∧q)) ↔ ((~p) ∨ (~q))


Benar Benar Salah Salah Benar
Benar Salah Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Benar Benar
Salah Salah Benar Benar Benar

Pernyataan ~(p∧q) dan (~p)∨(~q) adalah ekivalen secara logis,


karena nilai (~(p∧q)) ↔ ((~p) ∨ (~q)) selalu benar.

Catatan : urutan pengerjaan untuk operasi logika adalah: (…), negasi, disjungsi
dan konjugsi, implikasi, biimplikasi.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 9


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Pertemuan 2
Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Tujuan Instruksional : Pengantar


Pokok bahasan ini menjelaskan tentang konsep dari logika proposisi secara
lebih lanjut.

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep logika proposisi secara lebih lanjut.

Waktu Pertemuan : 100 menit

Tautologi dan Kontradiksi

Suatu tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai benar pada semua kasus.
Contoh:
r ∨ (~r)
~(p∧q) ↔ (~p)∨(~q)
Jika s → t sebuah tautologi, kita tulis s ⇒ t
Jika s ↔ t sebuah tautologi, kita tulis s ⇔ t

Jika proposisi majemuk selalu bernilai salah untuk semua kasus, maka proposisi
majemuk tersebut disebut dengna kontradiksi.

Berikut ini tabel kebenaran dari sebuah tautologi:

p q ~(p∧q) (~p) ∨ (~q) (~(p∧q)) ↔ ((~p) ∨ (~q))


Benar Benar Salah Salah Benar
Benar Salah Benar Benar Benar
Salah Benar Benar Benar Benar
Salah Salah Benar Benar Benar

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 10


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Berikut ini tabel kebenaran dari sebuah kontradiksi:

p q (p∧q) (p∨q) ~(p∨q) (p∧q) ∧ (~(p∨q))


Benar Benar Benar Benar Salah Salah
Benar Salah Salah Benar Salah Salah
Salah Benar Salah Benar Salah Salah
Salah Salah Salah Salah Benar Salah

Hukum-hukum logika

Didalam konsep logika, terdapat hukum-hukum yang sering juga disebut hukum-
hukum aljabar proposisi. Macam-macam dari hukum aljabar proposisi yaitu:

1. Hukum identitas
p ∨ False ⇔ p p
∧ True ⇔ p

2. Hukum null/dominasi
p ∧ False ⇔ False p
∨ True ⇔ True

3. Hukum negasi
p ∨ ~p ⇔ True
p ∧ ~p ⇔ False

4. Hukum idempoten
p∧p⇔p
p∨p⇔p

5. Hukum involusi (negasi ganda)


~(~p) ⇔ p

6. Hukum penyerapan (absorpsi)


p ∨ (p∧q) ⇔ p
p ∧ (p∨q) ⇔ p

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 11


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

7. Hukum komutatif
p∧q ⇔ q∧p
p∨q ⇔ q∨p

8. Hukum asosiatif
p∧(q∧r) ⇔ (p∧q)∧r
p∨(q∨r) ⇔ (p∨q)∨r

9. Hukum distributif
p∨(q∧r) ⇔ (p∨q)∧(p∨r)
p∧(q∨r) ⇔ (p∧q)∨(p∧r)

10. Hukum De Morgan


~(p∧q) ⇔ ~p ∨~q
~(p∨q) ⇔ ~p ∧~q

Hukum-hukum diatas dapat kita buktikan kebenarannya. Contoh pembuktian dari


hukum penyerapan pada kasus p∧(p∨q) ⇔ p :
p∧(p∨q) ⇔ (p ∨ False) ∧ (p∨q) (hukum identitas)
⇔ p ∨ (False ∧ q) (hukum distributif)
⇔ p ∨ False (hukum Null)
⇔p (hukum identitas)

Terbukti.

Contoh soal.

Diberikan pernyataan “tidak benar bahwa dia belajar Algoritma tetapi tidak
belajar Matematika”.
a.nyatakan pernyataan diatas dalam notasi simbolik.
b.berikan pernyataan yang ekivalen secara logika dengan pernyataan tersebut.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 12


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Penyelesaian:

Missal: p = Dia belajar Algoritma


q = Dia belajar Matematika
Maka,
a. ~ (p∧~q)
b. ~ (p∧~q) ⇔ ~p ∨ q (hukum De Morgan)
dengan kata lain:”dia tidak belajar algoritma atau dia belajar matematika”

disjungsi eksklusif
kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam salah satu dari dua cara:
1. Inclusive or ( ∨ )
Kata “atau” berarti “p atau q atau keduanya”
Contoh: “tenaga IT yang dibutuhkan harus menguasai C++ atau Java”

2. Exclusive or ( + )
Kata “atau” berarti “p atau q tapi tidak keduanya”
Contoh: “ia dihukum 5 tahun penjara atau denda 10 juta rupiah”

Tabel kebenaran Inclusive or Tabel kebenaran Exclusive or

p q p∨q p q p+q
Benar Benar Benar Benar Benar Salah
Benar Salah Benar Benar Salah Benar
Salah Benar Benar Salah Benar Benar
Salah Salah Salah Salah Salah Salah

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 13


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Proposisis bersyarat (kondisional atau implikasi)

Bentuk dari proposisi ini adalah “jika p maka q”.


Notasi dari proposisi ini yaitu: p → q.
Proposisi p disebut dengan hipotesis, antesenden, premis, atau kondisi.
Sedangkan proposisi q disebut konklusi atau konsekuen.
Proposisi ini dapat dianggap sebagai sebab-akibat, contohnya:
“jika besok tidak hujan, maka saya akan pergi ke pantai”

Cara mengekspresikan implikasi ada beberapa macam, yaitu:


- jika p, maka q
- jika p, q
- p mengakibatkan q
- q jika p
- p hanya jika q
- p syarat cukup untuk q
- q syarat perlu untuk p
- q bilaman p

Contoh kalimat proposisi dalam berbagai bentuk kalimat:


- jika hari hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
- jika tekanan gas diperbesar, mobil melaju kencang.
- es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air laut naik.
- orang itu mau barangkat jika ia diberi ongkos jalan.

- ahmad bisa mengambil mata kuliah teori bahasa formal hanya jika ia telah lulus
mata kuliah matematika diskrit.
- syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan dari api rokok.

- syarat perlu bagi Indonesia agar dapat ikut piala dunia adalah dengan
mengontrak pemain asing ternama.
- banjir bandang terjadi bilamanahutan ditebangi.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 14


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Perhatikan, bahwa dalam implikasi yang dipentingkan adalah nilai kebenaran


premis dan konsekuen. Bukan hubungan sebab dan akibat diantara keduanya.

Beberapa implikasi dibawah ini valid meskipun secara bahasa tidak memiliki
makna.
- Jika 1+1=2, maka paris ibukota perancis
- Jika n adalah bilangan bulat, maka hari ini hujan

Notasi ~p ∨ q memiliki nilai kebenaran yang sama (ekivalen) dengan


notasi implikasi p → q.

p q ~p p→q ~p ∨ q
Benar Benar Salah Benar Benar
Benar Salah Salah Salah Salah
Salah Benar Benar Benar Benar
Salah Salah Benar Benar Benar

Varian proposisi bersyarat

Bentuk umum dari implikasi : p → q


Bentuk konvers (kebalikan) : q → p
Bentuk invers : ~p → ~q
Bentuk kontraposisi : ~q → ~p

p q ~p ~q p→q q→p ~p → ~q ~q → ~p
Benar Benar Salah Salah Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Benar Salah Benar Benar Salah
Salah Benar Benar Salah Benar Salah Salah Benar
Salah Salah Benar Benar Benar Benar Benar Benar

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 15


Memahami Konsep Logika Proposisi (bag.2)

Contoh varian proposisi bersyarat dalam kalimat:


Implikasi : jika amir memiliki mobil, maka ia orang kaya
Konvers : jika amir orang kaya, maka ia memiliki mobil
Invers : jika amir tidak memiliki mobil, maka ia bukan orang kaya
Kontraposisi : jika amir bukan orang kaya, maka ia tidak memiliki mobil

Bikondisional (bi-implikasi)

Bentuk proposisi dari bikondisional adalah : “p jika dan hanya jika q”


Bentuk notasi dari bikondisional : p ↔ q.

Pernyataan “p jika dan hanya jika q” dapat dibaca “jika p maka q dan jika q maka
p”. perhatikan tabel.

p q p↔q p→q q→ p (p → q) ∧ ( q→p)


Benar Benar Benar Benar Benar Benar
Benar Salah Salah Salah Benar Salah
Salah Benar Salah Benar Salah Salah
Salah Salah Benar Benar Benar Benar

Bila dua buah proposisi majemuk yang ekivalen di-bikondisionalkan, maka


hasilnya adalah tautologi.

Teorema : dua buah proposisi majemuk, P(p,q,…) dan Q(p,q,…) disebut


ekivalen secara logika, dilambangkan dengan P(p,q,…) ⇔
Q(p,q,…), jika P↔Q adalah tautologi.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 16


Memahami Konsep Logika Predikat

Pertemuan 3
Memahami Konsep Logika Predikat

Tujuan Intruksional :
Pokok Bahasan ini menjelaskan konsep dari logika predikat.

Kompetensi Yang Diharapkan :


Mahasiswa dapat memahami tentang konsep-konsep dari logika predikat

Waktu Pertemuan : 2 x 120 Menit

Ada beberapa kasus dimana kita tidak dapat menotasikan kalimat dalam notasi
logika. Contohnya pada kasus berikut:
- Semua laki-laki adalah makhluk hidup
- Socrates adalah laki-laki
- Oleh karena itu, Socrates adalah makhluk hidup.

Oleh sebab itu, kita memerlukan logika predikat yang memungkinkan untuk
memanipulasi pernyataan tentang semua atau sesuatu.

Logika predikat memperlihatkan struktur pernyataan atomik, yakni


memperhatikan subjek dan predikat dari suatu kalimat.

First order logic => subjek kalimat berupa obyek tunggal.


Contoh : Socrates adalah laki-laki
Second order logic => subjek kalimat berupa obyek lain.
Contoh : Semua laki-laki adalah makhluk hidup
Dengan logika proposisi diubah menjadi :
Untuk semua X, jika x adalah laki-laki maka X adalah makhluk hidup.

Dengan logika predikat


“x adalah laki-laki” dipecah menjadi:

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 17


Memahami Konsep Logika Predikat

Subyek = x => disebut term, dilambangkan dengan huruf kecil


Predikat = adalah laki-laki =>dilambangkan dengan huruf besar (misal: L)
Contoh penulisan : Lx (predikat dahulu sebelum term)
Penyebutan : x adalah laki-laki
Selanjutnya:
Jika M menyatakan “adalah makhluk hidup”
Maka Mx menyatakan simbol untuk “x adalah makhluk hidup”

Dengan demikian, pernyataan “jika x adalah laki-laki, maka x adalah makhluk


hidup” ditulis sebagai Lx → Mx

Sehingga untuk menuliskan secara simbolik : “untuk semua x, jika x adalah laki-
laki, maka x adalah makhluk hidup” adalah x[Lx→Mx] Simbol disebut
kuantor, dibaca “untuk setiap”

Macam-Macam Kuantor

- Untuk setiap x, P(x)


Disebut kuantor universal. Disimbolkan dengan :

- Untuk beberapa x, P(x)


Disebut kuantor eksistensial. Disimbolkan dengan :

Kuantor Universal
-misalkan P adalah fungsi proposisi dengan daerah asal D.
- x, P(x) dibaca : “untuk setiap x, P(x)”
-Pernyataan x, P(x) bernilai benar jika berlaku untuk semua x pada domain D
-Pernyataan x, P(x) bernilai salah jika berlaku hanya sebagian x pada domain D

Kuantor Eksistensial
-Misalkan P adalah fungsi proposisi dengan daerah asal D.
- x,P(x) dibaca: ”untuk beberapax, P(x)”.
- Juga dapat dibaca “untuk beberapa”, “ada”, atau “setidaknya ada”.
-Pernyataan x,P(x) bernilai benar jika berlaku setidaknya salah satu x dari domain
D
-Pernyataan x,P(x) bernilai benar jika berlaku setidaknya salah satu x dari domain
D

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 18


Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)

Petemuan 4
Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan konsep logika predikat secara lebih lanjut.

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa dapat memahami konsep logika predikat secara lebih lanjut.

Waktu Pertemuan : 100 menit

Kuantor Dan Teori Kuantifikasi

Term dan variabel

- Variabel/peubah adalah pemegang tempat sementara dalam suatu


ungkapan, untuk kemudian diganti dengan nilai yang pasti.
- Variabel ditulis dengan huruf kecil: x,y,z, atau p,q,r
- Kumpulan variabel membentuk suatu term: x+ y

Predikat

- Pandang kalimat: “semua mahasiswa unila adalah lulusan SMA”


- Untuk setiap x, jika x adalah mahasiswa unila, maka x lulusan SMA
- Ada 2 predikat untuk x: x mahasiswa unila dan x lulusan SMA
- Predikat ditulis dengan huruf besar:

- Kalimat diatas ditulis : untuk setiap x, Mx→Lx

Kuantor Universal

- Ditulis dengan lambang


- pandang kalimat: “semua orang Indonesia adalah orang asia”

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 19


Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)

- diterjemahkan menjadi : untuk semua x, jika Lx adalah Ax


Lx: x orang Indonesia
Ax : x orang asia
- dalam kalimat logika, ditulis : ( x)[Lx→Ax]
- bentuk ini disebut afirmatif umum
- pandang kalimat: “semua orang Indonesia bukan orang eskimo”
- dalam kalimat logika, ditulis : ( x)[Lx→~Ax]
- bentuk ini disebut negatif umum

Kuantor Ekstensial

- ditulis dengan lambang


- pandang kalimat
”ada orang Indonesia yang makan nasi”
”ada beberapaorang Indonesia yang makan nasi”
- diterjemahkan menjadi
ada x yang memenuhi sifat :x orang Indonesia dan x makan nasi
ada x sehingga x orang Indonesia dan x makan nasi

- dalam kalimat logika ditulis: ( x)[Lx ∧ Nx]


- bentuk ini disebut afirmatif khusus

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 20


Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 21


Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)

Menterjemahkan Kalimat Berkuantor

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 22


Memahami Konsep Logika Predikat (bag.2)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 23


Teori Inferensi

Petemuan 5
Teori Inferensi

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang teori-teori inferensi.

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang teori-teori inferensi.

Waktu Pertemuan : 100 menit

Inferensi adalah cara menarik kesimpulan dalam suatu argumentasi.

Argumentasi adalah sederetan pernyataan (premis) yang diakhiri dengan suatu


pernyataan yang disebut sebagai kesimpulan.

Suatu argumentasi dikatakan valid apabila konjungsi dari semua premisnya


berimplikasi secara tautologi pada kesimpulan.

argumentasi

Bentuk umum:

- p1 (premis)
- p2 (premis)

.
.
.
- pn (premis)
- q (kesimpulan)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 24


Teori Inferensi

Tautologi dan argumentasi

Validitas sebuah argumentasi dan kesimpulannya harus dipastikan (terutama


tautologi implikasi dan tautologi ekivalensi → mengarah pada aturan penalaran)

Ada beberapa aturan penalaran yang sudah terbukti validitasnya:


1. Modus ponen 2. Modus tollen

p→q p→q

p ~q

-------------- --------------

∴q ∴~p

3. Silogisme disjungtif
4. Simplifikasi
p ∨q p∧q

~p --------------

-------------- ∴p

∴q

5. penjumlahan 6. Konjungsi
p p

-------------- q

∴ p∨q --------------

∴ p∧q
7. transitifitas
p→q
q→r
--------------

∴ p→r

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 25


Teori Inferensi (bag.2)

Petemuan 6
Teori Inferensi (bag.2)

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang teori-teori inferensi lebih lanjut.

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang teori-teori inferensi secara
lebih lanjut.

Waktu Pertemuan : 100 menit

Berikut ini beberapa argumen yang sudah terbukti sahih (Tautologi ekivalensi)

Negasi ganda

∴~ ~p

Hukum Komutatif
p∧q p∨q

∴ q∧p ∴ q∨p

Hukum asosiatif
(p∧q)∧r p∧(q∧r)

∴p∧(q∧r) ∴ (p∧q)∧r

(p∨q)∨r p∨(q∨r)

∴p∨(q∨r) ∴ (p∨q)∨r

Hukum De Morgan

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 26


Teori Inferensi (bag.2)

~(p∧q) ~(p∨q)

∴~p∨~q ∴~p∧~q

~p∨~q ~p∧~q

∴~(p∧q) ∴~(p∨q)

Hukum distributif
p∧(q∨r) p∨(q∧r)

∴ (p∧q)∨(p∧r) ∴ (p∨q)∧(p∨r)

Hukum idempoten
p∧p p ∨p

∴p ∴p

Switcheroo (hukum ekivalensi untuk implikasi dan disjungsi)

p→q ~p∨q

∴~p∨q ∴p→q
kontrapositif

p→q ~q→ ~p
∴~q→ ~p ∴p→q

Hukum bikondisional
p↔q p↔q

∴ (p→q) ∧ (q→p) ∴ (p ∧ q) ∨ (~p ∧ ~q)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 27


Teori Inferensi (bag.2)

Validitas Argumen

- sebuah argument dikatakan sahih/valid jika konklusi benar bilamana semua


hipotesisnya benar, dan sebaliknya.

- konklusi mengikuti hipotesis, atau menunjukkan bahwa (p1 ∧ p2 ∧ … ∧ pn)


→ q adalah benar/tautologi

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 28


Mendeskripsikan Teori Himpunan

Petemuan 7
Mendeskripsikan Teori Himpunan

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang teori himpunan.

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat mendeskripsikan teori himpunan secara baik.

Waktu Pertemuan : 100 menit

Himpunan adalah kumpulan dari objek-objek tertentu yang tercakup dalam satu
kesatuan dengan keterangan yang jelas. Untuk menyatakan suatu himpunan
digunakan huruf kapital A, B, C, … sedangkan untuk menyatakan anggotanya
digunakan huruf kecil a, d, c, …

Terdapat 4 cara untuk menyatakan suatu himpunan :

1. Enumerasi, yaitu dengan mendaftarkan semua anggotanya yang diletakan


didalam sepasang tanda kurung kurawal dan diantara setiap anggotanya
dipisahkan dengan tanda koma. Contoh : A = {a, i, u, e, o}.
2. Simbol baku, yaitu dengan menggunakan simbol tertentu yang telah
disepakati. Contoh : P adalah himpunan bilangan bulat positif dan R
adalah himpunan bilangan riil.
3. Notasi pembentukan himpunan, yaitu denganmenuliskan ciri-ciri umum
atau sifat-sifat umum dari anggota. Contoh : A = {x|x adalah himpunan
bilangan bulat positif}
4. Diagram venn, yaitu dengan menyajikan himpunan secara grafis dengan
tiap-tiap himpunan digambarkan sebagai lingkaran dan memiliki
himpunan semesta yang digambarkan dengan segi empat.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 29


Mendeskripsikan Teori Himpunan

Operasi-Operasi Dalam Himpunan

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 30


Mendeskripsikan Teori Himpunan

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 31


Mendeskripsikan Teori Himpunan

Hukum Dan Sifat-Sifat Operasi Himpunan


Jenis operasi Hukum dan sifat-sifat operasi
Gabungan (union) ∪ ∪

A B=B A ; disebut sifat komutatif gabungan


(A∪B)∪C=A∪(B∪C) ; disebut sifat asosiatif gabungan

A∪∅=A

A∪U=U

A∪A’=U ; disebut sifat komplemen gabungan

Irisan (intersection) A∩B=B∩A ; disebut sifat komutatif irisan


(A∩B) ∩C=A∩ (B∩C) ; disebut sifat asosiatif irisan
A∩U=A
A∩A’ = ∅ ; disebut sifat komplemen isiran

Distributif ∪ ∪ ∪

A (B∩C) = (A B) ∩ (A C) ; disebut sifat distributif


gabungan terhadap irisan
A∩(B∪C) = (A∩B) ∪ (A∩C) ; disebut sifat distributif

gabungan terhadap irisan


Selisih ∅

A-A=
A-∅=A

A-B=A∩B’
A-(B∪C)=(A-B) ∩ (A-C)

A-(B∩C)=(A-B) ∪ (A-C)

Komplemen (A’)’=A
U’=∅

∅’=U

Jenis-Jenis Himpunan
jenis notasi keterangan
Himpunan A yang A={a,b,c,d,…} A adalah nama yang diberikan kepada
anggotanya adalah semua suatu himpunan
huruf kecil dalam abjad
Himpunan bagian A⊂B A himpunan bagian dari himpunan B

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 32


Mendeskripsikan Teori Himpunan

Himpunan kosong { } atau ∅ Himpunan yang tidak memiliki anggota


sama sekali
Himpunan yang sama A=B Himpunan A dikataan sama dengan
himpunan B jika setiap anggota A juga
menjadi anggota B dan sebaliknya
Himpunan universal / U atau S Adalah himpunan dari semua unsur yang
semesta dibicarakan
Himpunan komplemen A’ atau Ac Jika:
U={1,2,3,4,5,6}
A={3,5}
Maka : A’ = Ac = {1,2,4,6}

Perkalian Himpunan (Cartesian product)


Jika kita menemukan soal tentang perkalian himpunan, kita dapat mengerjakan
seperti contoh berikut:

A={a,b,c} B={p,q}
A x B = {(a,p),(a,q),(b,p),(b,q),(c,p),(c,q)}

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 33


Aljabar Boolean

Petemuan 8
Aljabar Boolean

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini memberikan penjelasan tentang aljabar boolean

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang dasar-dasar aljabar boolean.

Waktu Pertemuan : 100 menit

Misalkan terdapat

- Dua operator biner: + dan ⋅


- Sebuah operator uner: ’.
- B : himpunan yang didefinisikan pada operator +, ⋅ , dan ’
- 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.
Tupel

(B, +, ⋅ , ’)

disebut aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c ∈ B berlaku aksioma-


aksioma atau postulat Huntington berikut:

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 34


Aljabar Boolean

Untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, harus diperlihatkan:


1. Elemen-elemen himpunan B,
2. Kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner,
3. Memenuhi postulat Huntington

Aljabar Boolean Dua-Nilai

- B = {0, 1}

- operator biner, + dan ⋅


- operator uner, ’
- Kaidah untuk operator biner dan operator uner:

Cek apakah memenuhi postulat Huntington:


• Closure : jelas berlaku
• Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
0+1=1+0=11⋅0=0⋅1=0

• Komutatif: jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.


• Distributif: (i) a ⋅ (b + c) = (a ⋅ b) + (a ⋅ c) dapat ditunjukkan benar dari tabel
operator biner di atas dengan membentuk tabel kebenaran:

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW


35
Aljabar Boolean

(ii) Hukum distributif a + (b ⋅ c) = (a + b) ⋅ (a + c) dapat ditunjukkan benar


dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).

• Komplemen: jelas berlaku karena pada Tabel memperlihatkan bahwa:


a + a‘ = 1, karena 0 + 0’= 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’= 1 + 0 = 1 a
⋅ a = 0, karena 0 ⋅ 0’= 0 ⋅ 1 = 0 dan 1 ⋅ 1’ = 1 ⋅ 0 = 0

Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1}


bersama-sama dengan operator biner + dan ⋅ operator komplemen ‘ merupakan
aljabar Boolean.

Ekspresi boolean

Misalkan (B, +, ⋅, ’) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi


Boolean dalam (B, +, ⋅, ’) adalah:
(i) setiap elemen di dalam B,
(ii) setiap peubah,
(iii) jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2, e1 ⋅ e2, e1’ adalah
ekspresi Boolean

Contoh : 0
1
ab

a+ba⋅b

a’⋅ (b + c)

a ⋅ b’ + a ⋅ b ⋅ c’ + b’, dan sebagainya

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW


36
Aljabar Boolean

Mengevaluasi Ekspresi Boolean

Contoh: a’⋅ (b + c)
jika a = 0, b = 1, dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi:

0’⋅ (1 + 0) = 1 ⋅ 1 = 1

Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=’) jika


keduanya mempunyai nilai yang sama untuk setiap pemberian nilai-nilai kepada n
peubah. Contoh:
a ⋅ (b + c) = (a . b) + (a ⋅ c)

Perjanjian: tanda titik (⋅) dapat dihilangkan dari penulisan ekspresi


Boolean, kecuali jika ada penekanan:
(i) a (b + c) = ab + ac
(ii) a + bc = (a + b) (a + c)
(iii) a ⋅ 0 , bukan a0

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 37


Aljabar Boolean (bag.2)

Petemuan 9
Aljabar Boolean (bag.2)

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang aljabar Boolean materi selanjutnya

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat memahami aljabar Boolean lebih dalam

Waktu Pertemuan : 100 menit

Prinsip Dualitas

Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan


operator +, ⋅, dan komplemen, maka jika pernyataan S* diperoleh dengan cara
mengganti:
⋅dengan +
+ dengan ⋅
0 dengan 1
1 dengan 0

dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga
benar. S* disebut sebagai dual dari S.
Contoh.
(i) (a ⋅ 1)(0 + a’) = 0 dualnya (a + 0) + (1 ⋅ a’) = 1

(ii) a(a‘ + b) = ab dualnya a + a‘b = a + b

Hukum-Hukum Aljabar Boolean

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 38


Aljabar Boolean (bag.2)

Hukum identitas: Hukum idempotent: Hukum komplemen:


- a+0=a -a+a=a - a + a’ = 1

- a⋅1=a -a⋅a=a - aa’ = 0

Hukum dominansi: Hukum involusi: Hukum penyerapan:

-a⋅0=0 -a+1=1 - a + ab = a

-a+1=1 - a(a + b) = a

Hukum komutatif: Hukum asosiatif: Hukum distributif:

-a+b=b+a - a+(b+c) = (a+b)+c - a+(b c) = (a+b) (a+c)

- ab = ba - a (b c) = (a b) c - a (b + c) = a b + a c

Hukum De Morgan: Hukum 0/1

- (a + b)’ = a’b’ - 0’ = 1

- (ab)’ = a’ + b’ - 1’ = 0

Fungsi Boolean

Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui
ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai:

f : Bn → B
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan
terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B.

Setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean.


Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 39


Aljabar Boolean (bag.2)

Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3


(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.

Contohnya, (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga :


f(1, 0, 1) = 1 ⋅ 0 ⋅ 1 + 1’ ⋅ 0 + 0’⋅ 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .

Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:


1. f(x) = x
2. f(x, y) = x’y + xy’+ y’
3. f(x, y) = x’ y’
4. f(x, y) = (x + y)’
5. f(x, y, z) = xyz’

Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya,


disebut literal.
Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz’ terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW


40
Aljabar Boolean (bag.3)

Petemuan 10
Aljabar Boolean (bag.3)

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan secara lebih rinci tentang aljabar boolean

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat memahami materi-materi aljabar Boolean secara
lebih lanjut

Waktu Pertemuan : 100 menit

Komplemen Fungsi

1. Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan


Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah

Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(y’z’ + yz), maka:


f’’(x, y, z) = (x(y’z’ + yz))’
= x’ + (y’z’ + yz)’
= x’ + (y’z’)’ (yz)’
= x’ + (y + z) (y’ + z’)

2. Cara kedua: menggunakan prinsip dualitas.


Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f,
lalu komplemenkan setiap literal di dalam dual tersebut.
Contoh:
Misalkan f(x, y, z) = x(y’z’ + yz), maka dual dari f : x + (y’ + z’) (y + z)
kemudian komplemenkan tiap literalnya : x’ + (y + z) (y’ + z’) = f ’

Jadi, f ‘(x, y, z) = x’ + (y + z)(y’ + z’)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 41


Aljabar Boolean (bag.3)

Bentuk Kanonik
Ada dua macam bentuk kanonik:

1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)


2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)

Contoh: 1. f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz SOP


Setiap suku (term) disebut minterm
2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z) POS
Setiap suku (term) disebut maxterm

Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap

Konversi Antara Bentuk Kanonik

Misalkan
f(x, y, z) = Σ (1, 4, 5, 6, 7)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 42


Aljabar Boolean (bag.3)

dan f ’adalah fungsi komplemen dari f,

f ’(x, y, z) = Σ (0, 2, 3) = m0+ m2 + m3

Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam


bentuk POS:

f’(x, y, z) = (f ’(x, y, z))’ = (m0 + m2 + m3)’


= m0’ . m2’ . m3’
= (x’y’z’)’ (x’y z’)’ (x’y z)’
= (x + y + z) (x + y’ + z) (x + y’ + z’)
= M0 M2 M3
= ∏ (0,2,3)

Jadi, f(x, y, z) = Σ (1, 4, 5, 6, 7) = ∏ (0,2,3).


Kesimpulan: mj’ = Mj

Bentuk Baku

Tidak harus mengandung literal yang lengkap.


Contohnya:
f(x, y, z) = y’ + xy + x’yz (bentuk baku SOP)
f(x, y, z) = x(y’ + z)(x’ + y + z’) (bentuk baku POS)

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 43


Aljabar Boolean (bag.4)

Petemuan 11
Aljabar Boolean (bag.4)

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang materi terakhir dari aljabar boolean

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat mengerti secara total tentang materi aljabar
boolean

Waktu Pertemuan : 100 menit

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh: f(x, y) = x’y + xy’ + y’


disederhanakan menjadi
f(x, y) = x’ + y’

Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:


1. Secara aljabar
2. Menggunakan Peta Karnaugh
3. Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi)

1. Penyederhanaan Secara Aljabar

Contoh:
• f(x, y) = x + x’y
= (x + x’)(x + y)
= 1 ⋅ (x + y )
= x+y

• f(x, y, z) = x’y’z + x’yz + xy’


= x’z(y’ + y) + xy’
= x’z + xz’

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 44


Aljabar Boolean (bag.4)

• f(x, y, z) = xy + x’z + yz = xy + x’z + yz(x + x’)


= xy + x’z + xyz + x’yz
= xy(1 + z) + x’z(1 + y) = xy + x’z

2. Peta Karnaugh

Peta karnaugh dengan dua peubah

Peta karnaugh dengan tiga peubah

Peta karnaugh dengan empat peubah

Teknik Minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh

1. Pasangan: dua buah 1 yang bertetangga

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 45


Aljabar Boolean (bag.4)

Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’

Hasil Penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wxy

Bukti secara aljabar:


f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’
4. wxy(z + z’)
5. wxy(1)
6. wxy

2. Kuad: empat buah 1 yang bertetangga

Sebelum disederhanakan : f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’


Hasil penyederhanaan : f(w, x, y, z) = wx

Bukti secara aljabar:


f(w, x, y, z) = wxy’ + wxy
= wx(z’ + z)
= wx(1)
= wx

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 46


Aljabar Boolean (bag.4)

Contoh lain:

Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wx’y’z’ + wx’y’z


Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wy’

= Oktet: delapan buah 1 yang bertetangga

Sebelum disederhanakan: f(a, b, c, d) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’ + wx’y’z’


+ wx’y’z + wx’yz + wx’yz’

Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = w


Bukti secara aljabar: f(w, x, y, z) = wy’ + wy
= w(y’ + y)
=w

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 47


Aljabar Boolean (bag.4)

Kondisi Don’t Care

Kondisi ini hanya digunakan untuk bantuan dalam meminimalisir fungsi Boolean.
Jika kita tidak membutuhkan bantuan, maka kita perlu memperdulikan literal
tersebut.

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 48


Aljabar Boolean (bag.4)

Contoh:
Dari tabel berikut, minimisasi fungsi f sesederhana mungkin.

Jawab:

Hasil penyederhanaan: f(a, b, c, d) = bd + c’d’ + cd

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 49


Rangkaian logika

Petemuan 12
Rangkaian logika

Tujuan Instruksional :
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang bagaimana cara membuat rangkain logika

Kompetensi yang Diharapkan :


Mahasiswa diharapkan dapat membaca simbol-simbol dari rangkaian logika
sekaligus dapat merangkai sebuah rangkaian

Waktu Pertemuan : 100 menit

Sebelum mempelajari lebih lanjut tentang rangkaian logika, disini akan di


jelaskan sedikit tentang aplikasi dari aljabar Boolean.

Contoh dari aplikasi aljabar Boolean yaitu:


1. Jaringan Pensaklaran (Switching Network)
Saklar merupakan objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup.
Tiga bentuk gerbang paling sederhana dari jaringan pensaklaran yaitu:

Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka ⇒ x

Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka ⇒ xy

Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka ⇒ x + y

Contoh rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:

a. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW


50
Rangkaian logika

b. Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR

2. Rangkaian Logika

Gerbang-Gerbang Turunan :

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW


51
Rangkaian logika

ekivalen dengan

ekivalen dengan

ekivalen dengan

Contoh Soal:
Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika.

Jawab: (a) Cara pertama

Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW 52


Rangkaian logika

(b) Cara kedua

(c) Cara ketiga

http://mva.microsoft.com
https://blog.cbncloud.co.id/technology/sertifikasi-it-gratis/
https://www.downloadsoftwaregratisan.com/10-situs-kursus-it-online-gratis-terbaik/
http://www.nixtrain.com/tips-mendapatkan-sertifikasi-subnetting-gratis/
Modul Logika Matematika S1Teknik Informatika UNW
53

Вам также может понравиться