Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
disusun oleh :
JURUSAN GIZI
2016
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
Latar Belakang...................................................................................................................................3
Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN.............................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
KEGIATAN PELAKSANAAN......................................................................................................................7
BAB IV..................................................................................................................................................10
BAB V...................................................................................................................................................22
Kesimpulan......................................................................................................................................22
Saran................................................................................................................................................22
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................23
LAMPIRAN...........................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam UU No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Status gizi anak balita telah mengalami perbaikan yang ditandai dengan menurunnya prevalensi
gizi kurang dari 24,5% (Susenas, 2005) menjadi 18,4% di tahun 2007 dan tahun 2010 turun menjadi
17,9%, walaupun demikian masalah balita pendek (stunting) masih tinggi yaitu sebesar 36,8% pada
tahun 2007 dan 35,6% pada tahun 2010.
Masalah gizi mikro di 10 provinsi tahun 2006, diperoleh gambaran prevalensi xerophtalmia pada
balita 0,13% dan proporsi balita dengan serum retinol <20 μgr/dl sebesar 14,6% (Puslitbang Gizi,
2006). Hasil studi tersebut menggambarkan terjadinya penurunan jika dibandingkan dengan hasil
survei vitamin A pada tahun 1992. Selain itu, masalah anemia pada ibu hamil berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 masih cukup tinggi yaitu sebesar 40,1%.
Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia
berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun
2008 dan sedikit meningkat pada tahun 2009 menjadi 61,3%. Demikian juga cakupan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008
dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2009 (Susenas 2007–2009).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 2010-
2014 telah ditetapkan salah satu sasaran pembangunan yang akan dicapai adalah menurunkan
prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek
menjadi setinggi-tingginya 32%. Untuk mencapai sasaran RPJMN tersebut, dalam Rencana Aksi
Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator kinerja, yaitu: (1) balita ditimbang berat
badannya; (2) balita gizi buruk mendapat perawatan; (3) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin
A; (4) bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; (5) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (6) rumah
tangga mengonsumsi garam beriodium; (7) kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi; dan (8)
penyediaan stok cadangan (buffer stock) Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk daerah
bencana.
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan kegiatan surveilans gizi di seluruh wilayah
provinsi dan kabupaten/kota. Pelaksananan surveilans gizi akan memberikan indikasi perubahan
pencapaian indikator kegiatan pembinaan gizi masyarakat.
Selain itu, pelaksanaan surveilans gizi diperlukan untuk memperoleh tambahan informasi lain
yang belum tersedia dari laporan rutin, seperti konsumsi garam beriodium, pendistribusian MP-ASI
dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemantauan status gizi anak dan ibu hamil risiko Kurang
Energi Kronis (KEK) atau studi yang berkaitan dengan masalah gizi mikro, dll. Petunjuk Pelaksanaan
Surveilans Gizi ini dimaksudkan sebagai acuan petugas kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota
dalam melaksanakan surveilans gizi untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembinaan gizi
masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi secara tepat waktu, tempat,
sasaran dan jenis tindakannya.
Tujuan
a. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi untuk memberikan gambaran perubahan
pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator khusus lain yang diperlukan
secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan tindakan segera,
perencanaan jangka pendek dan menengah serta perumusan kebijakan.
b. Tujuan Khusus
- Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan mengenai
perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi :
1) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan;
2) Persentase balita yang ditimbang berat badannya;
3) Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif;
4) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium;
5) Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A;
6) Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe;
7) Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi;
- Tersedianya informasi indikator gizi lainnya secara berkala jika diperlukan, seperti:
1) Prevalensi balita gizi kurang berdasarkan antropometri;
2) Prevalensi status gizi anak usia sekolah, remaja dan dewasa;
3) Prevalensi risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur ( WUS) dan
ibu hamil;
4) Prevalensi anemia gizi besi dan Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI), Kurang
Vitamin A (KVA) dan masalah gizi mikro lainnya;
5) Tingkat konsumsi zat gizi makro (energi dan protein) dan mikro (defisiensi zat besi,
defisiensi iodium);
6) Data pendistribusian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT);
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
B. Sasaran
C. Metode Evaluasi
Adapun hal-hal yang dicatat dalam kegiatan survailans gizi ini antara lain :
a) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
b) Persentase balita yang ditimbang berat badannya %D/S)
c) Persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif
d) Persentase Balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
e) Persentase Ibu hamil yang mendapat Tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama
masa kehamilan
f) Ibu hamil yang KEK mendapat Makanan Tambahan
g) Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan
h) Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
i) Balita mempunyai buku KIA / KMS
j) Balita yang ditimbang naik berat badannya
k) Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya (T)
l) Balita yang tidak naik berat badannya berturut turut (2T)
m) Balita dibawah garis merah (BGM)
n) Ibu hamil anemia
Petugas Anggota
1. Asri Kencana
2. Desi Agustini
3. Fairuz Nikmah N.
4. Shofura Istiqomah
BAB III
KEGIATAN PELAKSANAAN
B. Pengumpulan Data
4) Petugas :
a) Asri Kencana
b) Desi Agustini
d) Shofura Istiqomah
Pengumpulan Data secara cepat, akurat, tertaur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan
survailans gizi sebagai sumber informasi, yaitu :
a) sebagai kegiatan rutin yakni penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi
buruk, pendistribusian tablet Fe Ibu Hamil, pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan
pemberian Asi Ekslusif.
b) Kegiatan survei khusus yang dil;akukan berdasarkan kebutuhan seperti konsumsi garam
beriodium, pendistribusian MP ASI, dan PMT ASI, pamantauan status gizi anak dan Ibu hamil
dan wanita usia subur (WUS), resiko kurang energy kronis (KEK) atau studi yang berkaitan
dengan masalah gizi lainnya.
Penyajian data yang kami paparkan pada laporan ini berupa narasi, diagram dan table. Meliputi 10
indikator;
D. Rencana Diseminasi
Kegiatan Survailans Gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian serta
diseminasi informasi bagi pemegang kepentingan. Informasi dari Survailans gizi dimanfaatkan
oleh para pemegang kepentingan untuk melakukan tindakan segera maupun bentuk perencanaan
program.
Rencana Diesminasi yang akan kami lakukan adalah untuk Poli KIA dan Poli Gizi di Puskesmas
CILEDUG.. Untuk permulaan dari data yang telah kami olah, laporan dari data tersebut kami
serahkan kembali kepada pihak puskesmas guna menjadi bahan perbaikan bagi program yang
telah berlangsung secara baik maupun program yang masih kurang berjalan dengan baik. Dengan
begitu pihak puskesmas bisa memperbaiki / meinovasi dalam program tersebut.
BAB IV
Pada kelurahan Sudimara Timur, banyaknya balita yang tidak naik berat badannya mengalami
kecenderungan penurunan, sedangkan ketiga kelurahan lainnya cenderung tidak stabil (naik-turun).
Balita yang tidak naik BB nya 2kali berturut (2T/S)
Berdasarkan grafik persentase balita yang tidak naik BB nya 2kali berturut (2T), dapat
dilihat bahwa tidak da kelurahan yang balitanya tidak mengalami kenaikan bb 2x
berturut-turut penimbangan.
Balita yang berada di bawah garis merah (BGM/S)
Berdasarkan dari grafik balita yang berada di bawah garis merah tidak bisa kami
simpulkan dikarenakan ada data yang tidak lengkap yang kami terima dari pihak
puskesmas , namun bila dilihat dari grafik diatas terlihat jelas bahwa di kelurahan
Sudimara Timur tidak memilki kasus BGM dibandingkan dengan ke tiga kelurahan yang
lainnya.
Bayi <6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif
Berdasarkan grafik persentase bayi kurang dari 6 bulan yang mendapat Asi Eksklusif,
Kelurahan Sudimara Barat dan Jaya sudah memenuhi target cakupan ASI Eksklusif,
yaitu 50%. Untuk Kelurahan Sudimara Selatan, cakupan ASI eksklusif di bulan Oktober
masih belum memenuhi target cakupan ASI eksklusif, begitupula pada Kel Sudimara
timur d bulan Oktober dan November
Berdasarkan grafik persentase Ibu hamil yang terkena anemia di ke empat kelurahan
masih rendah jika dibandingkan dengan batas prevalensi yang telah ditetapkan.
Balita (6-59 bulan) yang mendapat kapsul Vit.A
Berdasarkan grafik persentase cakupan balita yang mendapat kapsul Vit.A di ke empat
kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Ciledug sudah mencapai target 70%
Kuadran Persentase D/S dengan Cakupan Vit.A di Puskesmas Ciledug Tahun 2015
KUADRAN I :
• Kelurahan dengan cakupan D/S tinggi (>70%) dan cakupan Vitamin A tinggi (>78%).
• Ada 4 kelurahan dengan D/S tinggi dan cakupan Vitamin A tinggi yaitu kelurahan Sudimara
Barat, Sudimara Selatan, Sudimara Jaya dan Sudimara Timur.
• Hal ini menunjukkan adanya keterpaduan antara penimbangan balita dengan pemberian
kapsul vitamin A.
KUADRAN II
• Kelurahan dengan cakupan D/S rendah (<70%) dan cakupan Vitamin A tinggi (>78%).
• Tidak ada kelurahan yang cakupan vitamin A dan cakupan D/S berada dalam kuadran II.
KUADRAN III
• Kelurahan dengan cakupan D/S tinggi (>70%) dan cakupan Vitamin A rendah (<78%).
• Tidak ada kelurahan yang cakupan vitamin A dan cakupan D/S berada dalam kuadran III.
KUADRAN IV
• Kelurahan dengan cakupan D/S rendah (<70%) dan cakupan Vitamin A rendah (<78%).
• Tidak ada kelurahan yang cakupan vitamin A dan cakupan D/S berada dalam kuadran IV.
Status Garam Beriodium pada 10 sampel yang dilakukan
Dari grafik diatas bisa tergambarkan bahwa dari rata-rata sampel yng diuji coba
dinyatakan hampir seluruhnya menggunakan garam yang beriodium dalam ke empat
kelurahannya. (Lihat lampiran table hasil pengambilan data sampling garam
beryodium pada rumah tangga, unit kerja Puskesmas Ciledug.
BAB V
Saran
Adanya tindakan dari dinas kesehatan yang membantu pihak puskesmas dalam memantau /
mendukung terselenggaranya kegiatan posyandu yang ada.
Pihak puskesmas juga mencatat setiap indikator yang ada dan membuat back up data,
Pihak posyandu bisa membuat suatu inovasi dalam menu yang disajikan sebagai PMT,
membuat kegiatan doorprize untuk menarik perhatian masyarakat ,
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi. Jakarta : Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan RI.
LAMPIRAN
Apakah
mengetahui
manfaat Garam yang digunakan untuk memasak Hasil uji garam
garam
beryodium ?
Nama Jumlah Nama Merk Nomor
No Bentuk Garam Cara Menyimpan Garam
Kelurahan Responden Dagang Register
Sudimara
1 10 9 1 10 0 10 0 10 0 0 4 0 6 0 9 1 0
Selatan
Sudimara
2 10 10 0 10 0 9 1 9 0 1 0 1 9 0 9 1 0
Barat
Sudimara
3 10 10 0 10 0 10 0 10 0 0 5 0 5 0 9 1 0
Jaya
1
Sudimara
4 10 9 1 10 0 9 1 9 1 0 5 2 2 (Lemari 8 2 0
Timur
pendingin)
2
Jumlah 40 38 2 40 0 38 2 38 1 1 14 3 1 35 5 0
2
Tabel hasil pengambilan data sampling garam beryodium pada rumah tangga, di unit kerja Puskesmas Ciledug.