Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt tuhan semesta alam karena atas izin
dan kehendaknya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampuhkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem
pemerintahan daerah. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai
otonomi daerah. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sepatunya kami berterima kasih kepada dosen
pembimbing kami yang telah memberikan limpahan ilmu brguna pada kami. Kami menyadari
akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha
semaksimal mungkin tapi banyak kekurangan disan-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik membangun agar lebih maju dimasa yang akan datang. Harap kami makalah
ini dapat track record dan menjadi referensi bagi kami dan mengurangi masa depan. Kami
juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.
Kelompok VI
DAFTAR ISI
KataPengantar....................................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 10
B. Daftar Pustaka .......................................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi daerah berlaku di indonesia melalui UUD NO.22 tahun 1999 tentang
negara republik indonesia.
Tujuan
Negara Federal
1) Setiap daerah mempunyai UUD daerahyang tidak bertentangan
dengan UUD negara (hukum tersendiri)
2) UUD daerah tidak terikat dengan UU negara
Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang merupakan salah
satu wujud politik dan strategi nasional secara teortis telah memberikan dua bentuk
otonomi daerah kepada dua daerah,yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan
otonomi luas bagi daerah kabupaten/kota. Konsekuensinya,kewenangan pusat menjadi
dibatasi. Dengan ditetapkannyaUU No.22 tahun 1999,secara legal formal UU itu
menggantikan UU No.5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah dan UU
No.5 tahun 1979 tentang pemerintah desa. Perbedaan antara Undang-Undang yang
lama dan yang baru ialah :
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangan di mulai dari pusat (central
government looking)
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangan di mulai dari daerah (local
government looking) undang-undang no 22 tahun1999 tentang otonomi daerah
sesuai dengan tuntutan reformasi yang mengharapkan adanya pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya untuk semua daerah, yang pada giliranya di
harapkan dapat mewujudkan masyarakat madani (civil society)
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangn (pasal 1 huruf (H) UU No.22
tahun 1999 tentang pemerintah daerah.
1. Undang-undang dasar
2. Ketetapan MPR-RI
Dari tiga dasar perundang-undangan tersebut diatas tidak diragun lagi bahwa
pelaksanaan otonomi daerah memiliki dasar hukum yang kuat. Tinggal
permasalahannya adalah bagaimana dengan dasar hukum yang kuat
tersebut,pelaksanaan otonomi daerah bisa dijalankan secara optimal.
POKOK-POKOK PENYELENGARAAN
Pokok-pokok penyelenggaraan otonomi daerah meliputi:
Penyerahan kewenangan pemerintah dalam hubngan domestik kepada daerah.
Kecuali untuk bidang keungan dan moneter,politik luar
negeri,peradilan,pertahanan,keagamaan serta beberapa bidang kibijakan yang
bersifat strategis nasional.
Dalam otonomi pemerintahan daerah terbagi atas dua ruang lingku,bukan
tingkatan yaitu daerah kabupaten dan kota iberi status otonomi penuh dan
provinsi yang diberi otonomi terbatas.
Adanya penguatan peran DPRD dalam pemilihan dan penetapan kepala daerah
Peniingkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui pembenahan
organisasi dan institusi yang dimiliki agar lebih sesuai dengan ruang lingkup
kewenangan yang telah didesentralisasikan setara dengan beban tugas yang
dipikul.
Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengaturan yang jelas
atas sumber-sumber pendapatan negara dan daerah.
Pembinaan dan pemberdayaan lembaga-lembaga dan nilai-nilai lokal yang
bersifat kondusif terhadap upaya memelihara harmoni sosial dan solidaritas
sosial suatu bangsa.
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
Aksebilitas
Adalah keadaan atau ketersediaan hubungan dari satu tempat
ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang atau kendaraan untuk
bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
aman,nyaman,serta pencepatan yang wajar.
Penyelenggaraan otonomi daerah dirumuskan dalam tiga ruang lingkup interksi yang
utama yakni politik,ekonomi,serta sosial budaya.
Bidang Politik
Otonomi daerah adalah sebuah proses untuk membuka ruang bagi lahirnya kepada
pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis.
Bidang Ekonomi
Otonomi daerah harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional
didaerah sekaligus terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan
kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi
didaerahnya.
Bidang Sosial Budaya
Otonomi daerah digunakan untuk menciptakan dan pemelihara harmoni sosial dan
pada saat yang sama memelihara nilai-nilai lokal yang dipandang bersifat kondusif
terhadap kemampuan masyarakat merespon dinamika kehidupan masyarakat.
1. Kewenangan yang tumpang tindih pelaksanaan otonomi daerah masih kental diwarnai
oleh antar institusi pemerintah dan aturan yang berlaku baik antara aturan yang lebih
tinggi atau aturan yang lebih rendah.
2. Anggaran banyak terjadi keuangan daerah tidak mencukupi sehingga menghambat
pembangunan.
3. Pelayanan publik masih rendahnya pelayanan publik kepada masyarakat ini
disebabkan rendahnya kompetensi PNS daerah dan tidak jelasnya standar pelayanan
yang diberikan.
4. Politik identitas darii menguatnya politik identitas diri selama pelaksanaan otonomi
daerah yang mendorong satu daerah berusaha melepaskan diri dari induknya yang
sebelumnya menyatu.
Suatu keadaan yang memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala pontensi terbaik
yang dimilikinya secara optimal.
Adapun dampak negatifnya dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-
oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, contohnya pertentangan
antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, serta timbulnya kesenjangan antara
daerah yang berpendapat tinggi dengan daerah yang masih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Riant Nugroho., Otonomi Daerah, Desentralisasi tanpa revolusi kajian dan kritik atas
kebijakan desentralisasi di indonesia, Jakarta PT. Alex Media Komputindo, 2002.
MAKALAH
KEWARGANEGARAAN
Pengertian otonomi daerah, lingkup otonomi daerah, dan konsep tentang otonomi daerah
TINGKAT 1A TAHUN AJARAN 2015-2016
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. CHRIS LUCIANI
2. CUNISAH DWI H
3. DINIA NUR FADHILAH
4. FITRI
5. HOERUNISA PADILAH
6. IRAWATI
7. IQLIMA MALINDA
8. SRI NOVA
9. ALMIRA PRAMUDYA W
AKPER MUHAMMADIYAH CIREBON
Jl. Walet No.21 TELP (0231) 201942 Cirebon