Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
id/rachmita/2012/06/13/co
ordinating-in-a-supply-chain-kerjasama-
dalam-rantai-pasok/
Coordinating in a Supply Chain
(Kerjasama dalam Rantai Pasok)
Kurangnya koordinasi dan rantai pasokan bullwhip efeect
Rantai pasok memerlukan koordinasi untuk semua tindakan-tindakan yang akan dilakukan
untuk meniingkatkan keuntungan dan meperhitungkan dampak yang akan terjadi. Kurangnya
koordinasi yang baik akan mengurangi total keuntungan. Ini dikarenakan setiap pihak pada
rantai pasok memiliki tujuan sendiri-sendiri yaitu memaksimalkan keuntungan sendiri.
Kurangnya koordinasi pada tiap pihak dalam rantai pasok akan menimbulkan dampak yang
biasa disebut bullwhip efek. Bullwhip efek merupakan permintaan yang meningkat dari
konsumen ke pengecer, pengecer ke agen, agen ke produsen, produsen ke pemasok kerena
kurangnya koordinasi infomasi pada setiap pihak.
Meskipun konsumsi pada produk akhirnya adalah stabil, pesanan untuk bahan baku yang
sangat bervariasi dan meningkatnya biaya sehingga sulit bagi pasokan untuk memenuhi
permintaan. Fenomena yang sama, selama jangka waktu lebih lama, telah diamati pada
beberapa industri yang cukup rentan terhadap siklus “boom dan bust”. Contoh yang baik
adalah produksi chip memori untuk komputer pribadi. Antara tahun 1985 dan 1998
setidaknya ada dua siklus dimana harga chip memori berfluktuasi dengan faktor lebih dari
sana. Ini fluktuasi besar dalam harga didorong oleh shortsages baik besar atau surplus
kapasitas. Kelangkaan dan diperparah oleh kepanikan membeli dan overordering yang diikuti
oleh penurunan mendadak dalam permintaan. Pada bagian teks kita mempertimbangkan
bagaimana kurangnya koordinasi mempengaruhi kinerja supply chain
Dalam rantai pasok terdapat kendala-kendala pada koordinasi sehingga perlu mengambil
tindakan untuk membantu koordinasi. Kendala-kendala tersebut adalah hambatan insentif,
hambatan proses informasi, hambatan operasional, hambatan harga, dan hambatan perilaku.
Pada hambatan intensif terjadi ketika tahapan intensif berbeda atau tindakan yang bisa
meningkatkan variability sehingga mngurangi kentungan yang di peroleh rantai pasok. Ada 2
hambatan insentif yaitu optimasi lokal dalam fungsi/ tahapan rantai pasok dan insentif
terstruktur. Optimasi lokal dalam fungsi / tahapan rantai pasok, lebih fokus pada dampak
lokal dari hasil tindakan dalam mengambil keputusan, yang tidak memaksimalkan
keuntungan rantai pasok. Contoh: manajer perusahaan Kmart, pembelian dan keputusan
persediaan digunakan untuk memaksimalkan keuntungan Kmart, jadi tidak memaksimalkan
keuntungan rantai pasok. Sedangkan insentif terstruktur merupakan kendala dalam
koordinasi rantai pasok. Produsen biasanya mengukur penjualan dari kuantitas penjualan
kepada distributor atau pengecer bukan kuantitas penjualan kepada pelanggan akhir (melalui
penjual). Contoh: Barilla menawarkan insentif tenaga penjualan berdasarkan kuantitas yang
dijual kepada distributor selama periode promosi.
Hambatan proses informasi terjadi ketika informasi permintaan terhambat setiap tahapan
rantai pasok sehingga menyebabkan peningkatan yang berbeda dalam pesanan pada rantai
pasok. Ada 2 hambatan dalam proses informasi yaitu peramalan berdasarkan pesanan bukan
permintaan pelanggan dan kerugian dari berbagi informasi. Peramalan berdasarkan pesanan
bukan permintaan pelanggan, jadi membuat perkiraan berdasaran pesanan yang diterima.
Sehingga mempertimbangkan dampak dari kenaikan acak permintaan pelanggan, maka
pesanan akan di perbesar. Contoh: pengecer meningkatkan ukuran pemesanan untuk account
pertumbuhan masa depan,sehingga grosir akan melakukan pemesanan lebih besar dengan
produsen.
Manufacture dan distributor biasanya membuat promosi secara periodikal, sehingga membuat
pembeli melakukan permintaan menjadi lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan.
Promosi semacam ini dapat membuat supply chain menjadi terancam, ini dikarenakan
pembeli akan memesan lebih banyak dari yang dibutuhkan ketika sedang ada promosi dan
ketika harga menjadi normal maka tidal ada pembelian karena customer masih memiliki stock
barang. Ini membuat peta permintaan tidak menunjukkan pola yang sebenarnya.
hambatan perilaku merupakan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi yang ikut
menimbulkan efek bullwhip. Masalah-masalah ini sering terkait dengan struktur suatu
supplychain dan bentuk komunikasi yang terjadi di antara setiap tahapannya.
Koordinasi membutuhkan setiap tahap dari rantai pasok untuk fokus pada kelebihan rantai
pasok atau total ukuran dari keseluruhan bukan hanya bagian individual mereka. Di lihat dari
beberapa pendekatanya, setiap rantai pasok meninggalkan/menyisakan uang di meja. Suatu
fokus dalam rantai pasok tidak mungkin muncul sampai tindakan dan insentif di rantai pasok
selaras/sesuia dengan tujuan ini. Pembagian resiko melalui pendekatan seperti fleksibilitas
kuantitas menumbuhkan total kelebihan (surplus) rantai pasok ketika penumbuhan
pembagian untuk setiap bagian. Kunci untuk koordinasi adalah dengan mekanisme yang
memungkinkan pembentukan skenario yang saling menguntungkan dimana surplus rantai
pasok tumbuh bersama dengan keuntungan utuk semua tahap rantai pasok.
Satu kunci untuk keputusan koordinasi dalam sebuah perusahaan adalah memastikan bahwa
tujuan setiap fungsi digunakan untuk mengevaluasi sebuah keputusan sejalan dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan. Semua keputusan fasilitas, transportasi, dan persediaan harus
dievaluasi berdasarkan efek/pengaruhnya terhadap keuntungan, bukan total biaya, atau
bahkan lebih parah, hanya biaya lokal. Bantuan ini menghindari situasi seperti manager
transportasi membuat keputusan bahwa biaya transportasi terendah tetapi meningkatkan
biaya keseluruhan rantai pasok.
Sebuah perusahaan dapat menggunakan lot-size berdasar kuantitas diskon untuk mencapai
koordinasi pada komoditas produk jika perusahaan memiliki biaya tetap besar yang terkait
dengan tiap lot. Untuk produk sebuah perusahaan yang memiliki kekuatan pasar, seorang
manager dapat menggunakan dua bagian tarif dan volum diskon untuk membantu mencapai
koordinasi . Dengan permintaan yang tidak pasti, perusahaan dapat menggunakan pembelian
kembali, pembagian pendapatan, dan kontrak fleksibilitas kuantitas untuk mendorong
pengecer agar menyediakan tingkat ketersediaan produk yang memaksimalkan total
keuntungan rantai pasok. Kontrak pembelian kembali telah digunakan di industri penerbitan
untuk meningkatkan total keuntungan rantai pasok.
Setiap perubahan yang mengurangi insentif tenaga penjual untuk menekan produk ke
pengecer untuk mengurangi bullwhip effect. Jika kekuatan penjualan intensif didasarkan pada
penjualan selama perputaran jangka, insentif untuk menekan produk berkurang. Hal ini
membantuan mengurangi pembelian langsung dan fluktuasi yang mengakibatkan pesanan.
Manager dapat juga menghubungkan insentif untuk penjualan perorangan (karyawan) ke sell
through melalui pengecer lebih cepat daripada sell in ke pengecer. Tindakan ini
menghilangkan setiap motivasi karyawan penjualan yang mungkin perlu mendorong maju
pembelian. Penghilangan dari pembelian langsung membatu mengurangi fluktuasi dalam
aliran pesanan.
Pembagian poin data penjualan dalam seluruh rantai pasok dapat membantu mengurangi
bullwhip effect. Penyebab utama untuk gangguan informasi adalah fakta bahwa setiap tahap
dari rantai pasok menggunakan pemesanan untuk meramalkan permintaan di masa
mendatang. Mengingat bahwa pesanan yang diterima oleh tahapan berbeda yang bervariasi,
ramalan pada tahap yang berbeda juga bervariasi. Pada kenyataannya, hanya permintaan
rantai pasok yang harus memuaskan pelanggan akhir. Jika pengecer berbagi point data
penjualan dengan tahap rantai pasok lainnya, seluruh tahap rantai pasok dapat meramalkan
permintaan kedepan berdasarkan permintaan pelanggan. Berbagi point data penjualan
membantu mengurangi gangguan informasi karena setiap tahap sekarang respon terhadap
perubahan yang sama pada permintaan pelanggan. Pengamatan pembagian point data
penjualan agregat yang memadai untuk memperkecil gangguan informasi. Kita tidak selalu
membutuhkan pembagian detail point data penjualan. Penggunaan sistem informasi yang
sesuai memfasilitasi pembagian dari beberapa data. Perusahaan dapat juga mengguanankan
internet untuk membagi data dengan pemasok.
Suatu point data penjualan dibagi, tahap yang berbeda dari rantai pasok harus bekerjasama
meramalkan dan merencanakan jika koordinasi lengkap adalah yang akan dicapai. Tanpa
kerjasama perencanaan, pembagian point data penjualan tidak menjamin koordinasi. Seorang
pengecer mungkin telah mengamati permintaan yang besar dalam bulan januari, karena itu
melaksanakan sebuah promosi. Jika tidak ada promosi yang direncanakan di Januari
mendatang, peramalan pengecer akan berbeda dari peramalan perusahaan walaupun jika
keduanya memiliki point data penjualan masa lalu. Perusahaan harus menyadari rencana
promosi pengecer untuk mencapai koordinasi. Kunci untuk memastikan keseluruhan rantai
pasok adalah mengoperasikan dengan peramalan pada umumnya. Untuk memfasilitasi tipe
koordinasi ini dalam lingkungan rantai pasok, asosiasi standar sukarela antar industri
perdagangan (VICS) telah menetapkan sebuah komite kerjasama perencanaan, peramalan,
dan pengisian kembali (CPFR) untuk mengidentifikasi praktek terbaik dan merancang
pedoman untuk kerjasama perencanaan dan peramalan. Praktek tersebut diuraikan kemudian
di bab selanjutnya.
Perancangan sebuah rantai pasok dimana sebuah keputusan pengendalian tahap tunggal dari
pengisian ulang untuk seluruh rantai pasok dapat membantu mengurangi gangguan informasi.
Seperti yang telah disebutkan pada awal, sebuah kunci menyebabkan gangguan informasi
adalah kenyataan bahwa setiap tahap dari rantai pasok menggunakan pesanan dari tahap
sebelumnya sebagai sejarah permintaan. Sebagai hasilnya, setiap tahap memandang perannya
sebagai salah satu pemesanan pengisian ditempatkan oleh tahap selanjutnya. Pada
kenyataannya, kunci pengisian kembali adalah pada pengecer, karena dimana pembelian
pelanggan terakhir berada. Ketika keputusan pengendalian tahap tunggal dari pengisian ulang
untuk seluruh rantai pasok, masalah dari berbagai peramalan adalah dihilangkan dan diikuti
koordiansi dalam rantai pasok .
Untuk sebuah perusahaan seperti Dell yang menjual secara langsung kepada pelanggan,
pengendalian tunggal dari pengisian ulang adalah otomatis karena tidak ada perantara antara
perusahaan dan pelanggan. Perusahaan secara otomatis menjadi point tunggal untuk
pengendalian pada keputusan pengisian ulang. Ketika penjualan terjadi melalui pengecer, ada
beberapa praktek industri seperti program keberlanjutan pegisian ulang dan persediaan yang
dikelola penjual yang akan dijelaskan di bab selanjutnya.
– Memesan secara elektronik, baik melalui e-commerce di internet atau melalui Electronic
Data Interchange (EDI)
– Cross-docking dapat terkait dengan perpindahan produk antara tahapan dalam rantai
pasokan
1. Mengurangi lot-size
Manajer dapat mengurangi penyimpangan informasi dengan merancang strategi harga yang
mendorong pengecer untuk memesan di lot yang lebih kecil dan mengurangi forward buying.
Akibat dri lot size-based kuantitas diskon, retailer meningkatkan ukuran lotnya untuk
mengambil keuntungan penuh dari diskon. Volume-based kuantitas diskon menawarkan
menghapus insentif untuk meningkatkan ukuran dari tiap lot karena volume-based diskon
mempertimbangkan jumlah pembelian selama periode tertentu dibandingkan pembelian pada
tiap lot. Volume base kuantitas diskon mengakibatkan banyak ukuran, lebih kecil sehingga
mengurangi rangka kelayakan viability dalam rantai pasokan. Hasil volume-based kuantitas
diskon pada lot yang lebih kecil, mengurangi variabilitas pemesanan pada rantai pasok.
1. Menstabilkan harga
Manajer dapat meredam efek bullwhip dengan menghilangkan promosi dan pengisian sebuah
EDLP. Penghapusan promosi menghilangkan forward buying oleh retailer dan
mengakibatkan pesanan yang sesuai dengan permintaan pelanggan. P&G, Campbell Soup,
dan beberapa produsen lain telah menerapkan EDLP untuk meredam efek bullwhip.
Manajer dapat dengan mudah untuk menggunakan levers untuk mencapai koordinasi jika
kepercayaan dan kemitraan strategis dibangun dalam rantai pasokan. Berbagi dari informasi
yang akurat yang dipercaya oleh setiap tahapan mengakibatkan kecocokan yang lebih baik
antara pasokan dan permintaan di seluruh rantai pasokan tersebut dan biaya lebih rendah.
sebuah hubungan yang baik juga cenderung untuk menurunkan biaya transaksi tiap tahap
rantai pasol. Misalnya, rantai pasokan pemasok dapat menghilangkan peramalan usaha jika
percaya pesanan dan peramalan informasi yang diterima dari retailer.
3 . Eksekusi
4. Analisis
Aspek mendasar dari kesuksesan kolaborasi adalah identifikasi dan resolusi exceptions.
Exeptions merujuk kepada sebuah kesenjangan antara ramalan yang dibuat oleh dua pihak
atau beberapa metrik kinerja yang jatuh atau kemungkinan besar akan jatuh di luar batasan
yang dapat diterima. Metrik ini mungkin termasuk persediaan yang melebihi target atau
ketersediaan produk yang jauh di bawah target.
Salah satu kesuksesan CPFR ini dilakuakan oleh Henkel, sebuah manufaktur detergent dari
Jerman, dan Eroski, retailer makanan di Spanyol. Sebelum CPFR , Eroski melihat seringnya
stockouts dari produk Henkel, terutama saat promosi. Di permulaan dari CPFR pada
desember tahun 1999, 70 persen dari peramalan penjualan memiliki rata-rata error 50 persen
dan hanya 5 persen yang memiliki kesalahan lebih dari 20 percent. Dalam 4 bulan dari
pelaksanaan CPFR, 70 persen dari peramalan penjualan memiliki error di bawah 20 persen
dan hanya 5 persen yang memiliki eror di atas 50 persen. CPFR menghasilkan 98 persen
customer service level dan rata-rata inventarisasi hanya lima hari.
Di berbagai lingkungan ritel, seperti supermarket, sebuah acara promosi dan acara ritel
lainnya mempunyai dampak penting terhadap permintaan. Stockouts, kelebihan persediaan
dan biaya logistik yang tidak terduga selama peristiwa ini mempengaruhi kinerja keuangan
untuk retailer tersebut dan manufaktur. Diatur sedemikian rupa sehingga kolaborasi antara
retailer dan supplier untuk perencanaan, peramalan, dan pengisian promosi sangatlah efektif.
Manajer harus memulai untuk membandingkan variabilitas pesanan yang diterima dari
customer dengan variabilitas pesanan dengan suplier.
Koordinasi tidak dapat tercapai tanpa adanya sumberdaya yang terlibat. Salah satu solusi
untuk mengatasi masalah koordinasi adalah sumberdaya diambil dari perusahaan yang
berbeda dalam rantai pasok.
Komunikasi yang baik dengan tahap lain dalam rantai pasok akan menciptakan situasi yang
baik pula, sehingga penyimpangan informasi dapat dihindari.
Tidak cukup hanya beberapa tahapan dalam rantai pasok saja yang berkoordinasi. Namun
diperlukan koordinasi secara keseluruhan tahapan rantai pasok.
Penggunaan internet dan beragam software yang berbeda dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berkoordinasi.
Menjamin tiap tahapan rantai pasok mengetahui semua informasi termasuk keuntungan
(profit) dan dibagi secara adil dan merata.
Ringkasan
1. Mendiskripsikan koordinasi rantai pasok dan bullwhip effect dan dampaknya terhadap
kinerja rantai pasok koordinasi rantai pasok membutuhkan semua tahap untuk
mengambil tindakan yang memaksimalkan total keuntungan rantai pasokan.
Kurangnya hasil koordinasi yang disebabkan oleh perbedaan tahap untuk mencapai
tujuan lokal yang optimal, atau informasi terdistorsi ketika bergerak ke atas rantai
pasok dari pengecer kepada distributor ke produsen kepada pemasok disebut sebagai
bullwhip effect. Bullwhip effect menyebabkan peningkatan semua biaya dalam rantai
pasok dan penurunan tingkat layanan pelanggan.
2. Mengidentifikasi hambatan yang ada dalam koordinasi rantai pasok. Sebuah kendala
utama pada koordinasi dalam rantai pasok adalah insentif sejajar yang menghasilkan
berbagai tahap dalam mengoptimalkan tujuan lokal, bukan keuntungan rantai pasok
total.
3. Mendiskusikan tuas manajerial yang membantu mencapai koordinasi rantai pasok.
Manajer dapat membantu mencapai koordinasi dalam rantai pasok dengan
menyelaraskan tujuan dan insentif seluruh fungsi dan tahap yang berbeda dalam rantai
pasok
4. Menjelaskan tindakan yang memfasilitasi pembangunan strategi kemitraan dan
kepercayaan dalam rantai pasok. Seorang manajer dapat membantu membangun
kepercayaan dan kemitraan strategis dengan merancang sebuah hubungan di mana
saling menguntungkan untuk kedua belah pihak yang saling tergantung, kontrak
diperbolehkan untuk berkembang dari waktu ke waktu, dan konflik diselesaikan
secara efektif.
5. Memahami perbedaan berbagai bentuk CPFR dalam rantai pasok. Mitra dapat
mengatur hubungan CPFR untuk berkolaborasi