Вы находитесь на странице: 1из 2

Pengertian sertifikasi guru

Sertifikasi guru adalah sebuah upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan
kesejahteran guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang
telah memiliki sertifikat pendidik. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru. Sertifikasi ini diberikan kepada para guru untuk memenuhi standar
professional guru. Sertifikasi bagi guru prajabatan dilakukan melalui pendidikan profesi di
lptk yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah diakhiri dengan uji kompetensi. Sertifikasi
guru dalam jabatan dilakukan sesuai dengan peraturan menteri pendidkan nasional nomor
18 tahun 2007, yakni dilakukan dalam bentuk portofolio.
Penilaian portofolio ini digunakan sebagai pengakuan atas standar profesionalitas guru
dalam bentuk kumpulan dokumen yang menggambarkan kualitas guru yang mengarah
pada sepuluh komponen, yaitu kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman
mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan
pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum
ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, penghargaan yang
relevan dengan bidang pendidikan.[4]
Perlunya ada sertifikat pendidik bagi guru dan dosen, bukan saja untuk memenuhi
persyaratan sebuah profesi yang menuntut adanya kualifikasi minimum dan sertifikasi, juga
dimaksudkan agar guru dan dosen dapat diberi tunjangan profesi oleh negara. Tunjangan
profesi itu diperlukan sebagai syarat mutlak sebuah profesi agar penyandang profesi dapat
hidup layak dan memadai, apalagi hingga saat ini guru dan dosen masih tergolong
kelompok yang berpengahasilan rendah yang harus dibantu meningkatkan kesejahteraan
melalui undang- undang.
Berdasarkan kepentingan tersebut, maka dalam undang- undang guru dan dosen dengan
tegas dirumuskan pada pasal 16, bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi guru
yang diangkat oleh pemerintah dan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu kali gaji
pokok yang diangkat oleh pemerintah pada tingkatan masa kerja dan kualifikasi yang sama.
Tunjangan profesi ini dialokasikan dalam apbn dan apbd. Subtansi yang sama bagi dosen
diatur dalam pasal 53 uugd. Dengan demikian maka diskriminasi antara guru dan dosen
yang berstatus pns dan non-pns tidak akan terjadi lagi.[5]
Guru dituntut profesional dengan memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
profesional. Cara mendapatkan guru seperti itu melalui kualifikasi, kompetensi, uji
kompetensi dan sertifikasi. Dengan demikian guru profesional harus memiliki sertifikat
profesi. Sertifikasi diberikan secara individual kepada pendidik sebagai pengakuan atas
kompetensinya dalam keahlian dan keterampilan kependidikan juga sebagai lisensi untuk
melakukan pekerjaan pendidik.
Sertifikasi mempunyai jenjang dari tingkat basic sampai advance dengan masa berlaku
sesuai ketentuan dan perlu pendaftaran pada setiap kurun waktu tertentu sesuai dengan
sistem yang diberlakukan. Sertifikasi merupakan proses pengambilan keputusan kelayakan
individu dalam jabatan tertentu. Proses tersebut terdiri dari kegiatan[6]:
1. Pengujian; yaitu mengukur tingkat kompetensi pendidik yang ditetapkan berdasarkan
standar kompetensi pendidik.
2. Pendidikan profesi; diberikan kepada pendidik untuk memperoleh sertifikasi yang
diselenggarakan oleh lptk yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.
3. Penetapan sertifikat; diperoleh setelah mengikuti pendidikan profesi dan dinyatakan lulus
pendidikan profesi dan uji kompetensi.

Вам также может понравиться