Вы находитесь на странице: 1из 20

Modul

Praktikum
Proses Produksi

Disusun Oleh :

TIM LABORATORIUM
TEKNOLOGI MATERIAL

TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


INSTITUT TEKNOLOGI
KALIMANTAN
MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 08
PEMBUBUTAN

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 1


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada dunia industri manufaktur dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki
kompetensi tinggi serta keterampilan yang baik di bidangnya. Salah satunya adalah
tenaga kerja dari lulusan jurusan teknik material dan metalurgi yang diharapkan telah
dibekali kemampuan mengoperasika mesin – mesin perkakas yang digunakan pada
proses manufaktur. Machining adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
berbagai proses pelepasan material (material removing process) dimana alat
pemotong menghilangkan bahan yang tidak diinginkan dari benda kerja untuk
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Proses pemotongan titik tunggal yang paling
umum adalah berputar, di mana benda kerja berputar dan alat pemotong masuk ke
benda kerja, memotong bahan. Turning dilakukan pada mesin bubut atau mesin bubut
dan menghasilkan bagian silinder yang mungkin memiliki fitur eksternal atau internal.
Mesin bubut adalah salah satu mesin yang banyak digunakan pada proses
manufaktur atau pembuatan produk – produk, terutama yang berbahan logam. Dalam
dunia teknik ataupun dalam dunia industri, mesin bubut atau lathe machine memiliki
peran yang sangat penting yang salah satunya berperan dalam proses manufaktur.
Dalam proses manufaktur, ada beberapa jenis machining yang yang sangat bergantung
pada mesin bubut seperti pada proses pembuatan benda-benda berbentuk silinder dan
juga pemotongan benda logam.

I.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kerja mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui fungsi dan bagian-bagian mesin bubut
2. Untuk mengetahui cara menggunakan mesin bubut
3. Untuk membuat spesimen uji tarik dari sebuah silinder baja karbon rendah.

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 2


BAB II
DASAR TEORI

II.1 Prinsip Dasar Bubut


Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energi listrik menjadi
gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini yang menunjukkan transmisi gerakan
/line of power pada mesin bubut.
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:
1. Main Drive Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran
motor listrik yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear box
terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindel,
sehingga menghasilkan putaran pada chuck.
2. Feed Drive Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.

Gambar 2.1. Line of Power Pada Mesin Bubut


Sumber : Dokumentasi Laboratorium Proses Manufaktur I

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 3


II.2 Komponen Utama Mesin Bubut

Gambar 2.2. Komponen mesin bubut


Type : GAP-BED LATHE CQ 6230A-1910X310 MM
Produksi : GuangZhou Machine Tool Works
Sumber : Manualbook GAP-BED Lathe CQ 6230A-1 910x310 MM
1. Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stok Merupakan tempat dimana gear box dan Quick Change gear box dipasang.
3. Quick Change Gear box / feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan
putaran dari Gear Box serta mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke
mekanisme pemakanan/Apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada
Head Stock.
4. Cariage Box Merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas apron.
5. Electrical Box Merupakan tempat rangkaian sistem elektronik lathe machine.
6. Chuck Protecting Cover Merupakan penutup chuck yang berfungsi sebagai pelindung
pengguna dari serpihan geram.
7. Splash Guard Merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak terlempar
kemana-mana.
8. Lower Carriage Merupakan penopang dari top carriage.
9. Top carriage Penopang dari tool holder.
10. Cooling Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin.
11. Working Light Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja.

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 4


12. Tail Stock Tail stock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan
ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool
pada saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.
13. Lead Screw Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakan carriage box saat
melakukan penguliran.
14. Feed Rod Poros yang berfungsi untuk menggerakan carriage saat melakukan
pembubutan.
15. Switch Rod Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed
rod.
16. Tool Holder Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
17. Quadrant Susunan Pulley yang mentransmisikan putaran antara gearbox dan quick
change gear box.
18. Oil Tray Merupakan tempat geram dan pengalir coolant menuju reservoir.
19. Steady Rest Alat bantu untuk menopang benda kerja yang kedudukannya tetap.
20. Foot Stand Merupakan penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.
21. Thread Indicator Indikator putaran flywheel.
22. Foot Breake Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan
memutus arus listrik.

II.2.1 Kontrol Utama Mesin Bubut

Gambar 2.3. Panel kontrol mesin bubut


Sumber : Manualbook GAP-BED Lathe CQ 6230A-1 910x310 MM

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 5


1. Left and Right Hand Thread Change Lever Digunakan untuk menggerakan carriage
ke arah horizontal, dan pada proses pembuatan ulir , yaitu untuk mengatur
pembuatan ulir kanan atau ulir kiri.
2. Spindle Change Lever A,B,C Spindle Change Lever 1,2,3 No. 1,2, digunakan untuk
merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan pada Speed Gear Box). Pengaturan
kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handelnya.
3. Wrench Mengunci kedudukan tool holder.
4. Fly Wheel Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage
5. Tailstock Quill Clamping Lever
6. Tailstock Locking Nut No. 5 dan 6 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci
kedudukan tailstock.
7. Tailstock Quill Transverse Handwheel Digunakan untuk menggerakkan ujung dari
tailstock dengan cara memutarnya.
8. Split Nut Lever Digunakan untuk menggerakkan split nut yang nantinya akan
memutar lead screw.
9. Spindle Forward-Stop-Reverse Lever Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk
merubah putaran dari feed rod.
10. Longitudinal and Cross Power Feed Lever Digunakan untuk menjalankan
pembubutan otomatis dan dapat mengerakkan carriage dalam arah longitudinal
maupun melintang.
11. Carriage Longitudinal Feed Handwheel Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan
carriage secara manual dalam arah longitudinal.
12. Cross Slide Handwheel Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah
melintang secara manual.
13. Pitch and Feed Selector Lever Untuk menentukan Feed and Thread.
14. Emergency Switch Tombol emergency.
15. Switch Coolant Pump Untuk menyalakan pompa coolant.
16. Test Button Menguji putaran chuck.

Pada prinsipnya semua jenis mesin bubut mempunyai kontrol yang sama, hanya
peletakannya saja yang berbeda. Tanyakan kepada asisten / laboran anda sebelum
mulai menjalankan mesin.

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 6


II.3 Rumus Perhitungan
A. Cs (cutting speed) = kecepatan potong = V

Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan


dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit
atau feet/ menit).

Pembubutan

πxdxn
V= ( m / menit )
1000

Di mana:
V= Kecepatan potong (m/menit). d = Diameter benda kerja (mm).
n = Jumlah putaran tiap menit. π = 3,14
B. Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( Rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin
bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit.
Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai
kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka
komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda
kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut
adalah:

1000 x V
n= ( Rpm )
πxd

Di mana:
V= Kecepatan potong (m/menit). d=Diameter benda kerja (mm).
n = Jumlah putaran tiap menit. π = 3,14

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 7


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Metodologi
 Bahan&Alat
 Mesin Bubut.
 Pisau Bubut (pahat bubut HSS).
 Jangka Sorong.
 Meteran / penggaris
 Kapur / penggores
 Carbon Steel ST41

 Prosedur Kerja
 Sebelum Proses Pembubutan / Persiapan
1. Pengecekan mesin yang akan digunakan .
2. Menyiapkan alat–alat, bahan, dan gambar kerja yang dibutuhkan dalam
praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya sebelum dipasang pada chuck serta ditandai
bagian-bagian yang akan dibubut.
4. Benda kerja dipasang pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan senterkan.
5. Pahat dipasang pada Tool Holder/tool post dan kedudukannya disenterkan
terhadap titik pusat benda kerja dengan bantuan tail stock .
6. Pemilihan kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja. Gunakan
kecepatan yang lebih tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil pada proses
finishing.
7. Mesin dapat dinyalakan.
8. Pengaturan titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan cara
menggoreskan ujung pahat pada benda kerja yang berputar.
9. Proses pembubutan bisa dilakukan sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.
Catatan :
 Pastikan benda kerja terpasang dengan erat pada chuck

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 8


 Pastikan pahat dalam keadaan baik, terpasang dengan benar dan erat pada
toolpost.
 Pada beberapa jenis mesin bubut, perubahan kecepatan spindle dan
pengaturan pitch and feed selector lever hanya dapat dilakukan jika mesin
dalam keadaan mati. Jika dilakukan dalam keadaan hidup akan
menyebabkan kerusakan serius pada sistem transmisinya.
 Selama Proses Pembubutan
1. Pengaturan kedalaman pemakanan (depth of cut ) pada tiap tahapan pemotongan
hendaknya tidak terlalu besar untuk menghindari kerusakan pada benda kerja
dan pahat.
2. Untuk menggerakkan pahat secara manual maka Carriage Longitudinal Feed
Handwheel ataupun Cross Slide Handwheel harus digerakkan dengan perlahan
sehingga didapat permukaan benda kerja yang baik.
3. Pelumasan harus diperhatikan secara teratur.
4. Matikan mesin dan buka chuck protecting cover jika hendak melakukan
pengukuran, merubah kecepatan, atau jika terjadi gangguan pada mesin saat
bekerja.
 Setelah Proses Pembubutan
1. Mesin dimatikan.
2. Benda kerja dilepaskan dari chuck , dan pahat dilepaskan dari tool post.
3. Mesin dan alat yang digunakan dibersihkan dari chips (Geram) .
4. Alat – alat dikembalikan ke tempat semula.

Gambar 2.4. Spesimen uji tarik berdasarkan ASTM E8M


Tabel 2.1 Dimensi spesimen uji tarik berdasarkan ASTM E8M
Keterangan Dimensi (mm)
G – Gauge length` 62,5
D – Diameter 12,5

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 9


R – Radius of fillet 10
A – Length of reduced 75
section

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 10


PENGELASAN

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 11


BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar belakang
Proses Manufaktur adalah suatu proses menciptakan produk melalui
tahapan-tahapan dari bahan baku untuk diubah atau diproses dengan cara-cara tertentu
secara urut dan sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang lebih berguna
atau berfungsi. Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produksi melalui
tahapan-tahapan dari bahan untuk diubah atau ditransformasikan ataudiproses dengan
cara-cara tertentu secara urut dan sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang
berfungsi. Dalam praktikum Proses Manufaktur ini, akan dipelajari bagaimana proses
dari pemotongan logam dengan menggunakan beberapa mesinseperti: Mesin Bubut,
Mesin Frais, mesin Bor, Mesin Gurdi, Mesin Gerinda, Mesin Las dan lain-lain serta
belajar mamahami segala halyang berhubungan dengan mesin-mesin perkakas
tersebut. Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam (Joining Process)
dimana logam menjadi satu akibat termal dengan atau tanpa pengaruh tekanan.
Kerja las yang menggunakan sistem pengelasan merupakan bagian dari suatu
proses manufaktur. Sebagai alat penyambungan yang bersifat permanen, pengelasan
merupakan sambungan yang lebih ringan dan kuat dari sambungan keling. Sesuai
dengan kemajuan yang begitu pesat dari teknik pengelasan, cara penggunaan las ini
sangat luas.dalam bidang industri, sebagai bagian mesin konstruksi.

I.2 Tujuan
Pada praktikum kerja bangku ini dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu,
diantaranya :
1. Mengetahui dan memahami bagian-bagian dalam pengelasan SMAW beserta
kegunaanya.
2. Memahami prinsip kerja pengelasan SMAW.
3. Mahasiswa dapat membuat benda kerja berupa rak menggunakan las SMAW.

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 12


BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat termal dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Atau dapat juga didefinisikan sebagai
ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik-menarik antara atom. Penyambungan
dengan metoda las umumnya terjadi pemanasan dan pencairan secara lokal pada bagian yang
disambung sehingga memudahkan terjadinya difusi pada atom-atom logam induk. Sumber
panas selama proses pengelasan dapat dari listrik atau reaksi pembakaran. Karena pemanasan
sewaktu penyambungan, setelah pengelasan dapat terjadi perubahan metalurgi logam induk
pada sekitar daerah lasan. Perubahan ini dapat mempengaruhi kekuatan las dan munculnya
tegangan sisa. Untuk memperbaiki sifat-sifat mekanik setelah las, biasanya setelah
pengelasan perlu heat treatment

II.2 Jenis-Jenis Pengelasan


Pengelasan memiliki 3 jenis yang berbeda, yaitu :
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam
induk tidak turut mencair.

II.2.1 SMAW (Shield Metal Arc Welding)


SMAW yang juga disebut Las Busur Listrik Dengan Elektroda Terbungkus
adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan material dasar
atau logam induk dan elektroda (bahan pengisi). Panas tersebut dihasilkan oleh
lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda (ujung elektroda dan
permukaan plat yang akan dilas ).Metode ini menggunakan kawat elektroda logam

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 13


yang dibungkus dengan fluks. Karena panas dari busur maka logam induk dan ujung
elektroda tersebut akan mencair dan kemudian membeku bersama. Selama
pengelasan, bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan
membentuk terak, yang kemudian menutupi logam cair yang terkumpul di tempat
sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi.
Panas akan mencairkan elektroda dan material dasar sehingga cairan elektrode
dan cairan material dasar akan menyatu membentuk logam lasan (weld metal). Untuk
menghasilkan busur yang baik dan konstan jarak ujung elektroda dan permukaan
material dasar harus dijaga agar tetap sama. Adapun jarak yang paling baik adalah
sama dengan 1,5 x diameter elektroda yang dipakai.

Gambar 3.1. Skema Las dengan Elektrode Terbungkus

Gambar 3.2. Pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar dimana gas dari
pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 14


II.3 Prinsip Sederhana Transfer Energi Listrik Pada Mesin Las

Gambar 3.3. Prinsip Sederhana Transfer Energi pada Mesin Las


Listrik dari sumber di teruskan melalui mekanisme transformator sehingga
terjadi perpindahan arus listrik dengan mekanisme pemindahan fluks dari kumparan
primer ke kumparan sekunder.
Mekanisme pengaturan arus bisa menggunakan mekanisme menggerakkan inti
atau menggerakkan kumparan pada transformator. Sehingga besarnya fluks dapat
diatur dan besarnya arus juga dapat di atur.

II.3.1 Bagian-bagian utama mesin las

Gambar 3.4. Mesin Las SMAW Fronius Frowig 205

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 15


Keterangan :
1. Current regulator
Digunakan untuk merubah arus, sehingga dapat menaikkan atau menurunkan
tegangan yang berfungsi untuk membuat nyala las stabil. Pada current regulator
terdapat :
a. Power switch
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghidupkan current regulator
b. Current indicator
Digunakan untuk mengetahui besarnya arus yang digunakan dalam pengelasan.
c. Current adjusting handle
Adalah handle yang digunakan untuk mengatur besarnya arus yang akan
digunakan dalam pengelasan.
2. Tang elektroda
Digunakan untuk memegang elektroda selama pengelasan.
3. Tang massa
Dijepitkan pada benda kerja untuk menghubungkan arus dari current regulator ,
sehingga terjadi loncatan elektron dari tang massa ke elektroda dan menimbulkan
panas.
4. Elektroda

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 16


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Bahan dan Alat


 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada kerja bangku antara lain:
1. Baja profil (ukuran 30 X 30 X 3 mm)
2. Elektroda Las SMAW (dia 2,6 mm x panjang 350 mm); ( JIS D4313,AWS E6013 )
 Alat
Peralatan yang digunakan pada kerja bangku antara lain:
1. Meteran 1 buah
2. Kikir 1 buah
3. Kapur 1 buah
4. Mesin Las 1 set
5. Palu Kerak 1 buah
6. Ragum 1 buah
7. Gergaji Besi 1 buah
8. Kacamata Las 1 buah
9. Penggaris Siku 1 buah

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 17


III.2 Prosedur Percobaan
Proses Pembuatan Design Barang Jadi :
1. Menentukan benda kerja apa yang akan dibuat dengan memperhitungkan ukuran
dan bentuk
2. Menggambar benda kerja yang akan dibuat pada software

Proses Pemotongan :
1. Benda kerja diukur sesuai dengan ukuran yang ada telah ditentukan
2. Benda kerja dipotong sesuai ukuran
3. Pada potongan profil yang kurang halus dikikir agar rata
4. Potongan-potongan betonizer disusun dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan
penyusunan rak

Proses pengelasan :
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan ujung-ujung benda kerja yang kan di las dengan menggunakan
sikat baja
3. Menyambungkan katub (+) dengan benda kerja dan kutub (-) dengan elektroda
4. Melakukan proses las titik pada ujung dan sudut benda kerja yang akan di las
5. Melakukan proses pengelasan secara menyeluruh pada benda kerja yang akan
mau dibuat untuk menyambung benda kerja
6. Menghilangkan slag dan tegangan sisa pada benda kerja dengan menggunakan
palu kerak
7. Mengulangi kembali proses pengelasan 4-6 kali untuk menyambung benda kerja

Proses Akhir :
1. Mengamplas bagian benda kerja yang tidak rapi
2. Mengacat benda kerja

MODUL PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 18


100 cm

50cm

Gambar 3.1 Bagian-Bagian yang akan dirangkai

Gambar 3.2 Barang Jadi

MODUL PRAKTIKUM METALURGI 1 19

Вам также может понравиться