Вы находитесь на странице: 1из 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum UOP 1 untuk modul “Pompa Sentrifugal” ini.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan dalam melakukan praktikum dan juga menyelesaikan laporan ini. Pihak-
pihak yang turut membantu penulis antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing praktikum
modul Pompa sentrifugal yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan,
dukungan dan nasehat dalam pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan praktikum
ini.
2. Rioneli Ghaudenson selaku asisten laboratorium praktikum modul pompa sentrifugal yang
telah banyak mendampingi praktikan selama kegiatan praktikum.
3. Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung selama penulisan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum
ini. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan di dalam laporan praktikum
ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan pada penulisan
berikutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan praktikum UOP 1 untuk modul pompa sentrifugal ini
dapat menjadi sumber referensi di bidang Teknik Kimia yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Terima kasih.

Depok, 28 November 2016

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................1


DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................3
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................4
1.2. Tujuan Percobaan....................................................................................................4

BAB II TEORI DASAR.......................................................................................................4


2.1. Break Horse Power dan Fluid Horse Power ..........................................................4
2.2. Hubungan Kesebangunan .......................................................................................5
2.3. Kecepatan Spesifik..................................................................................................6
2.4. Kavitasi ...................................................................................................................6

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN ...............................................................................8

3.1 Alat dan Bahan ..........................................................................................................8


3.2 Variabel Praktikum ....................................................................................................9
3.3 Prosedur .....................................................................................................................9
3.1.1 Variasi Kecepatan Motor .................................................................................9
3.1.2 Variasi Debit Aliran ..........................................................................................9

BAB IV. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS .........................................................10


4.1 Percobaan 1 ................................................................................................................10
4.1.1 Pengolahan Data ..............................................................................................10
4.1.2 Analisis ............................................................................................................14
4.2 Percobaan 2 ................................................................................................................18
4.2.1 Pengolahan Data ..............................................................................................18
4.2.2 Analisis ............................................................................................................22

BAB V. KESIMPULAN ......................................................................................................23


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................24

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pompa sentrifugal adalha salah satu jenis pompa yang banyak digunakan baik di industri maupun
di rumah tangga. Pompa ini mempunyai beberapa kelebihan diataranya karena peng-oprasiannya
yang mudah, pemeliharaan yang tidak terylalu mahal, tidak berisik dan sebagainya. Kinerja pompa
ini bergantung pada parameter perancangan dan parameter pengoperasiannya. Beberapa parameter
yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah energi pompa (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi,
head, dan kecepatan spesifik.

Pompa Sentrifugal atau centrifugal pumps adalah pompa yang mempunyai elemen utama yakni
berupa motor penggerak dengan sudut impeller yang berputar dengan kecepatan tinggi. Fungsi
pompa sentrifugal adalah untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi
energi fluida dalam bentuk head tekanan dan head kecepatan.

Prinsip kerjanya yakni mengubah energi mekanis alat penggerak menjadi energi kinetis fluida
(kecepatan) kemudian fluida di arahkan ke saluran buang dengan memakai tekanan (energi kinetis
sebagian fluida diubah menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller yang berputar di
dalam casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran hisap (suction) dan saluran tekan
(discharge), untuk menjaga agar di dalam casing selalu terisi dengan cairan sehingga saluran hisap
harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve).

Ada dua jenis pompa sentrifugal yaitu Volute Pump dan Diffuser Pump. Pompa sentrifugal jenis
volute memiliki dua bagian penting yaitu impeller dan rumah volute. Impeller diputar pada
porosnya oleh motor penggerak. Putaran impeller tersebut menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal ini akan bekerja pada zat cair masuk ke pompa. Zat cair tersebut selanjutnyadibawa
berputar oleh impeller dalam arah radial, sehingga tekanan dan kecepatan zat cair tersebut
bertambah. Pengubahan energi kinetik terjadi di rumah volute. Energi kinetik perlu diubah menjadi
energi tekanan. Zat cair yang dilampar oleh impeller dialirkan ke rumah volute, lalu kecepatannya

3
diperlambat sehingga tekanannya naik. Pada diffuser pump impeller dikelilingi oleh diffuser yang
berfungsi untuk memperlambat kecepatan zat cair secara perlahan-lahan.

1.2 Tujuan Percobaan

Mengetahui hubungan-hubungan parameter-parameter kinerja pompa seperti energi pompa


(BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, head, dan kecepatan spesifik.

BAB II
TEORI DASAR

2.1 BHP Pompa dan Head Pompa

Brake Horse Power (BHP) yaitu energi yang diberikan shaft kepada impeller pompa. Besarnya
energi ini persatuan waktu sama dengan besarnya torsi (τ) dikalikan dengan kecepatan sudut (ω).

𝐵𝑓𝑟5𝑔𝑡𝐻𝑃 = 𝜏 × 𝜔

Energi dari impeller tidak semuanya dapat diterima oleh fluida, tetapi sebagian hilang sebagai
hydraulic loss. Kemampuan pompa untuk memberikan energi kepada fluida yang dipompakannya
disebut head pompa. Dengan mempertimbangkan efisiensi pompa dapat diperoleh hubungan-
hubungan sebagai berikut :

𝐵𝐻𝑃 = 𝑚 × 𝑊𝑝

𝜂 × 𝑊𝑝 = ∆𝐻

𝑃2 𝑔 × 𝑍2 𝑢22 𝑃1 𝑔 × 𝑍1 𝑢12
𝜂 × 𝑊𝑝 = ( + + )−( + + )
𝜌 𝑔𝑐 2𝑔𝑐 𝜌 𝑔𝑐 2𝑔𝑐

4
Keterangan :
η = efisiensi pada pompa
Wp = energi yang diterima pompa dari shaft
ΔH = total head pompa
P1, P2 = tekanan discharge dan tekanan suction
g = kecepatan gravitasi
gc = konstanta konversi
Z = elevasi
ρ = rapat massa fluida
u = kecepatan fluida
m = laju alir massa

Fluid Horse Power (FHP) adalah energi yang diterima oleh fluida.

𝐹𝐻𝑃 = 𝑚 × ∆𝐻

2.2 Hubungan Kesebangunan

Jika ada dua buah pompa sentrifugal sebangun dan kondisi aliran yang sebangun pula, maka
berlaku hubungan sebagai berikut.

𝑄1 𝑁1 𝐷13 𝐻1 𝑁12 𝐷12 𝑃1 𝑁13 𝐷15


= × , = × , = ×
𝑄2 𝑁2 𝐷23 𝐻2 𝑁22 𝐷22 𝑃2 𝑁23 𝐷25
Keterangan :
D = diameter impeller
Q = laju alir volume
H = head total
P = power pompa
N = rotasi per menit (rpm)

5
2.3 Kecepatan Spesifik

Jika D1 dan D2 dihilangkan dari persamaan Q dan H diatas, maka.

⁄2 ⁄2
𝑄11 𝑄21
𝑁1 × ⁄4
= 𝑁2 × ⁄4
𝐻13 𝐻23

Berdasarkan persamaan di atas didefinikan kecepatan spesifik (Ns) sebagai berikut.

𝑄 1⁄2
𝑁𝑠 = 𝑁𝑒 ×
𝐻 3⁄4

Ne adalah kecepatan putar pada efisiensi maksimal. Kecepatan spesifik yang didefinisikan di atas
adalah sama untuk pompa sebangun (impellernya sama) meskipun ukuran dan putarannya berbeda.
Dengan kata lain untuk suatu harga Ne tertentu maka bentuk impellernya sudah tertentu pula. Jadi
Ns menunjukkan tipe dari pompa.
Ns bukan bilangan tak berdimensi, jadi besarnya bergantung pada satuan yang dipakai. Untuk
pompa sentrifugal double suction dipakai ½ Q sebagai ganti Q padda persamaan di atas.

2.4 Kavitasi

Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering
mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan
menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius.

Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat
terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat
yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat
rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami
kavitasi adalah pada sisi isapnya.

6
Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga bisa
menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi
sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus
menerus. Apabila tekanan pada suction berada jauh di bawah tekanan uap fluida maka pompa tidak
bias berfungsi lagi karena hanya gas yang masuk ke pompa.

Agar tidak terjadi kavitasi maka tekanan pada suction harus melebihi tekanan uap fluida yang
disebut Net Positif Suction Head (NPSH). NPSH adalah kebutuhan minimum pompa untuk bekerja
secara normal. NPSH menyangkut apa yang terjadi di bagian suction pompa, termasuk apa yang
datang ke permukaan pendorong. NPSH dipengaruhi oleh pipa suction dan konektor-konektor,
ketinggian dan tekanan fluida dalam pipa suction, kecepatan fluida dan temperatur. NPSH
dinyatakan dalam satuan feet.

𝑔𝑐 𝑃𝑎 − 𝑃𝑣
𝑁𝑃𝑆𝐻 = ( − ℎ𝑓 ) − 𝑧𝑎
𝑔 𝜌
Keterangan :
Pa = tekanan absolut di tangki
Pv = tekanan uap fluida
hf = kehilangan energi friksi di saluran suction
ρ = densitas fluida
g = kecepatan grafitasi

Untuk pompa sentrifugal kecil (sampai 100 gpm) harga NPSH sekitar 10 feet. Semakin besar
kapasitas, kecepatan impeller tekanan discharge harga NPSH semakin besar. Gejala lain selain
kavitasi yang tidak diinginkan terjadi pada pompa adalah gejala water hammer dan gejala surging.
Water hammer terjadi karena penaikan atau penurunan tekanan secara tiba-tiba. Gejala surging
adalah gejala berubah-ubahnya kapasitas sehingga suatu pulsasi (berdenyut-denyut) dan
mengakibatkan pompa mengalami keadaan yang tidak stabil.

𝑃𝑎 𝑃𝑣
𝑁𝑃𝑆𝐻 = − + ℎ0 − ℎ𝑓
𝜌 𝜌𝑔

7
Pa adalah tekanan absolut tangki dengan ketinggian ho diatas suction pump.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Dalam percobaan ini, praktikan menggunakan unit Pompa Sentrifugal yang terdiri dari :
- 2 alat pengukur tekanan
- 1 buah tangki
- Pompa Sentrifugal
- 1 alat pengukur flowrate
- 1 stroboskop
- Air

(Gambar 1. Sistem Pompa Sentrifugal)

8
3.2 Variabel Praktikum

Variabel praktikum terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi factor-faktor yang diukur untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
sedang diamati, sedangkan variabel terikat adalah factor yang diukur untuk menentukan adanya
pengaruh variabel bebas. Pada percobaan ini, data-data variabel praktikumnya yaitu pada
percobaan 1, variabel bebasnya adalah kecepatan putaran pompa sentrifugal (rpm), sedangkan
pada percobaan 2 adalah flowrate (gpm). Serta variabel terikat dari kedua percobaan ini adalah
tekanan P1, tekanan P2 dan Torsi.

3.3 Prosedur
3.3.1 Menentukan hubungan rpm, flowrate, dan ∆P dengan memvariasikan putaran
kecepatan motor

1. Memvariasikan rpm dari 1100, 1200, 1300, 1400, 1500 dengan laju alir sebagai berikut 4,
6, 8, 10, 12, 16 untuk setiap masing-masing rpm
2. Mencatat data P1 dan P2 yang terukur pada manometer
3. Membaca nilai torsi dengan menggunakan stroboscope
4. Membuat table data dan memplot grafik ∆P terhadap flowrate pada beberapa rpm

3.3.2 Menentukan hubungan rpm, flowrate, dan ∆P dengan memvariasikan debit aliran

1. Memvariasikan debit aliran dari 4,10, 16 dengan laju alir sebagai berikut 1100, 1200, 1300,
1400, 1500 untuk setiap masing-masing debit aliran
2. Mencatat data P1 dan P2 yang terukur pada manometer
3. Membaca nilai torsi dengan menggunakan stroboscope
4. Membuat table data dan memplot grafik ∆P terhadap flowrate pada beberapa rpm

9
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.1 Percobaan 1
4.1.1 Pengolahan Data

Adapun data percobaan yang didapat adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Variasi Q pada RPM tetap

W Q Torsi P1 P2
(rpm) (gpm) (Lbf.in) (in H20) (ounce/inch^2)
6 4,20 0,75 2,50
8 4,30 0,90 2,20
1100 10 4,60 0,00 2,00
12 4,90 -0,05 1,56
15 5,20 -1,00 1,40
6 4,00 1,50 2,90
8 4,30 1,00 2,55
1200 10 4,90 0,50 2,40
12 5,50 -1,00 2,10
15 6,20 -1,50 1,90
6 4,90 1,50 3,65
8 5,30 1,00 3,40
1300 10 5,90 0,00 3,20
12 6,50 -1,50 3,00
15 7,00 -3,00 2,55
6 5,40 1,50 3,80
8 5,90 1,00 3,70
1400 10 6,30 -0,50 3,45
12 6,90 -1,20 3,00
15 7,60 -3,50 2,55
6 5,60 1,50 4,60
8 6,00 1,00 4,50
1500 10 7,40 0,00 4,00
12 7,80 -0,50 4,10
15 8,10 -3,00 3,50

10
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai – nilai BHP dan η, dimana nilai –nilai tersebut
dihitung dengan persamaan:
τ. rpm
𝐵𝐻𝑃 = 2π
12 × 33000
Q. HT . ρ. Sp. Gr
WHP =
3960
∆P (psia)
HT = = 2,3056 × ∆P
ρ. Sp. Gr
WHP Q. HT . 104
η(%) = =
BHP 2πτ. rpm

Untuk mempermudah perhitungan, maka dibentuk tabel pengolahan data sebagai berikut

Tabel 2. Variasi Q pada RPM tetap

Q (gpm) w (rpm) Torsi (Lbf.in) P1 inH2O P2 oz/in2 P1 ft H2O P2 ft H2O ΔP(ft H2O) BHP (HP) BHP avg FHP (HP) FHP avg Efisiensi (%) Eff avg
6 4,20 0,75 2,50 0,0625 5,7668 5,7043 0,0733 0,0085 11,585
8 4,30 0,90 2,20 0,0750 5,0748 4,9998 0,0750 0,0099 13,224
10 1100 4,60 0,00 2,00 0,0000 4,6135 4,6135 0,0802 0,0809 0,0114 0,0106 14,258 13,039
12 4,90 -0,05 1,56 -0,0042 3,5985 3,6027 0,0855 0,0107 12,543
15 5,20 -1,00 1,40 -0,0833 3,2294 3,3127 0,0907 0,0123 13,585
6 4,00 1,50 2,90 0,1250 6,6895 6,5645 0,0761 0,0098 12,832
8 4,30 1,00 2,55 0,0833 5,8822 5,7988 0,0818 0,0115 14,059
10 1200 4,90 0,50 2,40 0,0417 5,5361 5,4945 0,0932 0,0948 0,0136 0,0133 14,613 13,945
12 5,50 -1,00 2,10 -0,0833 4,8441 4,9275 0,1047 0,0147 14,010
15 6,20 -1,50 1,90 -0,1250 4,3828 4,5078 0,1180 0,0168 14,212
6 4,90 1,50 3,65 0,1250 8,4195 8,2945 0,1010 0,0123 12,218
8 5,30 1,00 3,40 0,0833 7,8429 7,7595 0,1093 0,0154 14,089
10 1300 5,90 0,00 3,20 0,0000 7,3815 7,3815 0,1216 0,1220 0,0183 0,0180 15,050 14,562
12 6,50 -1,50 3,00 -0,1250 6,9202 7,0452 0,1340 0,0210 15,646
15 7,00 -3,00 2,55 -0,2500 5,8822 6,1322 0,1443 0,0228 15,807
6 5,40 1,50 3,80 0,1250 8,7656 8,6406 0,1199 0,0129 10,724
8 5,90 1,00 3,70 0,0833 8,5349 8,4516 0,1310 0,0168 12,801
10 1400 6,30 -0,50 3,45 -0,0417 7,9582 7,9999 0,1399 0,1425 0,0198 0,0187 14,184 12,992
12 6,90 -1,20 3,00 -0,1000 6,9202 7,0202 0,1532 0,0209 13,638
15 7,60 -3,50 2,55 -0,2917 5,8822 6,1738 0,1687 0,0230 13,611
6 5,60 1,50 4,60 0,1250 10,6109 10,4859 0,1332 0,0156 11,713
8 6,00 1,00 4,50 0,0833 10,3803 10,2969 0,1427 0,0204 14,313
10 1500 7,40 0,00 4,00 0,0000 9,2269 9,2269 0,1760 0,1660 0,0229 0,0236 12,999 14,066
12 7,80 -0,50 4,10 -0,0417 9,4576 9,4992 0,1855 0,0283 15,236
15 8,10 -3,00 3,50 -0,2500 8,0735 8,3235 0,1927 0,0310 16,070

11
Dari hasil perhitungan tersebut, akan diplot beberapa grafik yang memperlihatkan hubungan pada
parameter pompa yang ingin diselidiki.

Pressure Drop terhadap Perubahan Debit aliran


12.0000

10.0000
ΔP, Head (ft H2O)

8.0000

6.0000

4.0000

2.0000

0.0000
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Q (gpm)

1100 rpm 1200 rpm 1300 rpm 1400 rpm 1500 rpm

(Grafik 1. Pressure Drop terhadap Perubahan Debit aliran)

Efisiensi terhadap Perubahan Debit aliran


18.000
16.000
14.000
12.000
10.000
η (%)

8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Q (gpm)

1100 rpm 1200 rpm 1300 rpm 1400 rpm 1500 rpm

(Grafik 2. Efisiensi terhadap Perubahan Debit aliran)

12
Torsi terhadap Perubahan Debit aliran
12.0000

10.0000
Torsi (lbf in)
8.0000

6.0000

4.0000

2.0000

0.0000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00
Q (gpm)

1100 rpm 1200 rpm 1300 rpm 1400 rpm 1500 rpm

(Grafik 3. Torsi terhadap Perubahan Debit aliran)

Grafik BHP avg vs RPM


0.1800
0.1600
0.1400
0.1200
BHP (HP)

0.1000
0.0800
0.0600
0.0400
0.0200
0.0000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
RPM

(Grafik 4. Pressure Drop terhadap Perubahan Debit aliran)

13
4.1.2 Analisis
Analisis Percobaan

Praktikum yang berjudul “Pompa Sentrifugal” ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara
mengoperasikan pompa pada kondisi optimum baik dari segi penggunan energi maupun segi
kemanannya. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengetahui hubungan-hubungan parameter
parameter pompa sentrifugal yaitu energi pompa (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, maupun
head.

Praktikum ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara parameter RPM, laju alir (Q), torsi (𝜏) dan perubahan tekanan (Δ𝑃). Sedangkan
percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parameter BHP (Brake Horse
Power), laju alir (Q), dan perubahan tekanan (Δ𝑃). Berdasarkan data-data yang diambil dari
percobaan satu dan percobaan dua, kita dapat menghitung dan mengetahui efisiensi (𝜂) pompa
sentrifugal yang digunakan pada praktikum unit operasi proses ini. Sebelum masuk ke percobaan
pertama, praktikan mengisi reservoir tank dengan air sebagai fluida yang digunakan sebagai
bahan penguji dalam praktikum ini.

Percobaan pertama dalam praktikum ini dilakukan dengan memvariasikan laju alir pada RPM
yang konstan. Nilai RPM terlebih dahulu dipilih dengan interval yang sama. Nilai RPM yang
dipilih adalah 1100, 1200, 1300, 1400, dan 1500 rpm. Nilai RPM divariasikan agar dapat
dibandingkan hubungan kelinearannya antara satu variabel dengan variabel lain dan
membuktikan teori yang ada. Kemudian pompa dinyalakan sesuai RPM-nya. Kemudian
memvariasikan laju alir (Q) untuk setiap RPM. Variasi laju alir yang dipilih adalah 6, 8, 10, 12,
dan 15 gpm. Laju alir divariasikan agar dapat membuktikan dan membandingkan teori yang ada
pada kondisi tertentu. Data yang dapat diambil dari percobaan pertama adalan nilai RPM, laju
alir, P1, P2, dan torsi (𝜏). Laju alir, P1, dan P2 dapat dihitung dengan melihat nilainya di pompa
sentrifugal namun untuk menghitung 𝜏 menjadi sullit dilakukan karena perputaran torque meter
sangat cepat. Sehingga diperlukan alat bantu yaitu stroboscope yang sifatnya seperti
memperlampat perputaran dari toque meter. Kemudian setelah semua data diambil, membuat
tabel dari data-data tersebut. Pembuatan tabel ini bertujuan untuk memudahkan dalam
pembacaan. Kemudian menghitung parameter-parameter yang dibutuhkan dalam mengetahui

14
kinerja pompa sentrifugal seperti Δ𝑃, BHP, dan efisiensi pompa. Untuk memudahkan dalam
mengetahui hubungan antar parameter, maka dibuatlah grafik yang mewakili hubungan natara
satu parameter dengan parameter lain.

Percobaan kedua dalam praktikum ini dilakukan pada nilai BHP konstan. Nilai BHP yang
konstan dapat dicapai dengan memvariasikan RPM pada laju alir yang konstan sehingga nilai
BHP dapat dihitung dengan cara :
𝜏(𝑙𝑏𝑖𝑛) × 𝑟𝑝𝑚
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋
𝑖𝑛 𝑙𝑏
12( ) × 33000(𝑓𝑡. )
𝑓𝑡 ℎ𝑝

Nilai laju alir yang dipilih adalah 4, 10, dan 15 gpm. Variabel tersebut divariasikan agar dapat
dibandingkan hubungan kelinearannya antara satu variabel dengan variabel lain dan
membuktikan teori yang ada. Kemudian pompa dinyalakan dan diatur sesuai laju alir yang
diinginkan dan divariasikan dengan RPM yaitu 1100, 1200, 1300, 1400, dan 1500 rpm. Data
yang dapat diambil dari percobaan kedua adalan nilai RPM, laju alir, P1, P2, dan torsi (𝜏). Laju
alir, P1, dan P2 dapat dihitung dengan melihat nilainya di pompa sentrifugal namun untuk
menghitung 𝜏 menjadi sullit dilakukan karena perputaran torque meter sangat cepat. Sehingga
diperlukan alat bantu yaitu stroboscope yang sifatnya seperti memperlampat perputaran dari
toque meter. Kemudian setelah semua data diambil, membuat tabel dari data-data tersebut.
Pembuatan tabel ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembacaan. Kemudian menghitung
parameter-parameter yang dibutuhkan dalam mengetahui kinerja pompa sentrifugal seperti Δ𝑃,
BHP, dan efisiensi pompa. Untuk memudahkan dalam mengetahui hubungan antar parameter,
maka dibuatlah grafik yang mewakili hubungan natara satu parameter dengan parameter lain.

Data yang didapatkan dalam prosedur ini adalah nilai RPM, laju alir, torsi (𝜏), dan perubahan
tekanan. Dari data-data tersebut dapat dihitung nilai parameter-parameter dan hubungannya
dengan kinerja pompa sentrifugal yaitu energi pompa (BHP), energi fluida (FHP/WHP), dan
efisiensi pompa sentrifugal.

15
Analisis Perhitungan dan Grafik
Perhitungan yang dilakukan menggunakan persamaan-persamaaan dibawah ini yaitu :
𝜏(𝑙𝑏𝑓. 𝑖𝑛)𝜔(𝑟𝑝𝑚)
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋
𝑖𝑛 𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑓
12 ( ) 33000 ( )
𝑓𝑡 ℎ𝑝
𝑄(𝑔𝑝𝑚)∆𝐻(𝑓𝑡𝐻2 𝑂)104
η=
2𝜋𝜏(𝑙𝑏𝑓. 𝑖𝑛)𝜔(𝑟𝑝𝑚)
∆𝐻
𝜂=
𝑊𝑃
𝑄 × ∆𝑃
𝑊𝐻𝑃 =
3960
∆𝐻𝑒𝑎𝑑 = 2.30414 × ∆𝑃

Hubungan antara perubahan laju alir terhadap torsi pompa

Pada grafik pada bab sebelumnya dapat terlihat bahwa torsi berbanding lurus dengan laju alir.
Hubungan ini dapat dilihat dengan menggunakan persamaan
𝑄(𝑔𝑝𝑚)∆𝐻(𝑓𝑡𝐻2 𝑂)104
η=
2𝜋𝜏(𝑙𝑏𝑓. 𝑖𝑛)𝜔(𝑟𝑝𝑚)

Untuk mendapatkan head yang diinginkan atau di set konstan, saat laju alir ditingkatkan maka
energi pompa (BHP) akan semakin besar juga. Sehingga putaran impeller pompa juga harus
semakin besar. Akibatnya torsi harus meningkat juga. Karena torsi adalah kemampuan mesin
untuk memutar atau menggerakan suatu motor (Impeller pada pompa). Sehingga data yang
didapatkan sesuai dengan teori pada literatur.

Hubungan antara peningkatan RPM terhadap nilai rata-rata BHP

Dari grafik pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa semakin besar putaran impeller
(RPM) maka akan semakin besar juga BHP yang dihasilkan. Bila dilihat dari persamaan dibawah
ini, maka nilai BHP akan berbanding lurus dengan putaran impeller (𝜔). Bila ditinjau dengan

16
menggunakan persamaan maka hubungan yang didapat telah sesuai dengan persamaan di bawah
:
𝜏(𝑙𝑏𝑓. 𝑖𝑛)𝜔(𝑟𝑝𝑚)
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋
𝑖𝑛 𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑓
12 ( ) 33000 ( )
𝑓𝑡 ℎ𝑝

Hubungan antara peningkatan laju alir terhadap efisiensi pompa

Pada grafik pada bab sebelumnya terlihat bahwa untuk peningkatan laju alir, maka effisiensi
akan relatif semakin meningkat hingga mencapai suatu titik maksimum kemudian cenderung
turun effisiensinya dengan kenaikan laju alir. Dari grafik dapat disimpulkan bahwa effisiensi
pompa akan bernilai maksimum saat laju alir yang diberikan adalah 10-12 gpm. Jika dianalisis
dengan menggunakan persamaan matematis maka effisiensi pada saat BHP-nya konstan hanya
dipengaruhi oleh head pompa seperti persamaan
∆𝐻
𝜂=
𝑊𝐻𝑃

Bila dianalisis lebih lanjut maka penurunan effisiensi dapat disebabkan karena penurunan nilai
head pompa. Meningkatnya laju alir volume fluida (Q) menyebabkan terjadinya penurunan delta
P sehingga nilai dari head pompa juga akan berkurang. Dengan begitu laju alir yang semakin
besar akan menyebabkan head pompa juga berkurang, sehingga akan ada suatu titik dimana
effisiensinya maksimum sebelum effisiensinya turun seiring dengan kenaikan laju alir.
Hubungan ini dapat dilihat pada persamaan berikut :
𝑄(𝑔𝑝𝑚)∆𝐻(𝑓𝑡𝐻2 𝑂)104
η=
2𝜋𝜏(𝑙𝑏𝑓. 𝑖𝑛)𝜔(𝑟𝑝𝑚)

Analisis Kesalahan

Dalam praktikum ini didapatkan nilai efektivitas kinerja pompa sangat kecil. Hal ini disebabkan
karena dalam proses praktikum, praktikan kesulitan membaca torsi dari torque meter walaupun
sudah dibantu dengan alat bantu yaitu stroboscope. Pembacaan torsi membutuhkan waktu yang
cukup lama karena sulit menemukan tepatnya besar torsi. Proses yang memakan waktu yang

17
lama tersebut menyebabkan nilai RPM atau laju alir yang sudah ditetapkan pada awalnya
berubah-ubah dan kemudia memengaruhi nilai perubahan tekanan yang dihasilkan dari
praktikum tersebut. Kesalahan juga didapat karena kurang telitinya pembacara skala pressure
gauge oleh praktikan sehingga data yang diambil menjadi kurang tepat. Kesalahan lain yang
dilakukan oleh praktikan pada saat percobaan adalah kesalahan saat pembacaan skala RPM yang
besar (ribuan) sehingga angka yang diambil kurang teliti.

4.2 Percobaan 2
4.2.1 Pengolahan Data

Setelah melakukan percobaan, praktikan mendapatkan pengamatan data sebagai berikut :

Q torsi P1(in
(gpm) rpm (lbf.in) H2O) P2(oz/in^2)
6 1100 4 1 2,45
1200 4,4 1 3
1300 4,9 1 3,5
1400 5 2 4,1
1500 5,1 2 4,5
8 1100 4,4 1 2
1200 4,5 1 2,6
1300 4,9 1 3,1
1400 5,3 1 3,7
1500 5,5 1 4,3
10 1100 4,8 0 2
1200 5 0 2,4
1300 5,3 0 3
1400 5,7 0 3,5
1500 5,9 0 4,3

18
Dalam percobaan, data tekanan yang didapat tidak menggunakan satuan yang sesuai untuk
perhitungan. Maka, diperlukan faktor pengali untuk konversi satuan:
inH2O menjadi ftH2O = 0,0833
oz/in2 menjadi ftH2O = 0,1442

Dalam mengolah data, diperlukan beberapa rumus yang diambil dari modul praktikum UOP.
Adapun rumus yang digunakan :
 Brake Horse Power (BHP):

 Fluid Horse Power (FHP):

Dimana,

Jika rumus ∆𝐻 disubstitusikan ke FHP, maka didapat rumus :

 Efisiensi:

Dari faktor konversi dan rumus diatas, dilakukan pengolahan data. Adapun hasil tabulasi dari data
percobaan sebagai berikut :
P1 (ft P2 (ft
H2O) H2O) ∆P (ft H2O) BHP (HP) FHP (HP) Efisiensi
0,0833333 0,35329 0,26995667 0,069778 0,000402 0,575678293
0,0833333 0,4326 0,34926667 0,083733 0,00052 0,620671338
0,0833333 0,5047 0,42136667 0,101019 0,000627 0,620667804

19
0,1666667 0,59122 0,42455333 0,11101 0,000632 0,569079169
0,1666667 0,6489 0,48223333 0,121318 0,000718 0,591472102
0,0833333 0,2884 0,20506667 0,076756 0,000536 0,69779187
0,0833333 0,37492 0,29158667 0,085636 0,000693 0,809171522
0,0833333 0,44702 0,36368667 0,101019 0,000836 0,827557072
0,0833333 0,53354 0,45020667 0,117671 0,000842 0,715822854
0,0833333 0,62006 0,53672667 0,130833 0,000957 0,731274599
0 0,2884 0,2884 0,083733 0,000669 0,799553185
0 0,34608 0,34608 0,095152 0,000866 0,910317962
0 0,4326 0,4326 0,109266 0,001045 0,956374918
0 0,5047 0,5047 0,126552 0,001053 0,831987089
0 0,62006 0,62006 0,140348 0,001196 0,852120825

Dari percobaan ini diperoleh 3 grafik, yaitu :

Grafik Pressure Drop vs RPM


0.7

0.6

0.5
∆P (ft H2O)

0.4
6 gpm
0.3
8gpm
0.2
10 gpm
0.1

0
0 500 1000 1500 2000
ω (RPM)

(Grafik 5. Pressure drop terhadap RPM)

20
Grafik Pressure Drop vs BHP
0.7

0.6
∆P (ft H2O) 0.5

0.4
6 gpm
0.3
8gpm
0.2
10 gpm
0.1

0
0 0.05 0.1 0.15
BHP (HP)

(Grafik 6. Pressure drop terhadap BHP)

Grafik Efisiensi vs BHP


1.2

0.8
Efisiensi

0.6 6 gpm
8gpm
0.4
10 gpm
0.2

0
0 0.05 0.1 0.15
BHP (HP)

(Grafik 7. Efisiensi terhadap BHP)

21
4.2.2 Analisis Percobaan 2
Analisis percobaan

Pada percobaan 2, ingin diketahui pengaruh flowrate dan perubahan rpm pada perubahan nilai
tekanan dan torsi. Variasi flowrate dilakukan dengan mengatur bukaan valve hingga fluida
mendorong skala ke tingkat tertentu. Nilai skala yang dibaca saat percobaan adalah ketika bagian
teratas skala menunjukan angka yang diinginkan.

Dalam mengukur nilai torsi, digunakan tachometer. Untuk mempermudah pengamatan, nilai
torsi di foto pada saat penanda skala seakan-akan terlihat berhenti. Skala kemudia dibaca pada
foto agar tidak berubah-ubah karena kecepatan yang tinggi. Dalam mengatur kecepatan kilatan
cahaya tachometer, praktikan langsung menyesuaikan dengan nilai rpm yang diatur pada skala.
Walaupun terjadi ketidakstabilan pada skala rpm, hal ini tetap memudahkan dalam mencari nilai
rpm yang tepat membuat skala torsi diam.

Analisis Hasil dan Grafik

Dari data percobaan, diperoleh suatu tren data. Tren data pertama adalah pressure drop semakin
besar untuk setiap kenaikan rpm, hal ini terjadi pada semua flowrate. Secara teori hal ini
bersesuaian, dimana nilai rpm yang tinggi berarti menaikan kerja pompa. Semakin tinggi kerja
pompa menyebabkan energi yang akan dikonversi menjadi beda tekanan pun semakin besar.

Selanjutnya pada grafik pressure drop vs BHP, terlihat tren kesebandingan antara kedua data.
Hal ini terjadi karena untuk mencari BHP diperlukan variabel rpm dan torsi. Kedua variabel ini
memiliki kesebandingan dengan kenaikan nilai perubahan tekanan seperti yang terlihat pada
grafik pressure drop vs rpm. Secara definisi, BHP merupakan jumlah energi yang diberikan pada
impeler pompa, maka dari itu semakin besar BHP, maka semakin besar pula energi yang
dikonversi menjadi perubahan tekanan.

Pada grafik efisiensi vs BHP, memang tidak ditunjukan sebuah tren tertentu. Namun, grafik
tersebut menunjukan bahwa untuk setiap bukaan valve yang berbeda, memiliki nilai efisiensi
maksimal yang berbeda pula sehingga nilai BHP efisien pun harus disesuaikan.

22
Analisis Kesalahan
Dalam percobaan ini, ditemui beberapa faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan, walaupun secara hasil tidak ditemui kesalahan yang signifikan. Adapun faktor
kesalahan yang dapat terjadi adalah :
- Pembacaan torsi ( terlalu cepat dan relatif)
- Terdapat kebocoran pada pipa pompa yang dapat menyebabkan error pada nilai pressure drop
- Nilai skala rpm yang sulit distabilkan pada nilai tertentu

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka praktikan dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1) Parameter energi pompa (BHP), energi fluida (FHP), efisiensi, dan penurunan tekanan
berpengaruh pada kerja pompa sentrifugal.
2) Hubungan yang ditunjukkan oleg laju alir dengan torsi adalah berbanding lurus, semakin
besar laju alir (Q) maka semakin besar pula torsi (τ) yang bekerja pada pompa.
3) Hubungan antara peningkatan RPM terhadap nilai rata-rata BHP memperlihatkan bahwa
semakin meningkat putaran dari impeller (RPM) maka akan semakin meningkat juga BHP
(Energi per satuan waktu dan daya yang diberikan impeller pompa ke fluida) yang
dihasilkan.
4) Hubungan laju alir dengan efisiensi pompa berbanding lurus, yaitu semakin meningkat
nilai laju alir (Q) yang diberikan maka akan meningkatkan efisiensi (η) pompa.
5) Efisiensi optimum dari percobaan 1 terdapat pada saat diberikan laju alir sebesar 16 gpm.
6) Hubungan antara nilai perubahan tekanan dengan nilai putaran impeller (RPM) berbanding
lurus, nilai perubahan tekanan akan semakin besar dengan bertambahnya nilai putaran
impeller.
7) Hubungan antara nilai perubahan tekanan dengan BHP berbanding lurus, dimana nilai
perubahan tekanan semakin besar saat nilai BHP semakin besar pula.
8) Efisiensi tidak hanya dipengaruhi oleh nilai BHP saja, melainkan dipengaruhi oleh nilai
FHP dan BHP.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Modul Praktikum POT 1. Depok: Departemen Teknik Gas dan Petrokimia.
Francis, JRD. 1975. Fluid Mechanics for Engineering Students, 4th ed. Philadelphia: International
Ideas, Inc.
McCabe, Warren L., Julian C. Smith, Peter Harriott. 1999. Operasi Teknik Kimia. Alih bahasa E.
Jasjfi. Jakarta: Erlangga.
Nevers, Noel de. 1991. Fluid Mechanics for Chemical Engineering, 2nd edition. Singapore:
McGraw-Hill Book, Co.
Streeter and Wylie. 1979. Fluid Mechanics, 7th edition. New York: McGraw-Hill.

24

Вам также может понравиться