Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN UMUM
Tiga Besar Selatan dikelola sepenuhnya oleh PT Pama Persada Nusantara. Yang
sebagai salah satu prusahaan contractor terbesar di indonesia (PT. Bukit Asam
(persero) Tbk, 2017).
Sumber: Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT Bukit Asam Tanjung Enim 2012
batubara yang terdapat pada formasi ini umumnya berupa lignit. Formasi Muara
Enim berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal.
6. Formasi Kasai
Formasi Kasai diendapkan secara selaras di atas Formasi Muara Enim
dengan ketebalan 850 – 1200 m. Formasi ini terdiri dari batupasir tuffaan dan
tefra riolitik di bagian bawah. Bagian atas terdiri dari tuff pumice kaya kuarsa,
batupasir, konglomerat, tuff pasiran dengan lensa rudit mengandung pumice dan
tuff berwarna abu-abu kekuningan, banyak dijumpai sisa tumbuhan dan lapisan
tipis lignit serta kayu yang terkersikkan. Fasies pengendapannya adalah fluvial
dan alluvial fan. Formasi Kasai berumur Pliosen Akhir - Pleistosen Awal.
7. Alluvial
Alluvial adalah endapan hasil rombakan dari batuan yang lebih tua, terdiri
dari lumpur, pasir lepas, kerikil, kerakal dan boulder. Endapan alluvial ini
menutup diatas formasi batuan-batuan yang lebih tua dengan batas bidang erosi.
Formasi yang ada di sumatera selatan yaitu formasi muara enim, terdiri dari
batulempung, batulanau dan batupasir.
Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan (De Coster, 1974)
atau berukuran batuan, sebagian besar batupasir terbentuk oleh kuarsa dan
feldsfar.
6. Lapisan Batubara B1
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 9,1 – 14,1 m dan terdapat sisipan
batulempung.
7. Lapisan Interburden B1 – B2
Lapisan ini mengandung batulempung dan batulanau yang tipis.
Batulempung dan batulanau ini merupakan salah satu material pengotor batubara,
dan dapat mempengaruhi nilai kalori dari batubara jika tidak dipisahkan dengan
ketebalan 2 – 5 m.
8. Lapisan Batubara B2
Lapisan Batubara ini merupakan lapisan keempat batubara, nilai kalori dari
batubara sama dengan lapisan yang lainnya memiliki ketebalan 4,35 – 5,55 m.
9. Lapisan Interburden B2 – C
Lapisan ini mengandung batulanau, batupasir, dan sisipan batulanau
sertaterdapat mineral Glaukonitan dan ketebalan lapisan pengotor berkisar 38 – 44
m.
10. Lapisan Batubara C
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan11meter dengan sisipan tipis
batulempung dan dibawahnya terdapat batulempung dan batulanau. Pada lapisan
C banyak dijumpai lensa-lensa batulanau atau siltstone terkadang bersifat silikaan
dan warnanya mirip batubara.Lapisan ini merupakan lapisan tunggal dan di
jumpai adanya. Lapisan batubara PT. BA Tanjung Enim.
Sumber : Satuan Kerja Ekplorasi Rinci PTBukit Asam Tanjung Enim 2013
. Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PTBukit Asam Tanjung Enim 2013
PENAMBANGAN
SWAKELOLA
PENAMBANGAN SUPPORTING
ELEKTRIFIKASI ELEKTRIFIKASI
SUPPORTING
ELEKTRIFIKASI
FIELD EQUIPMENT
UTILITAS TYRE
GROUP A-D
POWER
DISTRIBUTION DAN PERAWATAN MESIN
FMS GROUP A-D
PERAWATAN MSF
2. Tenaga Penunjang, 3 shift kerja dengan grup A,B,C dan D, waktu kerja untuk
setiap shift adalah 8 (delapan) jam dengan rincian sebagai berikut :
a. Shift 1 (malam), pukul 23.00 WIB s.d. pukul 07.00 WIB.
b. Shift II (pagi), pukul 07.00 WIB s.d. pukul 15.00 WIB.
c. Shift III (siang), pukul 15.00 WIB s.d. pukul 23.00 WIB.
Mine TM IM Ash VM FC TS
CV (Kkal/Kg,ar)
Brand (%, ar) (%, adb) (%, ar) (%, ar) (%, ar) (%, ar)
26,10 - 0,21 -
BB-46 4600 – 4900 13,39 - 17,91 6,84 - 9,48 28,91 - 33,06 32,60 - 34,73
28,91 1,50
23,11 - 0,21 -
BB-50 4900 – 5200 12,45 - 18,73 4,68 - 8,08 31,70 - 34,02 35,73 - 37,49
25,19 1,10
20,64 - 0,18 -
BB-52 5200 – 5500 10,50 - 16,35 2,64 - 5,65 34,14 - 36,61 36,82 - 39,46
24,07 1,20
Sumber: Satker PAB PTBA (2016)
0,25 -
BA-45 4400 - 4600 26,00 - 35,00 10,00 - 17,00 4,00 - 10,00 31,00 - 37,00 28,00 - 34,00
1,20
0,30 -
BA-50 4900 - 5100 20,00 - 30,00 10,00 - 14,50 3,00 - 8,00 31,00 - 36,00 30,00 - 37,00
1,20
0,18 -
BB-52 5400 - 5600 17,00 - 26,00 10,50 - 16,35 2,64 - 5,65 34,14 - 36,61 36,82 - 39,46
1,20
0,40 -
BA-64 6300 - 6500 13,00 - 17,00 3,00 - 7,00 4,00 - 8,00 33,00 - 40,00 42,00 - 49,00
1,20
Sumber: Satker PAB PTBA (2016)
21
Sumber: Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PTBukit Asam Tanjung Enim 2016
Cara pengklasifikasian batubara dapat dijabarkan sebagai berikut :
Untuk batubara dengan kandungan (VM) kurang dari 31 %, klasifikasi didasarkan
padafixed carbon (FC), yaitu :
Meta anthracite coal FC > 98%
Anthracite coal 98% >FC>92%
Semi anthracite coal 92%>FC>86%
Low volatile bituminous coal 86%>FC>78%
Medium volatile bituminous coal 78>FC>69%
22
2.7.2 Eksplorasi
Eksplorasi adalah salah satu kegiatan pertambangan untuk mengetahui efek,
penyebaran, bentuk, kadar dan cadangan dari suatu endapan bahan galian.
Berdasarkan contoh yang diperoleh maka eksplorasi dibagi dua yaitu eksplorasi
langsung dan eksplorasi tidak langsung. Eksplorasi langsung adalah didalam
aktifitasnya langsung memperoleh contoh seperti kegiatan pengeboran, sumur uji,
parit uji, pembuatan lubang bukaan, sedangkan eksplorasi tidak langsung adalah
aktifitasnya tidak langsung memperoleh contoh seperti penyelidikan geofisika.
Selain itu untuk mendapatkan penyebaran dan ketebalan bahan galian,
dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah
penutup. Tahap eksplorasi ini juga sangat berperan pada tahap reklamasi nanti,
melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen
ekosistem yang ada sebelumnya. memiliki sumberdaya batubara sebanyak 292
juta ton dan cadangan (mineablel) sebesar 109 juta ton.
Lapisan batubara di daerah Izin Pertambangan PTBA Unit Pertambangan
Tanjung Enim menempati tepi barat bagian dari cekungan sumatera selatan,
dimana cekungan ini merupakan bagian dari cekungan sumatera tengah dan
selatan. Lapisan batubara pada daerah ini tersingkap dalam sepuluh lapisan
batubara yang terdiri dari lapisan tua sampai muda, yakni Lapisan Petai, Lapisan
Suban, Lapisan Mangus dan tujuh lapisan gantung (hanging seam). Dengan
ketebalan
1. Lapisan Tanah Penutup (Overburden) ketebalan rata-rata diatas 0.3 m sampai
3.0 m.
2. Lapisan Batubara A1 (Mangus Atas) ketebalan dari lapisan batubara A1 adalah
6,5 – 9 m.
3. Lapisan Interburden A1 – A2 dengan ketebalan lapisan 2 – 4 meter.
4. Lapisan Batubara A2 ini memiliki ketebalan 7,5 – 11,5 m
5. Lapisan Interburden A2 – B1 memiliki ketebalan 8,2 – 10,5 m
6. Lapisan Batubara B1 memiliki ketebalan 9,1 – 14,1 m
7. Lapisan Interburden B1 – B2 dengan ketebalan 2 – 5 m.
8. Lapisan Batubara B2 memiliki ketebalan 4,35 – 5,55 m.
25
Penyelidikan Umum
1. luas 66.414 hektar, 2. IUP eksplorasi 5.640 hektar
Eksplorasi
1. 1.Sumberdaya batubara 292 juta ton, 2. Cadangan sebesar 109 juta ton
2. 3. Lapisan Petai, Lapisan Suban, Lapisan Mangus dan tujuh lapisan gantung
(hanging seam), 4. Kualitas antrasit, sub-bituminus, bituminus
Studi Kelayakan
1.Izin usaha pertambangan (IUP) operasi dan produksi seluas 3.145 hektar,
2. Stripping Ratio (SR) sebesar 4,16, 3. AMDAL dengan SK Amdal
Pengembangan UPT Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No.
574/KPTS/Bapedalda/2004 Tanggal 30 Oktober 2004
Menguntungkan atau
Menguntungkan Tidak
Tidak menguntungkan
Development Arsip
1. Kantor Tambang, 2.Workshop atau Bengkel Utama,
3. Pembuatan jalan tambang, 4. Pembuatan jenjang untuk
produksi, 5. Masjid,6. lapangan olahraga, 7. Taman.
8. Perumahan .
Eksploitasi
1.Land clearing, 2.Pengupasan Top Soil, 3. Pengupasan OB,
4. Pengangkutan OB, 5. Pengupasan Batubara, 6. Pengangkutan
Batubara.
Pengolahan
1.PLTU, 2. Briket, 3.Blending, 4. Crusher, 5. Pencairan
Batubara (kokas)
Pemasaran
1.Pasar Domestik, 2.Pasar Global