Вы находитесь на странице: 1из 13

Manajemen Pengembangan Usaha

Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu: Arien Anjar Puspitosari Suhars, SE., M.M.

Disusun Oleh:

Fatimatur Rohmah 160404010039

Maria Magdalena P.D 160404010072

Nazarius W.K 160404010092

Yohanes Andriano 160404010083

Flavianus Mon 160404010056

Muhammad Arrafiq 160404010099

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

MANAJEMEN

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, sebagai hamba yang mulia kami


mengucapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalahdengan judul ’’Manajemen Pengembangan
Usaha’’.

Dalam penyusunan makalah ini, kami dibantu oleh berbagai pihak. Selain itu,
kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Menyadari banyak kendala yang kami hadapi, kami yakin pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran khususnya dari teman-teman dan umumnya dari pembaca, sehingga
dalam pembuatan makalah selanjutnya kami bisa lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ························································································ i

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ················································································ 1


1.2. Rumusan Masalah ········································································ 2
1.3. Tujuan ························································································· 3

BAB II Pembahasan

2.1. Pengertian Pengembangan Usaha ······················································· 4

2.2. Tingkatan dalam Pengembangan Usaha ··············································· 5

2.3. Unsur-unsur dalam Mengembangkan Usaha ·········································· 6

2.4. Aspek-aspek Mengembangkan Usaha ·················································· 7

2.5. Kategori Produk Baru ········································································· 8

2.6. Analisa Masalah dan Solusi Mengembangkan Usaha ······························ 9

2.7. Menjaga Ketersedian Bahan Baku Tetap Ada ······································· 10

2.8. Pengendalian Persediaan ································································· 11

BAB III Penutup

Kesimpulan ·························································································· 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Sekarang
ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha kita dapat maju
dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu
sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan
untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi
pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari
nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit.
Banyak hambatan-hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal,
tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk, dan
sebagainya.
Tetapi hambatan-hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara
mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik.
Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau
tenaga kerja yang terampil, tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri kita
sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa itu pengembangan usaha
 Seperti apa tingkatan dalam pengembangan usaha
 Unsur-unsur dalam pengembangan usaha
 Aspek dalam mengembangkan usaha

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini , yaitu :
 Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang
pengembangan usaha.
 Untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengembangkan usaha dengan
baik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengembangan Usaha


Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis tentang
peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang
pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan
implementasi dari peluang pertumbuhan usaha “.
Sedangkan untuk usaha yang berskala besar dan mapan , terutama di bidang
teknologi industri yang terkait “Pengembangan usaha” istilah yang sering mengacu
pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain,
perusahaan pihak ketiga’’.
Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian, teknologi
atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk
mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan
produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis
strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi/divestasi teknologi, produk, dan lain-
lain.

2.2. Tingkatan Dalam Pengembangan Usaha


1. Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau
teknologi baru. Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke
perusahaan lain. Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori yaitu
perkembangan incremental. Perkembangan Incremental adalah perkembangan
yang meningkatkan fungsi yang ada platform atau teknologi.
2. Tingkat Komersial
Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti
prospeksi murni et Dur. Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang
baru. Dengan demikian pekerjaan ini memerlukan individu secara psikologis yang
kuat dan yang sangat didorong mampu menangani banyak masalah.Tingkat
berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah saluran atau setup
organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra,

5
agen seperti, distributor, pemegang lisensi,franchisee, atau cabang anda sendiri
nasional atau internasional.Dan terakhir tingkat pengembangan usaha komersial
adalah tingkat rantai nilai.Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah
tentang mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan.
3. Tingkat Korporasi
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli
kompetensi organisasi tertentu Kita memasuki bidang pengembangan bisnis
perusahaan . Fokusnya adalah bukan pada produk maupun komersial tingkat tetapi
pada korporasi tingkatan usaha.

2.3. Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha


Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu :
a) Unsur yang berasal dari dalam (pihak internal) :
 Adanya niat dari si pengusaha atau wirausaha untuk mengembangkan
usahanya untuk menjadi lebih besar.
 Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak
barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan
untuk mengembangkan barang/produk, dan lain-lain.
 Membuat anggaran yang bertujuan mengetahui seberapa besar
pemasukkan dan pengeluaran produk.
b) Unsur dari pihak luar (eksternal) :
 Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.
 Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti
meminjam dari luar.
 Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik atau kondusif untuk
usaha.

2.4. Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha


Pengembangan usaha terdiri dari aspek strategi, aspek manajemen
pemasaran dan penjualan, seperti :
a) Aspek strategi
 Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi
kesenjangan (yang ada dan/atau diharapkan) oleh konsumen.
 Menciptakan pasar baru.
6
 Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik
konsumen.
b) Aspek manajemen pemasaran
 Menembus dan menguasai pangsa pasar.
 Mengolah situasi atau peluang pasar yang ada dengan teliti.
 Memasarkan produk dengan jaringan yang luas seperti impor
produk ke luar negeri.
 Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen
membeli produk kita, seperti memasang iklan, brosur, dan lain-
lain.
c) Aspek penjualan
 Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan
kebijakan penjualan dan proses tindak lanjut penjualan. .
 Banyak volume produk yang akan dijual.
 Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang.
 Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki
kualitas yang baik.

2.5. Kategori Produk Baru


1) Benar-benar baru
adalah produk yang benar-benar hasil dari inovasi dan baru bagi
perusahaan serta menciptakan pasar yang benar-benar baru.
2) Lini produk baru
adalah produk bagi perusahaan tetapi tidak bagi pasar karena sudah
ada produk serupa di pasar.
3) Tambahan untuk lini produk yang sudah ada
Merupakan tambahan atau supplement item atau varian dari produk-
produk lini dari suatu perusahaan yang ada. Produk ini dapat
merupakan agak baru bagi perusahaan maupun bagi pelanggan
dari produk yang sudah ada. Atau juga dalam upaya untuk
memperluas segmen pasar dari produk yang ada.
4) Perbaikan atau revisi dari produk yang ada
Jenis produk baru yang merupakan perbaikan atau memperbaiki kinerja
sehingga memeprbaiki kinerjanya sehingga memperbaiki persepsi
7
pelanggan, dari produk lamanya. Lebih merupakan hal baru bagi
perusahaan termasuk akibat dari generasi teknologi baru bagi suatu
produk, dan biasanya di persepsi sama dengan produk lama yang
digantinya.
5) Reposisi
adalah produk lama yang ditargetkan untuk aplikasi baru dan
segmentasi pasar baru.
6) Penurunan biaya
7) Merupakan modifikasi produk dengan kinerja yang sama tetapi dengan
biaya yang lebih rendah.

2.6. Analisa Masalah Dan Solusi Dalam Mengembankan Usaha


Adapun analisa masalahnya adalah sebagai berikut :
1) Faktor kurangnya permodalan
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan
suatu unit usaha. Oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang
mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas,
sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit
diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta
oleh bank tidak dapat dipenuhi.
2) Kesulitan dalam pemasaran produk
Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan
produk di gudang atau over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi si
pengusaha.
3) Persaingan usaha yang semakin ketat
Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing
dengan pengusaha lainnya, hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha
yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk.
4) Kesulitan bahan baku
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses
pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan
perusahaan tidak bisa melakukan usahanya.
5) Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli.
8
Adapun Solusinya :
1) Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari luar
seperti dari pnjaman bank, hibah, dan sebagainya.
2) Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak
hanya di dalam negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar negeri. Dengan
begitu produk kita akan mebih mudah dikenal oleh masyarakat.
3) Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas
sebelumnya seperti menerapkan strategi penjualan.
4) Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya memperoleh
suatu ahan baku untuk mengembangkan usaha atau dengan kata lain
memilih lokasi yang strategs dalam usaha.
5) Merekrut tenaga ahli dngan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon
pelamar di perusahaan anda, dengandemikian anda bisa mendapatkan
tenaga yang benar-benar ahli dibidangnya.

2.7. Menjaga Ketersediaan bahan baku tetap ada


Tersedianya produk yang cukup merupakan faktor penting guna
menjamin kelancaran proses produksi. Persediaan yang terlalu banyak atau
persediaan yang terlalu sedikit tidak menguntungkan perusahaan.
Kekurangan persediaan suatu produk dapat berakibat terhentinya
proses produksi dan suatu ketika bisa mengalami kehabisan stok, bila
perusahaan tidak memiliki persediaan yang mencukupi, biaya pengadaan
darurat tentunya lebih mahal. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki
persediaan yang cukup besar, perusahaan dapat memenuhi permintaan
pelanggan. Namun, persediaan produk yang terlalu besar (over stock) dapat
berakibat terlalu tingginya beban biaya guna menyimpan dan memelihara
produk tersebut selama penyimpanan di gudang.
Permasalahan dilematis (kelebihan dan kekurangan) dari persediaan
tersebut menyebabkan perusahaan harus menentukan kebijakan persediaan
yang optimal. Keoptimalan dalam manajemen persediaan (Inventory
Management) didasarkan pada penentuan ukuran pemesanan (lot sizing)
agar biaya total minimal. Hal ini menyangkut pengambilan keputusan
mengenai seberapa banyak order yang harus dipesan untuk memenuhi

9
permintaan (demand) dan kebutuhan persediaan agar tidak terjadi stok habis
(shortage).
Penentuan frekuensi order dengan jumlah tertentu dan akibatnya
terhadap periode pemesanan juga membutuhkan pertimbangan yang matang
karena hal tersebut akan mempengaruhi besarnya biaya pemesanan
(ordering cost).

2.8. Pengendalian Persediaan


Dalam melaksanakan aktivitas produksinya, setiap perusahaan, apakah itu
perusahaan jasa ataupun perusahaan perdagangan serta perusahaan
manufaktur pasti mengadakan persediaan. Tanpa persediaan, perusahaan akan
dihadapkan pada resiko dua sisi mata uang, yaitu kekurangan produk pada
suatu waktu membuat permintaan pelanggan tidak terpenuhi, namun persediaan
yang berlebih akan membuat biaya penyimpanan relatif besar.
Pengertian persediaan menurut Assauri (1993) adalah suatu aktiva yang
meliputi barang-arang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih
dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan yang disediakan untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan. Assauri (1993) juga
menjelaskan bahwa persediaan yang diadakan mulai dari yang berbentuk bahan
mentah sampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk :
1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan
yang dibutuhkan perusahaan.
2) Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan
secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam
pasaran.
3) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi.
4) Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

10
5) Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya dimana
keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan
jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.
6) Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan
penggunaan atau penjualan.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembuatan makalah diatas , dapat disimpulkan bahwa


pengembangan usaha adalah Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang
pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang
pertumbuhan usaha.

Dengan menerapkan strategi – strategi usaha, memperhatikan aspek-aspek,


dan faktor yang diperlukan dalam mengembangkan usaha agar usaha dapat
berjalan dengan baik sehingga hasil akhir dari semua proses tahapan usaha berhasil.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Вам также может понравиться