Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LP PJB
LP PJB
A. Definisi
Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung congenital adalah kelainan
jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir.
Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu memberI gejala segera setelah bayi lahir;
tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau
bahkan beberapa tahun (Ngastiah,2002)
B. Etiologi
Penyebab terjadinya CHD belum dapat diketahui secara pasti tetapi, beberapa factor
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian CHD.
Faktor tersebut adalah ;
1. Faktor Prenatal
kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan
pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin disebabkan :
Kurang pengetahuan
ibu tentang keadaan Kelainan Konginetal Nutrisi tidak adekuat
anaknya
Penurunan
Tekanan ventrikel kanan Cardiac
meningkat Output
ketidak efektifan
bersihan jalan nafas
D. Klasifikasi
Terdapat berbagai cara penggolongan penyakit jantung congenital. Penggolongan yang
sangat sederhana adalah penggolongan yang didasarkan pada adanya sianosis serta
vaskuiarisasi paru, menurut (Mansjoer Arif:1999) :
1. Penyakit Jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah,
misalnya defek septum (DSV), defek septum atrium (DSA), dan duktus
arteriousus persisten (DAP)
2. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan ini
termasuk
stenosis aorta(SA),stenosis pulmonal (SP) dan koarktasio aorta
3. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini yang
paling banyak adalah tetralogi fallot (TF)
4. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi arteri besar
(TAB)
PJB Non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah Terdapak detek pada septum
ventrikel, atrium atau duktus yang tetap terbuka menyebabkan adanya pirau (kebocoran)
darah dari kiri ke kanan karena tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada
dibagian kanan.
1. Defek septum ventrikel (DSV)
DSV terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya
darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole.
2. PJB non sianotik dengan vaskularisasi paru normal. Pada penggolongan ini
termasuk stenosis aorta(SA),stenosis pulmonal (SP) dan koarktasio aorta
3. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang. Pada penggolongan ini yang
paling banyak adalah tetralogi fallot (TF)
4. Pjb sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misalnya transposisi arteri
besar (TAB)
PJB Non sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah .Terdapak detek pada septum
ventrikel, atrium atau duktus yang tetap terbuka menyebabkan adanya pirau (kebocoran)
darah dari kiri ke kanan karena tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada
dibagian kanan.
1. Defek septum ventrikel (DSV)
DSV terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya
darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada saat systole.
E. Gejala Klinis
1. INFANTS :
1. Dyspnea
2. Kesulitan Bernafas
3. Nadi lebih dari 200x/menit
4. Infeksi pernafasan berulang
5. Gagal pertambahan berat badan
6. Murmur jantung
7. Cyanosis
8. Cerebrovasculer accident
2. ANAK – ANAK :
1. Dyspnea
2. Perkembangan fisik yang buruk
3. Penurunan toleransi latihan
4. Infeksi pernafasan berulang
5. Murmur dan getaran jantung
6. Cyanosis
7. Pendek
8. Clubbing of fingers and toes (jari tangan dan kaki)
9. Peningkatan Tekanan Darah
(Haq, dkk, 2008)
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan
terhadap pasien yang menderita penyakit jantung pada umumnya. Secara spesifik data
yang dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital ini
adalah:
- Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.
- Anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
- Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. .
- Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum,
selaintrakostal dan region epigastrium.
- Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.
- Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas
- Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur,
tacipnea dan retraksi.
- Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan
terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang
terdengar pada batas kiri sternum,
- Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan dari pada
kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan
femoral.
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan
(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat
b. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada
bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
c. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi aliran
darah dan arahnya.
d. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA
kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih
besar.
(Betz & Sowden, 2002 ;377)
H. Diagnosa
1. Penurunan Cardiac Output b.d (berhubungan dengan) penurunan kontraktilftas
jantung, perubahan tekanan jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menyusui
dan makan
3. Nyeri; dada b.d Iskemia miokard
4. Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer
5. Pola nafas tidak efektif b.d peningkatan resistensi vaskuler paru
6. Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk
dan produksi sekret yang banyak
7. Intoleran aktivitas b.d kelelahan
8. Kurang pengetahuan ibu tentang keadaan anaknya b.d kurangnya infomasi
J. Komplikasi
1. Endokarditis
2. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
3. CHF
4. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
5. Enterokolitis nekrosis
6. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia
bronkkopulmoner)
7. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
8. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
9. Aritmia
10. Gagal tumbuh
(Betz & Sowden, 2002 ; 376-377, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat keperawatan:
1. Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab
lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.
2. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan
ketergantungan pada insulin.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu, dan
tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
4. Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-faktor memperlama
proses persalinan, penggunaan alat seperti vakum untuk membantu kelahiran
atau ibu harus dilakukan SC.
5. Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga lain yang
juga mengalami kelainan jantung, untuk mengkaji adanya factor genetic yang
menunjang.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang
dilakukan terhadap pasien yang menderita penyakit jantung pada umumnya. Secara
spesifik data yang dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung
congenital ini adalah:Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.Anak
terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.Diameter dada
bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. .Tanda yang menojol adalah nafas
pendek dan retraksi pada jugulum, selaintrakostal dan region epigastrium.Pada anak
yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.Anak mungkin sering
mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas
Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur,
tacipnea dan retraksi.Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan
kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang
terdengar pada batas kiri sternum, Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah
lebih tinggi pada lengan dari pada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi
lemah pada popliteal dan femoral.
4. Penigkatan volume cairan tubuh b.d kongestif vena, penurunan fungsf ginjal
Tujuan : menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan stabil, tanda-
tanda vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema.
Intervensi:
1. Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat keseimbangan cairan, timbang berat
badan anak setiap hari
Rasiona!: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dan keefektifan
terapi diuretic. Keseimbangan cairan berlanjut dan berat badan meningkat
menujukan makin buruknya gagal jantung.
2. Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali, rales,
ronchi, penambahan berat badan
Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh.
3. Secara kolaborasi berikan diuretic contoh furosemid sesuai indikasi
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang menigkatkan eksresi cairan dan
menurukan kelebihan cairan total tubuh. Berikan batasan diet natrium sesuai
indikasi
Rasional: menurunkan retensi natrium.
7. Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek
batuk dan produksi sekret yang banyak
Tujuan : Setelah dirawat tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-),
dyspnoe (-), sekret bersih
1. Auskultasi bunyi nafas tiap 2 jam
Rasional: Memantau keefektifan jalan nafas
2. Lakukan suction jika terdengar stridor/ ronchi sampai bersih.
Rasional: Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia, dan tidak terjadi
infeksi nasokomial.
3. Pertahankan suhu humidifier 35-37,5 derajat
Rasional: Membantu mengencerkan sekret
4. Monitor status hidrasi klien
Rasional: Mencegah sekret mengental
5. Lakukan Nebul/Penguapan pada anak
Rasional: Memudahkan pelepasan sekret
Haq, Ahmad Iqqamatul, dkk.2008. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Congenital
Heart Diseases (Chd). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah : Banjarmasin
Madiyono, Bambang, dkk.2005. Penanganan Penyakit Jantung Pada Bayi Dan Anak. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta
Mansjoer Arif:1999: Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid I: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit:penerbit buku kedokteran: Jakarta
Betz, L.C. & Sowden, A.L. (2002). Keperawatan Pediatric: alih bahasa, Yan Tambayong;
editor edisi bahasa Indonesia, Sari Kurnia Ningsih. Monica Este, Jakarta: EGC
Aline, Prasasty.2015. Laporan Pendahuluan PJB (Online). Available at
https://www.scribd.com/document/61747139/LP-PJB. Di unduh pada tanggal 1 April
2017